...***...
Menghilangkan diri dalam waktu yang cepat dalam jumlah sebanyak itu?. Hanya ninja asli yang bisa melakukannya. Karena ia pernah berlatih membaurkan diri ketika menjadi mata-mata maka ia bisa melakukan trik itu untuk melarikan diri. "Tenagaku tidak cukup banyak untuk menghadapi kalian semua saat ini. Jadi maaf saja ya?. Aku terpaksa melakukan ini." Dalam hatinya sungguh tidak menduga akan menggunakan cara itu untuk melarikan diri dari kepungan mereka.
Apakah yang akan dilakukannya setelah ini?. Simak dengan baik bagaimana kisah itu nantinya.
...***...
Di kediaman Akaza Banban yang berada di planet Wings?. Akaza Yuki pada saat itu sedang mengasuh anaknya bersama seseorang yang ia pekerjaan untuk membantu dirinya. Saat ini ia sedang berusaha untuk menguatkan dirinya agar tidak terlalu bersedih hati mengenai Ban yang belum juga kembali?.
"Ban?. Apakah kau sedang mengalami masalah yang sangat berat?. Sehingga kau tidak kembali?. Apakah kau tidak ingat jika kita telah menikah?." Dalam hatinya sungguh sangat iba dengan kondisinya yang saat ini. "Apakah kau tidak ingin melihat anak kita lahir?." Dalam hatinya sungguh sangat sedih mengingat itu semua.
Flashback on.
Akaza Banban baru saja pulang dari tempat ia bekerja. Saat itu ia sangat ngantuk parah, sehingga ia tidak menyimak apalagi yang dikatakan oleh istrinya.
Ban dengan langkah yang hampir tertatih mendekati istrinya yang sedang terbaring di tempat tidur. "Yuki chan." Ucapnya dengan suara yang sangat lemah, tentunya ia sedang menahan kantuk?. "Yuki chan." Panggilnya sekali lagi. Setalah itu ia benar-benar berbaring di sebelah situsnya dengan memeluk istrinya dari samping. "Oyasumi nasai." Ucapnya dengan suara kecil.
"Ban, aku hamil." Bisik Yuki.
Akan tetapi tidak ada tanggapan dari Ban, karena ia benar-benar sangat mengantuk luar biasa. "Um." Hanya seperti itu tanggapannya, dan tangannya yang malah mengelus perut istinya yang terasa membesar?. Namun lagi ia belum memberikan tanggapan apapun. Sungguh, rasa kantuk itu tidak dapat mengalahkan apapun, bahkan ketika ia mendengarkan ucapan istinya uang mengatakan jika dirinya hamil.
"Sudah tidur ya?. Cepat sekali tidurnya." Yuki cukup lama menunggu jawaban dari suaminya itu, hingga ia mendengarkan dengkuran kecil dari Ban. Itu artinya suaminya itu benar-benar terlelap dalam tidurnya. "Apakah kau mendapatkan pekerjaan yang sangat banyak?. Sehingga kau kelelahan seperti ini ban?." Yuki mencoba memahami apa yang dirasakan oleh suaminya Akaza Banban pada saat itu. "Kau terlihat kelelahan sekali." Ia mengelus wajah suaminya dengan penuh kelembutan.
Malam itu Yuki membiarkan suaminya terlelap untuk istirahat, mungkin setelah melakukan pekerjaan yang sangat melelahkan ketika di siang hari. Bahkan suaminya itu tidak pulang selama dua hari. "Oyasumi nasai, ban." Yuki mencoba untuk memahami Ban. "Aku sangat mencintaimu ban." Lanjutnya sambil mengecup kening suaminya dengan sayang.
Namun saat paginya Ban terbangun?. Ia tidak melihat istrinya berada di tempat tidur. "Hoam!." Ban menguap panjang, ia masih mengantuk. Akan tetapi ia ingat, jika ia saat ini tidak tinggal sendirian. Ada seseorang yang tinggal bersama dengannya dengan status sebagai seorang istri. Ban mencoba melangkah turun dari tempat tidur, akan tetapi pada saat itu matanya menangkap amplop merah yang sangat lucu.
