Bab 10 Taktik Sang Dosen

"Ci, coba lihat deh, Apa Kak Zion masih ada di depan kelas?" pinta Jovanka pada Cici yang sudah selesai mengatur diktatnya.

"Ah iya Jo. Aku akan lihat keluar. Kamu tunggu di sini saja," jawab Cici Dewangga dan langsung keluar dari kursinya. Ia mengikuti langkah Dr. Rizal yang baru saja keluar dari kelas itu setelah memberikan mata kuliah.

Tak lama kemudian Cici Dewangga kembali ke kursinya dengan senyum diwajahnya. Ia pun berbisik di telinga Jovanka dengan suara pelan.

"Kak Zion udah gak ada di depan. Udah pulang kali karena capek nungguin kamu hehehe," kekeh gadis itu.

"Alhamdulillah. Artinya Aku udah bisa langsung pulang untuk menjemput Ruby di sekolahnya."

"Wah, kamu beneran serius melakukan taruhan itu Jo?"

"Ya iya lah Ci. Aku kan orang yang bertanggung jawab sayang. Lagipula Aku suka sama anak itu," jawab Jovanka dengan senyum diwajahnya.

"Anaknya atau Papanya nih?" goda Naomi dengan senyum menggoda di wajahnya.

"Dua-duanya. Puas kalian?!"

"Hahahaha, pengen juga ih jadi pengasuh kayak kamu Jo. Tapi Aku mau ngasuh Papanya aja, boleh gak ya?" ujar Naomi lagi yang langsung mendapatkan teriakan dari teman-temannya.

"Itu sih bukan pengasuh tapi sugar baby Nom!"

"Hehehe, maaf canda, piss!" Naomi langsung terkekeh kemudian mengangkat kedua jarinya untuk mengamankan keriuhan teman-temannya.

"Udah ah, sekarang Aku pulang dulu ya, mau jemput anak asuhku dulu, bye!" Jovanka langsung meraih tas dan diktatnya kemudian segera keluar dari kelas itu.

"Duh, gak asyik lagi nih. Kita gak bisa hanging out lagi setelah pulang dari kampus, kayak dulu" kesal Cici Dewangga tak rela melihat kepergian Jovanka.

"Iya nih, siapa sih yang punya ide bikin taruhan kayak gini? Kita kan jadi tidak bisa ngumpul-ngumpul lagi kayak dulu," tambah Naomi dengan wajah yang nampak sama dengan Cici.

"Batalkan aja deh taruhannya. Satu pekan aja ya Jojoba jadi pengasuh. Aku kan gak bisa minta bantuan sama tuh anak," ujar Naomi lagi. Mereka berdua masih sangat heboh dengan Jovanka sedangkan Mini Geraldine dari tadi hanya diam saja.

"Min, batalkan taruhan itu ya, gak enak banget nih kalau Jojoba gak ikut sama kita."

"Biar saja."

"Lho?" Naomi dan Cici saling bertatapan dengan wajah bingung.

"Dahlah, Aku mau pulang aja. Bye!" Gadis itu benar-benar pergi dari sana tanpa ingin lagi berbalik. Entah kenapa hatinya benar-benar tidak mood hari ini gara-gara tahu kalau pria yang ia sukai ternyata suka pada Jovanka.

"Hey, kenapa sama Mini, kok aneh gitu sih?" Naomi memandang wajah Cici dengan wajah bingungnya.

"Apa karena ketua BEM itu ya?" tanya Cici dengan segala persangkaan di dalam hatinya.

"Kayaknya sih iyya, tapi emangnya Jojoba yang salah kalau pria itu maksa-maksa kayak gitu?"

"Ah sudahlah, kita ngemoll yuks. Gak usah mikirin mereka. Aku yang traktir," ujar Cici dan langsung menarik tangan Naomi keluar dari kelas itu. Mereka berdua pun keluar dari kelas itu dengan tujuan ke Mall di dekat area kampus mereka.

Sementara itu di sebuah Cafe yang berada di dekat Perpustakaan di dalam kampus itu. Zion Sakti sedang duduk dengan gelisah menunggu kedatangan Jovanka Baron, mahasiswi baru yang sangat ingin ia dapatkan hatinya.

Tangannya terus menghubungi gadis itu dengan perasaan tak sabar. Ia sudah hampir 15 menit berada di sana dan menghabiskan dua botol minuman isotonik tetapi gadis ia mengatur pertemuan dengannya itu belum muncul juga.

"Jangan-jangan anak itu sengaja mempermainkan Aku lagi," gerutunya dengan wajah kesal. Waktu Zuhur pun sudah masuk dengan kedengarannya bunyi azan dari arah masjid kampus.

"Sial! Awas kamu Jo, kalau kamu berani mempermainkan Aku seperti ini!' geram pria itu dengan tangan ia gunakan untuk meremas botol minuman itu sampai tak berbentuk.

Seeet

Ia pun melempar botol itu ke arah tempat sampah di dalam Cafe itu tapi ternyata justru mengenai kaki seseorang yang sedang masuk ke dalam Cafe itu.

