Bab 6 Vitamin Mata

Radith Aditya menggeliat pelan kemudian membuka matanya. Seperti biasa, sejak ia menjadi single parent karena kepergian Felicia dari hidupnya, ia selalu terbangun ditengah malam untuk memeriksa Ruby di kamar pribadi gadis kecil itu.

Setelah itu ia akan melaksanakan sholat dua rakaat di sepertiga malam itu untuk lebih mendekatkan dirinya pada sang Khaliq. Pintu kamar itu pun ia buka dan kembali merasakan sesuatu bergolak dalam syaraf-syarafnya.

Di atas ranjang sedang itu, Ruby sedang memeluk gadis pengasuhnya yang masih sangat muda akan tetapi ukuran bagian-bagian tubuhnya sudah sangat menarik perhatian kaum pria seperti dirinya.

Tangan Ruby yang mungil ia taruh di atas perut rata gadis itu yang terbuka karena pakaian tidur gadis Pengasuh itu tersingkap ke atas. Dan alhasil menampilkan hampir keseluruhan tubuh bagian atas gadis itu.

Seketika inti dirinya menggeliat dan bahkan meronta hanya karena melihat tampilan yang menggoda dari gadis centil itu. Ia pun beristigfar berkali-kali karena mulai membayangkan yang tidak-tidak.

Ruby sepertinya sedang sangat aman bersama pengasuhnya. Tapi kenapa Aku yang merasa tidak aman ya?

Ini sungguh tidak dibenarkan. Aku bisa gila nantinya.

Apa Aku memang sudah harus mulai menerima tawaran Mama untuk menikah lagi.

Pria itu terus bermonolog dalam hati untuk mengeluarkan semua pikiran-pikiran yang mulai sangat terganggu hanya karena keberadaan gadis itu beberapa jam di rumahnya.

Oh tidak! Bagaimana kalau sebulan?

Dengan menarik nafas berat ia segera keluar dari kamar itu untuk mengambil air wudhu agar hati dan pikirannya kembali tenang.

Sebuah hal yang luar biasa sebenarnya karena ia bisa bertahan selama hampir 4 tahun menduda tanpa melakukan sebuah aktifitas yang menyenangkan dengan lawan jenis.

Ia terlalu sakit hati dengan pengkhianatan Felicia hingga tak pernah lagi berpikir untuk menjalin hubungan dengan perempuan manapun.

Akan tetapi kali ini imannya sedang diuji oleh gadis centil yang mengaku ingin jadi pengasuh Ruby. Jovanka benar-benar polos dan tak merasa bersalah kalau pria seperti dirinya sedang tak baik-baik saja jika melihatnya berpenampilan seperti itu.

Setelah mandi di waktu dini hari itu ia pun sholat dan membaca kitab suci untuk meredakan hasrat yang entah kenapa tidak bisa ia abaikan.

Dua juz Alquran ia baca tanpa mengantuk sama sekali. Sampai waktu subuh datang, ia pun sholat dan tak berniat membangunkan Ruby atau juniornya akan ikut bangun lagi karena masih sangat penasaran dengan gadis itu.

"Papa, selamat pagi. Luby kok gak dibangunin, sekalang udah siang Pa," ucap Ruby yang datang dengan tampilan yang sudah sangat cantik dan juga rapih. Radith Aditya tersenyum dengan mata layu karena baru merasakan kantuk.

"Wah, Ruby udah cantik dan sangat harum. Biarpun Papa gak bangunin tapi kan Ruby sekarang udah siap berangkat ke sekolah," jawab sang Papa seraya menciumi pipi kiri dan kanan gadis cilik itu.

"Kakak Jo yang bantu Luby mandi dan belpakaian, kan biasanya Papa," rajuk gadis cilik itu menunjukkan rasa protesnya.

"Eh, itulah kenapa Kakak Jo ada di sini. Supaya bisa gantiin Papa ngurus Ruby sayang, Papa kan mau kerja dan sering pulang sampai sore."

"Oh gitu ya Pa? jadi kakak Jo bisa juga jadi mamanya Luby?" tanya gadis cilik itu dengan tatapan polosnya pada sang Papa.

