Bab 20 Bawa Pulang

"Kenapa mama Jo tidak pulang Pa?" tanya Ruby lagi dengan tangis sesenggukan. Sepanjang malam itu ia terus menanyakan tentang keberadaan pengasuhnya. Radith Aditya sampai kewalahan menjawabnya. Apalagi nomor handphone gadis itu juga tidak bisa dihubungi.

"Lagi ada tugas sayang, jadi gak pulang dulu. Besok pasti pulang." Radith Aditya membujuk putrinya itu dengan kata-kata penghiburan.

"Sini deh bobok sama eyang. Ada dongeng tentang kelinci dan kura-kura mau gak?" Rania ikut membujuk agar cucunya itu berhenti menangis dan segera tidur.

"Tapi maunya bobok sama mama Jo eyang," ujar Ruby merajuk.

"Sama eyang aja ya, ayok." Rania segera membawa gadis kecil itu sambil menggendongnya. Ia juga sudah sangat mengantuk tapi amak ini terus saja mencari gadis pengasuh itu.

"Tapi besok, Mama Jo halus ada di lumah Pa," ujar Ruby dengan tatapan tajam pada Papanya. Tampaknya malam ini ia masih menerima alasan tapi tidak untuk besok.

"Iya sayang, besok ia pasti ada di sini," janji Radith Aditya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Mamanya.

"Ma, plis." Pria itu sedang tidak ingin berdebat dengan perempuan paruh baya itu. Ia sendiri sedang sangat pusing dan marah saat ini. Rania pun melanjutkan langkahnya ke kamar Ruby sedangkan Radith Aditya mendatangi Bik Mina.

Ia yang baru pulang ke Rumah di tengah malam itu malah dikagetkan dengan tangisan putrinya yang tiada henti menanyakan dimana Jovanka sedangkan ia sendiri tidak mengerti apa yang telah terjadi.

"Nona Jovanka membawa semua pakaiannya dan pamit pulang ke rumahnya Tuan," jawab Bik Mina dengan wajah menunduk.

"Tapi kenapa Bik? Dan sejak kapan? Apa ada pesan untuk ku atau untuk Ruby?" Radith Aditya dengan tidak sabar mengeluarkan semua rasa ingin tahunya.

"Sejak pulang dari kampus Tuan. Ia cuma titip pesan supaya Non Ruby dijaga dengan baik."

"Cuma itu?"

"Iya Tuan."

"Baik Bik. Terimakasih banyak. Ini sudah larut. Bibik tidur saja."

"Terimakasih banyak Tuan." Perempuan itu pun segera berlalu dari hadapan Radith Aditya karena memang sudah sangat lelah dan mengantuk. Sampai larut seperti itu Ia dan Rania membujuk Ruby untuk tidak menangis.

Radith Aditya kembali ke kamarnya dengan perasaan yang sangat kacau. Ia sangat marah pada Jovanka yang telah berani pergi meninggalkan Rumahnya tanpa meminta izin padanya.

"Pukul 11 malam, ini sudah sangat larut," ujarnya pelan seraya menatap penanda waktu di pergelangan tangannya. Ingin ia mengecek keberadaan gadis itu di Rumah orangtuanya akan tetapi ia membatalkannya karena waktu yang tidak tepat.

Pria itu pun segera membersihkan dirinya di kamar mandi kemudian mengganti pakaiannya dengan piyama. Ia berharap bisa menemui gadis itu besok pagi di kampus dan memintanya untuk pulang. Ia pun akhirnya tertidur karena cukup lelah seharian mengikuti acara Universitas.

🌺

"Papa, mana Mama Jo? ini udah pagi kenapa belum datang juga?" Gadis kecil itu mendatangi sang Papa untuk menanyakan kembali keberadaan pengasuhnya.

"Ini kan masih pagi sayang. Ruby berangkat ke sekolah dulu ya, nanti pulang sekolah pasti Mama Jo sudah ada di rumah ini," bujuk Radit Aditya seraya mencium pipi kiri dan kanan gadis kecil kesayangannya.

Pria itu merasa aneh sendiri karena ikut-ikutan menyebut Jovanka sebagai Mama Jo. Tapi dalam hati ia juga sangat berharap itu terjadi.