"Eh, maaf Pak. Gak sengaja," ujarnya pada Radith Aditya yang ternyata terkena lemparan botol itu.

"Gak apa-apa santai saja. Saya tidak apa-apa kok," jawab sang dosen dengan langkah mendekat ke arah pria muda itu.

"Lain kali kamu harus hati-hati aja," lanjut Radith Aditya seraya mengambil minuman dingin dari dalam lemari pendingin yang kebetulan di dekat meja Zion Sakti sang ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas itu.

"Eh iya Pak. Maafkan saya sekali lagi." Zion Sakti membungkukkan badannya dan mengulangi permintaan maafnya.

"Sudah, saya maafkan kamu. Eh, kamu Zion anak akuntansi 'kan? kok berkeliaran di daerah anak manajemen?" tanya Radith Aditya berbasa-basi.

"Eh iya Pak. Lagi ada urusan sedikit dengan mahasiswi cantik dari Manajemen. Gak apa-apa kan Pak?"

"Gak apa-apa sih, selama ceweknya masih belum jadi milik orang lain."

"Oh iya, Pak. Saya tidak akan berani menggangu seseorang yang sudah terikat hubungan dengan orang lain. Tapi kalau masih single, gak salah kan pak?"

"Hem, iya. Well, saya tinggal ya Zon." Radith Aditya membayar minumannya kemudian segera keluar dari Cafetaria itu dengan seringai diwajahnya.

Selamat menunggu Zion! Jovanka tidak akan pernah datang menemuimu.

Langkah dosen muda itu ia percepat ke Masjid kampus untuk melaksanakan sholat dhuhur. Setelah itu ia akan makan siang kemudian melanjutkan kegiatannya di ruang Auditorium.

Agenda zoom meeting akan ia hadiri juga selama kurang lebih 2 jam sebelum pulang ke rumahnya. Untunglah Kang Udin sudah ia hubungi agar standby di depan kampus untuk menjemput Jovanka dan langsung membawanya pulang bersama dengan Ruby di sekolahnya.

"Kang Udin baik banget udah ada di sini padahal belum aku hubungi," ujar Jovanka saat melihat sopir pribadi keluarga Radith Aditya itu ada di depan parkiran kampus.

"Bapak yang sudah nelpon saya Nona."

"Oh gitu ya? Baguslah Kang. Sekarang kita langsung ke sekolahnya Ruby atau gimana nih?"

"Langsung ke sekolahnya Non Ruby. Tadi saya sudah singgah tapi orangnya masih ikut privat piano."

"Iya deh kang. Sekarang pasti udah selesai. Ayok kita berangkat," ujar Jovanka Baron kemudian naik ke mobil itu dengan cepat. Ia takut kalau pria yang bernama Zion Sakti itu masih saja penasaran dengannya.

Mobil itu pun keluar dari parkiran Universitas itu menuju sekolah Ruby yang hanya berjarak 1 kilometer dari sana.

🌺🌺🌺

"Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut

2023-07-13

0

shebina putri

shebina putri

pakdos jahil juga yaaaa🤦🤦

2023-04-15

0

Uya Suriya

Uya Suriya

lanjuuttttkeennn!!!!!

