Pagi hari tiba, di kota Mekkah seperti biasanya. Asyifa dan Lulu yang tinggal ber-2 di Apartemen sarapan seperti biasanya.
" Kak Lulu mau menikah?" pekik Asyifa yang tampaknya kaget dengan berita kakak sepupunya itu yang tiba-tiba mengatakan ingin menikah.
" Iya Asyifa, lagian usia kakak sudah 27 tahun ya sudah waktunya untuk menikah," jawab Lulu sembari menikmati roti Cane
" Iya sih. Tetapi kak Dedi aja yang sudah 29 tahun belum menikah," sahut Asyifa.
" Mas Dedi laki-laki. Sangat wajar jika menunda pernikahan," sahut Lulu.
" Hmmm, Asyifa yang ingin menikah. Tetapi malah kak Lulu yang duluan," ucap Asyifa dengan wajah manyunnya.
" Asyifa kamu ini masih muda usia aja belum genap 20 tahun. Mendingan kejar karir dulu. Pikiran nikah entar-entar aja puas-puasin dulu masa gadisnya," ucap Lulu dengan memberi saran.
" Menikahkan bukan karena usia masih muda atau usia sudah tua. Tetapi karena kesiapan dan lagian itu ibadah yang terlama," sahut Asyifa dengan bijaknya.
" Iya deh, Bu ustazah," sahut Lulu harus kalah debat dengan sepupunya itu. Kalau sudah mengenai agama. Asyifa memang pasti pemenangnya walau Lulu juga paham agama.
" Hmmm, apa kakak akan menikah dengan mas Roni?" tanya Asyifa yang sepertinya mengetahui calon suami dari kakak sepupunya itu.
" Iya dong, masa sama orang lain," sahut Lulu. Asyifa hanya mengangguk-angguk dengan melanjutkan sarapannya.
" Hmmm, oh iya Asyifa sebelum kembali ke Indonesia. Kamu mau ya temani Kakak ke Jerman menemui mas Roni dan mamanya," ucap Lulu yang mempunyai rencana.
" Boleh. Tapi Asyifa nanti minta izin sama ibu dan ayah dulu ya," ucap Asyifa yang hal besar maupun sekecil apapun harus melibatkan orang tuanya.
" Oke," sahut Lulu yang memang sangat tau. Asyifa yang sudah segede itu apa-apa akan meminta izin terus pada orang tuanya.
***********
Jerman.
Setelah menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaannya di Mekkah. Asyifa dan Lulu akhirnya terbang ke Negara Eropa yaitu ke Jerman untuk menemui orang tua kekasih Lulu.
Asyifa dan Lulu sudah berada di Bandara dengan keduanya yang sama-sama menyeret koper mereka. Asyifa dan Lulu memang sama-sama wanita berhijab. Asyifa dengan gamis coklat yang di padu dengan bleajer hitam dengan pasmina yang melekat di kepalanya.
Sementara Lulu dengan gamis merah maron dengan hijab yang senada dan di padukan dengan mantel senada dengan warna baju Asyifa. maklum di Jerman memang lagi dingin.
Mereka berdua berjalan dengan langkah yang gontai. Namanya wanita jika tidak mengobrol sambil berjalan pasti tidak afdol. Asyifa bahkan sampai tertawa-tawa mengobrol dengan Lulu yang wajanya melihat Lulu tanpa memperhatikan jalannya. Sampai akhirnya dari arah yang berlawanan seorang wanita berjalan santai dengan memegang kopi di dalam cup harus bertabrakan bahu dengan Asyifa.
" Oh, my god," pekik wanita itu dengan kesal saat kopi yang di pegangnya tumpah ke bajunya yang seksi itu.
Asyifa melotot dengan mulutnya yang mengaga dan menutup dengan kedua tangannya. Sementara Lulu langsung menepuk jidatnya, " Astaga," itu yang di ucapkannya.
