Bab 15 Duren Cemburu

"Hai Jo! Akhirnya kamu bisa juga diajak ngobrol secara live seperti ini." Cici Dewangga langsung menjemput sahabatnya itu yang baru tiba di kelasnya.

"Ih apaan sih pakai acara live segala. Emangnya konser?" Jovanka tersenyum kemudian menaruh tasnya di atas meja.

"Eh beneran lho. Kamu itu nyimak percakapan di grup tapi kok gak balas-balas sih? Handphonemu udah kembali di tanganmu 'kan?"

"Aku semalaman sibuk kerja tugas dan tidak sempat buka chat atau nimbrung di dalam grup. Handphone aku baru Aku dapatkan setelah malam."

"Hah? jadi yang nyimak percakapan kita itu bukannya kamu? tapi ...oh my God!" Cici menutup mulutnya tak percaya. Ia jadi curiga kalau yang membaca percakapan absurd itu adalah dosen mereka, yaitu Radith Aditya.

"Tapi ngomong-ngomong. Handphonemu itu kamu bilang baru dapat semalam. Emangnya kamu janjian dimana sama pak Duren?" Cici Dewangga menatap wajah sahabatnya itu dengan tatapan menyelidik. Jovanka sendiri langsung berubah gugup.

"Jo? kamu tidak menyembunyikan sesuatu pada kami semua 'kan?" Gadis itu kembali bertanya dengan tatapan lurus pada mata Jovanka Baron.

"Nanti Aku ceritakan padamu Ci, sekarang temani Aku dulu menemui Pak Randy Jaya di ruangan dosen."

"Pak Randy Jaya?"

"Iya. Ayok cepetan. Kamu jangan terlalu banyak nanya deh," jawab Jovanka seraya menarik tangan sahabatnya itu untuk keluar dari ruangan kelas.

🌺

Radith Aditya sejak tadi memperhatikan dari jauh bagaimana interaksi Jovanka dengan rekannya sesama dosen di Fakultas itu. Jovanka begitu serius mendengarkan penjelasan penting dari seorang dosen tampan yang terkenal suka bermain-main dengan mahasiswi itu.

Ya, Randy Jaya adalah seorang pengusaha muda yang sering mengisi perkuliahan di Fakultas itu dan diberikan kepercayaan mengajarkan mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Entah kenapa perasaan khawatir dan juga cemburu kini sangat menumpuk di dalam hatinya melihat kedekatan pria yang mengakui dirinya sebagai seorang Casanova itu begitu dekat dengan Jovanka pengasuh centil di rumahnya.

Ia pun berdiri dari duduknya dan segera mendekati tiga orang yang sedang asyik mengobrol itu di ruang tamu ruangan dosen.

"Maaf Pak Randy, boleh ganggu sebentar?" ujarnya berbasa-basi dengan ekor mata melirik kearah Jovanka yang ternyata juga sedang melihatnya.

"Ah iya Pak Radith. Silahkan. Kami juga hanya sedang berbicara santai kok," ujar Randy Jaya dengan perhatian yang ia fokuskan pada Radith Aditya seorang dosen yang masih cukup muda dan cerdas yang sudah bergelar sebagai seorang doktor.

"Apa boleh kita bicara berdua saja Pak Randy?" pinta Radith Aditya supaya Jovanka dan juga Cici Dewangga yang berada di sana segera kembali ke kelas mereka.

"Tentu saja Pak. Kalau itu hal yang sangat penting, saya bisa meminta Jovanka dan juga Cici untuk bertemu di tempat lain saja. Iyyakan Jo?" Randy Jaya memandang Jovanka dengan tatapan yang sangat menggangu perasaan Radith Aditya.

"Iya Pak. Kami akan kembali ke kelas kalau begitu. Permisi Pak Radith." Pamit Jovanka yang diikuti oleh Cici Dewangga.

Dua pria dewasa itu memandang kepergian dua mahasiswi cantik itu dengan pikiran yang berbeda.

"Well, Pak Radith ada hal penting apa yang ingin anda bicarakan dengan saya."

"Ah ini tentang rencana kegiatan akhir tahun di Fakultas ini Pak," jawab Radith Aditya dengan perasaan yabg sudah agak lega karena ia bisa menjauhkan Randy Jaya dengan Jovanka.

