BAB 07 - Sakit

Setelah menangis tadi malam, tidak ada lagi yang Zavia ingat. Dia tiba-tiba saja sudah terbangun dengan sepotong kain kecil yang menempel di keningnya. Dia berpikir sejenak seraya menatap benda itu lekat-lekat.

Tidak ada orang lain yang melakukan, pasti Mikhayla. Gaunnya kini sudah berganti dengan piyama, tas dan semua aksesoris yang dia gunakan sudah tersusun rapi di tempatnya.

"Astaga."

Zavia memang terlahir lemah tampaknya. Hanya karena dipeluk Renaga tadi malam, dia sampai sakit. Bukankah seharusnya biasa saja? Atau ini sudah menggambarkan jelas jika kehadiran Renaga hanya akan membuat hidupnya sakit.

Pelan-pelan dia menggerakkan tubuhnya, sungguh rasanya benar-benar tidak nyaman. Belum selesai berpikir demi menenangkan diri, perut Zavia terasa perih.

Lapar, perutnya memang kosong sejak tadi malam. Meski kepalanya masih terasa berat, Zavia tetap melangkah pelan menuju ruang makan. Sudah hampir jam sembilan, Mikhayla benar-benar tidak mengganggu waktu tidurnya.

Seperti biasa, jika pagi-pagi begini kedua orang tuanya akan sibuk dan tidak ada di rumah. Hanya ada asisten rumah tangganya di sini, Zavia yang sudah terlalu lapar segera duduk dan meraih beberapa lembar roti di sana.

Baru saja selesai mengoleskan selai di atasnya, roti itu raib seketika. Sudah biasa Zavia begini, dia tidak akan berteriak meski adiknya sudah menabuh genderang perang di pagi hari.

"Tumben, biasanya marah," sindir Azkara sengaja memancing emosi.

"Capek." Zavia benar-benar lelah, tidak ada keinginan dalam dirinya untuk bertengkar bersama Azkara.

"Oh iya? Padahal baru dipeluk, kalau lebih dari itu mati mungkin ya."

Zavia yang sejak tadi tidak peduli, sontak menatap tajam Azkara. Rasa laparnya mendadak hilang, bibir pucat Zavia ingin sekali memaki sang adik, sayangnya tenaga Zavia bahkan tidak cukup untuk membalas ucapan Azka.

"Bukan begitu, Azka ... dari kemarin aku keliling cari kado buat Cia, terus semalem pulangnya malam."

"Biasanya juga Kakak begadang, tidur cuma beberapa jam dan banyak kegiatan di luar kampus ... tidak sampai panas begini besoknya."

Zavia pasrah saja ketika adiknya menempelkan punggung tangan tanpa perasaan di keningnya. Hendak mengelak dia juga tidak bissa, ucapan Azkara memang benar dan tidak bisa dia jawab secara logika.

"Masih panas ya?"

"Hm, sedikit ... mau ke rumah sakit? Tadi Mama bilang kalau Kakak masih panas, kita berobat lagi saja."

"Tidak, nanti sembuh sendiri."

Azkara hanya mengangguk pelan, tugasnya memastikan Zavia masih bangun pagi ini sudah selesai. Pria itu segera berlalu dengan membawa tas ransel di punggungnya, sedikit berusaha mejadi anak kebanggaan Papa.

Usai sarapan, Zavia berpikir untuk mandi agar tubuhnya sedikit lebih segar. Akan tetapi, baru saja menginjakkan kaki di anak tangga ketiga, bel berbunyi berkali-kali.

Sebenarnya ingin dia abaikan, tapi khawatir jika yang datang memiliki kepentingan mendesak. Terpaksa, Zavia melangkah meski jujur saja dia lelah sekalipun hanya membuka pintu.

"Morning!!"

Betapa terkejutnya Zavia kala melihat Giska membawakan sesuatu untuknya. Tidak sendirian, tapi juga bersama Fabian dan juga Renaga.

Zavia tidak langsung menjawab, dia masih berdiri tanpa mempersilahkan mereka untuk masuk segera. Tampaknya, kehadiran Renaga membuat Zavia sedikit kaku hingga tidak seperti biasa.

"Zavia ... masih panas?"

Sama seperti Azkara yang sedikitpun tidak ada lembut-lembutnya, Fabian juga sama. Usai memastikan suhu tubuh Zavia, pria itu masuk dengan santainya seakan dia pemilik rumah.

"Masuk, Kak ... Giska, bawah buburnya sini."

