Kediaman Xander Madison.
Keluarga itu sedang melakukan sarapan bersama. Shofia, Xander, Rafa, Shania, Ardi, Zee.
" Mama kenapa sih kelihatan begitu gelisah. Kayak ada yang di pikirin," ucap Zee yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik mamanya.
" Ini sudah satu Minggu lebih. Keluarga Dokter Rendy belum juga memberikan jawaban apa-apa," jawab Shofia dengan cemasnya.
Mendengar hal itu membuat Rafa langsung kehilangan mood untuk makannya yang mamanya harus membahas masalah perjodohan lagi.
" Mungkin saja mereka menolak," sahut Shania.
Rafa mendengus tersenyum miring mendengar hal itu. Itu akan menjadi kabar bahagia untuknya penolakan yang di tunggu-tunggunya.
" Tidak mungkin. Kalau pun menolak. Dokter Rendy seharusnya mengatakannya," sahut Shofia.
" Ya mungkin saja mereka masih berpikir matang-matang. Pernikahan bukan hal yang mudah. Mama sabar saja. Mereka juga ingin yang terbaik untuk putri mereka," sahut Xander.
Shofia menghela napasnya dengan tidak bersemangat. Bahkan sarapan itu sudah tidak selera untuk di masukkannya kedalam mulutnya.
" Nyonya!" tegur bibi tiba-tiba menghampiri meja makan.
" Ada apa?" tanya Shofia.
" Ada telpon," jawab bibi memberikan Shofi telpon dan Shofi langsung mengambilnya. Bibi pun langsung pergi.
" Hallo!" Sapa Shofia dengan tidak semangat.
" Oh, Dokter Rendy, Walaikum salam Dokter," sahut Shofia yang tiba-tiba semangat dan bahkan menegakkan duduknya yang sebelumnya lemas.
Zee, Shania dan Ardi saling melihat yang penasaran dengan apa tujuan Rendy menelpon. Sementara Rafa juga menghentikan sarapannya. Entah mengapa perasaannya mulai tidak tenang.
" Apa Dokter katakan," pekik Shofi yang terlihat terkejut membuat orang-orang yang ada di meja makan begitu penasaran dan jantung Rafa sudah seperti rolerr coaster.
" Baiklah Dokter, terima kasih Dokter," sahut Shofia yang menutup telpon itu dan Shofia terlihat begitu gembira membuat semua orang semakin penasaran.
" Ada apa mah?" tanya Zee penasaran.
Shofia tersenyum melihat Rafa. Di mana Rafa menatap sang mama datar dengan perasaannya tidak menentu.
" Keluarga Dokter Rendy menerima lamaran Rafa," jawab Shofia dengan semangatnya yang membuat Rafa terkejut dengan matanya terbuka lebar yang bola matanya hampir ingin keluar. Tangannya terlihat mengepal saat memegang sendok yang tidak percaya jika apa yang di inginkan mamanya akan terwujud.
Shofia begitu bahagia dengan keceriaannya. Namun Shania, Zee, Ardi dan Xander hanya biasa-biasa saja dan melihat ke arah Rafa yang tampak tidak suka. Mereka juga tau itu sangat tidak di sukai Rafa dan mereka sebenarnya juga tidak tau harus bahagia atau tidak.
" Aku tidak akan menikah dengannya," ucap Rafa dengan suara dinginnya membuat senyum Shofia memudar dengan cepat.
Shania dan yang lainnya sudah pasrah pasti ada keributan lagi setelah ini.
" Kamu jangan mencari gara-gara Rafa. Keluarga mereka sudah menyetujuinya, menerima lamaran kita. Jadi kamu jangan melakukan hal yang tidak perlu kamu lakukan. Apa lagi harus protes," tegas Shofia
" Tubuhku yang menikah. Jadi tetap aku tidak akan menerima pernikahan itu. Aku tidak akan menikah dengannya titik!" tegas Rafa yang langsung berdiri dari tempatnya dan meninggalkan meja makan.
" Rafa!" Panggil Shofia dengan suara menggelegar. Rafa menghentikan langkahnya dan kembali menghadap Shofia.
" Aku punya calon istri dan akan membawanya ke rumah ini. Aku hanya akan menikah dengan Miranda bukan dengan wanita pilihan mama!" tegas Rafa.
" Mama sudah mengatakan kepada kamu jangan menyebut nama wanita itu. Dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah setuju dengan dia yang menjadi istrimu. Dia bukan wanita baik-baik," tegas Shofia.
" Cukup mah!" bentak Rafa.
" Berani sekali kau membentak mama!" teriak Shofia yang berdiri dari duduknya dan menghampiri Rafa.
" Apa kamu sudah tidak menganggap mama ada lagi Rafa. Kenapa kamu keras kepala seperti ini. Lihat diri kamu yang semakin lama semakin durhaka karena hanya wanita itu," ucap Shofia yang merasa kecewa dengan Rafa.
" Mah aku tidak keras kepala. Justru mama yang terlalu memaksaku. Aku tidak mungkin mah menikah dengan wanita yang tidak aku cintai dan aku juga tidak mengenal siapa dia. Hanya sekali bertemu apa menurut mama semua itu sangat wajar di bawa dalam pernikaha. Sementara aku mempunyai wanita lain dan mama tidak merestuinya," ucap Rafa menguatkan Volume suaranya.
" Mama tau apa yang terbaik untuk kamu Rafa. Mama seorang ibu pasti lebih tau mana yang baik untuk putranya," tegas Shofia menekan suaranya.
" Tetapi aku yang menjalani semuanya dan aku tidak bisa menuruti kemauan mama. Aku tidak akan menikah dengan dia!" tegas Rafa yang pergi dari hadapan mamanya.
