Bab 11 Tugas Apa

"Luby ngantuk Kakak Jo, pengen bobok," rajuk gadis kecil berusia 4 tahun itu saat Kang Udin menghentikan mobilnya di depan Rumah. Jovanka tersenyum kemudian mengelus lembut kepala gadis cilik itu.

"Kita udah sampai Rumah sayang, Kakak juga ngantuk jadi kita berdua akan tidur siang setelah makan, okey?"

"Hum iya kak. Hoammm," Ruby mengangguk kemudian menguap. Anak itu benar-benar nampak sangat ngantuk dan lelah. Ia pun turun dari mobil saat Kang Udin membuka pintu kendaraan roda empat itu. Jovanka mengikutinya seraya membawakan tas dan perlengkapan belajarnya.

"Assalamualaikum!" salam Ruby dengan suara nyaring saat Bik Mina menjemputnya di depan pintu.

"Waalaikumussalam cantik. Alhamdulillah udah pulang ya." Bik Mina menjawab dengan senyum diwajahnya.

"Iya Bik. Tapi Luby mau capek sekali, sekalang mau bobok," ujar Ruby kemudian berlalu dari hadapan Asisten Rumah Tangga itu.

"Aku bawa Ruby ke kamarnya ya Bik," timpal Jovanka yang ikut dibelakang gadis cilik itu.

"Iya Non," jawab perempuan paruh baya itu tersenyum. Ia memandang dua gadis itu dengan tatapan senang.

Rumah ini kembali ramai setelah sekian lama, semoga saja Pak Radith mau menjadikan gadis itu sebagai Mama sambung untuk Ruby. ujarnya dalam hati.

"Eh, ya ampun, saya kok mikirnya kejauhan gitu sih? tadi kan orang tua gadis cantik itu meminta saya untuk mengawasi putrinya agar ia tidak terlalu dekat dengan Tuan Radith, aduh," gumamnya seraya memukul dahinya pelan.

"Ah sudahlah. Saya mau menyiapkan makan untuk mereka berdua. Mereka pasti lapar." Ia pun pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk dua gadis beda usia itu.

"Nah, sekarang kita makan dulu ya, kakak udah lapar banget," ujar Jovanka saat ia sudah mengganti pakaian sekolah Ruby dengan pakaian santai.

"Luby udah makan bekal di sekolah Kakak. Sekalang mau bobok aja, hoaamm," jawab gadis cilik itu seraya menguap. Jovanka jadi yakin kalau gadis kecil ini pasti ini memang rutin untuk tidur siang pada jam seperti sekarang ini.

"Hem, baiklah sayang. Sekarang Kakak temani kamu bobok ya." Jovanka pun membawa gadis cilik itu ke ranjangnya dan menemaninya tidur.

Ia pikir setelah gadis kecil itu tertidur maka ia akan ke ruang makan untuk makan siang tetapi ternyata ia juga ikut tertidur.

🌺

Jam 5 Sore, Radith Aditya tiba di rumah itu dan langsung menuju kamarnya untuk mandi. Cuaca panas siang itu cukup membuat semua orang merasa gerah berada di luar ruangan.

Setelah mandi dan merasa sudah cukup segar. Ia pun keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan putrinya yang sudah sangat ia rindukan.

"Bik, Ruby mana?" tanyanya pada Bik Mina.

"Sepertinya masih di kamarnya Tuan."

"Jovanka juga udah pulang 'kan?"

"Iya Tuan. Setelah makan siang mereka berdua tidak pernah keluar-keluar lagi dari kamar."

"Oh gitu? Saya akan melihat mereka kalau begitu." Pria itu pun melangkahkan kakinya ke arah kamar putrinya.

Ia pun mendorong pintu kamar itu dengan pelan kemudian memasuki kamar putri kecilnya yang bernuansa merah muda itu.

Sebuah pemandangan yang sangat menarik perhatiannya ia saksikan tak berkedip. Ada rasa hangat yang menjalar dari dalam hatinya.

Jovanka dan Ruby sedang asyik mewarnai gambar di lantai kamar itu. Mereka berdua nampak sangat menikmati kegiatan itu sampai-sampai tidak menyadari keberadaannya.

"Kakak Jo, untuk kuping kelincinya Luby mau kasih walna ini boleh gak?" Ruby menunjukkan pewarna di tangannya pada Jovanka yang juga sedang menghadapi satu buah gambar.

"Coklat ya? hum boleh kok." jawab Jovanka seraya melihat sekilas pada gadis kecil itu kemudian melanjutkan memainkan pensil warnanya diatas gambarnya sendiri.