Melihat sahabatnya diam saja, Fabian mengambil tindakan. Sudah dia duga, akan ada yang berbeda setelah mereka sudah sama-sama dewasa begini.

"Tahu dari mana aku sakit, Gis?"

"Mama kamu tanya kita semalam kemana saja, karena kamu sakit ... terus aku tanya Azka pagi ini kamu masih sakit, jadi aku ajak Fabian dan kak Aga sekalian."

Zavia hanya mengangguk pelan dan tidak mengucapkan apa-apa setelahnya. Didatangi dalam keadaan pucat dan berantakan semacam ini, dia sedikit malu.

Mereka sebenarnya masih sama, bahkan Giska segera menyiapkan bubur ayam yang akan mereka makan berempat pagi ini. Sementara Giska di ruang makan, Fabian sudah asik sendiri di depan televisi.

Di sisi lain Renaga yang merasa bersalah dengan keadaan Zavia memerhatikan wanita itu dari kejauhan. Apa mungkin mobilnya semalam tidak nyaman? Atau mungkin Renaga terlalu lama memeluknya di luar dan Zavia masuk angin. Pikiran-pikiran semacam itu bertebaran di kepala Renaga.

Hingga lamunannya buyar kala Giska duduk di sebelahnya. Renaga mengalihkan pandangan, apalagi saat ini di meja makan hanya ada mereka berdua. Sedangkan Zavia tampaknya tengah merayu Fabian untuk bergabung segera.

"For you, my future husband."

"Giska ...."

Renaga memejamkan matanya, ucapan spontan Giska ketika memberikan bubur itu membuat Renaga serba salah. Dia tidak setega itu membuat Giska berhenti, tapi untuk pagi ini dia tidak bisa.

"Bercanda, Kak ... serius banget," ucap Giska mengangkat kedua jemarinya sebagai permintaan maaf.

"Kita sudah dewasa, jangan terlalu banyak bercanda ... apalagi, jika perasaan yang kamu bawa. Giska paham, 'kan?" tanya Renaga lembut seraya mengacak rambutnya.

Sebenarnya aku tidak bercanda, Renaga.

"Iya, paham." Pada akhirnya dia menjawab berbeda dari apa yang dia pikirkan.

.

.

- To Be Continue -

Terpopuler

Comments

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Azkara adalah Mikhail jilid 2. sm" gila. hahaha

2024-11-22

0

@bimaraZ

@bimaraZ

kenapa ada novelmu yg terlewat aq baca kak desh....pdhl udah kemana2 baru nemu cerita zavia😊

2024-09-21

1

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Tokoh Azkara dinovel Istri rahasia dosen killer jd Sadboy😁 dinovel Hijrah cinta sang pendosa jd pemeran utama 😁

2024-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Biar Waktu Yang Menjawab
2 BAB 02 - Kilas Balik
3 BAB 03 - Akhiri
4 BAB 04 - Tujuh Tahun Itu Lama.
5 BAB 05 - Didewasakan Keadaan
6 BAB 06 - Sebentar Saja
7 BAB 07 - Sakit
8 BAB 08 - Seperti Dahulu
9 BAB 09 - Harus Apa?
10 BAB 10 - Sadar
11 BAB 11 - Pengakuan Fabian
12 BAB 12 - Terlalu Lelah
13 BAB 13 - Kau Berhak Memilih
14 BAB 14 - Demi Dia
15 BAB 15 - Nanti Saja
16 BAB 16 - Selalu Salah
17 BAB 17 - Sama Saja
18 BAB 18 - Renaga Buta Warna
19 BAB 19 - Dia Galak
20 BAB 20 - Belum, Bukan Berarti Tidak.
21 BAB 21 - Tetaplah Begini
22 BAB 22 - Jangan Dipaksa
23 BAB 23 - First Time
24 BAB 24 - Rosalin
25 BAB 25 - Pertama?
26 BAB 26 - Firasat Seorang Papa
27 BAB 27 - Jaga Dia Sepenuhnya
28 BAB 28 - Terbuka
29 BAB 29 - Egois Sedikit Saja
30 BAB 30 - Hingga Esok Hari
31 BAB 31 - Nanti Malam?
32 BAB 32 - Munafik
33 BAB 33 - Dia Selemah Itu
34 BAB 34 - Kamu Tidak Sendiri
35 BAB 35 - Aku Walimu
36 BAB 36 - Mati Rasa
37 BAB 37 - Pulang
38 BAB 38 - Apa Mungkin Salah?
39 BAB 39 - Muak
40 BAB 40 - Jangan Asing Ya
41 BAB 41 - Tawaran
42 BAB 42 - Tidak Begitu Awalnya
43 BAB 43 - Menjemputmu
44 BAB 44 - Luka dan Rasa Bersalah
45 BAB 45 - Mengulang
46 BAB 46 - Terakhir
47 BAB 47 - Ujian Suami
48 BAB 48 - Tertangkap Mertua
49 BAB 49 - Aku Takdirmu
50 BAB 50 - Keraguan
51 BAB 51 - Kerinduan
52 BAB 52 - Baik Sekali
53 BAB 53 - Beruntungnya Dia
54 BAB 54 - Permintaan Maaf
55 BAB 55 - Tidak Seindah Bayangan
56 BAB 56 - Kabar Baik
57 BAB 57 - Tidak Akan Lama
58 BAB 58 - Hadiah Paling Istimewa
59 BAB 59 - Belum Jodoh
60 BAB 60 - Bertemu
61 BAB 61 - Jangan Becanda
62 BAB 62 - Permintaan
63 BAB 63 - Benar-Benar Bertemu
64 BAB 64 - Dia
65 BAB 65 - Terima kasih dan Maaf
66 BAB 66 - Tidak Sesuai Harapan
67 BAB 67 - Sepotong Hati
68 BAB 68 - Tidak Semengerikan Itu
69 BAB 69 - Persahabatan (Kalian)
70 Promo Karya Baru (Sean) - Pernikahan Tak Terduga
71 BAB 70 - Kehidupan Setelahnya
72 BAB 71 - Sudah Tua
73 BAB 72 - Aruni Giova Anderson
74 BAB 73 - Garis Takdir (End)
75 Season Dua - BAB 01- Sendiri
76 Season Dua - BAB 02 - Merindu
77 Season Dua - BAB 03 - Tidak Ada Yang Berbeda
78 Season Dua - BAB 04 - Penasaran
79 Season Dua - BAB 05 -Dibalik Tirai
80 Season Dua - BAB 06 - Bayar?
81 Season Dua - BAB 07 - Kau Menghinaku?
82 Season Dua - BAB 08 - Rindu Yang Sama
83 Season Dua - BAB 09 - Tidak Sesuai Harapan
84 Season Dua - BAB 10 - Mahal
85 Season Dua - BAB 11 - Basa-Basi
86 Season Dua - BAB 12 - Dua Minggu
87 Season Dua - BAB 13 - Terbongkar
88 Season Dua - BAB 14 - Tidak Terduga
89 Season Dua - BAB 15 - Kau Mempermainkanku?
90 Season Dua - BAB 16 - Lupakan?
91 Season Dua - BAB 17 - Wanita Jinak
92 Promo Karya - Unchichah Sanskeh
93 Season Dua - BAB 18 - Masih Waras
94 Season Dua - BAB 19 - Bicara Dari Hati
95 Season Dua - BAB 20 - Calon Suami
96 Season Dua - BAB 21 - Menikahlah Denganku
97 Season Dua - BAB 22 - Mine
98 Season Dua - BAB 23 - Melihat Diri Sendiri
99 Season Dua - BAB 24 - Mommy?
100 Season Dua - BAB 25 - Serti Daddy
101 Season Dua - BAB 26 - Jungkir Balik
102 Season Dua - BAB 27 - Buktikan
103 Season Dua - BAB 28 - Pasangan
104 Season Dua - BAB 29 - Janji Setia
105 Season Dua - BAB 30 - Takut?
106 Season Dua - BAB 31 - Sungguh
107 Season Dua - BAB 32 - Mahligai Impian (Giska End)
108 Bonus Visual Mahligai Impian
