Bab 2 Bertemu Lagi

"Stop! Stop! Stop! Berhenti di sini aja Pak!" teriak Jojoba pada driver ojol yang akan mengantarnya pulang ke rumahnya. Tangannya ia gunakan untuk memukul bahu sang ojol dengan keras.

"Kita 'kan belum sampai mbak," ujar kang ojol dengan tangan kiri dan kanan mengerem mendadak motor matiknya.

"Awwww! pelan-pelan dong kalau mau berhenti!" teriak Jojoba dengan wajah meringis. Helm yang dipakainya sampai terantuk dengan keras ke helm sang driver.

"Mbaknya sih minta berhenti pakai mukul segala. Kan kirain udah kebelet gitu." gerutu pria itu dengan tampang tak berdosa.

"Udah ah Pak, gak usah kesal begitu. Cukup Aku aja yang kesal hari ini. Nih Aku kasih bonus," ucap gadis itu seraya melepaskan helm kemudian menyerahkannya pada driver itu. Ongkos perjalanannya pun tak lupa ia serahkan dengan bonusnya.

Jojoba langsung berlari ke arah taman bermain yang sudah disiapkan oleh Pak lurah di kelurahan tempatnya tinggal. Ia harus melaksanakan taruhan itu sekarang juga atau ia akan dianggap pecundang.

Caranya adalah ia harus mencari anak yang sedang bermain di tempat itu yang tidak sedang didampingi oleh Nanny atau orangtuanya.

Matanya pun menatap berkeliling mencari anak-anak yang sedang sendirian bermain di tempat itu.

"Ah itu dia. Kayaknya lagi sendirian tuh," ucapnya dengan wajah gembira. Ia pun mendekat seraya mengeluarkan beberapa potong coklat dan juga lolipop.

"Cilukbaaaa...," ucapnya pada seorang anak perempuan berumur kira-kira empat tahunan. Gadis kecil berambut pirang itu langsung menatapnya dengan tatapan bingung.

Jojoba kembali menutup wajahnya dengan telapak tangannya kemudian membukanya lagi seraya berucap, "Cilukbaaaa...,"

Gadis kecil itu tersenyum kemudian menyerahkan bonekanya pada Jojoba.

"Kakak pasti tidak punya teman ya?" tanya gadis cilik itu dengan tatapan serius ke arah Jovanka Baron.

"Ah iya kamu betul sekali. Makanya Aku kesini karena mau punya teman seperti kamu cantik," balas gadis berusia 18 tahun itu dengan wajah bahagianya.

"Benalkah? Aku juga tidak punya teman kakak. Kita belteman yuk," ucap gadis cilik itu seraya menyodorkan jari kelingkingnya kepada Jojoba. Gadis berusaha 18 tahun itu menyambutnya dengan antusias. Mereka berdua saling menautkan jari kelingking mereka dengan perasaan senang.

"Holee Aku udah punya teman!" teriak gadis cilik itu seraya melompat dan memeluk Jojoba.

"Nama kamu siapa cantik?"

"Nama Aku Luby. Kalau kakak namanya sapa?" Ruby balas bertanya serata memandang wajah Jojoba.

"Namaku Kak Jojoba."

"Ah lucu namanya, Jo Jo Ba hihihihi."

"Kamu juga lucu Libur hihihihi,"

Jojoba semakin senang. Ia sangat yakin misinya pasti berhasil saat ini karena gadis cilik dihadapannya pasti tidak mempunyai seorang pengasuh. Ruby juga sudah nampak tertarik padanya.

"Boleh gak kakak main ke rumah kamu?"

"Boleh. Aku suka kalo punya teman. Di lumah Cepi gak ada yang mau temenan cama aku. Gadis kecil itu pun menunduk dengan wajah yang tiba-tiba sangat sedih.

Hati Jovanka tersentuh. Ia jadi sangat kasihan pada anak kecil yang sangat cantik dihadapannya ini. Diam-diam ia jadi merasa bersyukur karena mempunyai adik yang selalu ia temani berantem.

"Mama sama Papa sibuk ya?" tanya Jojoba seraya meraih tangan Ruby agar duduk di sampingnya. Ruby tidak menjawab. Bibirnya yang tadi selalu tersenyum saat kedatangannya kita berubah menjadi mangkuk terbalik. Ia nampak ingin menangis.