"Memangnya ada apa Pak? Apa ada perubahan rencana?" Randy menegakkan punggungnya dan menatap serius wajah rekan kerjanya itu.

"Sebenarnya sih tidak Pak. Akan tetapi agenda kegiatan itu yang harus direvisi ulang."

"Oh begitu ya. Tapi bukannya itu sudah disepakati dengan Pak Dekan dan juga para ketua jurusan?"

"Ya itulah yang juga ingin saya bicarakan dengan anda. Kita bisa kok menanyakan kebenaran informasi ini pada Pak Dekan sekarang juga."

"Baiklah Pak Radith kebetulan sekali karena waktu yang sebenarnya ingin saya gunakan untuk lebih dekat dengan mahasiswi cantik tadi kini harus digunakan untuk mendekati Pak Dekan, hahaha," Tawa renyah Randy Jaya di ruang tamu itu membuat Radith Aditya semakin bersikap waspada. Dosen Casanova itu memang selalu blak-blakan tentang kebiasaannya menarik perhatian semua mahasiswi cantik di kampus itu.

'Kalau boleh tahu, pak Randy dengan mahasiswi tadi lagi membahas apa? nampak seru sekali," pancing Radith Aditya dengan rasa penasaran yang sangat tinggi dari dalam hatinya. Hatinya benar-benar semakin was-was dengan pengakuan blak-blakan pria itu.

"Jovanka itu mahasiswi yang cukup berprestasi. Di dalam kelas ia juga sangat aktif. Nah saya ingin membuat sebuah kompetisi antar kelas sih dan anak itu bersedia untuk membantu."

"Oh begitu ya? Ide itu bagus sekali Pak Randy. Akan tetapi untuk Jovanka sebaiknya anda tidak melibatkannya dalam agenda anda."

"Kenapa? justru karena dia itu saya ingin membuat acara seperti ini. Gadis itu memberi banyak inspirasi pada saya Pak Randy. Ia mempunyai banyak visi yang sangat menarik. Dan tentu saja ia sangat cantik, hahaha." Randy Jaya kembali memperdengarkan tawanya yang sangat menyebalkan di telinga Radith Aditya

"Saya juga ingin menjaring mahasiswa yang berprestasi untuk bisa saya jadikan karyawan setelah mereka selesai di Universitas ini. Dan Jovanka sangat antusias dengan ide saya itu."

"Kurasa gadis cantik dan sangat menarik seperti itu harus selalu bisa diberdayakan bukan? itung-itung bisa menambah nutrisi bagi mata dan hati kita Pak Radith, hahaha." Kembali pria Casanova itu tertawa dengan sangat bahagia.

Radith Aditya merasakan tangannya mengepal sempurna disisi kiri kanan tubuhnya. Ia pun menghentikan langkahnya yang sedang menuju ke ruangan Dekan Fakultas itu.

"Kenapa berhenti Pak Radith?" tanya Randy Jaya dengan wajah bingung.

"Boleh saya berkata jujur pak Randy?" Radith Aditya menatap tajam mata pria Casanova dihadapannya.

"Iya silakan Pak."

"Jovanka tidak boleh lagi anda masukkan ke dalam daftar mahasiswi yang ingin anda dekati secara pribadi."

"Hey, apa saya sedang mendengar nada cemburu di sini Pak Radith?"

"Terserah Pak Randy mau mengatakan saya cemburu atau tidak. Tapi Jovanka adalah milik saya Pak. Kami sudah tinggal bersama."

"Apa?" Randy Jaya merasakan kupingnya memanas. Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Pendengaran anda masih sangat baik bukan? Saya berkata dengan sejujurnya Pak Randy. Buang segera niat anda untuk mendekati Jovanka."

Randy tidak ingin menjawab. Ia sungguh merasa sangat kesal dan marah saat ini. Ia tidak menyangka akan kalah cepat dengan duda beranak satu ini.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

cemburu nih si bpk 😂😂😂.

2023-08-06

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

bagus Aditya

2023-07-14

0

rista_su

rista_su

idiiiihhhh ngaku ngaku paak

2023-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!