CHAPTER 16

...***...

Wanita itu memeluk erat tubuh Akaza Banban, ia sangat merindukan sosok itu, sangat merindukannya. Sudah sangat lama ia tidak melihat orang yang ia cintai itu?.

"Ban san." Suaranya terdengar pelan karena ia berusaha menahan isak tangisnya, sebab ia tak kuasa menahan kerinduan yang mendalam selama beberapa bulan ini. "Aku sangat merindukanmu ban san." Sungguh, itulah yang ia rasakan pada saat itu.

"Yuki chan." Begitu juga dengan Ban, ia ingin sekali membalas pelukan wanita ini, tapi kedua tangannya terentang lebar begini jadi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ban san,,, aku sangat merindukanmu." Bisiknya tepat ditelinga Ban, membuat perasaan Ban menghangat, suara istrinya seakan memberikannya tenaga untuk bertahan. Dua kali ia mengatakan pada Ban, jika ia sangat rindu padanya.

Ya, Ban ingat. Ia harus bertahan demi istrinya yang selalu ada untuk dirinya. "Um. Aku juga sangat merindukanmu. Bahkan aku ingin memelukmu, yuki chan." Tapi entah kenapa di sisi lain perasaan Ban saat ini melemah mendengar kata itu dari Yuki, wanita yang ia cintai mengungkapkan perasaannya, ia juga sangat merindukan sosok istrinya ini. Ia juga ingin mengungkapkan perasaannya pada Yuki.

"Hei!. Siapa kau?!. Berani sekali kau datang tanpa permisi dari kami!." Houji yang tadi diam memperhatikan itu mulai tersadar. Sedangkan yang lainnya malah terpesona dengan itu?.

Namun Yuki tidak menjawabnya, ia melepas pelukannya, ia tatap wajah Ban dengan tatapan sedih. "Kau sudah melewati hari yang kurang baik ya?. Ban san." Ucapnya sambil tersenyum kecil, ia tangkup kedua pipi Ban dengan lembut, ia seka bekas darah disudut mulut Ban.

"Ya, seperti itulah." Mau tak mau Ban ikutan senyum, karena ia begitu merindukan senyuman manis istrinya itu. "Um. Sangat kurang baik." Ia menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Tapi. Entah kenapa saat melihat senyummu, hari buruk itu rasanya agak berkurang, yuki chan." Ban merasa lega melihat istrinya baik-baik saja, itu artinya si copy tidak mengetahui tentang istrinya. "Tidak mengetahui?." Dalam hatinya merasa lega dengan itu. "Aku juga bersyukur jika kau baik-baik saja yuki chan." Rasanya ia ingin menangis karena ketakutan yang melanda dirinya tentang istrinya.

Ya, sebab Yuki Chan memiliki ruang tersendiri di hatinya, karena itulah si Copy tidak mengetahui keberadaan Yuki, meski si copy-an menggunakan seluruh ingatan Ban untuk berbuat kejahatan, sebab hanya Ban yang merasakan perasaan cinta pada Yuki.

"Hei, jawab pertanyaan ku!." Houji merasa kesal karena ia merasa diabaikan.

"Jawab pertanyaan kami nona!." Enari Senichi ikutan kesal.

Namun Yuki belum juga merespon bentakan Houji dan Enari Senichi, ia masih fokus pada suaminya Akaza Banban.

"Entah kenapa rasanya aku diabaikan." Dalam hati Doggie atau Deka Master, dan Gyoku merasa sangat jengkel.

"Apakah ini sakit?." Yuki sedikit merunduk, mengelus pergelangan kaki Ban, dan tangannya menggenggam pergelangan tangan kiri Ban, tentunya Tetsu dan yang lainnya juga ikutan melihat itu.

"Kadang terasa sedikit menyetrum kaki dan tanganku, tapi tidak apa-apa. Aku masih kuat untuk menahan rasa sakit itu." jawab Ban sambil tersenyum kecil, ia tidak ingin Yuki mengkhawatirkan dirinya.

"Kau memang sangat kuat ban san." Yuki mengusap pipi Ban kiri Ban dengan lembut, ia begitu mengagumi ketangguhan hati suaminya ini. Kemudian Yuki berdiri tepat dihadapan Ban, ia membalikkan tubuhnya agar menatap Houji Cs, tatapannya begitu tajam.