Radith Aditya yang melihat dari jauh putrinya bersama dengan orang asing langsung berlari ke arah mereka dengan cepat. Tadinya ia meninggalkan putrinya itu untuk membeli minuman.

Berita tentang maraknya penculikan anak membuatnya sangat khawatir. Ia langsung meraih putrinya ke dalam pelukannya kemudian menatap Jojoba yang juga menatapnya.

"Kamu?!" pria itu hanya bisa mengucapkan kata itu karena sudah pernah bertemu dengan gadis centil dihadapannya.

"Eh, Pak, Eh Mas kita bertemu lagi," ucap Jojoba dengan perasaan gugup. Ia langsung berdiri dari duduknya. Ia merapikan rambut dan pakaiannya dengan sangat penuh drama. Sudah lama ia ingin bertemu lagi dengan pria penolongnya malam itu.

"Papa, ini teman Luby. Namanya kakak Jo Jo Ba," ucap Ruby memperkenalkan. Seketika hati Jojoba mencelos. Ruby memanggilnya Papa, berarti pria itu sudah tidak bisa lagi dijangkau oleh tangannya.

"Oh Jo Jo Ba ya? nama yang unik. Terimakasih banyak ya udah jaga putriku. Sekarang kami pulang duluan. Selamat sore."

"Aku belum mau pulang Papa. Aku masih mau main sama kakak Jo," rengek Ruby tak mau pulang.

"Tapi ini sudah sore sekali sayang, nanti main lagi sama kakak ya?" bujuk Radit Aditya pada putrinya yang sedang merajuk itu.

Tubuh anak itu bagaikan terkena lem pada kursi taman itu. Ia sama sekali tidak ingin bergerak dari sana membuat Radit Aditya jadi bingung.

Jangan ditanya perasaan Jojoba saat ini. Ia sangat senang dengan senyum cerah diwajahnya. Dalam hati ia terus berdoa agar gadis cilik itu semakin merajuk agar ia bisa ikut pulang bersama dengan mereka.

"Gak mau pulang Papa!" teriak Ruby seraya berlari ke arah Jojoba dan memeluk gadis itu. Radit Aditya langsung memandang Jojoba untuk meminta pertolongan.

"Luby pulang dulu ya, kata Papa ini udah sore sayang," ucap Jojoba yang langsung membuat pria tampan di hadapannya itu tersenyum lega.

"Aku mau pulang kalau kakak ikut! kita main lagi di lumah." balas gadis cilik itu dengan tegas.

"Ruby. Gak boleh ngajak kakak seperti itu. Ini udah hampir malam lho. Kakak Jo Jo Ba pasti juga sudah ingin pulang iyyakan?"

"Ah tidak apa-apa Pak. Aku bisa kok ikut pulang bersama kalian. Aku kan tinggal di daerah sini juga," jawab gadis itu wajah berbinar senang.

"Hah?"

"Ah iya baiklah. Kita pulang sama-sama," ujar Radit Aditya mengalah. Sungguh ia merasa risih untuk pulang ke rumahnya dengan seorang gadis cantik dan juga sangat seksih seperti itu. Ia takut akan fitnah.

"Holeee, kita pulang sama-sama," Ruby meloncat kegirangan karena keinginannya diikuti oleh sang Papa. Jovanka alias Jojoba ikut senang. Karena sebentar lagi ia akan mengirimkan video atau fotonya di rumah anak itu.

Mereka pun pulang ke Rumah dengan mengunakan mobil Radit Aditya. Jarak antara taman dan gang Seruni sekitar 500 meter.

"Ayo masuk kakak. Aku tunjukkan mainanku yang sangat banyak," ucap Ruby seraya menarik tangan Jojoba ke dalam rumah minimalis tetapi sangat mewah dan juga rapih itu.

"Wow mainannya banyak sekali Ruby, ini seperti istana mainan," ucap Jovanka dengan mata takjub dengan isi kamar yang cukup luas itu.

"Iya Kakak. Tapi aku seling main sendili jadinya suka sedih dan tidak enak," jawab gadis cilik itu dengan wajah berubah sendu.

"Mama kemana sayang?" tanya Jovanka hati-hati. Ia meraih tubuh Ruby ke dalam pelukannya.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

nyimak dulu ya kak

2023-07-11

0

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

namanya lucu Jojoba.. jomblo jomblo bahagia😅

2023-02-16

2

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

aku like lgi

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!