"Apakah yuki chan mencoba bersikap romantis padaku?." Ban hanya tersenyum kecil sambil mengambil amplop merah unik itu. "Ada fotoku tambah foto yuki chan sama dengan?." Ia agak bingung dengan kode itu?. Karena penasaran ia membuka amplop yang berisi tes pack?.
Ban memperhatikan tes pack itu dengan seksama, pada saat itu otaknya belum pulih sempurna. Ia belum mengetahui fungsi benda itu, hingga saat itu ia ingat ketika Jasmine memamerkan benda itu pada mereka semua.
Deg!.
"Garis dua?. Itu artinya?." Ban sangat terkejut ketika melihat ada dua garis di tes pack itu?. "Yuki chan!." Ban segera berteriak memanggil istrinya. Ban saat itu sangat bahagia, karena istinya hamil?. "Yuki chan!." Ban yang berhasil menemui istinya di dapur langsung memeluk sayang istinya. "Arigatou yuki chan." Dengan perasaan haru ia memeluk istrinya dengan cintanya.
"Um." Yuki terlihat sangat bahagia karena Ban akhirnya menyadarinya.
Flashback off.
Itulah yang diingat Yuki saat itu. Bagaimana Ban yang memperlakukan dirinya dengan sangat istimewa setelah mengetahui dirinya sedang hamil?. Lalu apa yang terjadi sekarang?. Hatinya sangat sedih karena tidak ada kabar apapun dari suaminya itu.
Di sektor kota 1,3,5.
Di sinilah Houji, Sen Chan dan Tetsu berada, mereka mendeteksi keberadaan Akaza Banban?. Apakah Ban secepat itu menghilang dari sana?. Bisa jadi seperti itu, sehingga mereka dapat menemukan dirinya?.
"Kau pasti akan aku tangkap kau ban." Ucap Sen Chan dalam hatinya, ia bertekad akan menangkap Ban. "Aku tidak akan membiarkan kau kabur lagi, atau berbuat kejahatan lagi. cukup Umeko yang saat ini masih terbaring di RS bersama Jasmine." Hatinya saat itu sedang membara atas apa yang telah terjadi pada istrinya dan rekannya Jasmine.
"Tetaplah waspada, sen chan. Jangan sampai kau lengah karena emosi yang menguasai dirimu." Houji mengingatkan Sen Chan, sebab ia tau kalau Sen Chan saat ini sedang diselimuti oleh dendam.
"Kau tenang saja. Aku masih enari senichi yang memiliki ketenangan yang sangat luar biasa dalam keadaan apapun." Sen Chan hanya menganggukkan kepalanya, ia mengerti itu, tapi rasanya tidak mudah untuk dilakukan?.
Sedangkan Tetsu sedang mengintai sesuatu, dan ia menemukan sosok yang ia cari, yaitu Akaza Banban, sang target.
"Houji san, den san. Dia datang." Tetsu memberi kode bahwa Ban ada di gudang kosong yang sudah lama tidak terpakai, jadi ia bersembunyi di sini?.
Sen Chan yang tadinya udah gatal ingin menangkap Ban langsung menerobos masuk. Ternyata ucapannya tidak sesuai dengan perbuatannya.
"Hoi!. Tenangkan dirimu!." Houji berusaha mengingatkan Sen Chan agar tidak berbuat gegabah. Houji langsung mengejar Sen Chan yang berlari cepat menuju tempat yang dimaksud oleh Tetsu.
"Maaf saja, aku duluan bergerak." Dengan suasana hati yang sangat tidak karuan ia berkata seperti itu?.
Begitu tiba di gudang tua, ketika matanya menangkap sosok yang ditargetkan oleh mereka semua?.
Dor!.
Sen Chan melepaskan sebuah tembakan tepat mengenai punggung Ban yang masih dalam keadaan terluka?. Ini pertama kalinya ia memberikan sebuah tembakan pada seorang Akaza Banban yang sebelum adalah leader-nya?.
"Ukhuk!." Ban terbatuk darah, rasanya sudah tidak sanggup lagi, tapi ia berusaha untuk membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang menembaknya.
Deg!.
Ia tidak menduga siapa yang telah menembak punggungnya saat itu. Hatinya sangat hancur setelah mengetahui siapa yang telah melepaskan tembakan ke punggungnya itu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments