"Stop! Stop! Stop! Berhenti di sini aja Pak!" teriak Jojoba pada driver ojol yang akan mengantarnya pulang ke rumahnya. Tangannya ia gunakan untuk memukul bahu sang ojol dengan keras.
"Kita 'kan belum sampai mbak," ujar kang ojol dengan tangan kiri dan kanan mengerem mendadak motor matiknya.
"Awwww! pelan-pelan dong kalau mau berhenti!" teriak Jojoba dengan wajah meringis. Helm yang dipakainya sampai terantuk dengan keras ke helm sang driver.
"Mbaknya sih minta berhenti pakai mukul segala. Kan kirain udah kebelet gitu." gerutu pria itu dengan tampang tak berdosa.
"Udah ah Pak, gak usah kesal begitu. Cukup Aku aja yang kesal hari ini. Nih Aku kasih bonus," ucap gadis itu seraya melepaskan helm kemudian menyerahkannya pada driver itu. Ongkos perjalanannya pun tak lupa ia serahkan dengan bonusnya.
Jojoba langsung berlari ke arah taman bermain yang sudah disiapkan oleh Pak lurah di kelurahan tempatnya tinggal. Ia harus melaksanakan taruhan itu sekarang juga atau ia akan dianggap pecundang.
Caranya adalah ia harus mencari anak yang sedang bermain di tempat itu yang tidak sedang didampingi oleh Nanny atau orangtuanya.
Matanya pun menatap berkeliling mencari anak-anak yang sedang sendirian bermain di tempat itu.
"Ah itu dia. Kayaknya lagi sendirian tuh," ucapnya dengan wajah gembira. Ia pun mendekat seraya mengeluarkan beberapa potong coklat dan juga lolipop.
"Cilukbaaaa...," ucapnya pada seorang anak perempuan berumur kira-kira empat tahunan. Gadis kecil berambut pirang itu langsung menatapnya dengan tatapan bingung.
Jojoba kembali menutup wajahnya dengan telapak tangannya kemudian membukanya lagi seraya berucap, "Cilukbaaaa...,"
Gadis kecil itu tersenyum kemudian menyerahkan bonekanya pada Jojoba.
"Kakak pasti tidak punya teman ya?" tanya gadis cilik itu dengan tatapan serius ke arah Jovanka Baron.
"Ah iya kamu betul sekali. Makanya Aku kesini karena mau punya teman seperti kamu cantik," balas gadis berusia 18 tahun itu dengan wajah bahagianya.
"Benalkah? Aku juga tidak punya teman kakak. Kita belteman yuk," ucap gadis cilik itu seraya menyodorkan jari kelingkingnya kepada Jojoba. Gadis berusaha 18 tahun itu menyambutnya dengan antusias. Mereka berdua saling menautkan jari kelingking mereka dengan perasaan senang.
"Holee Aku udah punya teman!" teriak gadis cilik itu seraya melompat dan memeluk Jojoba.
"Nama kamu siapa cantik?"
"Nama Aku Luby. Kalau kakak namanya sapa?" Ruby balas bertanya serata memandang wajah Jojoba.
"Namaku Kak Jojoba."
"Ah lucu namanya, Jo Jo Ba hihihihi."
"Kamu juga lucu Libur hihihihi,"
Jojoba semakin senang. Ia sangat yakin misinya pasti berhasil saat ini karena gadis cilik dihadapannya pasti tidak mempunyai seorang pengasuh. Ruby juga sudah nampak tertarik padanya.
"Boleh gak kakak main ke rumah kamu?"
"Boleh. Aku suka kalo punya teman. Di lumah Cepi gak ada yang mau temenan cama aku. Gadis kecil itu pun menunduk dengan wajah yang tiba-tiba sangat sedih.
Hati Jovanka tersentuh. Ia jadi sangat kasihan pada anak kecil yang sangat cantik dihadapannya ini. Diam-diam ia jadi merasa bersyukur karena mempunyai adik yang selalu ia temani berantem.
"Mama sama Papa sibuk ya?" tanya Jojoba seraya meraih tangan Ruby agar duduk di sampingnya. Ruby tidak menjawab. Bibirnya yang tadi selalu tersenyum saat kedatangannya kita berubah menjadi mangkuk terbalik. Ia nampak ingin menangis.
Radith Aditya yang melihat dari jauh putrinya bersama dengan orang asing langsung berlari ke arah mereka dengan cepat. Tadinya ia meninggalkan putrinya itu untuk membeli minuman.