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalah Taruhan
2 Bab 2 Bertemu Lagi
3 Bab 3 Mandi Bersama
4 Bab 4 Drama Ruby
5 Bab 5 Mendapatkan Izin
6 Bab 6 Vitamin Mata
7 Bab 7 Dosen Galak
8 Bab 8 Zion Sakti
9 Bab 9 Rasa Aneh
10 Bab 10 Taktik Sang Dosen
11 Bab 11 Tugas Apa
12 Bab 12 Tuduhan Sadis
13 Bab 13 Salah Paham
14 Bab 14 Bendera Perang
15 Bab 15 Duren Cemburu
16 Bab 16 Kamu Milikku
17 Bab 17 Mama Jo
18 Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19 Bab 19 Keinginan Jovanka
20 Bab 20 Bawa Pulang
21 Bab 21 Pump It Up
22 Bab 22 Patah Hati
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Ruby Sakit
25 Bab 25 Rania Setuju
26 Bab 26 Terbakar Hasrat
27 Bab 27 Tangan Gatal
28 Bab 28 Mama Dokter
29 Bab 29 Maunya Mama Jo
30 Bab 30 Intel Kocok
31 Bab 31 Kena Batunya
32 Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33 Bab 33 Makin Kesal
34 Bab 34 Alasan Felicia
35 Bab 35 Rasa Kasihan
36 Bab 36 Ruby Berubah
37 Bab 37 Pengadilan Agama
38 Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39 Bab 39 Keputusan Pengadilan
40 Bab 40 Faster Babe
41 Bab 41 Pengakuan Ruby
42 Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43 Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44 Bab 44 Insiden Kamar Kost
45 Bab 45 Busi Karatan
46 Bab 46 Goyangan Felicia
47 Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48 Bab 48 Pagi Yang Indah
49 Bab 49 Ngadem Dulu
50 Bab 50 Main Petak Umpet
51 Bab 51 Pe Er Mama Papa
52 Bab 52 Skip Aja
53 Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54 Bab 54 Tekad Terlarang
55 Bab 55 Teknik Pemasaran
56 Bab 56 Mencari Bukti
57 Bab 57 Traktiran Jovanka
58 Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59 Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60 Bab 60 Seminar Dosen
61 Bab 61 Kesedihan Ruby
62 Bab 62 Kamar 122
63 Bab 63 Efek Obat Perangsang
64 Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65 Bab 65 Dendam Si Omesh
66 Bab 66 Berita Buruk
67 Bab 67 Ketakutan Felicia
68 Bab 68 Harapan Sembuh
69 Bab 69 Cinta Dan Kasih
70 Bab 70 Kesedihan Mini
71 Bab 71 Zion Amnesia
72 Bab 72 Merasa Dicuekin
73 Bab 73 Felicia Lagi
74 Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75 Bab 75 Batal Muntah
76 Bab 76 Muntah Luar Dalam
77 Bab 77 Rasa Gado-gado
78 Bab 78 Tamu Brengsek
79 Bab 79 Dendam Randy Jaya
80 Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81 Bab 81 Bahagia Bersama
82 Sekuel Pengasuh Centil
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Kalah Taruhan
2
Bab 2 Bertemu Lagi
3
Bab 3 Mandi Bersama
4
Bab 4 Drama Ruby
5
Bab 5 Mendapatkan Izin
6
Bab 6 Vitamin Mata
7
Bab 7 Dosen Galak
8
Bab 8 Zion Sakti
9
Bab 9 Rasa Aneh
10
Bab 10 Taktik Sang Dosen
11
Bab 11 Tugas Apa
12
Bab 12 Tuduhan Sadis
13
Bab 13 Salah Paham
14
Bab 14 Bendera Perang
15
Bab 15 Duren Cemburu
16
Bab 16 Kamu Milikku
17
Bab 17 Mama Jo
18
Bab 18 Sedih Dan Kecewa
19
Bab 19 Keinginan Jovanka
20
Bab 20 Bawa Pulang
21
Bab 21 Pump It Up
22
Bab 22 Patah Hati
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Ruby Sakit
25
Bab 25 Rania Setuju
26
Bab 26 Terbakar Hasrat
27
Bab 27 Tangan Gatal
28
Bab 28 Mama Dokter
29
Bab 29 Maunya Mama Jo
30
Bab 30 Intel Kocok
31
Bab 31 Kena Batunya
32
Bab 32 Perjuangan Belum Selesai
33
Bab 33 Makin Kesal
34
Bab 34 Alasan Felicia
35
Bab 35 Rasa Kasihan
36
Bab 36 Ruby Berubah
37
Bab 37 Pengadilan Agama
38
Bab 38 Tak Semanis Bibir Jojoba
39
Bab 39 Keputusan Pengadilan
40
Bab 40 Faster Babe
41
Bab 41 Pengakuan Ruby
42
Bab 42 Tamu Menjengkelkan
43
Bab 43 Ancaman Randy Jaya
44
Bab 44 Insiden Kamar Kost
45
Bab 45 Busi Karatan
46
Bab 46 Goyangan Felicia
47
Bab 47 Gua Dalam Dan Nikmat
48
Bab 48 Pagi Yang Indah
49
Bab 49 Ngadem Dulu
50
Bab 50 Main Petak Umpet
51
Bab 51 Pe Er Mama Papa
52
Bab 52 Skip Aja
53
Bab 53 Rasa Yang Luar Biasa
54
Bab 54 Tekad Terlarang
55
Bab 55 Teknik Pemasaran
56
Bab 56 Mencari Bukti
57
Bab 57 Traktiran Jovanka
58
Bab 58 Malu Berlipat-lipat
59
Bab 59 Ke Nirwana Lagi
60
Bab 60 Seminar Dosen
61
Bab 61 Kesedihan Ruby
62
Bab 62 Kamar 122
63
Bab 63 Efek Obat Perangsang
64
Bab 64 Bukti Untuk Domesh
65
Bab 65 Dendam Si Omesh
66
Bab 66 Berita Buruk
67
Bab 67 Ketakutan Felicia
68
Bab 68 Harapan Sembuh
69
Bab 69 Cinta Dan Kasih
70
Bab 70 Kesedihan Mini
71
Bab 71 Zion Amnesia
72
Bab 72 Merasa Dicuekin
73
Bab 73 Felicia Lagi
74
Bab 74 Kemarahan Radith Aditya
75
Bab 75 Batal Muntah
76
Bab 76 Muntah Luar Dalam
77
Bab 77 Rasa Gado-gado
78
Bab 78 Tamu Brengsek
79
Bab 79 Dendam Randy Jaya
80
Bab 80 Hikmah Dibalik Sesuatu
81
Bab 81 Bahagia Bersama
82
Sekuel Pengasuh Centil
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!