Episode 2 Insiden.

Pagi hari tiba, di kota Mekkah seperti biasanya. Asyifa dan Lulu yang tinggal ber-2 di Apartemen sarapan seperti biasanya.

" Kak Lulu mau menikah?" pekik Asyifa yang tampaknya kaget dengan berita kakak sepupunya itu yang tiba-tiba mengatakan ingin menikah.

" Iya Asyifa, lagian usia kakak sudah 27 tahun ya sudah waktunya untuk menikah," jawab Lulu sembari menikmati roti Cane

" Iya sih. Tetapi kak Dedi aja yang sudah 29 tahun belum menikah," sahut Asyifa.

" Mas Dedi laki-laki. Sangat wajar jika menunda pernikahan," sahut Lulu.

" Hmmm, Asyifa yang ingin menikah. Tetapi malah kak Lulu yang duluan," ucap Asyifa dengan wajah manyunnya.

" Asyifa kamu ini masih muda usia aja belum genap 20 tahun. Mendingan kejar karir dulu. Pikiran nikah entar-entar aja puas-puasin dulu masa gadisnya," ucap Lulu dengan memberi saran.

" Menikahkan bukan karena usia masih muda atau usia sudah tua. Tetapi karena kesiapan dan lagian itu ibadah yang terlama," sahut Asyifa dengan bijaknya.

" Iya deh, Bu ustazah," sahut Lulu harus kalah debat dengan sepupunya itu. Kalau sudah mengenai agama. Asyifa memang pasti pemenangnya walau Lulu juga paham agama.

" Hmmm, apa kakak akan menikah dengan mas Roni?" tanya Asyifa yang sepertinya mengetahui calon suami dari kakak sepupunya itu.

" Iya dong, masa sama orang lain," sahut Lulu. Asyifa hanya mengangguk-angguk dengan melanjutkan sarapannya.

" Hmmm, oh iya Asyifa sebelum kembali ke Indonesia. Kamu mau ya temani Kakak ke Jerman menemui mas Roni dan mamanya," ucap Lulu yang mempunyai rencana.

" Boleh. Tapi Asyifa nanti minta izin sama ibu dan ayah dulu ya," ucap Asyifa yang hal besar maupun sekecil apapun harus melibatkan orang tuanya.

" Oke," sahut Lulu yang memang sangat tau. Asyifa yang sudah segede itu apa-apa akan meminta izin terus pada orang tuanya.

***********

Jerman.

Setelah menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaannya di Mekkah. Asyifa dan Lulu akhirnya terbang ke Negara Eropa yaitu ke Jerman untuk menemui orang tua kekasih Lulu.

Asyifa dan Lulu sudah berada di Bandara dengan keduanya yang sama-sama menyeret koper mereka. Asyifa dan Lulu memang sama-sama wanita berhijab. Asyifa dengan gamis coklat yang di padu dengan bleajer hitam dengan pasmina yang melekat di kepalanya.

Sementara Lulu dengan gamis merah maron dengan hijab yang senada dan di padukan dengan mantel senada dengan warna baju Asyifa. maklum di Jerman memang lagi dingin.

Mereka berdua berjalan dengan langkah yang gontai. Namanya wanita jika tidak mengobrol sambil berjalan pasti tidak afdol. Asyifa bahkan sampai tertawa-tawa mengobrol dengan Lulu yang wajanya melihat Lulu tanpa memperhatikan jalannya. Sampai akhirnya dari arah yang berlawanan seorang wanita berjalan santai dengan memegang kopi di dalam cup harus bertabrakan bahu dengan Asyifa.

" Oh, my god," pekik wanita itu dengan kesal saat kopi yang di pegangnya tumpah ke bajunya yang seksi itu.

Asyifa melotot dengan mulutnya yang mengaga dan menutup dengan kedua tangannya. Sementara Lulu langsung menepuk jidatnya, " Astaga," itu yang di ucapkannya.

Wanita yang mamakai dress di atas pahanya dengan rambut terurai panjang dan kaca mata hitamnya. Begitu kesal dengan membersihkan baju-baju nya.

