"Ci, coba lihat deh, Apa Kak Zion masih ada di depan kelas?" pinta Jovanka pada Cici yang sudah selesai mengatur diktatnya.
"Ah iya Jo. Aku akan lihat keluar. Kamu tunggu di sini saja," jawab Cici Dewangga dan langsung keluar dari kursinya. Ia mengikuti langkah Dr. Rizal yang baru saja keluar dari kelas itu setelah memberikan mata kuliah.
Tak lama kemudian Cici Dewangga kembali ke kursinya dengan senyum diwajahnya. Ia pun berbisik di telinga Jovanka dengan suara pelan.
"Kak Zion udah gak ada di depan. Udah pulang kali karena capek nungguin kamu hehehe," kekeh gadis itu.
"Alhamdulillah. Artinya Aku udah bisa langsung pulang untuk menjemput Ruby di sekolahnya."
"Wah, kamu beneran serius melakukan taruhan itu Jo?"
"Ya iya lah Ci. Aku kan orang yang bertanggung jawab sayang. Lagipula Aku suka sama anak itu," jawab Jovanka dengan senyum diwajahnya.
"Anaknya atau Papanya nih?" goda Naomi dengan senyum menggoda di wajahnya.
"Dua-duanya. Puas kalian?!"
"Hahahaha, pengen juga ih jadi pengasuh kayak kamu Jo. Tapi Aku mau ngasuh Papanya aja, boleh gak ya?" ujar Naomi lagi yang langsung mendapatkan teriakan dari teman-temannya.
"Itu sih bukan pengasuh tapi sugar baby Nom!"
"Hehehe, maaf canda, piss!" Naomi langsung terkekeh kemudian mengangkat kedua jarinya untuk mengamankan keriuhan teman-temannya.
"Udah ah, sekarang Aku pulang dulu ya, mau jemput anak asuhku dulu, bye!" Jovanka langsung meraih tas dan diktatnya kemudian segera keluar dari kelas itu.
"Duh, gak asyik lagi nih. Kita gak bisa hanging out lagi setelah pulang dari kampus, kayak dulu" kesal Cici Dewangga tak rela melihat kepergian Jovanka.
"Iya nih, siapa sih yang punya ide bikin taruhan kayak gini? Kita kan jadi tidak bisa ngumpul-ngumpul lagi kayak dulu," tambah Naomi dengan wajah yang nampak sama dengan Cici.
"Batalkan aja deh taruhannya. Satu pekan aja ya Jojoba jadi pengasuh. Aku kan gak bisa minta bantuan sama tuh anak," ujar Naomi lagi. Mereka berdua masih sangat heboh dengan Jovanka sedangkan Mini Geraldine dari tadi hanya diam saja.
"Min, batalkan taruhan itu ya, gak enak banget nih kalau Jojoba gak ikut sama kita."
"Biar saja."
"Lho?" Naomi dan Cici saling bertatapan dengan wajah bingung.
"Dahlah, Aku mau pulang aja. Bye!" Gadis itu benar-benar pergi dari sana tanpa ingin lagi berbalik. Entah kenapa hatinya benar-benar tidak mood hari ini gara-gara tahu kalau pria yang ia sukai ternyata suka pada Jovanka.
"Hey, kenapa sama Mini, kok aneh gitu sih?" Naomi memandang wajah Cici dengan wajah bingungnya.
"Apa karena ketua BEM itu ya?" tanya Cici dengan segala persangkaan di dalam hatinya.
"Kayaknya sih iyya, tapi emangnya Jojoba yang salah kalau pria itu maksa-maksa kayak gitu?"
"Ah sudahlah, kita ngemoll yuks. Gak usah mikirin mereka. Aku yang traktir," ujar Cici dan langsung menarik tangan Naomi keluar dari kelas itu. Mereka berdua pun keluar dari kelas itu dengan tujuan ke Mall di dekat area kampus mereka.
Sementara itu di sebuah Cafe yang berada di dekat Perpustakaan di dalam kampus itu. Zion Sakti sedang duduk dengan gelisah menunggu kedatangan Jovanka Baron, mahasiswi baru yang sangat ingin ia dapatkan hatinya.