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 01 - Biar Waktu Yang Menjawab
2
BAB 02 - Kilas Balik
3
BAB 03 - Akhiri
4
BAB 04 - Tujuh Tahun Itu Lama.
5
BAB 05 - Didewasakan Keadaan
6
BAB 06 - Sebentar Saja
7
BAB 07 - Sakit
8
BAB 08 - Seperti Dahulu
9
BAB 09 - Harus Apa?
10
BAB 10 - Sadar
11
BAB 11 - Pengakuan Fabian
12
BAB 12 - Terlalu Lelah
13
BAB 13 - Kau Berhak Memilih
14
BAB 14 - Demi Dia
15
BAB 15 - Nanti Saja
16
BAB 16 - Selalu Salah
17
BAB 17 - Sama Saja
18
BAB 18 - Renaga Buta Warna
19
BAB 19 - Dia Galak
20
BAB 20 - Belum, Bukan Berarti Tidak.
21
BAB 21 - Tetaplah Begini
22
BAB 22 - Jangan Dipaksa
23
BAB 23 - First Time
24
BAB 24 - Rosalin
25
BAB 25 - Pertama?
26
BAB 26 - Firasat Seorang Papa
27
BAB 27 - Jaga Dia Sepenuhnya
28
BAB 28 - Terbuka
29
BAB 29 - Egois Sedikit Saja
30
BAB 30 - Hingga Esok Hari
31
BAB 31 - Nanti Malam?
32
BAB 32 - Munafik
33
BAB 33 - Dia Selemah Itu
34
BAB 34 - Kamu Tidak Sendiri
35
BAB 35 - Aku Walimu
36
BAB 36 - Mati Rasa
37
BAB 37 - Pulang
38
BAB 38 - Apa Mungkin Salah?
39
BAB 39 - Muak
40
BAB 40 - Jangan Asing Ya
41
BAB 41 - Tawaran
42
BAB 42 - Tidak Begitu Awalnya
43
BAB 43 - Menjemputmu
44
BAB 44 - Luka dan Rasa Bersalah
45
BAB 45 - Mengulang
46
BAB 46 - Terakhir
47
BAB 47 - Ujian Suami
48
BAB 48 - Tertangkap Mertua
49
BAB 49 - Aku Takdirmu
50
BAB 50 - Keraguan
51
BAB 51 - Kerinduan
52
BAB 52 - Baik Sekali
53
BAB 53 - Beruntungnya Dia
54
BAB 54 - Permintaan Maaf
55
BAB 55 - Tidak Seindah Bayangan
56
BAB 56 - Kabar Baik
57
BAB 57 - Tidak Akan Lama
58
BAB 58 - Hadiah Paling Istimewa
59
BAB 59 - Belum Jodoh
60
BAB 60 - Bertemu
61
BAB 61 - Jangan Becanda
62
BAB 62 - Permintaan
63
BAB 63 - Benar-Benar Bertemu
64
BAB 64 - Dia
65
BAB 65 - Terima kasih dan Maaf
66
BAB 66 - Tidak Sesuai Harapan
67
BAB 67 - Sepotong Hati
68
BAB 68 - Tidak Semengerikan Itu
69
BAB 69 - Persahabatan (Kalian)
70
Promo Karya Baru (Sean) - Pernikahan Tak Terduga
71
BAB 70 - Kehidupan Setelahnya
72
BAB 71 - Sudah Tua
73
BAB 72 - Aruni Giova Anderson
74
BAB 73 - Garis Takdir (End)
75
Season Dua - BAB 01- Sendiri
76
Season Dua - BAB 02 - Merindu
77
Season Dua - BAB 03 - Tidak Ada Yang Berbeda
78
Season Dua - BAB 04 - Penasaran
79
Season Dua - BAB 05 -Dibalik Tirai
80
Season Dua - BAB 06 - Bayar?
81
Season Dua - BAB 07 - Kau Menghinaku?
82
Season Dua - BAB 08 - Rindu Yang Sama
83
Season Dua - BAB 09 - Tidak Sesuai Harapan
84
Season Dua - BAB 10 - Mahal
85
Season Dua - BAB 11 - Basa-Basi
86
Season Dua - BAB 12 - Dua Minggu
87
Season Dua - BAB 13 - Terbongkar
88
Season Dua - BAB 14 - Tidak Terduga
89
Season Dua - BAB 15 - Kau Mempermainkanku?
90
Season Dua - BAB 16 - Lupakan?
91
Season Dua - BAB 17 - Wanita Jinak
92
Promo Karya - Unchichah Sanskeh
93
Season Dua - BAB 18 - Masih Waras
94
Season Dua - BAB 19 - Bicara Dari Hati
95
Season Dua - BAB 20 - Calon Suami
96
Season Dua - BAB 21 - Menikahlah Denganku
97
Season Dua - BAB 22 - Mine
98
Season Dua - BAB 23 - Melihat Diri Sendiri
99
Season Dua - BAB 24 - Mommy?
100
Season Dua - BAB 25 - Serti Daddy
101
Season Dua - BAB 26 - Jungkir Balik
102
Season Dua - BAB 27 - Buktikan
103
Season Dua - BAB 28 - Pasangan
104
Season Dua - BAB 29 - Janji Setia
105
Season Dua - BAB 30 - Takut?
106
Season Dua - BAB 31 - Sungguh
107
Season Dua - BAB 32 - Mahligai Impian (Giska End)
108
Bonus Visual Mahligai Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!