" Why!" pekik wanita itu membuka kaca matanya dan melihat tajam pada Asyifa yang kepanikan.

" i'm so sorry," ucap Asyifa merasa bersalah dengan menyatukan ke-2 telapak tangannya meminta maaf pada wanita itu.

" What, Sorry," sahut wanita itu begitu terkejut hanya mendengar maaf saja.

" Aduh Asyifa, kamu sih," tegur Lulu pelan menyenggol Asyifa. Yang adanya Asyifa akan semakin panik dan Lulu juga takut bermasalah di negara orang.

" Sorry mis," ucap Asyifa lagi.

" Kamu hanya minta maaf, kamu nggak lihat apa yang kamu lakukan. Pakaian saya jadi kotor, rusak berantakan," ucap wanita itu yang langsung marah-marah dengan bahasa Indonesianya.

" Ternyata dia orang Indonesia, di kirain bule," bisik Lulu.

" Benar, juga aku juga berpikiran yang sama tadinya," sahut Asyifa.

" Kalian malah berbisik. Kalian pikir ini lucu!" Sentak wanita itu yang begitu kesal.

" Maaf, saya benar-benar tidak sengaja. Bisa saya bantu membersihkannya," sahut Asyifa mendekati wanita itu.

" Don't to touch," sahut wanita itu menyuruh stop membuat Asyifa tidak jadi membersihkannya pakainnya.

" Kamu jangan sembarang sentuh-sentuh saya, menyebalkan," wanita itu tampak semakin marah.

" Ya Allah bagaimana ini. Asyifa benar-benar tidak sengaja," batin Asyifa dengan paniknya.

" Ada apa ini?" tiba-tiba suara terdengar tegas muncul dari belakang wanita itu.

Membuat Asyifa dan Lulu melihat Pria tampan, berkulit putih, berbadan tegap dan Pria berkaca mata itu membuka kaca mata hitamnya. Yang terlihat mata indah kecoklatan itu yang menunjukkan aura diingin. Mata yang menunjukkan rasa penasaran dengan apa yang terjadi. Sampai akhirnya dia berdiri di samping wanita itu.

" Dia!" tunjuk wanita itu pada Asyifa membuat Asyifa terpekik kaget, " lihat baju pemberian kamu kotor gara-gara dia," wanita itu langsung mengadu dengan suara manjanya. Pria tampan itu langsung melihat wanita yang ditunjuk itu. Asyifa hanya berekspresi ketakutan yang dirinya di intimidasi.

" Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja, saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan," ucap Asyifa dengan wajahnya yang merasa bersalah dan langsung bertindak.

" Bertanggung jawab apa. Kamu mau mengganti pakaian saya hah!" sahut wanita itu.

Asyifa dan Lulu saling melihat. Dan mereka tidak bisa menjawab iya atau tidak.

" Sudahlah Miranda kita sebaiknya pergi dari sini," sahut Pria itu yang tidak mau ribut dan ternyata nama wanita yang marah-marah itu adalah Miranda.

" Tapi Rafa," sahut Miranda tampak kesal dengan ajakan Rafa tanpa mengatakan apa-apa pada wanita yang membuatnya kesal.

" Sudahlah ayo kita pergi. Jangan membuang waktu di sini. Kita harus buru-buru pergi. Yang lain sudah menunggu. Hal ini sama sekali tidak ada gunanya," ucap Refa yang berjalan terlebih dahulu.

" Saya tidak akan melupakan kejadian ini. Ingat itu," tunjuk Miranda pada Asyifa dan dia langsung menyusul Pria yang bernama Rafa itu.

" Huuhffffff," Asyifa langsung bernapas lega yang akhirnya terbebas dari kemarahan wanita itu.

" Dia tidak memaafkanku," ucap Asyifa dengan wajah lemasnya melihat ke arah Lulu.