"Namaku akaza yuki, istri akaza banban, salam kenal." Ucapnya dengan sangat jelas. "Aku harus datang kesini untuk meluruskan yang terjadi pada ban san." Ada perasaan amarah yang ia tahan pada saat itu.

"He?!." Mereka semua sangat terkejut ketika mendengarkan pengakuan dari wanita cantik itu. Siapa yang menduga akan seperti itu?.

"Kau istrinya ban?!. Itu sangat mustahil!." Secara bersamaan mereka malah berkata seperti itu.

"Ban sudah punya istri?!. Rasanya itu sangat mustahil!." Entah kenapa saat itu Houji merasa tersaingi.

"Ban senpai?!. Apakah itu benar?!." Tetsu juga tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat itu.

"Kapan?!. Kapan kau menikah ban?!." Deka Master terlihat sangat emosi ketika mengetahui jika Ban telah memiliki istri?. "Kenapa kau tidak memberitahu aku?!." Bentaknya dengan sangat mudahnya.

"Kau ini sangat keterlaluan sekali!. Kenapa kau tidak mengabari aku saat kau menikah?!. Kau tidak menghormati aku lagi?!. Ban?!." Gyoku juga ikutan marah saat itu.

"Kenapa kau tidak memberitahu kami ban?!." Enari Senichi juga merasa kesal?.

Dalam kondisi yang seperti itu mereka malah kesal dengan apa yang telah dilakukan Ban?. Apakah mereka telah melupakan kejahatan apa yang telah dilakukan oleh Ban?.

"Jelaskan pada kami ban!."

"Jelas pada kami ban senpai!."

Houji, Deka Master, Enari Senichi, Gyoku dan Tetsu menatap tajam ke arah Ban, membuat Ban sedikit merinding.

"Apa?!. Lagipula aku tidak harus mengatakan pada orang yang tidak mempercayaiku lagi." Ban terlihat ngambek, ia tidak dendam hanya belum terima diperlakukan seperti penjahat plus penghianat.

"Senpai!. Aku tahu kau tidak akan berbuat jahat, karena itu jelaskan pada kami apa yang terjadi pada hari dimana kau kau menjalani tugasmu waktu itu?." Sepertinya Tetsu memberikan pertanyaan yang agak melenceng?. Tapi karena Ban berkata tidak mempercayainya mungkin Tetsu ingin meminta penjelasan pada Ban agar yang lainnya percaya dengan kejadian yang sebenarnya.

Apalagi menyerang teman-temannya, itu mustahil dilakukan oleh Akaza Banban yang pada dasarnya orang polos se Dekarenja. Belum Ban menjawab tiba-tiba ia dikejutkan oleh tindakan istrinya!.

Besh!. Besh!.

Tanpa diduga Yuki melepaskan rantai yang mengikat kedua tangan Ban dengan mudahnya.

Brukh!.

Ban menjatuhkan tubuhnya ke bawah dengan sangat lemahnya. Karena tenaganya saat itu sangat terkuras habis.

"Megerikan!. Sekuta apakaj dia itu?." Dalam Houji Cs melihat itu dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana mungkin?. Dengan mudahnya dia memutuskan rantai itu dengan tangan kosong?. Whuts?.

"Ini bukan saat menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu, tapi kita harus menyelesaikan dia dulu." Yuki menatap tajam ke arah Houji Cs yang telah berani membuat suaminya dalam keadaan yang seperti itu. Kemudian ia membantu suaminya itu berdiri, ia ingin melepaskan rantai yang mengekang suaminya itu tapi ia tidak bisa lakukan itu.

"Ban san. Dia masih hidup, kau harus segera menyelesaikan masalah ini." Pandangan Yuki begitu serius, ia berusaha memberi semangat pada Ban. "Aku yakin kau bisa melakukan ini ban san." Yuki kembali memberikan semangat pada Ban.

Lalu bagaimana dengan tanggapan Ban dengan apa yang dikatakan oleh Yuki padanya?. Apakah yang akan Ban lakukan setelah ini?. Bisakah ia menyelesaikan masalah itu dengan sangat baik? Simak terus ceritanya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!