Selama beberapa detik dua orang dosen dan mahasiswinya itu saling bertatapan. Sebuah getaran tak kasat mata tiba-tiba saja merambat dengan cepat dari mata hingga ke hati mereka berdua.
"Ah ya, kenalkan nama saya Radith Aditya, Insyaallah selama satu semester ke depan akan mengisi mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang selama ini diajarkan oleh bapak Prof Asfah Rahman." jelas dosen muda itu dengan suara baritonnya.
"Apakah ada hal yang ingin kalian tanyakan sebelum kita melanjutkan kegiatan pembelajaran kita selama kurang lebih 90 menit untuk 2 sks hari ini?"
"Saya Cici Dewangga Pak, mau tanya!" Cici yang duduk disamping kiri Jovanka Baron mengangkat tangannya izin bertanya
"Ya, silahkan Cici," ucap Radith Aditya mempersilahkan.
"Bisa bocorkan status bapak gak?" tanya Cici dengan nada suara yang kedengaran sangat manja. Tangannya ia lipat dibawah dagunya bermaksud untuk menggoda.
"Apa status saya penting untuk mempermudah kalian mempelajari mata kuliah ini?" Radith Aditya menjawab dengan balas bertanya.
Matanya memandang ke sekeliling ruangan untuk meminta pendapat semua mahasiswa yang hadir di kelas itu.
"Tentu saja Pak. Tak kenal maka tak sayang bukan, iyyakan teman-teman?" timpal mahasiswa yang lain entah siapa.
"Betul betul betul!" Semua mahasiswi di kelas itu menjawab serentak menirukan jawaban tokoh kartun di televisi yang sangat disukai oleh semua kalangan termasuk Othornya sendiri, hehehe.
"Baiklah, sebelum saya jawab. Mungkin ada diantara kalian yang sudah kenal saya sebelumnya?" Radith Aditya mengarahkan pandangannya ke arah Jovanka yang juga sedang memandang kearahnya.
Gadis itu hanya tersenyum tipis dan tidak berniat untuk menjawab. Ia tidak ingin teman-temannya pada curiga padanya.
"Hum, sepertinya tidak ada yang mengenal saya di dalam ruangan ini. Status saya adalah single parent. Pernah menikah dan sekarang sendiri dengan satu orang putri," ucap sang dosen dengan jelas. Seisi ruangan kembali kasak-kusuk. Semua orang saling berbisik-bisik tak jelas.
"Saya Naomi Pak. Mau bertanya!" Kali ini Naomi yang mengangkat tangannya minta izin untuk bertanya.
"Ya silahkan Naomi. Ini pertanyaan terakhir ya. Karena kita akan segera membahas tentang materi mata kuliah kita."
"Alamat dan nomor telepon bapak bisa kami tahu Pak? siapa tahu ada hal yang ingin kami butuhkan dan tanyakan, kami akan gampang menghubungi bapak."
Radith Aditya diam sejenak dan sekali lagi mengarahkan pandangannya ke arah Jovanka. Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. Ballpoint yang ada ditangan kanannya pun ia goyangkan seolah-olah memberi sebuah tanda larang pada majikannya selama satu bulan ke depan.
Radith Aditya berdehem kemudian menjawab dengan sopan. "Mohon maaf semuanya, alamat rumah dan nomor telepon untuk sementara tidak bisa saya share kepada kalian karena putri saya membutuhkan privasi."
"Kita bisa berkomunikasi lewat email saja ya," ucap pria itu seraya melangkahkan kakinya ke arah papan tulis di dalam ruangan itu untuk menuliskan alamat blog dan juga email-nya.
"Semua materi dan tugas bisa kalian dapatkan dalam blog ini. Dan mengenai tugas, saya menerima lewat email saja." Jelas pria berusia 32 tahun itu dengan tegas.
Seluruh ruangan langsung tenang, yang terdengar hanyalah suara dengusan kecewa dari beberapa mahasiswa di dalam ruang kelas itu.
"Baiklah. Kita mulai belajar ya, semua sudah harus konsentrasi dan tidak lagi memikirkan hal-hal lain diluar materi yang sedang kita bahas."
"Baik Pak!" jawab semua mahasiswa dengan kompak.
