Asyifa, Azka, Rendy dan Rania sedang bicara serius di meja makan yang mana mereka sambil melaksanakan sarapan.
Rendy bahkan langsung menyampaikan apa yang di inginkan pasiennya yaitu melamar Asyifa. Asyifa pasti kaget
" Memang Asyifa pernah bertemu dengan Bu Shofia?" tanya Asyifa yang menatap ibu dan ayahnya serius.
" Belum Asyifa kamu belum pernah menemui mereka," jawab Rendy.
" Hmmm, begitu rupanya," sahut Asyifa tampak santai.
" Ya ampun kak Asyifa hanya menjawab begitu rupanya," sahut Azka tampak geram.
" Lalu apa yang harus kakak jawab," sahut Asyifa heran. Rendy dan Rania saling melihat dengan tersenyum.
" Ya pasti kakak harus menjawab menerima atau tidak lamarannya," sahut Azka harus turun tangan mengajari kakaknya itu.
" Memang harus langsung menerima. Kan ayah belum mengatakan apa-apa," sahut Asyifa.
" Asyifa Ayah punya CV pria itu di kamar. Nanti ayah akan berikan dan kamu bisa melihat dulu. Jika niat kamu memang ingin menikah. Maka lihatlah dengan serius dan berpikir baik-baik karena ini menyangkut masa depan kamu. Karena pernikahan sekali seumur hidup," ucap Rendy memberikan putrinya itu masukan.
" Iya Ayah," sahut Asyifa.
" Ibu dan ayah juga mengundang keluarga Bu Shofia di acara pernikahan Lulu. Semoga ada langkah baik dan kita bisa bertemu dan sekedar tahap untuk perkenalan saja kamu dan putranya dan sisanya itu ada pada kamu dan juga pada putranya nanti," sahut Rania yang memang membuka jalan untuk keluarga Shofia bersilaturahmi pada keluarnya.
" Baiklah ibu. Asyifa akan berkenalan dulu dengan keluarga Bu Shofia dan juga anaknya. Dan nanti Asyifa baru melihat CV yang ayah katakan," sahut Asyifa dengan tenang bicara.
Rendy dan Rania mengangguk-anggukkan. Ya anak mereka memang begitu dewasa dan sangat bijak dalam bertindak.
" Yahhhhh," sahut Azka yang tiba-tiba membuang napas berat seperti tidak bersemangat.
" Ada apa Azka?" tanya Asyifa pada adiknya yang duduk di sampingnya itu.
" Masa iya kak Asyifa sudah main nikah-nikah aja, cepat amat melepas masa lajangnya," sahut Azka yang tampaknya tidak rela jika sang kakak akan menikah.
" Kamu juga akan menikah kalau sudah waktunya," sahut Asyifa.
" Ya, kalau aku sih mau lama-lama menikah. Aku tidak mau buru-buru," sahut Azka yang tampaknya sudah punya target untuk pernikahannya.
" Ohhhhh, gitu toh," sahut Asyifa yang harus melancarkan tangan jahilnya merusak rambut adiknya yang sudah rapi itu.
" Sudah-sudah. Kita sarapan sebaiknya," sahut Rendy. Asyifa dan Azka mengangguk.
" Ya Allah, jika memang pria yang di katakan ayah adalah jodohku. Aku hanya meminta untuk di permudahkan semuanya," batin Asyifa dengan soanya yang pasti baik-baik.
***********
Sarapan yang sama juga di laksanakan di kediaman Xander Madison sarapan dengan lengkap di rumah itu.
" Rafa kamu luangkan waktu untuk lusa. Kamu harus libur kerja!" ucap Shofia.
" Untuk apa ma?" tanya Rafa.
" Kita ada undangan pernikahan. Keluarga Dokter Rendy mengundang kita ke pernikahan keponakan dari istrinya," jawab Shofia.
" Kenapa aku harus ikut? Mama dan yang lain kan bisa pergi tanpa aku," ucap Rafa.
" Yang lain bisa meluangkan waktunya. Lalu kenapa kamu tidak?" sahut Shofia yang membalikkan kata-kata.
" Mah aku banyak pekerjaan dan tidak bisa untuk datang," sahut Rafa yang menolak ajakan mamanya. Sebenarnya dia tau maksud mamanya. Karena sudah menyebutkan Dokter Rendy dan pasti ujung-ujungnya pada perjodohan itu dan sebisanya Rafa ingin menghindarinya sebelum Miranda memberi keputasannya.
