CHAPTER 20

...***...

Saat itu mereka masih memikirkan cara untuk mengalahkan monster itu. Karena mereka tidak bisa menggabungkan Deka Robot yang selama ini menjadi kebanggaan mereka.

"Ban san." Yuki yang dari tadi menyaksikan pertarungan itu menghampiri Deka Red Wings.

"Apa yang akan kita lakukan?." Deka Red wings bertanya pada dirinya sendiri?.

"Apa kau lupa padaku ban?." Tiba-tiba suara itu menyapa di telinga Deka Red Wings.

Ya benar juga, kenapa Ban melupakan seniornya?. Masih ada satu seniornya yang ia lupakan?.

Deka Red wings maju beberapa langkah, membuat Houji Cs bertanya-tanya, apakah dia sudah mendapatkan ide?.

"Ban?!." Mereka sangat heran?.

"Apa yang akan kau lakukan senpai?." Tetsu yang bertanya.

"Ban san?." Yuki bahkan sempat heran dengan apa yang akan dilakukan Ban. Namun Ban tidak menjawab itu, seakan-akan ia memang memiliki sesuatu yang akan ia gunakan dalam pertarungan itu.

"Kakuren ninpu, kyodai Modo ayakashi no jutsu."  Setelah merapal justu itu Deka Retto menjadi raksasa?. Entahlah, siapa yang tahu.

"Huoh!. Ban jadi besar?." Deka yellow tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Dari mana ban mempelajari jurus itu?!." Secara bersamaan mereka yang terkejut melihat itu, termasuk Deka Master dan Gyoku yang tadinya seakan-akan seperti melihat film action menurut mereka, akhirnya mereka bereaksi ketika melihat ada yang lain dari Ban?!.

"Dia itu memang tidak pernah menyerah, sejak kapan dia mempelajari kek gituan." Deka Blue merasa kagum dengan kegigihan Deka Red alias Ban.

"Tapi kali ini ban menggunakan mode ninja black, ninja sentai kakurenja." Sen Chan mengenali sosok yang menggantikan Deka Retto Wings saat itu.

"Umm, aku rasa ban senpai hari ini penuh kejutan. Ban senpai sangat luar biasa sekali." Deka Break tidak percaya Ban alias Deka Retto membuat keajaiban yang tak terduga.

"Ban sepertinya dia masih ban yang sama." Sen Chan tentunya tau bagaimana sifat Ban yang dipenuhi semangat membara.

'Ban san, kau memiliki teman-teman yang baik. Aku percaya padamu ban san. Kau bisa mengatasi kasus ini dengan baik." Dalam hati Yuki merasa senang dan bahagia jika rekan-rekannya Ban masih mempercayai suaminya itu, ia juga percaya pada Ban.

Ayo kita lihat pertarungan Ninja Black.

"Heh!. Kali ini aku tidak akan terkejut lagi. Berapa kali pun kau berubah, hasilnya akan tetap sama!. Aku yang akan menjadi pemenangnya!." Deka Black yang kembali menjadi bentuk utuh Deka Black mencoba menyerang Ninja Black.

Siapa bilang kau jadi pemenangnya?." Ninja Black menghindari serangan Deka Black dengan menangkis serangannya, menahan pukulan Deka Black dengan sikutnya.

Deka Balck berusaha menyerang Ninja Black, namun serangannya selalu berhasil diatasi dengan mudahnya. Tentunya membuat Deka Black geram, apalagi Ninja Black kadang hilang kadang muncul, membuatnya makin geram bercampur kesal.

"Sebaiknya kau jangan menggunakan jurus pengecut seperti itu padaku!." Dengan geramnya Deka Black mengayunkan pedangnya, ia ingin segera membunuh Ninja Black, tapi ia merasa dipermainkan.

"Ho?. Baiklah, aku akan serius menyerangmu." Ninja Black kali ini menyerang Deka Black habis-habisan, ia menyerang tanpa ampun.

"Waaakh!." Deka Black terkejut karena mendapat serangan dadakan, ia tidak mengerti kenapa tubuhnya terasa berat, hingga pasrah diserang oleh Ninja Black.

