Bab 18 Sedih Dan Kecewa

Cici Dewangga dan juga Naomi memandang Jovanka Baron dengan tatapan tanya. Entah kenapa sahabatnya itu hanya sibuk mengaduk-aduk minumannya dengan sebuah sedotan tetapi tidak juga meminumnya.

"Ada apa sih Jo? kok gak semangat gitu?" tanya Naomi dengan wajah penasarannya. Cici pun membuka suara menimpali pertanyaan Naomi.

"Iya nih, padahal tadi nilai final test udah langsung diumumkan sama pak Doktor Rizal kalau yang tertinggi itu nilainya Jovanka Baron tapi kok orangnya sedih sih?"

"Tauk tuh, harusnya kan seneng, apa jangan-jangan?" Mini Geraldine ikutan menambahkan dengan wajah yang nampak tak nyaman dipandang. Bibirnya terangkat mencibir.

"Jangan-jangan apa Min? Kamu Kok suka banget bikin kita penasaran!" ujar Cici Dewangga dengan tatapan lurus ke arah sahabatnya itu.

"Tauk ah. Biar Jojoba aja yang jelasin ke kita semua. Ia sudah terlalu banyak menyimpan rahasia sama kita-kita lho." Mini Geraldine semakin memanas-manasi suasana di meja mereka berempat.

Jovanka hanya tersenyum tipis. Ia tahu betul kalau Mini Geraldine masih menyimpan rasa tak suka padanya karena masalah senior mereka yaitu Zion Sakti sang ketua BEM yang telah menolak cintanya karena masih mengharapkan dirinya.

"Jo, katakan saja ada apa sih sebenarnya, kalau kita bisa bantu kenapa tidak iyya gak?" Naomi meraih tangan sahabatnya itu dengan penuh perhatian.

"Ah ini bukan masalah besar sebenarnya. Aku aja yang terlalu baper."

"Gak apa-apa Jo. Katakan saja. Siapa tahu bisa bikin hatimu tenang 'kan?" Naomi masih saja memaksa karena ia ingin Jovanka kembali ceria seperti biasanya.

"Aku cuma sedih aja sih karena ini hari terakhir Aku jadi pengasuhnya Ruby. Anak itu udah dekat banget sama Aku. Rasanya gak tega banget berpisah dengannya," ujar Jovanka dengan wajah murung.

"Ah iya ya. Sekarang kan tgl 28 jadi itu artinya kamu udah bebas dong. Asyik, kita bisa hanging out lagi sama-sama." Cici Dewangga tersenyum lebar dengan wajah yang sangat gembira. Ia tidak menyadari bahwa gara-gara itulah Jovanka jadi merasa sedih dan juga murung.

"Kamu sedih karena Ruby atau karena Papanya anak itu Jo?" tanya Mini Geraldine dengan nada menyindir. Bibirnya pun ikut mencebik karena perasaan kesalnya pada Jovanka.

"Min, kamu itu kenapa sih? sahabat lagi sedih kok disindir-sindir kayak gitu." Naomi mulai tampak kesal gara-gara Mini yang sepertinya suka sekali menyudutkan Jovanka.

"Lah emang benar kan. Kamu gak rela keluar dari rumah itu bukan karena Ruby tapi karena Papanya yang bisa memberimu apa yang kamu mau!" Mini Geraldine menatap Jovanka dengan mata berkilat marah.

"Terserah kamu Min. Mau ngomong apa," jawab Jovanka dengan perasaan kacau. Ia tidak ingin membantah perkataan sahabatnya itu karena sesungguhnya ia memang berat berpisah dengan keduanya. Dua orang itu sama-sama memiliki tempat yang sangat khusus di hatinya.

"Nah tuh. Kalau Jojoba tak menyangkal berarti emang benar 'kan apa yang Aku katakan." Mini Geraldine semakin diatas angin. Ia tersenyum miring karena dengan apa yang dirasakan oleh temannya itu.

"Iya. Apa yang kamu katakan emang benar Min. Lalu apa masalahmu hah?" Jovanka sudah tidak bisa lagi menahan perasaannya. Ia menatap gadis dihadapannya dengan wajah kesal.

Sungguh hatinya sekarang ini sangat tidak baik-baik saja. Sejak semalam ia sudah merasa sangat gelisah dilanjutkan esok paginya Radith Aditya mengabaikannya seolah-olah mereka berdua tidak saling kenal.

Dan sekarang saat perasaan galaunya menumpuk sahabatnya sendiri pun mengatakan hal yang sangat menyinggung perasaannya.

"Kamu sengaja menyembunyikan identitas Papanya Ruby karena apa Jo?" Wajah Jovanka berubah warna. Ia nampak sangat terpengaruh dengan pertanyaan Mini Geraldine.

"Karena kamu ingin mengambil keuntungan sendiri. Kamu ingin jadi mahasiswi kesayangan dengan menggadaikan keindahan tubuhmu itu untuk mendapatkan nilai yang terbaik!" Jovanka merasakan darahnya mendidih. Ia mencengkram gelas jus dihadapannya dengan sangat keras.