"Janji ya Papa, Luby belangkat ke sekolah ya, Dadah." Ruby pun melambaikan tangannya pada sang Papa dan juga eyangnya.

"Kamu belum menceritakan pada Mama siapa gadis itu Radith?!" ujar Rania dengan perasaan yang masih sangat penasaran.

"Dia calon Mamanya Ruby Ma," jawab pria itu seraya memandang wajah sang Mama.

"Lho, jadi dia yang kamu maksud sewaktu menghubungi Mama?"

"Iya Ma, Aku sangat menyukainya. Dan Aku ingin menikahinya."

"Tapi Radith, kamu tidak lihat usianya yang masih sangat muda seperti itu? mana bisa ia jadi istri yang baik untukmu. Pemikirannya belum dewasa."

"Mama, Jovanka sudah sangat cocok dengan Ruby. Jadi apalagi yang Aku cari."

"Terserah kamu lah. Yang penting jangan sampai kamu dikecewakan lagi untuk yang kedua kalinya."

"Semoga saja tidak Ma." harap Radith Aditya dengan senyum diwajahnya.

Jovanka gadis baik meskipun sangat centil. Tapi itu yang Aku suka.

"Mama masih tinggal 'kan?"

"Iya, Mama mau ngajak Ruby jalan-jalan setelah pulang sekolah."

"Kalau begitu Aku berangkat ya Ma." Pria itu pun mencium punggung tangan perempuan yang dikasihinya itu kemudian segera berangkat ke Kampus. Ia masih ada acara lanjutan dari kegiatan kemarin. Dan ia berharap sekali bisa bertemu dengan Jovanka sore ini.

🌺

"Ada apa sama Jojo ya, tumben gak ngampus," ujar Cici seraya menatap Naomi.

"Iya ya, apa ia masih sedih kayak kemarin ya?"

"Mungkin saja. Ah gak enak banget deh kalau kita lagi kayak gini. Gak rame gak asyik."

"Sejak semalam Aku chat juga gak dibalas. Apa dia marah sama kita ya Mi?"'

"Heh, gak usah mikirin Jovanka. Mungkin dia sedang asyik-asyik sama Pak dosen tuh. Buktinya ini jadwal mengajar Pak Radith kan? Tapi Kok keduanya janjian gak ada yang datang."

"Min, udah deh. Gak baik lho punya pikiran negatif seperti itu pada sahabat sendiri. Apa gunanya coba?"

"Lho, Aku bicara fakta. Kalian aja yang mau saja ditipu sama Jojoba itu."

"Bisa diam gak sih Min. Kuping Aku panas lho denger kamu ngomong gitu mulu pada sahabat sendiri."

"Terserah. Yang penting kamu jangan kaget aja kalau anak itu tiba-tiba ah sudahlah. Aku malas ngomong sama kalian, bye!" Mini Geraldine segera berlalu dari hadapan dua sahabatnya dan berniat ke Kantin saja. Kelas hari ini kosong karena Pak Radith Aditya tidak masuk dan hanya mengirimkan tugas lewat blognya.

"Ya Allah, gak enak banget deh punya teman kayak Mini. Bawaannya cari masalah terus sama kita-kita." Naomi membuka diktatnya bersiap mengerjakan tugas dari Radith Aditya.

"Iya Mi, Aku juga heran deh. Kasihan kan Jojoba jadi sedih banget digituin."

"Tapi ngomong-ngomong. Jovanka enak banget ya, semua dosen sangat menyukainya. Cowok-cowok juga antri untuk jalan dengannya. Aku kok mengiri ya," ujar Naomi dengan tarikan nafas panjang.

"Kok mengiri sih menganan dong, kan ada Aku Mi," sela Boby Dirgantara sang ketua tingkat yang langsung duduk di samping Naomi.

"Ih, apaan tuh menganan hihihihi." Naomi langsung cekikikan.

"Kamu ngapain mengiri padahal di samping kananmu ada Aku Mi," ujar Boby lagi dengan tatapan lurus ke dalam mata Naomi. Sejak dulu pria itu sudah lama menyukai Naomi.

🌺🌺🌺

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Tia H.

Tia H.

lucu nih si bobi 😅😅

2023-08-06

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat kak

2023-07-15

0

penggemar novel onlen

penggemar novel onlen

ha-ha-ha mengiri

2023-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!