Mereka kembali serius karena rupanya sang dosen keren itu sejenis orang serius dan juga cool. Ia tidak menerima godaan apapun dari mahasiswa yang sangat cantik sekalipun.
"Buka diktat kalian dan temukan tentang materi Proses Sistem Pengendalian Manajemen!" titah sang dosen seraya menulis beberapa poin-poin penting tentang materi yang sedang mereka bahas.
Proses Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen menurut Supriyono (2000) meliputi tahap-tahap:
Penyusunan program, Penyusunan anggaran, Pelaksanaan pengendalian anggaran, Pengukuran kinerja, dan Pelaporan dan analisis.
"Nah, kelima proses sistem pengendalian manajemen ini kalian harus jelaskan dan uraikan satu persatu."
"Satu orang masing-masing mengambil satu proses kegiatan tersebut dan jelaskan di depan kelas. Waktu kalian hanya 10 menit untuk menyusun penjelasan tersebut. Setelah itu saya akan panggil berdasarkan nomor urut kalian dalam daftar hadir. Paham?!"
"Paham Pak!" jawab seluruh mahasiswa dengan kompak. Suasana kelas kembali riuh karena banyak mahasiswa sibuk meminta pinjam diktat sama yang teman yang lainnya.
10 menit telah berlalu. Kelas kembali diam dan hening. Semua mahasiswa mulai mempersiapkan penjelasan dari setia proses sistem yang mereka pilih.
"Jovanka Baron!" sebut Radit Aditya dengan suara baritonnya. Jojoba langsung tersentak kaget karena sejak tadi ia sibuk berbalas pesan dari Zion, anak Akuntansi kelas B.
"Ah iya Pak!" jawab Jovanka dengan wajah berubah pias.
"Jelaskan salah satu sistem proses pengendalian manajemen yang kamu pilih?!"
"Penyusunan program pak." jawab gadis itu dengan mata ia arahkan pada papan tulis. Setelah itu Jovanka terdiam. Ia berusaha memikirkan penjelasan tentang sistem proses itu.
"Ayo jelaskan apa itu penyusunan program Jovanka?!" tanya pria tampan itu dengan mata tertuju tepat pada bola mata bening gadis cantik itu.
"Eh, humm, Penyusunan program adalah Hem humm." Jovanka nampak berpikir dengan ujung pensil ia gigit seperti biasa saat ia sedang gugup. Radith Aditya diam menunggu seraya melangkahkan kakinya mendekati kursi gadis itu. Jovanka semakin tegang dibuatnya.
"Ayo Jo, ingat apa yang baru saja kamu baca," bisik Mini Geraldine dengan suara pelan. Ia juga ikut tegang dibuatnya.
"Ah ya, itu adalah proses pembuatan keputusan mengenai perasaan dan keinginan Zion, Pak!"
"Apa?! Coba ulangi sekali lagi?!" Radith Aditya merasakan kupingnya menegang. Bibir gadis itu mengucapkan satu nama Pria di saat ia sedang mengajar adalah sebuah kesalahan besar.
Bukan cuma sang dosen yang sangat kaget dengan penjelasan Jovanka tetapi semua orang yang ada di dalam ruangan itu juga sangat kaget. Mereka ingin tertawa tetapi mereka segan dan takut pada dosen yang sangat kaku itu.
"UPS. Maaf Pak. Bukan itu maksud saya." Jovanka segera tersadar dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Akan tetapi Radith Aditya sepertinya sedang tidak baik-baik saja dengan kesalahan remeh itu.
"Jadi sistem proses penyusunan program adalah sebuah sistem yang merupakan..."
"Sudah! saya tunggu penjelasanmu tentang kesalahan yang tadi lewat email!" ujar Radith Aditya memotong penjelasan dari Jovanka.
"Ah iya, Tapi..."
"Naomi!" panggilnya lagi pada daftar nama yang ke-dua. Jovanka hanya tersenyum kecut karena sangat kesal pada pria majikannya itu. Ia seharusnya diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawabannya dan bukannya malah dikasih tugas lain.
Ah ini karena Zion brengsek itu!
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dewi Zahra
seru banget kak
2023-07-13
0
shebina putri
baru aja kenalan udah kena semprot yaaaa🤪🤪🤪🤪
2023-04-15
2
Uya Suriya
dosenku sayang...dosenku mal.....uupposss..ehhh keren
2023-03-02
2