"Cukup! Kamu sudah terlalu banyak bicara Mini Geraldine!" Jovanka merasakan airmatanya susah siap untuk merebak dari kelopak matanya. Hatinya sangat sakit dengan tuduhan semua orang padanya. Ia pun berdiri dari duduknya dan meraih tasnya. Ia pergi dari sana dengan tangis pecah.

"Mini, kamu kok kayak gitu sih?" Naomi memandang wajah sahabatnya itu dengan perasaan kesal. Ia tidak menyangka kalau hubungan persahabatan diantara mereka akan hancur seperti ini.

"Kenapa? Apa aku salah? kalian lihat sendiri nilai-nilai yang diperoleh Jovanka sangat luar biasa. Bisa-bisa dia dapat predikat Cumlaude."

"Lalu kenapa Min? Bukankah Jovanka memang cerdas dan rajin." Cici Dewangga menimpali dengan wajah yang masih tampak kesal.

"Karena ia tinggal bersama dengan Pak Radith Aditya.!"

"Apa?!" teriak Naomi dan Cici Dewangga dengan suara tertahan.

"Kalian belum tahu 'kan? Jadi kalian masih percaya kalau nilai yang didapatkan Jovanka itu murni karena usahanya. Padahal...?" Cici dan Naomi saling berpandangan. Mereka kini tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

🌺

Jovanka menyusut airmatanya dengan menggunakan punggung tangannya. Ia pergi dari kampusnya dengan tangis sesenggukan. Beberapa mahasiswa yang melihatnya menangis seperti itu menjadikannya bahan gosip yang tidak jelas.

Gadis itu langsung naik ke sebuah ojek yang kebetulan lewat. Ia tidak ingin lagi menunggu Kang Udin untuk sama-sama menjemput Ruby di sekolahnya.

Gadis itu sudah memutuskan untuk pergi dari Rumah Radith Aditya hari itu juga. Taruhannya sudah ia lakukan sesuai dengan kesepakatan dengan sahabat-sahabatnya.

Dan sekarang ia berjanji tidak akan menjalin hubungan khusus dengan dosen duda itu lagi untuk menghindari persangkaan buruk sahabat-sahabatnya.

"Kamu siapa?" tanya seorang perempuan paruh baya dengan tampilan glamour ketika ia tiba di rumah Radith Aditya.

"Eh, maaf Bu. Saya pengasuhnya Ruby."

"Pengasuh?" tanya perempuan itu lagi dengan tatapan menilai. Ia memandang Jovanka dari atas kebawah dengan wajah tanpa ekspresi.

"Iya Bu. Tapi hari ini saya sudah selesai. Jadi saya kesini hanya untuk mengambil pakaian saya saja. Permisi," jawab Jovanka seraya melanjutkan langkahnya ke arah kamar Ruby.

Rania pun memanggil Bik Mina untuk menjelaskan kebingungannya dengan keberadaan gadis cantik yang nampak tidak seperti seorang pengasuh itu.

Setelah mengambil semua pakaiannya, Jovanka pun keluar dari kamar itu kemudian menuju ke dapur untuk bertemu dengan Bik Mina. Ia ingin berpamitan pada perempuan baik hati itu yang selama ini melayaninya dengan sangat baik.

"Bik, Aku permisi ya, mau pulang ke rumah. Titip Ruby ya," ujar Jovanka seraya meraih tangan Asisten Rumah Tangga itu untuk bersalaman. Kesedihannya berusaha ia tutupi agar tidak nampak.

"Lho Non, kok mau pergi sih? gimana dengan Non Ruby kalau nyari. Pasti dia nangis."

"Gak apa-apa Bik. Bentar lagi kan Ruby udah punya Mama, jadi Ruby pasti tidak akan butuh pengasuh lagi." Rania tiba-tiba muncul dihadapan dua orang itu dengan senyum diwajahnya.

Deg

Jovanka merasakan kupingnya memanas. Hatinya bagaikan diremas dengan sangat keras sampai ia merasakan sangat sakit.

Jadi karena itu Pak Radith tidak lagi menyapaku tadi pagi? Rupanya ia sudah mempunyai calon istri.

Bodoh kamu Jo! Radith Aditya sama saja dengan Randy Jaya dan semua pria brengsek di Dunia ini.

"Mari Bu. Saya permisi. Assalamualaikum." Ia pun pergi dari rumah itu dengan menahan agar cairan bening dari kelopak matanya tidak juga tumpah saat itu juga. Sungguh ia ingin sekali memeluk bundanya di Rumah dan mengadukan rasa sedihnya.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat jojoba

2023-07-14

0

Susilawati Rela

Susilawati Rela

apa maksud ibu itu? dia itu neneknya Ruby ya???

2023-02-12

2

🍁🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie N𝐀⃝🥀CA☠ᵏᵋᶜᶟ🦂

🍁🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie N𝐀⃝🥀CA☠ᵏᵋᶜᶟ🦂

cepat pulang.... ayooo buruan pulang

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!