Bab 17 Mama Jo

Makan malam yang cukup canggung sangat terasa di ruang makan itu. Hanya Ruby yang sibuk berceloteh menambah suara peraduan sendok dan juga piring di atas meja makan itu.

Radith Aditya dan juga Jovanka Baron belum juga mau saling menyapa setelah kejadian tadi di ruang kerja pemilik rumah itu. Sebuah kegiatan menyenangkan yang cukup memacu adrenalin mereka berdua dan sepertinya sangat ingin mereka ulangi lagi.

"Apa kakak Jo punya adik?" tanya Ruby seraya mengunyah makanan yang baru saja di suap oleh gadis cantik itu ke dalam mulutnya.

"Iya sayang, tapi adik Kakak Jo udah besar. Gak bisa diajak main seperti Ruby."

"Luby gak mau punya adik besal. Luby cuma mau punya adik kecil supaya bisa main telus."

"Hehehe, tapi nanti semua orang akan besar sayang," jawab Jovanka dengan bibir menahan untuk tidak tertawa.

"Gak mau. Luby mau punya adik kecil tapi tidak boleh besal. Papa bisa kan belikan Luby adik di toko?" Ruby memandang wajah Papanya dengan tatapan serius.

Radith Aditya yang sejak tadi mencuri-curi pandang pada gadis cantik yang sedang sibuk menyuapi putrinya itu tersentak kaget.

"Papa!"

"Ya, ada apa sayang?" tanyanya dengan wajah bingung. Ia cepat-cepat berpura-pura sibuk mengaduk makanan yang ada diatas piringnya.

"Luby mau adik kecil untuk ditemani main Balbi-Balbi."

"Hah? adik?"

"Iya Papa, semua teman Luby di sekolah juga punya adik kecil. Meleka lucu dan bisa main sama-sama."

Radith Aditya tidak bisa menjawab. Ia hanya memandang Jovanka yang ternyata juga sedang memandangnya.

Untuk beberapa detik mata mereka berdua berada pada titik yang sama. Mereka berdua merasakan sengatan tak kasat mata bagaikan aliran arus listrik yang sangat tinggi tegangannya.

Jovanka menarik tatapannya karena tidak kuat dengan gelenyar aneh yang sudah berhasil mengantarkan pesan yang sangat indah kedalam hatinya.

"Ruby, makan lagi sayang. Masih banyak lho ini," ujar Jovanka dengan cepat. Ia lalu menyuap lagi gadis cilik itu agar tidak menanyakan soal adik pada Papanya yang pasti tidak bisa dijawab oleh Doktor muda itu.

Radith Aditya tersenyum samar melihat bagaimana Jovanka bisa mengatasi masalahnya. Dadanya berdebar kencang hanya karena membayangkan kalau gadis itu bisa berada di rumahnya dan mendampinginya setiap saat seperti ini.

18 tahun, apa mungkin bisa menjadi ibu dari Ruby?

Tanyanya dalam hati dengan segala macam pertimbangan.

Pria itu pun segera menyelesaikan makanannya dan pergi dari ruangan makan itu. Ia ingat kalau harus melakukan sesuatu di ruang kerjanya.

"Kakak Jo, Apakah Papa bisa kasih Luby adik?' tanya Ruby setelah makanannya di atas piringnya telah ia habiskan. Rupanya gadis cilik itu masih juga memikirkan tentang adik.

'Bisa sayang, tapi Ruby harus punya mama dulu. Nanti adiknya akan datang dari perut Mamanya Ruby," jawab Jovanka dengan sebuah debaran keras didadanya. Entah kenapa ia membayangkan dirinyalah yang akan mengandung adik kecil untuk Ruby.

Astaghfirullah .Apa yang kamu pikirkan Jo?!

"Tapi kan Luby tidak punya Mama Kakak Jo. Kata Papa, mama udah gak ada dan bisa pulang kesini," ujar gadis kecil itu dengan wajah yang tiba-tiba tampak sangat sedih. Jovanka langsung memeluk gadis kecil itu dan mencium pucuk kepalanya.

"Apa kakak mau jadi Mamanya Luby?" tanya gadis kecil itu seraya memandang wajah Jovanka dengan mata berkaca-kaca. Jovanka menganggukkan kepalanya kemudian memeluk gadis kecil itu lagi kedalam pelukannya.