Wanita yang mamakai dress di atas pahanya dengan rambut terurai panjang dan kaca mata hitamnya. Begitu kesal dengan membersihkan baju-baju nya.
" Why!" pekik wanita itu membuka kaca matanya dan melihat tajam pada Asyifa yang kepanikan.
" i'm so sorry," ucap Asyifa merasa bersalah dengan menyatukan ke-2 telapak tangannya meminta maaf pada wanita itu.
" What, Sorry," sahut wanita itu begitu terkejut hanya mendengar maaf saja.
" Aduh Asyifa, kamu sih," tegur Lulu pelan menyenggol Asyifa. Yang adanya Asyifa akan semakin panik dan Lulu juga takut bermasalah di negara orang.
" Sorry mis," ucap Asyifa lagi.
" Kamu hanya minta maaf, kamu nggak lihat apa yang kamu lakukan. Pakaian saya jadi kotor, rusak berantakan," ucap wanita itu yang langsung marah-marah dengan bahasa Indonesianya.
" Ternyata dia orang Indonesia, di kirain bule," bisik Lulu.
" Benar, juga aku juga berpikiran yang sama tadinya," sahut Asyifa.
" Kalian malah berbisik. Kalian pikir ini lucu!" Sentak wanita itu yang begitu kesal.
" Maaf, saya benar-benar tidak sengaja. Bisa saya bantu membersihkannya," sahut Asyifa mendekati wanita itu.
" Don't to touch," sahut wanita itu menyuruh stop membuat Asyifa tidak jadi membersihkannya pakainnya.
" Kamu jangan sembarang sentuh-sentuh saya, menyebalkan," wanita itu tampak semakin marah.
" Ya Allah bagaimana ini. Asyifa benar-benar tidak sengaja," batin Asyifa dengan paniknya.
" Ada apa ini?" tiba-tiba suara terdengar tegas muncul dari belakang wanita itu.
Membuat Asyifa dan Lulu melihat Pria tampan, berkulit putih, berbadan tegap dan Pria berkaca mata itu membuka kaca mata hitamnya. Yang terlihat mata indah kecoklatan itu yang menunjukkan aura diingin. Mata yang menunjukkan rasa penasaran dengan apa yang terjadi. Sampai akhirnya dia berdiri di samping wanita itu.
" Dia!" tunjuk wanita itu pada Asyifa membuat Asyifa terpekik kaget, " lihat baju pemberian kamu kotor gara-gara dia," wanita itu langsung mengadu dengan suara manjanya. Pria tampan itu langsung melihat wanita yang ditunjuk itu. Asyifa hanya berekspresi ketakutan yang dirinya di intimidasi.
" Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja, saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan," ucap Asyifa dengan wajahnya yang merasa bersalah dan langsung bertindak.
" Bertanggung jawab apa. Kamu mau mengganti pakaian saya hah!" sahut wanita itu.
Asyifa dan Lulu saling melihat. Dan mereka tidak bisa menjawab iya atau tidak.
" Sudahlah Miranda kita sebaiknya pergi dari sini," sahut Pria itu yang tidak mau ribut dan ternyata nama wanita yang marah-marah itu adalah Miranda.
" Tapi Rafa," sahut Miranda tampak kesal dengan ajakan Rafa tanpa mengatakan apa-apa pada wanita yang membuatnya kesal.
" Sudahlah ayo kita pergi. Jangan membuang waktu di sini. Kita harus buru-buru pergi. Yang lain sudah menunggu. Hal ini sama sekali tidak ada gunanya," ucap Refa yang berjalan terlebih dahulu.
" Saya tidak akan melupakan kejadian ini. Ingat itu," tunjuk Miranda pada Asyifa dan dia langsung menyusul Pria yang bernama Rafa itu.
" Huuhffffff," Asyifa langsung bernapas lega yang akhirnya terbebas dari kemarahan wanita itu.
" Dia tidak memaafkanku," ucap Asyifa dengan wajah lemasnya melihat ke arah Lulu.
" Sudahlah yang penting kamu sudah meminta maaf berkali-kali. Jadi biarlah begitu. Dan ambil pelajarannya yang lain kali kita harus lebih hati-hati berjalan melihat jalan. Bukan malah mengobrol," ucap Lulu dengan bijak.
" Baiklah kak Lulu," sahut Asyifa.
" Ayo kita pergi!" ajak Lulu.
Asyifa mengangguk. Asyifa memang sangat tidak puas. Jika membuat kesalahan dan tidak mendapat maaf. Dia akan kepikiran terus makanya Lulu langsung berkata seperti itu. Agar Asyifa tidak memikirkan hal itu dan tidak merasa bersalah terus. Ya adik sepupunya itu memang sangat aneh. Terlalu baik dan sangat lembut hatinya.
**********
Mobil.
Rafa dan Miranda memasuki mobil dan terlihat Miranda yang duduk di samping Rafa yang menyetir dan Miranda sedang membersihkan pakainnya dengan tisu.
" Seharusnya kamu tidak membawaku pergi. Masalahku dan wanita itu belum selesai sama sekali," ucap Miranda yang terlihat masih begitu kesal.
" Jangan biasakan ribut di tempat umum," sahut Rafa dengan suara dinginnya.
" Aku tidak mencari ribut dengan wanita itu. Tetapi wanita itu yang membuat bajuku kotor," sahut Miranda yang tidak ingin di salahkan.
" Sudahlah Miranda jangan membahas itu lagi. Kita harus buru-buru. Ke Restaurant, keluarga ku sudah menunggu," ucap Rafa menegaskan yang pusing jika pembahasan sejak tadi tidak selesai-selesai juga.
" Aku tidak jadi makan bersama dengan keluargamu," sahut Miranda. Rafa langsung melihat ke arahnya.
" Apa yang kamu katakan?" tanya Rafa tampak kaget.
" Rafa aku belum siap. Dan apa lagi keluarga kamu pasti nanti membahas ini itu. Ya aku belum siap menyatukan budaya dan kebiasaanku pada keluargamu," sahut Miranda memberikan alasannya.
" Apa yang kamu katakan Miranda. Jika kamu terus belum siap. Mama tidak akan pernah mengenalmu dengan langsung. Dia hanya akan tau kau seorang model dan hanya mengenalmu di media tanpa tau pribadimu. Dan kau tau kan apa saja pikiran mama tentangmu. Jadi kalau kamu terus tidak aiap. Lalu sampai kapan mama atau keluargaku akan mengenalmu," ucap Rafa yang berbicara sebentar-sebentar menoleh ke arah Miranda.
" Aku tau. Tetapi aku tidak siap. Keluargamu sangat kental dengan Agama dan peraturan dan aku sendiri belum bisa mengimbanginga. Ya jika aku kesana dengan seperti ini. Pasti aku akan di protes, di ceramahi dan aku tidak siap mendengar semua itu," sahut Miranda memberikan alasannya.
" Aku tidak menyuruhmu untuk bertemu orang tuaku dengan pakaian seperti itu. Jual pakaian masih banyak jauh lebih sopan dari pada itu," sahut Rafa.
" Untuk apa Rafa aku harus memakai pakaian yang tidak nyaman aku gunakan. Untuk apa aku melakukan itu. Aku sudah mengatakan. Aku tidak akan mengubah apapun dari diriku. Walau berhubungan denganmu atau keluarga mu," tegas Miranda.
" Lalu sekarang bagaimana. Kau ikut makan malam atau tidak?" tanya Rafa yang ingin langsung ke pastian yang tidak suka basa-basi.
" Sorry aku tidak bisa," sahut Miranda dengan suaranya yang di ayun yang merasa bersalah karena tidak bisa membunuhi janjinya lada Rafa.
" Terserahmu!" sahut Rafa yang tampak kesal dan kecewa dengan keputusan Miranda yang berubah tiba-tiba.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments