...***...
Percakapan mereka belum selesai?.
"Emmm. Umeko benar, mungkin si ban lagi nunggu di fire squad." Balas Jasmine mengiyakan ucapan Umeko. Mereka berdua emang selalu kompak kalo masalah kek gini. Heran Houji jadinya karena kelauan kedua temannya itu.
"Ha?." Houji jadi risih, ia berusaha kabur dengan meninggalkan tempat duduknya, ia berjalan cepat menuju pintu keluar Deka room.
"Sen chan, katakana pada umeko istrimu!. Juga jasmine!. Agar mengubah pertanyaannya itu!. Juga, aku ini lelaki normal!. Mana mungkin tertarik sama lelaki!. Apalagi ban!. Hii!." Tunjuk Houji ke arah Sen Chan yang dari tadi hanya diam saja.
Setelah itu ia benar-benar meninggalkan Deka room dengan wajah masam dan kesal sampai ke ubun-ubun, rasanya tubuhnya menggamang membayangkan kalo dirinya menikah dengan laki-laki.
"Hiiii amit-amit lah!." Tentunya ucapannya si Houji membuat tawa Jasmine dan Umeko makin menjadi, sementara Sen Chan hanya menanggapinya dengan slow alias memakluminya saja.
Ya dari anggota Dekarenja hanya Houji yang belum menikah, sedangkan tetsu sudah menikah dan memiliki dua orang anak perempuan yang lucu.
lalu si Ban yang menurut mereka juga belum menikah. Dulunya kan si Ban sama si Houji demen amat berdebat masalah cewek, dan hanya mereka berdua yang belum terdengar kabar menikah, mereka hanya bercanda. Ya dari pada serius mulu, meski dari dulu memang seperti itu kenyataan pahitnya.
...**...
Di sebuah ruangan aneh.
Perlahan-lahan kesadarannya mulai kembali, matanya perlahan mulai terbuka meski belum jelas penglihatannya, juga kepalanya terasa sakit alias pusing oik. Begitu ia tersadar.
"Nani o kore?." Ia dalam keadaan terbaring di tembok? Dan?. "Akqhhh!." Setiap ia bergerak tubuhnya terasa sakit plus nyeri. Juga ia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Tangan kanannya diikat dengan rantai, begitu juga dengan kaki kirinya, apa maksudnya ini coba?.
"Ho?. Akhirnya kau sadar juga?." Ucap seseorang dari arah depan Ban, ia menunduk tepat di wajah Ban, membuat Ban sedikit terkejut.
"Kau?." Ucap Ban sambil mengingat apa yang terjadi padanya hingga seperti ini. "Kau yang waktu itu-. Aqkh!." Ban berteriak kesakitan, ada sesuatu yang mengalir di dalam tubuhnya. Seperti listrik yang sangat menyakitkan tubuhnya. "Kegh!." Karena kesalnya Ban memukul wajah orang itu, tapi tubuhnya semakin sakit karena rantai di kaki dan tangannya seperti mengantarkan aliran listrik ke tubuhnya hingga terasa sakit.
"Hmp!." Orang yang wajahnya dipikul oleh Ban malah mendengus mengejek, ia tidak membalas tabokan Ban, seakan itu hanya tepukan anak bayi yang meminta makan karena lapar. Orang tersebut adalah orang yang berdiri di depan mobil Ban waktu itu. "Akaza banban, kau tidak akan bias melawanku, apalagi lepas dari rantai ini." Ucapnya dengan nada jengkel, ia tarik rantai di tangan kanan Ban, hingga Ban berteriak kesakitan.
"Akh!. Apa yang kau lakukan padaku?!." Rasanya sungguh sangat menyakitkan, ia tidak pernah merasakan sesakit ini, rasanya tubuhnya benar-benar tusuk dari dalam oleh benda tajam.
"Ini adalah rantai yang aku buat agar kau merasakan penderitaan yang kami rasakan akaza banban!. Rantai inilah yang akan membunuhmu di sini!. Hahaha!." Orang tersebut merasa puas dan bahagia melihat Akaza Banban menderita karena rasa sakit. Ia sangat senang melihat raut wajah kapten Fire Squad ini kesakitan, juga jeritan Ban.