Disaat itulah Ninja Black bersiap dengan jurus andalannya. "Akaza kenpo!. Rai jin ken!." Ban mengayunkan pedangnya ke tubuh Deka black dengan kuat, hingga tubuh Deka Black menimbulkan bercak aneh, ia juga menjerit kesakitan.

Di saat yang sama.

"Ukhuk!." Ninja Black terbatuk, ia merasakan sakit dibagian bahu kanannya, ternyata bahu kanannya tertancap sebuah pedang pendek yang dilumuri racun.

"Uqh, walaupun aku kalah, setidaknya aku bisa melukaimu deka red!. Kau akan mati perlahan dengan racun itu." Sebelum tubuhnya meledak Deka Black masih sempat meninggalkan kata-kata yang membuat Ninja Black alias Deka Red merasa shock.

"Akh!." Deka Red Wings sangat kesakitan, perlahan-lahan ia menciut ke ukuran normal.

"Ban san!." Yuki melihat Ban kembali ke ukuran normal, dan ia segera berlari menghampiri Ban.

"Ban!." Begitu juga Houji, Sen Chan, Jasmine, Umeko, Tetsu  kembali ke mode biasa. Diikuti oleh Doggie, dan Gyoku, mereka semua berlari menghampiri Ban yang sudah kembali ke mode biasa, ia terbaring dalam kondisi yang lemah.

"Ban san." Yuki memangku kepala Ban dipangkuannya, entah kenapa air matanya mengalir begitu saja saat melihat kondisi Ban yang seperti.

"Aku, baik-baik saja." Ucapnya dengan suara serak, ia berusaha meyakinkan pada istrinya, bahwa ia baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan, meski secara tidak langsung ia mengakui tubuhnya terasa kaku.

"Um." Mau tak mau Yuki menganggukkan kepalanya, berusaha menampilkan senyuman manis walau terasa sakit saat melihat darah segar terus mengalir di bahu kanan Ban, juga darah di sudut mulut Ban. Terlihat jelas ada belati kecil yang menancap di sana.

"Ban." Houji dan lainnya merasa cemas dengan kondisi Ban, selalu saja menggila dan sembrono tindakan yang dilakukan oleh Ban.

"Aku sangat mengantuk sekali yuki chan. Akhirnya ini aku kurang tidur." Dengan suara yang melemah Ban berkata seperti itu. "Aku mau tidur sebentar saja." Matanya semakin terasa berat, ia tidak tahan dengan kantuk yang melanda dirinya saat itu. Tentu saja ia kurang tidur, karena ia sedang menjalani latihan, selain itu ia tidak bisa tidur akibat dari rasa sakit yang ia terima dari rantai yang terpasang di kaki kanan, dan tangan kirinya itu. Rasa sakit yang membuatnya tidak bisa tidur dengan nyaman seperti biasanya.

"Tidurlah ban san. Aku akan menjagamu." Yuki mengecup kening suaminya dengan sangat sayang.

"Oyasumi nasai, yuki chan. Maaf, jika aku tidak memberi kabar padamu." Suaranya semakin hilang, dan akhirnya ia menutup matanya karena kesadarannya telah hilang.

"Ban san." Yuki berusaha menahan air matanya. Rasa sesak yang ada di dalam hatinya saat itu, ia berusaha untuk menahannya. "Kau telah berusaha dengan sangat baik selama ini. Kau adalah orang yang kuat, ban san." Perasaan sesak yang sangat dalam ketika melihat Ban dalam keadaan terluka seperti itu.

"Ban senpai." Dalam hati Deka Break sangat bersimpati dengan apa yang telah dilalui oleh Ban.

Mereka yang melihat kasih sayang yang diperlihatkan Yuki pada Ban merasa tersentuh. Sebagai seorang istri Umeko dan Jasmine tentunya dapat merasakannya, bagaimana jika mereka berada di posisi Yuki, ketika melihat suaminya yang lemah tidak berdaya saat itu.

Apakah yang akan terjadi Ban?. Apakah ia akan selamat dari racun ganas itu?. Apakah kisah ini masih berlanjut?. Simak terus ceritanya.

Next halaman.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!