"Asyik, Luby suka walna coklat kayak Papa." ujar Ruby dengan sangat gembira. Ia pun bangun dan segera melompat pada pria yang sedang berdiri dihadapannya.

Gadis kecil itu baru melihat kalau Papanya sudah lama berada di tempat itu.

"Papa, liat gambalnya Luby, cantik 'kan?" Ia memperlihatkan satu gambar yang sudah berhasil ia warnai.

"Cantik banget sayang," jawab Radith Aditya dengan senyum lebar di wajahnya.

Mendengar ada suara pemilik rumah itu Jovanka pun langsung bangun dari posisinya yang sedang tengkurap di atas lantai dengan sebuah bantal yang mengganjal dadanya.

Tangannya ia gunakan untuk memperbaiki letak rok mini yang pastinya sudah tidak menutupi tubuhnya yang seharusnya.

"Eh Pak Radith, udah lama ya, maaf saya tidak lihat," ujar Jovanka yang berubah lebih sopan dan segan dari biasanya. Karena ia baru tahu kalau pria tampan dihadapannya ini adalah seorang dosen yang mengajarnya di kelas.

Ia pun segera mencari kain untuk menutupi bagian atasnya yang hanya menggunakan tank top mini. Sebuah kebiasaannya menggunakan pakaian mini yang pastinya mengganggu mata pria normal seperti Radith Aditya.

Pria tampan yang sejak tadi mendapatkan asupan gizi dan vitamin pada matanya itu hanya tersenyum kemudian menundukkan pandangannya.

Ya Tuhan, Apakah ini rezeki atau musibah buatku?

Kenapa gadis ini selalu saja Aku dapati dalam keadaan yang sangat menggoda seperti itu?

Radith Aditya merutuki dirinya sendiri yang sejak tadi merasakan sesuatu dari dalam dirinya bergejolak dan meminta hal yang tidak boleh dilakukannya.

"Papa, kakak Jo pintal banget mewalnai kayak Miss. Susi di sekolah," ujar Ruby dengan suara nyaring nya. Radith Aditya langsung tersenyum kemudian menjawab.

"Oh ya? Apa Papa boleh belajar mewarnai juga sama Kakak Jo?"

"Kak Jo, Papa juga mau belajal sama kakak, boleh gak?" Ruby langsung meninggalkan Papanya kemudian lari menubruk Jovanka yang berdiri tak nyaman di dalam kamar itu.

"Eh, siapa bilang kakak pintar. Itu gambar Kakak belum selesai sayang, nanti deh kakak lanjutin ya, Kakak mau kerja PeEr dulu."

"Eh Kakak punya Pe El juga?"

"Iya, dan gurunya galak. Jadi kakak mau kerja sekarang ya, kamu lanjutkan saja mewarnainya sayang," ujar Jovanka seraya membawa Ruby kembali ke tempatnya semula. Setelah melihat Radith Aditya yang memandangnya seperti itu, ia jadi teringat kalau ia mempunyai tugas yang harus dikerjakan dan harus dikirimkannya lewat email.

Gadis itu berjalan ke arah Radith Aditya kemudian menengadahkan kedua tangannya di depan pria tampan itu.

"Bisa saya minta handphone saya Pak?" pintanya dengan tatapan memohon. Berjam-jam tidak bersentuhan dengan benda pipih elektronik itu rasanya hidupnya begitu hambar. Ia juga ingin mengerjakan tugasnya lewat handphone itu.

"Untuk apa? Kamu temani saja Ruby mewarnai dan tidak perlu bermain handphone," jawab Radith Aditya dengan wajah berubah serius.

"Aku tidak mau kalau kamu bermain handphone pada saat bersama dengan putriku. Ruby sendiri tidak Aku biarkan menggunakan benda itu."

"Tapi tugas saya Pak? Bagaimana?" Jovanka menatap mata elang dosennya itu dengan wajah yang mulai kesal.

"Kamu kerjakan di kamarku saja. Handphonenya ada di sana!" titah pria itu dan langsung keluar dari kamar itu tanpa mau menerima alasan lagi.

Jovanka merasakan mulutnya terbuka karena kaget dengan kata-kata pria itu barusan.

Mengerjakan tugas di dalam kamar seorang dosen tampan? Tugas macam mana yang bisa ia lakukan?

"Ruby sayang. Kakak ke kamar Papa dulu ya, kamu lanjutkan mewarnainya saja," ujar Jovanka meminta izin.

"Iya Kakak. Jangan lama-lama ya," jawab Ruby tanpa mengalihkan pandangannya pada gambar kelincinya.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat kak

2023-07-14

0

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

jngan lama ea akak.... uby angen

2023-03-14

0

Uya Suriya

Uya Suriya

pak dosennya mulai jahat...

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!