Hari pernikahan.
Akhirnya hari pernikahan yang di nantikan telah tiba. Asyifa sendiri juga hanya menginginkan menikah di rumahnya. Dia memang sangat sederhana dan tidak perlu menikah mewah-mewah. Yang penting keluarga menghadiri acara tersebut.
Keluarga besar Rafa juga turut hadir dalam pernikahan Asyifa dan Rafa. Rafa pasti selalu memasang wajah kesalnya. Wajah yang tidak bersemangat sama sekali dan kalau bisa dia kabur saat itu juga. Namun apa bisa sepertinya tidak akan.
"Rafa mama tau kamu terpaksa mengikuti permintaan mama. Tetapi ini yang terbaik. Jadi jangan mengacaukan apa-apa. Jaga sikap kamu hari ini. Kamu akan menikah hari ini," ucap Shofia berdiri di samping Rafa yang memperhatikan mimik wajah Rafa yang tidak bersemangat.
"Mama jangan khawatir aku tidak akan melakukan apa-apa untuk membatalkan pernikahan ini. Karena aku hanya ingin melihat bagaimana mama akan menyesal karena minikahkan ku dengan dia," jawab Rafa dengan sinis.
"Kau ini!" Geram Shofia dengan kesal. Rafa memang tidak peduli apa-apa lagi. Kalau pun harus menikah. Dia pasrah. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa di lakukannya.
Rafa duduk di depan penghulu dan di samping penghulu ada Rendy yang pasti yang akan menikahkan putrinya.
Tamu-tamu sudah berdudukan di jejeran belakang Rafa yang mana sekarang mereka hanya tinggal menunggu Asyifa. Tidak lama akhirnya pengantin wanita yang di tunggu-tunggu itu akhirnya datang Asyifa yang di gandeng oleh Lulu dan juga Rania menuruni anak tangga.
Semua mata tertuju pada wanita cantik itu. Bidadari yang sesungguhnya. Dengan balutan baju pengantin berwarna putih yang sarii Asyifa terlihat sangat cantik, manis dan membuat hati begitu teduh. Yang pasti orang-orang di sana juga ingin menjadikan Asyifa sebagai menantu mereka.
Tetapi sayang hanya Shofia yang beruntung mendapatkan Asyifa. Shofia sejak tadi hanya tersenyum melihat Asyifa yang semakin lama semakin dekat. Rafa hanya gengsi saja untuk tidak mengakui kecantikan calon istrinya yang natural.
Rania dan Lulu mendudukkan Asyifa di samping Rafa. Jangan tanya jantung Asyifa berdetak kencang saat duduk di samping pria yang akan menjadi suaminya itu.
Rania memakaikan selendang untuk penutup kepala mereka. Wajah Rania masih di pastikan begitu sedih karena putrinya akan segera berumah tangga. Rania duduk di samping Shofia dan Shofia memegang tangan Rania dengan Shofia tersenyum yang tau apa yang di rasakan Rania.
"Baiklah sudah bisa kita mulai," sahut penghulu.
"Mari di mulai pak," sahut Xander.
Rendy berjabat tangan dengan Rafa untuk memulai proses ijab kabul.
"Saya nikahkan anak kandung saya Tsamara Asyifa sutono binti Rendy Aris Sutono dengan Rafa Ardiansyah Madison dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 24 gram di bayar tunai...."
" Saya terima nikahnya Asyifa binti Rendy Aris Sutono dengan maskara tersebut di bayar tunai," sahut Rendy satu kali tarikan napas.
" Bagaimana saksi sah,"
" Sah,"
" Alhamdulillah,"
Mereka pun berdoa dan Rafa menghela napas kasar yang sudah berakhir segalanya. Namun Asyifa merasa lega dengan proses ijab kabul yang berjalan dengan lancar.
"Asyifa ayo cium tangan suamimu!" pinta penghulu setelah setelah selesai berdoa.
Asyifa terlihat sangat gugup yang memang ini yang pertama kali baginya harus bersentuhan dengan seorang Pria.
"Sayang ayo!" ucap Rania pelan. Asyifa mengangguk dengan gugup dan tidak berani menatap mata Rafa yang tidak tau berekspresi apa.
"Apa dia tidak sudi memegang tanganku!" desis Rafa di dalam hatinya.
Akhirnya Asyifa mencium punggung tangan Rendy. Perasaan Asyifa begitu gugup. Namun dia sudah sah menjadi istri Rafa. Setelah itu Rafa dengan terpaksa mencium kening Asyifa. Mata Asyifa berkaca-kaca yang pasti tidak percaya. Jika dia sudah menjadi seorang istri sekarang.
"Ya Allah semoga aku bisa menjadi istri yang baik untuk suamiku, semoga dia bisa menerima kekuranganku," batin Asyifa yang melihat wajah Rafa. Namun Rafa selalu mengalihkan tatapannya untuk tidak melihat Asyifa.
Asyifa dan Rafa sah menjadi suami istri dan sekarang mereka sedang sungkeman pada keluarga. Pasti terjadi keharuan dalam acara sungkeman itu mengingat Asyifa yang begitu dengan keluarganya dan pasti berat hati untuk kehilangan Asyifa. Apa lagi Rania yang begitu meweknya.
Banyak pesan, penitipan yang disampaikan untuk Rafa. Untuk menjaga putri mereka dan tidak tidak tau apakah Rafa mendengarkan pesan-pesan itu atau tidak. Tetapi baginya jelas hal itu sangat tidak penting untuknya.