Berita tentang maraknya penculikan anak membuatnya sangat khawatir. Ia langsung meraih putrinya ke dalam pelukannya kemudian menatap Jojoba yang juga menatapnya.
"Kamu?!" pria itu hanya bisa mengucapkan kata itu karena sudah pernah bertemu dengan gadis centil dihadapannya.
"Eh, Pak, Eh Mas kita bertemu lagi," ucap Jojoba dengan perasaan gugup. Ia langsung berdiri dari duduknya. Ia merapikan rambut dan pakaiannya dengan sangat penuh drama. Sudah lama ia ingin bertemu lagi dengan pria penolongnya malam itu.
"Papa, ini teman Luby. Namanya kakak Jo Jo Ba," ucap Ruby memperkenalkan. Seketika hati Jojoba mencelos. Ruby memanggilnya Papa, berarti pria itu sudah tidak bisa lagi dijangkau oleh tangannya.
"Oh Jo Jo Ba ya? nama yang unik. Terimakasih banyak ya udah jaga putriku. Sekarang kami pulang duluan. Selamat sore."
"Aku belum mau pulang Papa. Aku masih mau main sama kakak Jo," rengek Ruby tak mau pulang.
"Tapi ini sudah sore sekali sayang, nanti main lagi sama kakak ya?" bujuk Radit Aditya pada putrinya yang sedang merajuk itu.
Tubuh anak itu bagaikan terkena lem pada kursi taman itu. Ia sama sekali tidak ingin bergerak dari sana membuat Radit Aditya jadi bingung.
Jangan ditanya perasaan Jojoba saat ini. Ia sangat senang dengan senyum cerah diwajahnya. Dalam hati ia terus berdoa agar gadis cilik itu semakin merajuk agar ia bisa ikut pulang bersama dengan mereka.
"Gak mau pulang Papa!" teriak Ruby seraya berlari ke arah Jojoba dan memeluk gadis itu. Radit Aditya langsung memandang Jojoba untuk meminta pertolongan.
"Luby pulang dulu ya, kata Papa ini udah sore sayang," ucap Jojoba yang langsung membuat pria tampan di hadapannya itu tersenyum lega.
"Aku mau pulang kalau kakak ikut! kita main lagi di lumah." balas gadis cilik itu dengan tegas.
"Ruby. Gak boleh ngajak kakak seperti itu. Ini udah hampir malam lho. Kakak Jo Jo Ba pasti juga sudah ingin pulang iyyakan?"
"Ah tidak apa-apa Pak. Aku bisa kok ikut pulang bersama kalian. Aku kan tinggal di daerah sini juga," jawab gadis itu wajah berbinar senang.
"Hah?"
"Ah iya baiklah. Kita pulang sama-sama," ujar Radit Aditya mengalah. Sungguh ia merasa risih untuk pulang ke rumahnya dengan seorang gadis cantik dan juga sangat seksih seperti itu. Ia takut akan fitnah.
"Holeee, kita pulang sama-sama," Ruby meloncat kegirangan karena keinginannya diikuti oleh sang Papa. Jovanka alias Jojoba ikut senang. Karena sebentar lagi ia akan mengirimkan video atau fotonya di rumah anak itu.
Mereka pun pulang ke Rumah dengan mengunakan mobil Radit Aditya. Jarak antara taman dan gang Seruni sekitar 500 meter.
"Ayo masuk kakak. Aku tunjukkan mainanku yang sangat banyak," ucap Ruby seraya menarik tangan Jojoba ke dalam rumah minimalis tetapi sangat mewah dan juga rapih itu.
"Wow mainannya banyak sekali Ruby, ini seperti istana mainan," ucap Jovanka dengan mata takjub dengan isi kamar yang cukup luas itu.
"Iya Kakak. Tapi aku seling main sendili jadinya suka sedih dan tidak enak," jawab gadis cilik itu dengan wajah berubah sendu.
"Mama kemana sayang?" tanya Jovanka hati-hati. Ia meraih tubuh Ruby ke dalam pelukannya.
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Normah Basir
jojo tipikal supel dan ramah gampang ngambil hati orang
2024-08-06
0
Dewi Zahra
nyimak dulu ya kak
2023-07-11
0
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
namanya lucu Jojoba.. jomblo jomblo bahagia😅
2023-02-16
2