"Uhukkkk uhukkkk uhukkkk," Radith Aditya entah kenapa langsung tersedak dengan air liurnya sendiri.

"Duh Papa, kok jadi batuk-batuk? udah ah Luby mau ke sekolah sekalang, Assalamualaikum Alaikum, mmmuah mmmuah." Ruby mengecup pipi kiri dan kanan pria yang sangat dekat dengannya itu dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Saya ikut Ruby Pak, mau ngampus dulu," ujar Jovanka bermaksud berpamitan pada pria pemilik rumah itu.

"Ah iya, hati-hati," balas Radith Aditya tanpa mau melihat Jovanka yang tampak sangat cantik hari itu dengan tampilan yang lebih tertutup. Sebuah rok pensil ia pakai dipadukan dengan blouse lengan panjang.

"Dadah Papa," Ruby berteriak nyaring seraya melambaikan tangannya. Ia pun naik ke atas mobil yang akan dibawa oleh seorang supir pribadi keluarga Radith Aditya.

Sekitar 15 menit kemudian, mereka sampai di sekolah Ruby. Sekolah Paud yang baru 3 bulan ini ia tempati belajar.

"Dadah Ruby," ucap Jovanka saat anak itu sudah turun dari mobil.

"Nanti jemput Luby ya Kak," balas gadis cilik itu dengan senyum cerahnya. Baru kali ini ia merasa sangat bahagia berangkat ke sekolah.

Dan ia akan menceritakan pada Miss. Susi sebagai gurunya di kelas kalau ia sudah mempunyai seorang kakak yang cantik dan juga baik.

"Insyaallah kalau kakak udah gak belajar ya sayang," jawab Jovanka dengan wajah tak kalah senang. Mereka pun berpisah di depan kelas anak itu. Jovanka kembali naik ke mobil dan diantar ke kampusnya oleh sang sopir.

"Saya jemputnya jam berapa Non?" tanya Kang Udin sang sopir. Jovanka langsung melihat jam tangannya kemudian menjawab, "Nanti Aku hubungi ya Kang. Soalnya jadwalnya kadang berubah."

"Iya deh Non," jawab kang Udin kemudian meninggalkan kampus tempat gadis itu menuntut ilmu.

"Wah, hebat nih jadi pengasuh, dapat perlakuan istimewa dari sang Papa duda," ujar Mini Geraldine bermaksud menggoda gadis yang baru masuk ke halaman kampus itu.

"Ya iya dong, Aku kan pengasuh spesial, hehehe," jawab Jovanka Baron dengan senyum diwajahnya.

"Ciee cieee yang jadi pengasuh, mau juga dong," ujar Naomi ikut tertarik dengan godaan teman-temannya.

"Jadi penasaran nih sama si Papa duda, pengen juga ih," timpal yang lain dengan semangat.

"Eh udah ah, tuh dosen pengganti Prof. Asfah Rahman sudah datang. Yuk buruan masuk ke kelas." Naomi langsung meminta semua temannya untuk masuk karena kelas jam pertama sudah akan mulai.

Mereka pun segera menuju kelas yang ada di lantai dua gedung perkuliahan itu. Tak ada lagi yang membahas tentang masalah pengasuh dan taruhan yang mereka lakukan.

"Selamat pagi semuanya," sapa seorang dosen muda dan sangat keren yang baru masuk ke dalam ruangan kelas itu. Semua mata mahasiswi perempuan langsung berubah cerah melihat pengganti Professor yang sudah pensiun itu.

"Vitamin mata Jo. Aku janji akan rajin ngampus kalau gini," bisik Mini Geraldine pada Jovanka yang sedang sibuk mencari diktat dan juga pulpennya di dalam tasnya.

Jovanka mengangkat wajahnya dan tiba-tiba saja tak sengaja menatap mata pria yang sedang berdiri di depan kelas yang juga sedang menatapnya.

Deg

🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut

2023-07-13

0

shebina putri

shebina putri

kaaannnnnnn rezeqy joooo 😁😁😁

2023-04-15

1

Mammeng

Mammeng

asfah rahman???....kyk kenalll....🤔🤔

2023-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!