***********
Acara sudah berlanjut dengan cepat, karena memang tidak banyak tamu yang di undang. Hanya kerabat-kerabat dan kekuarga dekat saja. Untuk acara resepsi pun tidak ada dan acara pesta resepsi akan di adakan pihak keluarga Rafa. Itu permintaan Shofia dan keluarga Rendy yang memang orangnya legowo menerima apapun itu. Ya Shofia seberuntung itu mendapatkan besan yang tidak banyak tingkah.
Namun untuk malam ini Rafa dan Asyifa akan menginap di rumah Asyifa. Karena besok baru akan pulang. Para kerabat masih ada di rumah itu yang belum berpulangan. Namun untuk keluarga Rafa sudah pulang semuanya.
Kamar Asyifa sudah di sulap menjadi kamar pengantin pada umumnya yang begitu indah dengan mawar-mawar ala pengantin. Rafa yang sejak tadi di kamar duduk di pinggir ranjang dengan ke-2 kakinya yang terbuka denga tangannya memijat-mijat kepalanya yang terasa berat. Seharian dia hanya diam tanpa banyak bicara sama sekali. Tetapi hatinya pasti mengumpat di dalam sana.
Krekkk.
Pintu kamar itu terbuka di mana Asyifa yang memasuki kamar yang sudah berganti pakaian dengan gamis polos berwarna biru dongker. Asyifa membawa nampan yang terlihat berisi makanan. Rania menyuruh Asyifa membawakan Rafa makanan dan tadi Asyifa juga harus ada sedikit dengan ibunya yang mana Asyifa merasa tidak boleh hanya berduan dengan Pria.
Asyifa tidak sadar jika sudah menikah. Sebagai seorang ibu. Rania juga membagikan arahan menjadi istri dan bagaimana sikap istri dan pasti malam pengantin yang membuat jantung berdebar. Tidak tau Rania tadi sampai tidak membahas ke arah sana. Yang jelas intinya Asyifa sudah berada di dalam kamar itu setelah mengumpulkan semua keberaniannya.
"Assalamualaikum," sapa Asyifa dengan sedikit gugup. Namun Rafa tidak menjawab sama sekali dan mengambil handphonenya yang terlihat begitu cuek.
"Aku membawakan mu makannya. Kamu pasti belum makan," ucap Asyifa yang sudah berdiri di depan Rafa.
"Kau bawa saja kembali aku tidak mau makan," jawab Rafa dengan ketus.
"Kenapa? Bukannya dari tadi kamu belum makan?" tanya Asyifa.
"Apa aku harus memberikan alasannya ke padamu. Aku tidak ingin makan. Apa kau tidak mendengar," ucap Rafa mulai meninggikan suaranya.
"Baiklah! tidak perlu marah. Aku letakkan di meja. Makanlah jika ingin makan," sahut Asyifa dengan lembut dan berjalan menuju nakas meletakkan nampan itu. Lalu berjalan melewati Rafa. Namun Rafa menahan Asyifa dengan memegang lengan Asyifa yang tangannya di cengkram kuat.
Rafa berdiri dengan menatap tajam Asyifa yang mana Asyifa terlihat takut dengan Rafa.
"Kenapa? Apa tidak boleh menyentuhnya. Apa kau begitu suci sampai begitu terkejutnya. Jika laki-laki menyentuh tanganmu," ucap Rafa menekan suaranya yang bicara tepat di wajah Asyifa.
"Apa yang kamu katakan?" tanya Asyifa dengan gugup dan rada takut dengan tatapan Rafa yang terlihat dingin sampai menusuknya.
"Kau dengarkan aku. Mau kau wanita yang paling suci di dunia ini. Aku tidak akan sudi menyentuh dirimu. Apa yang kau pikirkan dengan pernikahan ini hah! Hidup bahagia. Ya kau memikirkan kebahagiaan mu dan membuat penderitaan untukku. Itu menurut kebahagiaan mu," ucap Rafa dengan menekan suaranya membuat Asyifa begitu terkejut.
"Aku tidak mengerti maksudmu. Apa yang kamu katakan?" tanya Asyifa dengan suara seraknya yang tertahan.
"Jangan sok polos di hadapan ku!" bantak Rafa membuat Asyifa tersentak sampai matanya tertutup saking terkejutnya. Saat mata itu terbuka terlihat air mata menetes di pipinya. Melihat hal itu membuat Rafa melepas kasar cengkraman itu hampir membuat Asyifa terjatuh.
"Jangan menggangguku!" tegas Rafa dengan suara dinginnya yang langsung beralih pada Sofa dan merebahkan dirinya di sana dengan satu lengannya berada di matanya.
Sementara Asyifa hanya diam dengan napasnya yang naik turun dan air matanya yang keluar. Asyifa begitu schok dengan apa yang terjadi barusan. Ini malam pernikahannya dan inilah yang terjadi. Mendengar bentakan suaminya.
"Apa aku salah bicara," batin Asyifa yang berusaha untuk tenang. Asyifa mengusap air mata di pipinya.
"Asyifa mungkin dia lelah. Seharusnya kau tidak mengganggunya. Kau tidak saling mengenal dengannya. Jadi kau tidak tau bagaimana dirinya. Mungkin moodnya sedang tidak baik. Jadi Asyifa jangan mengganggunya. Biarkan dia beristirahat dulu," batin Asyifa yang berusaha untuk berpikiran positif.
Asyifa melihat ke arah Rafa yang sudah tertidur dan sama sekali tidak mempedulikan dirinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Rita Mahyuni
xi rafa macam org goblok ya...kan bisa bicara baik2...kurang bersyukur...buat sebucin2nya ya thor..hmm
2023-03-18
0
SakhaRafif
q doakan Rafa cepet bucin sama sifa... biar tahu rasa
2023-02-14
1