" Sudahlah yang penting kamu sudah meminta maaf berkali-kali. Jadi biarlah begitu. Dan ambil pelajarannya yang lain kali kita harus lebih hati-hati berjalan melihat jalan. Bukan malah mengobrol," ucap Lulu dengan bijak.

" Baiklah kak Lulu," sahut Asyifa.

" Ayo kita pergi!" ajak Lulu.

Asyifa mengangguk. Asyifa memang sangat tidak puas. Jika membuat kesalahan dan tidak mendapat maaf. Dia akan kepikiran terus makanya Lulu langsung berkata seperti itu. Agar Asyifa tidak memikirkan hal itu dan tidak merasa bersalah terus. Ya adik sepupunya itu memang sangat aneh. Terlalu baik dan sangat lembut hatinya.

**********

Mobil.

Rafa dan Miranda memasuki mobil dan terlihat Miranda yang duduk di samping Rafa yang menyetir dan Miranda sedang membersihkan pakainnya dengan tisu.

" Seharusnya kamu tidak membawaku pergi. Masalahku dan wanita itu belum selesai sama sekali," ucap Miranda yang terlihat masih begitu kesal.

" Jangan biasakan ribut di tempat umum," sahut Rafa dengan suara dinginnya.

" Aku tidak mencari ribut dengan wanita itu. Tetapi wanita itu yang membuat bajuku kotor," sahut Miranda yang tidak ingin di salahkan.

" Sudahlah Miranda jangan membahas itu lagi. Kita harus buru-buru. Ke Restaurant, keluarga ku sudah menunggu," ucap Rafa menegaskan yang pusing jika pembahasan sejak tadi tidak selesai-selesai juga.

" Aku tidak jadi makan bersama dengan keluargamu," sahut Miranda. Rafa langsung melihat ke arahnya.

" Apa yang kamu katakan?" tanya Rafa tampak kaget.

" Rafa aku belum siap. Dan apa lagi keluarga kamu pasti nanti membahas ini itu. Ya aku belum siap menyatukan budaya dan kebiasaanku pada keluargamu," sahut Miranda memberikan alasannya.

" Apa yang kamu katakan Miranda. Jika kamu terus belum siap. Mama tidak akan pernah mengenalmu dengan langsung. Dia hanya akan tau kau seorang model dan hanya mengenalmu di media tanpa tau pribadimu. Dan kau tau kan apa saja pikiran mama tentangmu. Jadi kalau kamu terus tidak aiap. Lalu sampai kapan mama atau keluargaku akan mengenalmu," ucap Rafa yang berbicara sebentar-sebentar menoleh ke arah Miranda.

" Aku tau. Tetapi aku tidak siap. Keluargamu sangat kental dengan Agama dan peraturan dan aku sendiri belum bisa mengimbanginga. Ya jika aku kesana dengan seperti ini. Pasti aku akan di protes, di ceramahi dan aku tidak siap mendengar semua itu," sahut Miranda memberikan alasannya.

" Aku tidak menyuruhmu untuk bertemu orang tuaku dengan pakaian seperti itu. Jual pakaian masih banyak jauh lebih sopan dari pada itu," sahut Rafa.

" Untuk apa Rafa aku harus memakai pakaian yang tidak nyaman aku gunakan. Untuk apa aku melakukan itu. Aku sudah mengatakan. Aku tidak akan mengubah apapun dari diriku. Walau berhubungan denganmu atau keluarga mu," tegas Miranda.

" Lalu sekarang bagaimana. Kau ikut makan malam atau tidak?" tanya Rafa yang ingin langsung ke pastian yang tidak suka basa-basi.

" Sorry aku tidak bisa," sahut Miranda dengan suaranya yang di ayun yang merasa bersalah karena tidak bisa membunuhi janjinya lada Rafa.

" Terserahmu!" sahut Rafa yang tampak kesal dan kecewa dengan keputusan Miranda yang berubah tiba-tiba.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Tsamara Asyifa
2 Episode 2 Insiden.
3 Episode 3 Rencana perjodohan
4 Episode 4 Pertemuan dengan calon mennatu
5 Episode 5 Kapal Pesiar
6 Episode 6 Rencana untuk jadi menantu.
7 Episode 7 Doa dan melihat.
8 Episode 8 Pulang.
9 Episode 9 Penegasan Shofia.
10 Episode 10 Sudah melamar Asyifa
11 Episode 11
12 Episode 12 Debat
13 Episode 13 tidak sengaja.
14 Episode 14 bertemu pertama kali
15 Episode 15 Keputusan.
16 Episode 16 Keras kepala.
17 Episode 17 Lamaran
18 Episode 18 Sah
19 Episode 19
20 Episode 20 Apa ini pernikahan.
21 Episode 21 bertukar pikiran
22 Episode 22 Iblis.
23 Episode 24 Penekanan.
24 Episode 24
25 episode 25 tiket
26 Episode 27 Meminta maaf.
27 Episode 27 perjalanan.
28 Episode 28
29 Episode 29 Melihat dalam perasaan
30 Episode 30 Sangat terkejut.
31 Episode 31 Tidak percaya
32 Episode 32
33 Bab 32 tidak bisa berkutik.
34 Bab 34
35 Bab 35 Akhirnya.
36 Episode 36
37 Bab 37
38 Episode 38 Makan malam yang tidak terduga.
39 Episode 39 Kata-kata pedas
40 Episode 40 Hal aneh.
41 Episode 41.
42 Episode 43
43 Episode 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Episode 48
49 Bab. 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episodenya 57
58 Bab 58.
59 Episode 59.
60 Bab 60
61 Episode 42
62 Episode 61.
63 Bab 63
64 Episode 67
65 Episode 68
66 Episode 66
67 Bab 67
68 Episode 68
69 Episode 69.
70 Episode 70
71 Episode 71.
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Bab 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Bab 78
79 Episode 79
80 Episode 79.
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Episode 89
86 Episode 88
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Bab 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 97
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Bab 106
108 Episode 108
109 Bab 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Bab 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Bab 118
120 Bab 120
121 Episode 121
122 Episode
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Bab 127
128 Bab 128.
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 234
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Bab 135
138 Episode 138
139 Bab 138
140 Episode.
141 Draft
142 Episode
143 Episode.
144 Episode.
145 Episode.
146 Episode.
147 Episode
148 Episode.
149 Episode.
150 Episode.
151 Episode
152 Episode.
153 Episode.
154 Episode
155 Bab
156 Episode.
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159.
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163.
164 Episode 164
165 Episode 165.
166 Episode 165
167 Episode 167
168 Episode 169
169 Episode 169
170 Episode 171
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174.
175 Episode 176
176 Episode 177
177 Episode 178
178 Episode 178.
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Bab 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 85
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189.
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 94
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 episode 198
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
204 Episode 204
205 Bab 205
206 Episode 206
207 Episode 207
208 Episode 208
209 Episode 209
210 Episode 210.
211 Episode 212
212 Episode 213
213 Episode 213
214 Episode 214
215 Episode 215
216 Episode 216
217 Episode 217.
218 Bab 218
219 Episode 219
220 Episode 221.
221 Episode 221
222 Episode 222
223 Bab 223
224 Episode 223
225 Episode 225
226 Episode 226
227 Episode 227
228 Episode 228
229 Episode 229
230 Episode 230
231 Episode 231
232 Episode 232
233 Episode 233
234 Episode 234
235 Episode 235
236 Episode 235
237 Episode 237
238 Episode 238
239 Episode 239
240 Bab 240
241 Episode 241
242 Bab 242
243 Episode 243
244 Episode 244
245 Episode 245
246 Episode 246
247 Episode 247
248 Episode 248
249 Episode 249
250 Episode 250
251 Episode 251
252 Episode 252
253 Episode 253
254 Episode 254
255 Episode 255
256 Episode terakhir.
257 Episode terakhir.
258 Episode terakhir.
259 Pengumuman
Episodes