"Holeee, Mama Jo. hihihi," Ruby langsung berteriak dengan suara bahagia. Ia begitu senang karena pasti akan mendapatkan adik kecil jika sudah mempunyai seorang mama.

"UPS. Jangan ribut dong. Nanti Papa dengar bisa marah dia." Jovanka langsung menutup mulut gadis kecil itu karena merasa malu. Ia tak mau kalau dosennya itu akan tahu kalau ia ternyata memang sangat menginginkan pria itu.

*Jangan terlalu berharap Jo. Kamu mungkin hanya akan jadi mainan pria itu.

Tak ada komitmen diantara kalian*.

Yang ada hanya hasrat sesaat saja Jo. Jangan sampai kamu lupa diri. Gadis itu terus menerus menstimulasi otaknya untuk tidak berharap lebih.

"Udah makan. Kita ke kamar dan kerja PeEr dari Miss.Susi, okey?"

"Okey siap Mama Jo!" Ruby langsung melompat dari kursinya dengan wajah bahagia. Jovanka hanya bisa tersenyum lucu karena tidak pernah menyangka kalau di usianya yang 18 tahun ini ada yang memanggilnya Mama.

Mereka berdua pun kembali ke kamar untuk belajar bersama. Besok pagi ia akan mengikuti final test. Dan itu berarti adalah besok merupakan hari terakhirnya di rumah ini. Tak terasa ia sudah melaksanakan taruhan itu selama sebulan.

🌺

Malam itu Radith Aditya tidak bisa menutup matanya. Ia merasakan hatinya sangat gelisah. Bayang-bayang rasa bibir Jovanka begitu mengusik hatinya.

Bukan hanya bibir gadis itu yang sangat mengganggu kelelakiannya yang sudah bertahun-tahun tidak pernah lagi merasakan benda kenyal dan manis seperti itu. Akan tetapi anggota tubuh lainnya pun sangat ingin ia rasakan kembali.

Ia benar-benar menginginkan gadis itu sekarang juga. Atau ia akan sakit kepala dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Sadar Radith! ia tidak halal buatmu.

Sebuah suara dari sisi kanan hatinya membuatnya sadar saat kakinya sudah berada di depan kamar putrinya.

Astaghfirullah. Ya Allah.

Pria itu meraup wajahnya kasar karena menyadari kalau ia sudah terlalu jauh melangkah selama ini. Ia sudah menyentuh tubuh gadis itu padahal belum resmi ia miliki.

Ia pun kembali ke kamarnya dengan berusaha menenangkan perasaannya yang sangat gelisah karena sesuatu yang sangat bergolak di dalam dirinya harus ia lepaskan.

Maafkan Aku Tuhan

Ia terus mengulang-ulang kalimat itu untuk meredakan hasrat yang benar-benar menyiksanya saat ini. Akhirnya dengan sangat terpaksa ia hanya bisa membayangkan wajah dan tubuh Jovanka berada dalam kuasanya.

"Aaaaargh," erangnya sangat nikmat saat pelepasan itu datang dengan bersolo karier. Ia tahu kalau ini adalah kesalahan dan sangat dilarang dalam keyakinan yang ia anut. Akan tetapi ia lebih merasa bersalah nantinya jika ia merusak gadis itu yang jelas-jelas bukan istrinya.

Sementara itu Jovanka juga tidak bisa tidur malam itu. Ia merasa sangat sedih kalau harus meninggalkan Ruby dan juga rumah itu esok harinya. Ia sedang memikirkan kata-kata apa yang akan ia katakan pada gadis cilik yang sedang berada dalam pelukannya itu.

"Ruby sayang, Maafkan Kakak ya," ujarnya pelan seraya mencium pipi kiri dan kanan Ruby kemudian berusaha untuk tidur.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut kak

2023-07-14

0

Uya Suriya

Uya Suriya

Ruby....cari adiknya di shopee aja...😁😁😁... dijamin dedenya tak bakalan besar....!!!!

2023-03-06

1

Susilawati Rela

Susilawati Rela

mama Jo....panggilan yg bagus itu....🤭🤭🤭

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!