CHAPTER 6

...***...

Mereka masih di dalam ruangan yang sama. Saat itu mereka masih bisa bercanda seperti biasanya?. Apakah mereka tidak menyadari jika itu bukan lah Akaza Banban yang asli?.

"Juga, kalau ke sini bawalah teman wanita, jangan sendiri terus." Lanjut Umeko, ia makin menertawai Ban yang makin manyun.

"Umm. apakah harus seperti itu bos?. Apakah ada peraturan baru seperti itu jika ke Deka Base harus membawa pasangan?." Begitulah rengekan dari Akaza Banban pada saat itu.

"Tidak, tidak, tidak, aku tidak berkata seperti itu." Deka Master mengibas tangannya pertanya bukan ia yang berkata seperti itu, hadeh si Umeko ada-ada saja mereka itu.

Sementara si Umeko malah makin tertawa, entah senang lihat Ban di bully atau ia senang karena Ban datang?.

"Lalu apa yang membuatmu datang ke sini ban?." Tanya Deka Master dengan raut wajah serius, apakah ada sesuatu atau hanya sekedar mampir saja?.

Ban diam sejenak mendengar pertanyaan Deka Master, membuat Umeko dan Deka Master penasaran dengan kediaman Ban.

Dan tiba-tiba ia tersenyum aneh.

"Aku kesini karena ingin membunuh kalian?." Ucapnya dengan santai, juga senyuman bersahabat? Apa maksudnya?.

"He?!." Umeko merasa aneh dengan ucapan Ban, apakah Ban sedang bercanda?.

"Huffff!." Deka Master menghela nafasnya, jiwa humor Ban tinggi juga ternyata.

"Aku hanya bercanda." Duh Ban ini ada-ada saja, ngeprang kali ya?.

"Ya ampun ban, kau ini membuatku khawatir saja. Bercandanya tidak pada waktu yang tepat." Umeko bernapas lega, Ban becandanya kelewatan banget dah?.

"Aku ke sini mau mempelajari pedang lebih lanjut denganmu deka master. Akhir-akhir ini banyak sekali pengguna pedang yang aku hadapi." Ban kembali menampilkan senyum bersahabat, ia tadi seperti memang bercanda.

Deka Master beranjak dari tempat duduknya, ia mendekati Ban?.

"Baiklah, tapi akan butuh-." Ucapan Deka Master terhenti karena tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang aneh. Tanpa mereka duga Ban menyerang Deka Master dengan menggunakan pedang?. Sejak kapan Ban menggunakan pedang?.

"Akh!." Deka Master berteriak kesakitan Ban berhasil mengenai Lengan kiri, dan Kaki kanan Deka Master hingga darah segar merembet keluar.

Sedangkan Umeko berteriak kaget melihat itu, Ban benar-benar menyerang Deka Master.

"Apa maksudnya ini ban?!." Deka Master berusaha menahan sakit akibat dari luka yang ia dapatkan

"Heh!" Ban menyeringai lebar, ia menatap Umeko yang terlihat Shock.

"Bukankah sudah aku katakan bahwa aku akan membunuh kalian berdua?." Ban mengarahkan pedangnya tepat di perut Umeko.

"Ban?. Apa yang terjadi sebenarnya?. Kau ini kenapa ban?." Umeko tidak percaya apa yang dilakukan oleh Ban.

"Ban, sebaiknya jangan kau lakukan!." Deka Master ingin mencegah Ban berbuat jahat pada Umeko, tapi tenaganya sepertinya terkuras habis karena darah yang semkin merembet dari lukanya.

Di saat yang bersamaan Sen Chan masuk ke Deka Room dan menyaksikan bagaimana Akaza Banban menusuk perut Umeko dengan pedangnya.

"Ban!." Deka Master merasa tidak berdaya melihat itu, kenapa Ban melakukan itu?.

Sedangkan Sen Chan?.

"Umeko!." Teriak Sen Chan dengan suara keras, ia langsung menyerang Ban, namun sayangnya Ban berhasil menghindar.

"Umeko!. Umeko!." Sen Chan menguncang pelan tubuh Umeko agar tetap sadar.