Updated 259 Episodes

1
Episode 1 Tsamara Asyifa
2
Episode 2 Insiden.
3
Episode 3 Rencana perjodohan
4
Episode 4 Pertemuan dengan calon mennatu
5
Episode 5 Kapal Pesiar
6
Episode 6 Rencana untuk jadi menantu.
7
Episode 7 Doa dan melihat.
8
Episode 8 Pulang.
9
Episode 9 Penegasan Shofia.
10
Episode 10 Sudah melamar Asyifa
11
Episode 11
12
Episode 12 Debat
13
Episode 13 tidak sengaja.
14
Episode 14 bertemu pertama kali
15
Episode 15 Keputusan.
16
Episode 16 Keras kepala.
17
Episode 17 Lamaran
18
Episode 18 Sah
19
Episode 19
20
Episode 20 Apa ini pernikahan.
21
Episode 21 bertukar pikiran
22
Episode 22 Iblis.
23
Episode 24 Penekanan.
24
Episode 24
25
episode 25 tiket
26
Episode 27 Meminta maaf.
27
Episode 27 perjalanan.
28
Episode 28
29
Episode 29 Melihat dalam perasaan
30
Episode 30 Sangat terkejut.
31
Episode 31 Tidak percaya
32
Episode 32
33
Bab 32 tidak bisa berkutik.
34
Bab 34
35
Bab 35 Akhirnya.
36
Episode 36
37
Bab 37
38
Episode 38 Makan malam yang tidak terduga.
39
Episode 39 Kata-kata pedas
40
Episode 40 Hal aneh.
41
Episode 41.
42
Episode 43
43
Episode 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Episode 48
49
Bab. 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episodenya 57
58
Bab 58.
59
Episode 59.
60
Bab 60
61
Episode 42
62
Episode 61.
63
Bab 63
64
Episode 67
65
Episode 68
66
Episode 66
67
Bab 67
68
Episode 68
69
Episode 69.
70
Episode 70
71
Episode 71.
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Bab 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Bab 78
79
Episode 79
80
Episode 79.
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Episode 89
86
Episode 88
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Bab 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 97
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Bab 106
108
Episode 108
109
Bab 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Bab 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Bab 118
120
Bab 120
121
Episode 121
122
Episode
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Bab 127
128
Bab 128.
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 234
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Bab 135
138
Episode 138
139
Bab 138
140
Episode.
141
Draft
142
Episode
143
Episode.
144
Episode.
145
Episode.
146
Episode.
147
Episode
148
Episode.
149
Episode.
150
Episode.
151
Episode
152
Episode.
153
Episode.
154
Episode
155
Bab
156
Episode.
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159.
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163.
164
Episode 164
165
Episode 165.
166
Episode 165
167
Episode 167
168
Episode 169
169
Episode 169
170
Episode 171
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174.
175
Episode 176
176
Episode 177
177
Episode 178
178
Episode 178.
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Bab 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 85
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189.
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 94
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
episode 198
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203
204
Episode 204
205
Bab 205
206
Episode 206
207
Episode 207
208
Episode 208
209
Episode 209
210
Episode 210.
211
Episode 212
212
Episode 213
213
Episode 213
214
Episode 214
215
Episode 215
216
Episode 216
217
Episode 217.
218
Bab 218
219
Episode 219
220
Episode 221.
221
Episode 221
222
Episode 222
223
Bab 223
224
Episode 223
225
Episode 225
226
Episode 226
227
Episode 227
228
Episode 228
229
Episode 229
230
Episode 230
231
Episode 231
232
Episode 232
233
Episode 233
234
Episode 234
235
Episode 235
236
Episode 235
237
Episode 237
238
Episode 238
239
Episode 239
240
Bab 240
241
Episode 241
242
Bab 242
243
Episode 243
244
Episode 244
245
Episode 245
246
Episode 246
247
Episode 247
248
Episode 248
249
Episode 249
250
Episode 250
251
Episode 251
252
Episode 252
253
Episode 253
254
Episode 254
255
Episode 255
256
Episode terakhir.
257
Episode terakhir.
258
Episode terakhir.
259
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!