" Kamu terus saja begini. Kapan sih kamu bisa mendengarkan mama. Hanya meminta satu hari saja kamu tidak bisa," sahut Shofia mulai kesal.
" Rafa sudahlah. Apa salahnya untuk sebentar saja," sahut Shania yang lama-kelamaan pusing melihat mamanya yang tidak henti-hentinya bertengkar dengan adiknya itu.
" Iya Rafa untuk masalah pekerjaan kan bisa di alihkan. Jangan membuat mama marah terus. Kamu taukan mama sedang sakit. Ada kolesterol dan darah tinggi," sahut Ardi.
" Tuh, menantunya aja mengerti, anak sendiri tidak pernah paham. Selalu ingin membuat mamanya mati berdiri. Sangat egois," sahut Shofia dengan wajah kesalnya.
Rafa hanya diam yang sepertinya selalu saja salah di mata semua orang-orang.
" Kamu luangkan waktu kamu untuk hal ini karena semua keluarga juga meluangkan waktunya termasuk papa," sahut Xander menegaskan.
" Baiklah. Tapi hanya sebentar. Aku tidak bisa mengikuti acaranya sampai selesai," ucap Rafa yang akhirnya menyerah tetapi tetap bersyarat.
" Ya dunia ini memang kamu yang mengaturnya," sahut Shofia dengan kesal.
" Ya ampun sebenarnya seperti apa wanita yang bernama Asyifa itu. Kenapa mama begitu ngotot ingin menjodohkan kak Rafa padanya dan jika Dokter Rendy mengundang kami. Itu artinya dia menerima lamaran itu," batin Zee yang tampaknya penuh rasa penasaran dengan Asyifa.
" Aku tidak tau apa lagi yang akan di lakukan mama setelah ini. Mama tidak pernah mau kalah dan aku tidak tau lagi harus melakukan apa. Miranda juga tidak memberi keputusannya secepatnya," batin Rafa yang semakin pusing yang pikirannya semakin bercabang-cabang.
***********
Asyifa hari ini keluar rumah ke toko kue yang ingin membelikan kakeknya kue kesukaan kakeknya. Karena Asyifa akan pergi kerumah kakeknya untuk ikut membantu persiapan pernikahan kakak sepupunya. Yang mana memang Willo dan ke-2 anaknya tinggal bersama Rudi dari dulu sampai sekarang.
Asyifa sudah sampai di tokoh kue dan bahkan mencari kue keinginan kakeknya.
Asyifa mencari-cari kue favorite kakeknya yang akan di bawakannya.
" Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya salah satu pelayan yang menghampiri Asyifa.
" Mbak saya tidak melihat cake coklat stauberry. Apa sudah habis?" tanya Asyifa.
" Oh masih ada mbak, tetapi masih di siapkan di dalam. Tidak apa-apa jika mbak menunggu sebentar?" tanya pelayan itu.
" Hmmm, baiklah kalau begitu. Saya akan menunggunya," jawab Asyifa.
" Ya sudah kalau begitu. Mari silahkan duduk, biar saya lihat sebentar di dalam kitchen," sahut pelayan tersebut.
" Oke," sahut Asyifa dengan tersenyum yang langsung mengambil tempat duduk dan menunggu sambil melihat ponselnya.
" Tidak apa-apa menunggu. Aku juga tidak buru-buru," batin Asyifa
Di tempat yang sama di parkiran mobil Rafa juga terparkir dan Rafa dengan buru-buru keluar dari mobilnya dengan langkah yang terpaksa.
" ada-ada saja. Kenapa harus aku yang membelinya apa tidak bisa Zee atau kak Shania yang membelinya. Kenapa hal sekecil ini harus aku juga yang harus yang mengurusnya," Refal terus mengoceh di dalam hatinya yang kesal perkara di suruh untuk membelikan kue oleh sang mama.
Refal pun akhirnya memasuki toko kue bakery tersebut yang juga melihat-lihat kue yang akan di pesannya.
" Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya pelayan toko.
" Saya ingin membeli Cake coklat stauberry?" jawab Rafa.
" Tepi bisa menunggu setengah jam lagi tidak mas?" tanya pelayan itu.
" Kenapa menunggu bukankan itu cakenya?" tanya Rafa yang melihat pelayan membungkus cake yang di inginkannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Mia Mia
bila keluar lanjutanya nda sabar ni mau tau
2023-02-09
0