Bab 16 Kamu Milikku

"Apa maksud anda sebenarnya Pak Dr. Radith Aditya yang terhormat!" Jovanka menatap tajam duda keren dihadapannya dengan emosi tertahan. Hatinya begitu kesal saat ini pada pria dihadapannya ini. Tangannya sampai ia genggam erat karena ingin meremas wajah tampan dan sok cool itu.

"Duduklah Jo. Kalau bicara pada orang yang lebih tua kamu harusnya lebih sopan." Radith Aditya dengan santai melipat tangannya di depan dadanya seraya tersenyum pada gadis yang tampak sangat kesal itu.

Jovanka menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak menyalak. Sungguh ia sangat emosi karena baru saja mendapatkan pesan dari Pak Randy Jaya kalau ia dikeluarkan dalam kepanitiaan.

"Orang yang lebih tua itu harusnya bisa bersikap baik dan juga tentu saja bisa menjadi seorang contoh yang patut diteladani." Jovanka tidak juga duduk sesuai perintah pria itu. Ia malah membalas dengan kalimat sindiran.

"Duduklah Jo, tak baik marah-marah seperti itu Hem."

"Terima kasih banyak Pak Doktor yang terhormat. Tapi Aku tidak Ingin duduk sebelum anda menjelaskan kenapa saya dikeluarkan dari kepanitiaan oleh Pak Randy Jaya."

"Oh masalah itu toh? Rupanya Pak Randy Jaya sangat pengertian ya. Saya tidak menyangka kalau ia sangat bisa bergerak cepat seperti ini."

"Jadi memang benar kalau ini semua gara-gara bapak?" Jovanka menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perasaan yang sangat sakit.

Gadis itu sudah lama menginginkan kegiatan ini terjadi dan juga terlibat dalam kepanitiaan. Akan tetapi pria di hadapannya ini malah membuat semua usahanya hancur seketika.

"Kamu tidak boleh ikut dalam kegiatan Pak Randy Jaya. Jadi saya rasa kita tak perlu lagi membahasnya, okey?" Radith Aditya tersenyum penuh kemenangan kemudian meninggalkan Jovanka di dalam ruangan itu.

Gadis yang tampak sangat kesal itu langsung berlari kearah Radith Aditya dan menarik kaos pria itu.

"Katakan Pak Doktor! Apa salahku kenapa anda lakukan ini hah? Bagaimana dengan nilai mata kuliah dari Pak Randy Jaya yang 3 sks itu!" Jovanka berteriak keras dengan tangis yang sudah mulai pecah.

"Nilai? Kamu hanya memikirkan nilai Jo?"

"Tentu saja Pak. Bagi mahasiswa seperti kami. Mendapatkan nilai yang terbaik adalah tujuan kami mengikuti semua permintaan dan keinginan dosen." Jovanka menjawab dengan tatapan tajam pada pria dihadapannya. Ia harus mengatakan itu karena ia yakin semua dosen juga pasti tahu apa yang ia maksudkan.

Radith Aditya menarik nafas panjang kemudian memandang gadis itu dengan rasa kesal yang kembali muncul di dalam hatinya.

"Jadi benar apa yang Aku pikirkan tentang dirimu Jovanka. Kamu berada di sini untuk mengambil perhatianku agar kamu mendapatkan nilai yang sangat baik begitu?!"

"Hah?" Gadis itu menatap pria dihadapannya dengan wajah tak percaya. Tuduhan pria itu kembali ia dengar dan membuatnya sangat kesal. Ia sungguh tidak pernah berniat seperti itu.

"Baiklah, sekarang Aku ingin kamu menuruti semua keinginanku dan akan aku berikan nilai yang sangat bagus untuk mu," ujar Radith Aditya seraya menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya. Tangannya tidak tinggal diam. Ia bergerak kebagian belakang Jovanka yang begitu padat berisi.

Jovanka menggigit bibirnya menahan amarahnya karena kembali merasa dilecehkan. Akan tetapi ia sudah bertekad untuk membalas pria itu. Ia pun mengalungkan tangannya pada leher duda beranak satu itu kemudian berusaha untuk tersenyum dengan sangat manis.