"Sen chan." Rasanya Umeko tak dapat menahan rasa kantuk yang mendadak menyerangnya, perlahan-lahan matanya menutup dan akhirnya ia tidak sadarkan diri.

"Umeko!." Sen Chan mendekap tubuh istrinya, rasa sesak merasuki dadanya, sangat sesak.

"Menyedihkan seperti biasa sen chan. Kau ini sama sekali tidak berguna sebagai seorang suami." Ucap Ban dengan santainya sambil mengelap darah Umeko dan darah Deka Master yang menempel di pedangnya, seakan yang barusan itu adalah sebuah candaan kecil.

"Kau!." Sen Chan tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Ban melakukan henshin, namun menggunakan Deka Switch mode Deka Black?. "Siapa kau sebenarnya?!." Sen Chan tidak menduga akan melihat hal yang sangat berbeda.

Begitu juga dengan Deka Master, ia tidak percaya dengan apa yang dilihat olehnya, Ban menggunakan Deka Black?. Pasti telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Siapa kau sebenarnya?!." Sen Chan menatap tajam ke arah Deka Black. Kembali pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"Dulu aku memang deka retto!. Tapi itu masa lalu yang menjijikan!. Aku yang sekarang adalah deka black!. Si pembawa perubahan bagi yang dipimpin!. Ingat itu!. Sen chan!." Jawab Deka Black dengan nada dingin, tak ada perasaan sedikitpun saat mengatakan itu.

Dor!.

Tiba-tiba Deka Black mendapatkan sebuah tembakan dari arah depannya, namun serangan itu tidak berpengaruh sama sekali baginya.

"Yhooo aibou?!." Sapanya dengan santai sambil melihat ke arah Deka Blue, tidak terlihat sama sekali ia kesakitan atau apa.

"Umeko." Sen Chan segera mendekati istrinya yang tidak sadarkan diri setelah mendapatkan serangan yang sangat parah.

"Aibou te iu na!." Suara Deka Blue terdengar kesal bercampur marah. "Kau sangat lancang sekali!." Teriaknya dengan penuh amarah yang sangat membara.

"Houji?." Deka Master melihat Houji si Deka Blue dengan senjatanya. "Cepat hentikan dia!. Pasti ada yang salah dengannya!." Deka Master terlihat sangat marah.

"Kau berbuat kejahatan lagi di sini, apa tidak cukup kau mencelakai jasmine?. Ban?." Deka Blue benar-benar marah, dendam?. Tentu saja ia sangat marah.

"Lagi?." Ucap Deka Master dan Sen Chan bersamaan, jadi Ban telah melukai Jasmine?.

"Mungkin lain kali aku akan membunuh kalian semua." Deka Black berjalan pelan menuju Shut in.

"Aku rasa kalian juga akan mendapatkan giliran, tunggu saja." Setelah itu Deka Black pergi meninggalkan Deka Room melalui Shut in,

"Apa maksudnya houji?." Deka Master berusaha untuk bangun, ia masih merasakan sakit dari luka yang ia terima.

"Ban menyeramg jasmine, dan sekarang jasmine sedang di rawat di rumah sakit." Jawab Deka Blue, kemudian kembali ke mode Houji. "Kabar buruk yang aku dengar dari fire squad. Ban telah menyerang gyoku dan, ia telah menjadi buronan sekarang." Lanjut Houji sambil membantu Deka Master berjalan.

"Kau serius?." Tanya Deka Master tak percaya, Ban menyerang Gyoku?.

"Um." Houji hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku ke RS sakit dulu. Umeko harus di rawat juga." Ucap Sen Chan sambil menggendong Umeko, ia tidak mau terjadi sesuatu pada istri tercintanya.

"Um." Houji mengerti, pasti sakit rasanya orang yang kau cintai dilukai oleh orang yang telah kau anggap sahabat sekaligus panutan selama ini melakukan kejahatan?.

Yang pasti Sen Chan tidak akan pernah memaafkan Ban yang telah melukai Umekonya, ia berjanji akan memberi Ban pelajaran nantinya.

Benarkah Akaza Banban melakukan kejahatan hingga ia dianggap penghianat oleh Dekarenja dan Fire Squad?.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!