Mata kuliah sebanyak 2 sks itu akhirnya selesai dengan aman dan damai. Mahasiswa cukup antusias belajar, bukan hanya karena dosennya keren tetapi juga cara pria itu menyampaikan materi dengan sangat baik.
"Well, terima kasih banyak karena telah bekerjasama dengan baik. Kalian bisa lebih memahami materi tadi dan beberapa materi lainnya melalui blog saya," ucap Radith Aditya sebelum menutup perkuliahan pagi itu.
"Siap Pak!"
"Untuk tugas kalian, buat rangkuman tentang materi yang kita bahas selama kurang lebih 90 menit yang lalu dan kirim lewat email. Saya tunggu sebelum jam 8 malam."
"Siap Pak!"
"Dan Jovanka Baron, kamu punya dua tugas. Ingat tadi apa kesalahanmu?!" Radith Aditya kembali memandang Jovanka Baron yang sepertinya mulai mengutak-atik lagi handphonenya. Rasa kesal pria itu kembali terpancing.
"Jovanka!"
"Eh iya Pak. Saya dengar kok," jawab gadis itu dengan tangan segera menyingkirkan handphonenya ke sisi lain meja di hadapannya.
"Handphonenya saya ambil ya, kamu sejak tadi saya perhatikan selalu saja main handphone." Pria itu langsung mengambil handphone milik Jovanka dan membawanya keluar dari ruangan setelah menutup perkuliahan itu.
"Eh Pak, itu handphone saya," ucap Jovanka dan langsung keluar dari kursinya untuk memburu dosen keren itu. Radith Aditya tidak menghentikan langkahnya meskipun gadis itu masih terus mengikutinya.
Jovanka terus meminta benda pipih miliknya itu dengan merengek manja. Ia tidak mau kalau pria itu membuka handphonenya yang tidak ia kunci dan mendapati banyak rahasia pribadinya disana.
"Pak plis," Jovanka mendahului langkah sang dosen dan menyalip langkahnya agar pria itu segera berhenti. Beberapa mahasiswa yang melihatnya yang seperti itu ada yang mencibir melihat mahasiswa baru seperti Jovanka sangat kecentilan seperti itu.
"Plis lah Pak, nanti saya kirim tugas lewat emailnya pakai apa?" tanya Jovanka dengan wajah dibuat sedih. Matanya ia kedip-kedipkan dengan sangat manja dan lucu.
"Kamu bisa pakai laptop kan," jawab Radith Aditya seraya menyingkirkan tubuh Jovanka dari hadapannya.
"Pak, aduh plis. Jangan diambil dong handphone saya. Nanti Kang Udin nelpon atau Ruby minta saya temani pulang gimana?"
"Alasan kamu banyak sekali Jo, saya yang akan menghubungi Kang Udin. Dan tentang Kamu harus dikasih sanksi karena chattingan saat belajar."
"Duh, Pak... tolonglah." Jovanka terus merengek tapi sayangnya pria itu sama sekali tidak tergoda. Pria itu tetap tidak ingin menyerahkan handphone itu pada Jovanka meskipun ia menangis sekalipun.
Radith Aditya masih sangat penasaran dengan siapa gadis itu chattingan sampai tidak konsentrasi seperti tadi.
"Kembali saja ke kelasmu. Ada mata kuliah jam ke tiga 'kan? Jadi jangan pikirkan handphone ini lagi. Kita ketemu di rumah!" putus pria itu dengan langkah tegap meninggalkan Jojoba yang menarik nafasnya dengan berat.
Gadis itu akhirnya kembali ke kelasnya dengan bahu menurun karena tidak semangat. Perasaannya benar-benar kesal pada pria itu.
"Jo, tunggu!" Langkah gadis itu yang akan memasuki kelasnya ia hentikan karena panggilan dari seseorang yang ia kenal. Siapa lagi kalau bukan Zion, anak akuntansi dua tingkat di atasnya.
"Mau ngapain sih Kak? Udah Aku jawab kan tadi kalau Aku gak mau ketemu sama Kak Zion!" gerutu Jovanka dengan wajah kesalnya.
"Kamu kenapa sih Jo, kamu berubah tahu gak? Udah Aku bela-belain lho ke kelasmu, masak gini sih jawabnya." Zion Sakti tampak sangat kecewa dengan penolakan gadis yang selama ini ia suka.
"Ini waktu belajar Kak. Tuh Dr. Rizal juga udah mau masuk kelas berikutnya. Kak Zion balik aja gih. Aku masuk kelas dulu ya, bye!" Jovanka langsung meninggalkan pria itu tapi sayangnya tangannya langsung dicekal oleh ketua BEM Universitas itu.
"Aku tunggu kamu di sini sampai Dr. Rizal selesai, okey?"
"Maksa amat sih?!" balas Jovanka seraya menghentakkan tangannya yang sedang dipegang oleh pria itu. Nampak sekali kalau Jovanka sangat tidak ingin berurusan dengan pria itu.
"Aku akan tunggu kamu Jo."
"Bodo amat!" teriak Jovanka seraya berlari ke arah ruang kelasnya. Zion hanya tersenyum samar kemudian mencari tempat duduk di depan kelas itu. Ia tak mau kalau Jovanka akan kabur lagi darinya.
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dewi Zahra
semangat kak
2023-07-13
0
shebina putri
sampai ketemu dirumah ya Joo... 🤭🤭🤭
2023-04-15
1
Susilawati Rela
ternyata ketua BEM itu emang ngeselin....alias brain sick....😁😁😁😜
2023-02-06
2