Dua Pria Beda Generasi

"Astaga, Qatar memanglah sempit, bagaimana bisa aku bertemu dengan kakek ini begitu cepat?" monolog Zulaikha sambil memandangi sebuah foto berukuran kecil di tangannya.

*Flashback*

"Zul, jika nanti kamu bertemu dengan orang ini di sana, tolong sampaikan salamku padanya," ujar Paman Harun, suami, dari Bibi Anisa saat Zulaikha meminta izin untuk menenangkan diri di Qatar.

"Siapa dia, Paman?" tanya Zulaikha.

"Dia adalah orang yang sangat baik," jawab Paman Harun, membuat Zulaikha mengangguk. "Dan satu lagi, jika nanti kamu betul-betul bertemu dengannya, dan dia meminta bantuanmu, tolong bantu dia," lanjut Paman Harun.

"Memangnya ada apa dengan orang ini, Paman? Kenapa Paman seperti mengistimewakannya?"

"Maaf, Nak. Paman belum bisa menjawab pertanyaanmu untuk saat ini. Namun jika dia meminta bantuanmu, maka Paman akan menceritakan alasannya padamu."

*Flashback off*

***

Keesokan harinya, Zulaikha kembali mengunjungi Corniche Road, entah kenapa tempat itu seperti memiliki daya tarik tersendiri di hati gadis berambut panjang itu.

Ia duduk di sebuah pembatas tepi laut sembari mengamati indahnya kota Doha. Kakinya berayun-ayun, dan matanya terpejam menikmati embusan angin yang menyejukkan.

"Menikmati keindahan kota Doha di musim dingin seperti ini memang sangat cocok, kamu bisa merasakan embusan angin yang menerpa wajahmu dengan begitu lembut dan sejuk," ujar seorang gadis cantik berbalut kerudung cokelat dan gamis berwarna senada yang kini sedang berdiri di sampingnya.

"Nameera?" Zulaikha refleks berdiri menyambut kedatangan gadis yang meski baru kemarin bertemu sudah membuatnya ingin bertemu lagi.

"Assalamu 'alaikum, Zulaikha, senang bertemu lagi di sini," sapanya begitu ramah.

"Wa'alaikum salam, iya Nameera, tidak kusangka kita bertemu kembali di sini, suatu kebetulan yang menyenangkan," ucap Zulaikha.

Nameera tersenyum ke arah Zulaikha. "Kamu benar, lebih tepatnya kebetulan yang telah Allah siapkan, sebab Allah yang menggerakkan hati kita untuk datang ke tempat ini di waktu yang sama," ujar Nameera meluruskan tanpa kesan menggurui.

"Iya, kamu benar," jawab Zulaikha sembari menganggukkan kepala.

"Karena kita bertemu di sini, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, apa kamu mau?" tanya Nameera dan dijawab anggukan oleh Zulaikha.

Pasar Souq Waqif, adalah tujuan Nameera saat ini. Lokasinya yang tidak jauh dari Corniche membuat mereka bisa sampai hanya dengan berjalan kaki. Sangat terasa suasana klasik ala Timur Tengah di pasar itu. Seperti halnya pasar tradisional lain pada umumnya yang menjual berbagai macam rempah-rempah, perlengkapan ibu rumah tangga dan lain-lain.

Nameera terus berjalan sembari menarik pelan tangan Zulaikha melewati beberapa gerai hingga langkah kakinya terhenti di gerai yang menjual berbagai macam pakaian muslimah.

"Kita mau apa di sini?" tanya Zulaikha.

"Aku ingin membeli pakaian dan kerudung, apa kamu tidak ingin ikut?" tawar gadis itu, membuat Zulaikha menggelengkan kepala pelan.

"Tidak, sepertinya aku hanya akan menemanimu berbelanja," jawabnya, lalu menoleh kesana kemari mengamati kondisi di tempat itu.

"Wah, orang-orang disini sepertinya tidak takut kecopetan saat sedang berada di tempat ramai seperti ini, yah?" tanya Zulaikha takjub.

"Insya Allah di sini aman dari hal-hal seperti itu, yah meskipun masih ada satu atau dua kasus, tapi jarang terjadi kok," jawab Nameera sembari memilah baju yang akan ia beli.

"Eh, iya yah, Qatar kan negara kaya, ngapain juga penduduknya mau mencuri," celetuk Zulaikha membuat gadis di sampingnya itu tersenyum simpul.

"Eh, ngomong-ngomong kenapa kamu sering jalan sendiri ke sini? Terus yang kemarin jemput kamu itu kakekmu yah?" tanya Zulaikha, tak bisa ia pungkiri, rasa penasaran akan gadis di hadapannya kini semakin besar.

"Iya, beliau kakekku, aku dan kakakku hidup bersamanya sejak kecil. Kakekku akan selalu membawaku ke tempat keinginanku karena beliau ingin membuatku merasa nyaman dengan menghirup angin segar selagi aku masih bisa, "

"Masih bisa? Maksudnya gimana?"

Nameera tampak tersenyum tipis. "Kehidupan ini singkat, Zulaikha. Hari ini aku masih bisa menghirup udara bebas seperti ini, besok belum tentu," jawabnya.

Zulaikha mengangguk paham akan penjelasan gadis itu. Namun, seketika ia terkejut saat Nameera memasangkan sebuah kain menutupi rambutnya.

"Kamu cantik sekali, Zulaikha," puji Nameera setelah memakaikan kerudung di kepala Zulaikha, binar kekaguman terpancar jelas di mata gadis itu.

Akan tetapi, berbeda dengan Zulaikha, ia justru langsung menarik kain itu dengan cepat dari kepalanya hingga terlepas.

"Kenapa?" tanya Nameera begitu terkejut.

"Aku tidak menyukainya, ia hanya mengingatkan ku pada kedua orang tuaku yang telah tiada," jawab Zulaikha lesu.

"Oh maafkan aku, tapi kalau boleh tahu hubungannya apa?" Nameera tampak begitu penasaran.

"Dulu orang tuaku mengajariku memakai kerudung seperti ini. Saat mereka akan pergi ke kota, mereka berjanji akan membawakan kerudung yang banyak untukku, aku sangat semangat saat itu belajar memakai segala jenis kerudung. Tapi ...." Zulaikha menghentikan sejenak perkataannya saat merasakan dadanya kembali sesak.

"Tapi saat jadwal kepulangan mereka, kerudung itu datang bersama mereka dalam keadaan tidak bernyawa dengan di antar ambulans." Zulaikha segera mengusap matanya yang mulai mengeluarkan air mata.

"Sejak saat itu, aku tidak ingin memakai kerudung, karena ia hanya mengingatkanku pada orang tuaku, aku kecewa dan membencinya." Suara Zulaikha tercekat di tenggorokan saat mengatakannya. Hingga ia merasakan sebuah pelukan hangat dari Nameera, tangan gadis itu menepuk pelan punggung Zulaikha untuk memberikan sedikit ketenangan.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu sedih," ucap gadis itu sembari melerai pelukannya.

Setelah memastikan Zulaikha merasa tenang, Nameera mengajak Zulaikha pergi untuk menonton pertunjukan tarian daerah yang kebetulan sedang berlangsung di Souq Waqif.

Dan benar saja, tak menunggu lama, Zulaikha kembali tersenyum, ia begitu menikmati pertunjukan tarian itu. Namun, berbeda dengan Nameera, gadis itu justru terlihat pucat dengan mata yang semakin sayu.

Brugh

"Nameera!" pekik Zulaikha saat gadis yang tubuhnya lebih kecil sedikit darinya jatuh tepat di pelukannya. Rasa khawatir sekaligus penasaran akan keadaan Nameera kini berkumpul menjadi satu di dalam pikiran Zulaikha.

Beberapa saat kemudian, dua orang wanita datang menghampiri Nameera dan langsung membopong tubuhnya. Rasa penasaran semakin menyelimuti pikiran Zulaikha.

"Siapa kalian?" Zulaikha berlari kecil mengikuti kemana mereka membawa Nameera. Namun, tak ada satu pun jawaban yang ia dapatkan.

Hingga mereka tiba di sebuah mobil berwarna hitam dan langsung memasukkan Nameera yang diikuti oleh salah satu wanita itu. Satu wanita yang lain kini hendak masuk ke dalam tempat kemudi, tapi Zulaikha langsung menahannya.

"Siapa kalian? Jika kalian ingin membawanya ke dokter, tolong ikut sertakan aku, aku temannya," tegas Zulaikha.

Kedua wanita itu tampak saling memandang sejenak, kemudian salah satu wanita yang sudah berada di dalam mobil menganggukkan kepala ke arah temannya.

"Tentu saja, silahkan masuk," ucap wanita itu.

Tak ingin membuang waktu, Zulaikha langsung ikut masuk ke dalam mobil yang kemudian langsung melaju ke rumah sakit.

Nameera kini ditangani oleh dokter di dalam ruangan, sementara Zulaikha dan dua orang wanita itu menunggu di luar.

"Maaf, kalau boleh tahu, kalian siapa?" tanya Zulaikha kepada dua wanita itu.

"Kami penjaga Nona Nameera," jawab salah satu dari mereka.

"Apa?"

Belum hilang rasa penasaran Zulaikha terhadap Nameera, kini ia kembali di kejutkan dengan kedatangan seorang pria berusia lanjut bersama seorang pria tampan, dua pria beda generasi yang tampak tidak asing di mata Zulaikha.

"Dia kan ...."

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

yey ketemu jodoh Zulaikha

2023-10-06

1

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

hemmm... ketemu lagi 😁😁

2023-02-16

1

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

Manik mata ku pun ikut berembun, Kak.😭😭

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Surya yang Meredup
2 Welcome to Qatar
3 Nameera si Gadis Qatar
4 Dua Pria Beda Generasi
5 Menyampaikan Amanah
6 Korban Broken Home
7 Bakso ala Zulaikha
8 Dia yang Tidak Sempurna
9 Kakak Ipar
10 Gadis dengan Abayha
11 Dia Calon Istriku
12 Aku Pamit
13 Pengakuan Sang Mantan
14 Hubungan Tanpa Cinta
15 Jangan Berharap Lebih
16 Boleh Aku Menggandeng Tanganmu?
17 Ancaman Bibi Afra
18 Bekerja dalam Senyap
19 Kebiasaan Makan
20 Membuatnya Terbiasa
21 Kamu Sangat Tampan Saat Tersenyum
22 Nameera Drop
23 Memiliki Dua Istri?
24 Mulai Terbiasa
25 Rindu yang Tak Sampai
26 Ternyata Kamu Cantik juga.
27 Kemarahan Tareeq
28 Di mana Dia?
29 Merindukannya
30 Memperlakukanmu Sebagai Istriku
31 Gombalan Pria Qatar
32 Angin Segar Untuk Nameera
33 Saat Harus Memilih
34 Misi Zulaikha dan Tareeq
35 Pertemuan dengan Billy
36 Liciknya Qifty
37 Saat Ujian Kembali Menghampiri
38 Kamu Licik Aku Lebih Licik
39 Hikmah dari Allah
40 Memafkan itu Menenangkan
41 SPA dan Setrika
42 Pertemuan Karena Ngidam
43 Rencana Buruk
44 Kadatangan Tiga Pria
45 Keberanian Zulaikha
46 Misi Penyelamatan
47 Curi Pandang
48 Cerita Tiga Pria
49 Permintaan Nameera
50 Jawaban Khalid dan Ali
51 Keputusan Nameera
52 Uhibbuka Fillah
53 Rasa Gelisah
54 Kembali Hancur
55 Terpuruk Lagi
56 Kembalilah ke Qatar
57 Menuju Pernikahan Nameera
58 Pesta Pernikahan di Qatar
59 Melepas Kerinduan
60 Hamidun?
61 Ujian Kesabaran
62 Pria Baik
63 Dijodohkan Lagi
64 Balapan Unta
65 Welcome Baby F
66 Kebahagiaan Zulaikha
67 Permintaan Maaf Qifty
68 Saran Untuk Khalid
69 Kejutan Untuk Zulaikha
70 Tasbih Cinta (TAMAT)
71 He's Not A Bad Boy
72 PROMO NOVEL BARU
73 MOZAIK KENANGAN
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Surya yang Meredup
2
Welcome to Qatar
3
Nameera si Gadis Qatar
4
Dua Pria Beda Generasi
5
Menyampaikan Amanah
6
Korban Broken Home
7
Bakso ala Zulaikha
8
Dia yang Tidak Sempurna
9
Kakak Ipar
10
Gadis dengan Abayha
11
Dia Calon Istriku
12
Aku Pamit
13
Pengakuan Sang Mantan
14
Hubungan Tanpa Cinta
15
Jangan Berharap Lebih
16
Boleh Aku Menggandeng Tanganmu?
17
Ancaman Bibi Afra
18
Bekerja dalam Senyap
19
Kebiasaan Makan
20
Membuatnya Terbiasa
21
Kamu Sangat Tampan Saat Tersenyum
22
Nameera Drop
23
Memiliki Dua Istri?
24
Mulai Terbiasa
25
Rindu yang Tak Sampai
26
Ternyata Kamu Cantik juga.
27
Kemarahan Tareeq
28
Di mana Dia?
29
Merindukannya
30
Memperlakukanmu Sebagai Istriku
31
Gombalan Pria Qatar
32
Angin Segar Untuk Nameera
33
Saat Harus Memilih
34
Misi Zulaikha dan Tareeq
35
Pertemuan dengan Billy
36
Liciknya Qifty
37
Saat Ujian Kembali Menghampiri
38
Kamu Licik Aku Lebih Licik
39
Hikmah dari Allah
40
Memafkan itu Menenangkan
41
SPA dan Setrika
42
Pertemuan Karena Ngidam
43
Rencana Buruk
44
Kadatangan Tiga Pria
45
Keberanian Zulaikha
46
Misi Penyelamatan
47
Curi Pandang
48
Cerita Tiga Pria
49
Permintaan Nameera
50
Jawaban Khalid dan Ali
51
Keputusan Nameera
52
Uhibbuka Fillah
53
Rasa Gelisah
54
Kembali Hancur
55
Terpuruk Lagi
56
Kembalilah ke Qatar
57
Menuju Pernikahan Nameera
58
Pesta Pernikahan di Qatar
59
Melepas Kerinduan
60
Hamidun?
61
Ujian Kesabaran
62
Pria Baik
63
Dijodohkan Lagi
64
Balapan Unta
65
Welcome Baby F
66
Kebahagiaan Zulaikha
67
Permintaan Maaf Qifty
68
Saran Untuk Khalid
69
Kejutan Untuk Zulaikha
70
Tasbih Cinta (TAMAT)
71
He's Not A Bad Boy
72
PROMO NOVEL BARU
73
MOZAIK KENANGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!