Ia sudah telanjur dicap sebagai gadis nakal begitu pikirnya. Jadi ia tidak akan berhenti sampai pria itu bertekuk lutut dibawah kakinya. Dan sekarang Ia ingin tahu sejauh apa pria itu bertahan dengan apa yang akan dilakukanmya.

Tatapannya ia arahkan pada bibir tebal dan sangat seksih milik dosen yang sangat tampan itu.

Jari-jarinya ia mainkan dengan sangat menggoda di seluruh permukaan wajah sang dosen.

Radith Aditya balas menatap mata gadis itu yang sepertinya sudah merasakan satu perasaan asing merambat ke seluruh pembuluh darahnya.

Ia yang tadinya hanya berniat untuk memberi pelajaran pada gadis centil itu kini mulai terbakar. Apalagi bibir sensual gadis itu sudah mulai menyentuh permukaan bibirnya.

Tangan kirinya tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Jovanka hingga jarak mereka sangat terkikis. Tubuh bagian depan gadis itu yang begitu sangat kencang dan kenyal ia rasakan menyentuh dadanya. Sementara tangan kanannya meremass bokong gadis itu dengan sangat lembut.

Jovanka tersentak kaget dengan gerakan cepat pria itu padanya. Tubuhnya ia rasakan bergetar hebat. Sebuah perasaan asing merambat dengan sangat cepat dari seluruh urat-urat syarafnya.

Ia merasakan sesuatu yang sangat luar biasa indah dan nikmat. Jiwa dan raganya terasa berada di dunia lain. Ia lupa diri apalagi bibirnya tiba-tiba saja diraih dengan sangat lembut oleh pria itu.

Radith Aditya mengulumm daging kenyal itu dengan sangat lembut. Sampai Jovanka merasa kehabisan pasokan oksigen barulah ia lepaskan dengan perasaan tak rela.

Aku tahu ini ciuman pertama mu Jo dan kamu berani untuk menggodaku hem.

Pria itu harus melepaskan pengasuh centil itu atau ia akan lupa diri dan merusak gadis yang ia yakini masih sangat polos itu. Ibu jarinya bergerak menyentuh bibir yang nampak masih basah itu.

"Aku yang akan mengusahakan nilai yang bagus untukmu tapi jangan sekali-kali mengikuti kemauan Pak Randy Jaya. Kamu sekarang adalah milikku, mengerti?" bisik Radith Aditya dengan tatapan lurus kedalam mata bening yang sangat indah itu.

*Ingat Jo, kalau itu tidak ada hubungannya dengan perkuliahan jangan pernah mau diajak oleh dosen manapun," ujarnya lagi dengan suara bergetar menahan hasrat yang bergejolak dari dalam dirinya.

Ia pun melepaskan gadis itu dan segera meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang tak terbendung. Ia mengepalkan tangannya dengan sangat keras karena takut akan berbalik dan memangsa gadis itu lagi.

Jovanka sendiri menyentuh bibirnya yang masih merasakan kelembutan sentuhan pria yang mampu membuatnya menyerahkan dirinya seperti itu. Ia pun segera menutup wajahnya yang terasa memanas dengan apa yang baru saja mereka berdua lakukan.

"Kakak Jo kenapa?" tanya Ruby yang tiba-tiba saja memasuki ruangan kerja Papanya itu.

"Ruby? kamu disini sayang? Sejak kapan kamu disini Hem?" Jovanka merasa sangat kaget dan tiba-tiba merasa sangat khawatir. Jangan sampai gadis cilik itu melihat apa yang baru saja mereka lakukan.

"Luby balu saja masuk sini. Luby cali-cali kakak Jo tapi tidak ada di Kamal." Jovanka menarik nafas lega. Ia pun membawa gadis cilik itu keluar dari ruangan itu untuk meredakan debaran didadanya yang menggila.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

si pak dosen malah yg kacau pikirannya terbius pesona jojoba 🤩🤩🤩.

2023-08-06

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat kak

2023-07-14

0

Uya Suriya

Uya Suriya

kau milikku....akupun milikmu...dalam suka dan duka...cinta bersemi...teringat film jadul meriam Bellina n sandro Tobing

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!