" Agh!" tiba-tiba Shofia memegang lututnya.
" Mama!" teriak Zee panik membuat Rafa menghentikan langkahnya dan melihat mamanya yang hampir jatuh dan untung saja Xander langsung menahan tubuhnya.
" Shofia apa yang terjadi?" tanya Xander panik.
" Ayo kita angkat mama kekamar," sahut Ardi yang membantu memopong mertuanya itu dan Rafa juga begitu panik dengan apa yang di lihatnya.
************
Dokter sedang memeriksa kondisi Shofia di dalam kamar. Sementara, Zee, Xander, Shania, Ardi dan Rafa menunggu di depan kamar dengan wajah mereka yang begitu panik.
Dratt dratt dratt dratt dratt dratt.
Ponsel Rafa berdering dan Rafa langsung melihat panggilan masuk yang tak lain dari Miranda. Rafa melihat keluarganya yang menunggu dengan cemas.
" Aku angkat telpon sebentar," ucap Rafa meninggalkan tempat itu yang langsung buru-buru mengangkat telpon dari Miranda.
📞" Ada apa Miranda?" tanya Rafa.
📞" Rafa aku minta maaf. Apa yang kamu bicarakan kemarin. Aku tidak bisa mengikutinya. Rafa aku mencintaimu. Tapi aku tidak bisa menikah secepat itu bahkan kamu harus tau Minggu depan aku harus berangkat ke Paris untuk menghadiri acara Paris fashion week. Aku juga harus memperpanjang kontrak dan ini kesempatan yang aku tunggu. Jadi dalam tahun ini aku tidak bisa menikah denganmu dan mungkin kita membicarakan ini tahun depan. Aku mencintaimu dan pasti aku hanya ingin kau menjadi Pria satu-satunya di hidupku," jelas Miranda menyampaikan apa yang harus di bicarakannya.
Jelas hal itu membuat Rafa kecewa. Saat dia membutuhkan Miranda dan Miranda sama sekali tidak bisa membantunya untuk keluar dari perjodohan itu.
📞" Maafkan aku Rafa. Kita bicara nanti lagi ya. Aku akan menelponmu lagi," ucap Miranda yang langsung menutup telponnya tanpa mendengarkan sepatah katapun dari Rafa.
" Argggghhh Sial!" umpat Rafa membuang ponselnya. Rafa mengusap kasar wajahnya sampai kepalanya yang benar-benar steres dalam menghadapi kondisinya.
" Kenapa semuanya jadi seperti ini!" umpat Rafa dengan penuh kemarahan.
" Rafa!" tegur Xander membuat Rafa membalikkan tubuhnya dan melihat Xander berdiri di belakangnya. Napas Rafa terlihat sesak yang naik turun.
" Ada apa pah?" tanya Rafa dengan suara beratnya.
" Papa ingin bicara dengan kamu," ucap Xander. Rafa mengangguk dan mengikuti Xander yang terlebih dahulu sudah pergi.
**********
Xander dan Rafa bicara di ruang keluarga. Bicara dengan tenang. Walau Rafa tidak bisa tenang sama sekali. Karena banyaknya masalah yang di hadapinya. Masalah dengan mamanya dan harapannya yang bisa membantunya hanya kekasihnya. Namun sial kekasihnya pun tidak bisa membantunya.
" Ada apa pah?" tanya Rafa.
" Papa tau ini tidak mudah bagi kamu. Tetapi tidak ada salahnya Rafa harus mengalah demi mama kamu. Dia tau apa yang terbaik untuk kamu dan takut jika anak yang di lahirkannya menjadi anak yang tidak berbakti. Mama kamu melakukan semua ini hanya demi kebaikan kamu. Jadi mengalahlah," ucap Xander memberikan masukan pada Rafa.
" Aku sudah mengalah banyak pah. Tetapi hal ini aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin aku menikahi wanita yang tidak aku sukai," sahut Rafa tetap pada pendiriannya.
" Masalah suka itu hal belakangan Rafa. Kamu jalani semuanya dan percayalah pada papa. Suatu saat nanti kamu dan Asyifa pasti saling menyukai. Papa yakin Asyifa pasti belum menyukai kamu," ucap Xander.
" Jika itu benar. Seharusnya dia menolak perjodohan ini," sahut Rafa.
" Asyifa adalah wanita pilihan. Dia anak yang baik dan punya alasan untuk menerimanya tanpa ada ikatan cinta," sahut Xander yang juga mengagumi Asyifa
" Alasannya hanya untuk membuatku menderita," sahut Rafa.
" Jangan bicara seperti itu Rafa," sahut Xander.
" Baiklah. Jika wanita itu menerimanya perjodohan yang menghancurkan hidupku. Maka aku akan meladeni keinginannya. Aku akan menghancurkan hidupnya dengan pernikahan yang dia inginkan," ucap Rafa dengan penuh kebencian dalam dirinya.
" Astagfirullah Rafa apa yang kamu bicaraka ," sahut Xander.
" Kalian sangat ingin aku menikah dengannya. Tidak masalah hanya menikah. Laksanakan pernikahannya dengan secepatnya. Aku akan menemui mama dan akan menyuruhnya secepatnya membawa wanita kerumah ini untuk menjadi menantunya dan supaya mama juga melihat dengan jelas-jelas apa yang di inginkannya akan seperti apa," ucap Rafa dengan kesal dan langsung pergi dari hadapan papanya.
" Rafa!" panggil Xander. Rafa tidak mendengar lagi. Dia sudah lelah berdebat. Mau seperti apapun dia tidak akan menang. Semuanya sudah sia-sia begitu saja.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
SakhaRafif
jangan begitu fa... ntar termakan omongnmu sendiri lhooo.....
2023-02-11
1