"Apa maksudmu?." Suara Ban begitu serak dan pelan karena menahan rasa sakit ditubuhnya, ia tidak mengerti apa yang diucapkan oleh orang yang mirip dengannya ini. Kenapa ia begitu dendam padanya. Apakah dia punya masalah yang belum selesai dengannya?.
"Heh!." Lagi, wajah itu menunjukkan keangkuhannya, ia mengejek ketidakberdayaan sang kapten Fire Squad yang saat ini berada dalam cengkeramannya.
"Cukup lama bagiku agar menjadi seperti ini, aku tidak akan membocorkan siapa diriku ini padamu akaza banban. Lagipula ruangan ini akan menjadi saksi dimana kau akan mati membusuk." Orang tersebut menunjukkan senyuman menyeringai pada Ban. Ia menepuk-nepuk pipi Ban dengan kasar, ia begitu senang dengan pertanyaan Ban. "Sepertinya ini akan menarik." Ucapnya sambil berdiri, ia menatap Ban dengan pandangan merendahkan Ban, ia seakan menatap jijik ke arah Ban. Sementara Ban tidak bias merespon karena tubuhnya yang terasa masih sakit.
Namun mata Ban melotot tak percaya saat ia melihat orang yang mirip dengannya itu mengeluarkan lisensi Dekaranger, dan orang tersebut berubah jadi Deka- Black?.
"Aku akan menggantikan akaza banban!. Deka black, sementara kau di sini menunggu ajalmu tiba." Ucap Deka Black dengan santainya. Kemudian ia merunduk mendekati kuping Ban dan berbisik. "Aku akan membuat perubahan pada fire squad dan dekarenja dengan menggunakan ingatanmu, akaza banban deka red!." Itulah yang dibisikkan oleh Deka Black. Rasanya nyawa Ban ditarik paksa keluar dari badannya.
Membuat perubahan Fire Squad dan Dekarenja dengan menggunakan ingatannya?. Apa maksud dari ucapannya itu?. Ban ingin bertanya tapi si Deka Black sudah menghilang entah kemana.
"Merubah fire squad dan dekarenja dengan ingatanku?." Dalam hati Ban tidak mengerti apa maksud dari ucapan orang itu.
Kepalanya semakin terasa berdenyut sakit, apalagi dengan kondisinya yang sekarang, pikiran Ban benar-benar kacau. Apa yang mau diubah oleh orang itu dari F.s juga Dekarenja?. Jika menggunakan ingatannya?.
DEG
Jantungnya berdetak kencang, ingatannya?.
"Yuki!." Ucap Ban dengan suara serak. Ia teringat dengan istrinya?. Jika menggunakan ingatannya?. Apakah si kopiannya itu akan menggunakan ingatannya untuk menemui Yuki?. Oh tidak!. Ini sangat gawat. Jika orang itu menggunakan ingatannya untuk kejahatan ini benar-benar gawat. Ia tidak mau istrinya dicelakai oleh orang itu!. "Yuki chan, aku harap jika kau melihat orang itu kau bias menyadarinya." Dalam hati Ban dengan panik, ia tidak bisa membayangkan jika orang itu mencelakai Yuki, juga calon anaknya?. Ya ampun, sangat gawat!.
Ban merasa orang yang tak berdaya saat ini. Kenapa ia bisa terjebak dalam kondisi seperti ini di saat ia memiliki orang spesial dalam hidupnya, ia juga lupa sudah berapa lama ia tidak pulang ke rumah. Pasti istrinya Yuki sangat mengkhawatirkan dirinya, apalagi tidak memberi kabar pada Yuki.
"Gomen ne, yuki, aku harap kau baik-baik saja, begitu juga denganmu nak. Ayah akan segera kembali secepatnya." Batin Ban dipenuhi rasa cemas dan rasa khawatir.
Okelah kalo masalah F.s atau Dekarenja ia nantinya di cap apapun, tetapi jika dengan istrinya?. Ban tidak dapat membayangkannya. Perlahan-lahan kesadarannya mulai menipis, tenaganya seakan tersedot oleh aliran listrik dari rantai yang membelit kaki dan tangannya.
Hihihi!. Siapakah yang berkhianat?!. Nantikan cerita berikutnya ya!. Simak terus ceritanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments