15

Saat itu Arka sudah tidak bisa lagi menahan lebih lama, ia segera mengetuk pintu hotel itu ketika Alex sudah tidak bisa lagi menahan dirinya. Ketikan pintu seketika membuat Alex dan Cahaya bangkit dari tempat tidur, saat mereka hendak melakukan sebuah hubungan terlarang itu.

"Siapa Mas?" tanya Cahaya menutup tubuhnya dengan selimut.

"Aku sendiri tidak tahu, apa mungkin pelayan hotel yang akan mengantarkan sesuatu," ucap Alex penasaran.

"Buka dulu Mas, dia ngetuk pintu terus." suruh Cahaya merasa terganggu.

Saat itu Alex memakai kembali kemejanya, tanpa mengancing nya. Lalu setelah itu ia berjalan mendekati pintu lalu membukanya, saat itu Alex dan Arka saling menatap, Arka nampak menahan amarah ketika melihat laki-laki yang sudah melepaskan kancing kemejanya itu, sementara Cahaya masih tidak menyadari bahwa yang mengetuk pintu tersebut adalah suaminya.

"Siapa ya?" tanya Alex yang tidak mengenali Arka.

Arka tak menjawab, kedua tangannya sudah mengepal, ingin rasanya menghantamkan sebuah pukulan di wajah laki-laki yang sudah berani menyentuh istrinya itu. Dan tak menunggu waktu lama, Arka pun mendorong tubuh Alex hingga tersungkur ke lantai, dengan penuh emosi Arka memukuli Alex saat ketika pintu hotel itu telah ia tutup.

Cahaya terkejut ketika melihat Arka sudah berada di ruangan yang sama dengannya, dengan cepat Cahaya menggulung selimut untuk menutupi tubuhnya, lalu dengan cepat Cahaya menghampiri Alex yang dibuat tidak berdaya oleh Arka.

"Mas, kamu apa-apaan si, lepasin Mas!" marah Cahaya yang menghalangi Arka.

"Menyingkir dari sana Cahaya, aku akan memberikan perhitungan pada laki-laki ini," ucap Arka meminta Cahaya untuk pergi dari tempat itu.

"Nggak Mas, aku nggak akan pergi, kamu yang seharusnya pergi Mas, cukup, jangan pukuli dia." jawab Cahaya lebih membela Alex.

Saat itu Arka sudah puas memukuli Alex, hingga membuatnya tak berdaya. Kala itu Arka tersadar bahwa yang bersalah bukan lah hanya Alex, melainkan istri yang ia telah ia pertahanan kan itu juga ikut bersalah.

"Kamu tega Cahaya, aku masih sah suami kamu, tapi kamu lakukan ini sama aku!" marah Arka pada Cahaya.

Saat itu Cahaya membantu Alex untuk bangun, dan setelah itu ia segera menghampiri Arka dan menatap nya lekat. Tatapan mata Cahaya yang begitu sangat tajam itu dicampuri dengan deru nafas yang tersengal.

"Aku sudah katakan berkali-kali bahwa aku minta cerai Mas! Tapi kenapa kamu tidak juga menalak dan menceraikan aku, ini bukan salahku, tapi kamu yang bersalah!" marah Cahaya membentak Arka.

"Aku berpikir kalau kamu akan berubah pikiran dan kembali sama aku, Cahaya. Tapi ternyata seperti ini jalan yang kamu, baik Cahaya, kalau memang itu yang kamu inginkan, mulai sekarang aku akan talak kamu! Dan jangan pernah kamu memberikan sepeserpun uang yang kamu dapatkan dari cara kotor ini kepada anak-anak, aku tidak akan sudi menerima uang haram mu!" murka Arka yang telah menjatuhkan talak pada Cahaya.

Saat itu Cahaya merasa sangat puas lantaran Arka telah menalak dirinya, dan saat Arka keluar dari kamar itu, Cahaya dengan cepat menutup dan menguncinya dari dalam.

Cahaya tersandar di daun pintu, kalimat talak yang dijatuhkan oleh Arka membuatnya menjadi serba salah, sebelumnya ia merasa sangat senang ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Arka, namun entah mengapa jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa sangat terluka.

Saat itu Alex menghampiri Cahaya dan mengajaknya duduk, Alex sadar bahwa saat itu Cahaya terlihat terluka, dan ia mencoba untuk mengisi kekosongan Cahaya itu dengan rayuan yang seolah dengan cepat bisa membuat Cahaya berubah.

"Sayang, aku sudah ada bersamamu beberapa minggu terakhir ini, lalu kenapa sepertinya kamu terlihat sangat murung ketika ucapan talak dijatuhkan oleh suami mu itu?" tanya Alex mengelus pipi Cahaya dengan lembut.

"Nggak Mas, aku sama sekali nggak mikirin itu kok," ucap Cahaya melempar senyum palsu.

"Lalu? Apa yang sedang kamu pikirkan Cahaya, kenapa kamu terlihat sangat terpukul?" ulang Alex penasaran.

"Aku hanya kepikiran soal anak-anak, selama bersama kamu, aku sudah memberikan banyak sekali uang untuk mereka, untuk biaya sekolah mereka, tapi kamu dengar kan, kalau tadi mas Arka bilang apa? Dia nggak mau terima uang dariku lagi." jawab Cahaya mengalihkan perasaan yang tidak karuan itu pada ucapan Arka beberapa menit yang lalu.

Alex mengangguk pelan, ia mengerti kegelisahan yang saat itu dirasakan oleh wanita bayarannya itu, namun saat itu Alex sama sekali tidak mau ikut berpikir terlalu jauh, ia menjadikan Cahaya teman di atas ranjangnya, bukan menjadikannya teman curhat atas masalah yang menimpanya.

Di saat kegelisahan yang dirasakan oleh Cahaya kala itu, Alex justru merayu Cahaya dan memintanya untuk bertanggung jawab, dengan memberikan pelayanan terbaik yang sudah dilakukan oleh Cahaya sebelum.

"Sayang, aku tidak mau berlarut memikirkan masalah mu itu, hari ini aku mengajakmu ke hotel ini karana aku ingin kamu memberikan pelayanan terbaik mu padaku," ucap Alex memberikan ciuman mesra di pundak Cahaya yang terbuka.

"Mas, hari ini aku banyak masalah, apa kamu tidak ingin memberikan aku waktu sebentar untuk memikirkan ini, aku tidak bersemangat," tolak Cahaya, lirih.

"Sayang, aku mohon, ayolah... Kita nikmati saja kebersamaan kita, toh setelah ini kamu akan mendapatkan banyak uang dariku, aku berjanji, untuk membayar semangat mu, aku akan membayar berkali-kali lipat dari biasanya." jelas Alex memaksa Cahaya.

Saat itu Cahaya akhirnya ia pasrah, tidak mungkin ia tetap menolak, sementara saat itu tubuhnya hanya tertutup dengan selimut yang ia lingkar kan, dan hal itu dapat dengan mudah Alex membukanya dan terpampang jelas surga dunia yang ia inginkan itu.

Saat Cahaya dan Alex berada dalam kenikmatan sementara itu, Arka tiba di rumah dengan kemarahan dan kemurkaan yang tak dapat ia sembunyikan. Saat itu Tasya dan Aldo sedang tidak ada di rumah, mereka berdua pergi ke taman bermain bersama anak-anak lainnya.

"Argh...."

Teriakan Arka menggema, ia berteriak sekencang mungkin hingga mengundang perhatian Wulandari yang saat itu sedang membersihkan halaman belakang kontrakan meraka itu.

"Arka, kamu sudah pulang. Nak, kamu kenapa?" tanya Wulandari menyadari kemarahan Arka saat itu.

"Cahaya Ibu, Cahaya!" maki Arka masih tak menyangka, bayangan kebersamaan antara Cahaya dengan Alex di hotel itu membuat Arka kembali murka.

"Ada apa dengan Cahaya, Arka. Apa kamu sudah mengetahui pekerjaan Cahaya?" tanya Wulandari tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Ya, aku sudah mengetahui pekerjaan Cahaya Bu, ternyata uang banyak yang dia berikan pada anak-anak tidak lebih dari hasil dia menjual dirinya pada seorang laki-laki di hotel, Bu." jelas Arka menjatuhkan air mata di kedua pipinya.

Wulandari menutup mulut dengan kedua tangannya, kebenaran yang baru saja meraka ketahui itu tentu sama membuat mereka tidak menyangka.

"Arka, kamu tidak sedang membohongi Ibu, kan?" tanya Wulandari menahan sesak di dadanya.

"Untuk apa Arka bohong Bu, Arka sendiri tidak percaya dengan kebenaran itu, tapi kedua mata Arka sendiri yang melihat semua itu. Cahaya masuk ke hotel dan saat Arka memergoki mereka, Cahaya sudah tidak memakai kain sehelai pun." jelas Arka dengan kemarahan yang tertahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!