Tangannya terus menghubungi gadis itu dengan perasaan tak sabar. Ia sudah hampir 15 menit berada di sana dan menghabiskan dua botol minuman isotonik tetapi gadis ia mengatur pertemuan dengannya itu belum muncul juga.
"Jangan-jangan anak itu sengaja mempermainkan Aku lagi," gerutunya dengan wajah kesal. Waktu Zuhur pun sudah masuk dengan kedengarannya bunyi azan dari arah masjid kampus.
"Sial! Awas kamu Jo, kalau kamu berani mempermainkan Aku seperti ini!' geram pria itu dengan tangan ia gunakan untuk meremas botol minuman itu sampai tak berbentuk.
Seeet
Ia pun melempar botol itu ke arah tempat sampah di dalam Cafe itu tapi ternyata justru mengenai kaki seseorang yang sedang masuk ke dalam Cafe itu.
"Eh, maaf Pak. Gak sengaja," ujarnya pada Radith Aditya yang ternyata terkena lemparan botol itu.
"Gak apa-apa santai saja. Saya tidak apa-apa kok," jawab sang dosen dengan langkah mendekat ke arah pria muda itu.
"Lain kali kamu harus hati-hati aja," lanjut Radith Aditya seraya mengambil minuman dingin dari dalam lemari pendingin yang kebetulan di dekat meja Zion Sakti sang ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas itu.
"Eh iya Pak. Maafkan saya sekali lagi." Zion Sakti membungkukkan badannya dan mengulangi permintaan maafnya.
"Sudah, saya maafkan kamu. Eh, kamu Zion anak akuntansi 'kan? kok berkeliaran di daerah anak manajemen?" tanya Radith Aditya berbasa-basi.
"Eh iya Pak. Lagi ada urusan sedikit dengan mahasiswi cantik dari Manajemen. Gak apa-apa kan Pak?"
"Gak apa-apa sih, selama ceweknya masih belum jadi milik orang lain."
"Oh iya, Pak. Saya tidak akan berani menggangu seseorang yang sudah terikat hubungan dengan orang lain. Tapi kalau masih single, gak salah kan pak?"
"Hem, iya. Well, saya tinggal ya Zon." Radith Aditya membayar minumannya kemudian segera keluar dari Cafetaria itu dengan seringai diwajahnya.
Selamat menunggu Zion! Jovanka tidak akan pernah datang menemuimu.
Langkah dosen muda itu ia percepat ke Masjid kampus untuk melaksanakan sholat dhuhur. Setelah itu ia akan makan siang kemudian melanjutkan kegiatannya di ruang Auditorium.
Agenda zoom meeting akan ia hadiri juga selama kurang lebih 2 jam sebelum pulang ke rumahnya. Untunglah Kang Udin sudah ia hubungi agar standby di depan kampus untuk menjemput Jovanka dan langsung membawanya pulang bersama dengan Ruby di sekolahnya.
"Kang Udin baik banget udah ada di sini padahal belum aku hubungi," ujar Jovanka saat melihat sopir pribadi keluarga Radith Aditya itu ada di depan parkiran kampus.
"Bapak yang sudah nelpon saya Nona."
"Oh gitu ya? Baguslah Kang. Sekarang kita langsung ke sekolahnya Ruby atau gimana nih?"
"Langsung ke sekolahnya Non Ruby. Tadi saya sudah singgah tapi orangnya masih ikut privat piano."
"Iya deh kang. Sekarang pasti udah selesai. Ayok kita berangkat," ujar Jovanka Baron kemudian naik ke mobil itu dengan cepat. Ia takut kalau pria yang bernama Zion Sakti itu masih saja penasaran dengannya.
Mobil itu pun keluar dari parkiran Universitas itu menuju sekolah Ruby yang hanya berjarak 1 kilometer dari sana.
🌺🌺🌺
"Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dewi Zahra
lanjut
2023-07-13
0
shebina putri
pakdos jahil juga yaaaa🤦🤦
2023-04-15
0
Uya Suriya
lanjuuttttkeennn!!!!!
2023-03-06
0