Setelah makan malam selesai Rafa kembali ke Apartemennya. Rafa langsung memasuki kamar dengan melonggarkan kasar dasinya. Dan langsung membuangnya di sembarang tempat.
" Keterlaluan mama, apa yang mama bicarakan. Bisa-bisanya dia menjodohkanku. Apa dia pikir ini zaman Siti Nurbaya apa hah! main jodoh-jodoh saja. Mama benar-benar keterlaluan," umpat Rafa yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap kasar wajahnya sampai ke rambutnya dengan ke-2 tangannya.
" Argggghhh, Sial," umpatnya yang semakin lama semakin tidak bisa mengendalikan dirinya.
" Aku harus bicara dengan Miranda. Aku harus secepatnya membawa Miranda ke hadapan mama. Agar mama menghentikan perjodohan yang tidak masuk akal itu. Miranda kenapa sih kamu selalu mencari masalah? Apa susahnya tadi kamu ikut. Kamu ini benar-benar ya Miranda, masalah di mulai dari kamu semua," ucap Rafa ikut kesal dengan kekasihnya itu.
Mungkin jika tadi Miranda jadi ikut makan bersamanya hal ini pasti tidak akan terjadi. Mamanya pasti tidak akan membahas masalah yang Rafa yakin mamanya baru mendapat ide saat itu juga.
Kunci untuk menyelamatkan hubungannya dengan Miranda memang ada pada Miranda. Walau Rafa keras kepala dan membantah keputusan mamanya.
Namun pasti mau tidak mau dia akan mengikutinya. Karena jika mamanya sudah capek dan bertindak. Maka tidak akan ada yang bisa mengganggu gugat dan Rafa hanya mempunyai satu pilihan ya itu Miranda.
*********
Rafa kembali ke Apartemen. Sementara Shofia, Wira Argantara, Zee, Shania dan suaminya kembali ke penginapan mereka di salah satu Hotel ya. Mereka memang tidak menginap di Apertemen Rafa. Karena punya tempat sendiri.
Mereka memasuki kamar yang sangat besar itu dan langsung duduk yang kebetulan ada sofa lengkap dengan mejanya di sana.
" Mama yakin mau menjodohkan Rafa?" tanya Xander.
" Iya mama akan melakukan hal itu. Anak itu tidak bisa di biarkan terus seperti itu," sahut Sofia dengan yakin dengan pemikirannya yang tiba-tiba saja ada.
" Memang mau menjodohkan kak Rafa sama siapa?" sahut Zee bertanya. Semua mata tertuju pada Sofia yang menunggu jawaban Sofia.
" Ya pokoknya mama akan mencarikan wanita yang terbaik untuknya yang jelas tidak seperti Miranda," sahut Sofia dengan yakin.
" Berati belum ada calon jodohnya," sahut Xander menebak.
" Kalau itu masalah gampang," sahut Sofia.
" Mah, aku rasa mama terlalu berlebihan menjodohkan Rafa dengan wanita pilihan mama. Itu hanya membuat Rafa tidak nyaman dan iya ma zaman sekarang mana ada perjodohan dan itu hanya akan membuat Rafa merasa terpaksa dalam pernikahan itu. Apa yang di paksakan itu tidak baik," sahut Ardi menantunya yang memberi saran pada mertuanya.
" Papa setuju sama Ardi, jangan bertindak gegabah," sahut Xander.
" Tetapi mama tidak bisa melihat Rafa terus di kuasai wanita itu. Keluarga kita akan semakin malu dengan tingkah Rafa yang semakin lama semakin tidak terkontrol dan wanita itu. Lihatlah sampai detik ini tidak berani menunjukkan wajahnya," sahut Sofia kembali emosi.
" Ma, jangan menilai orang dari penampilan. Mungkin apa yang terlihat di layar kaca. Tidak sama dengan dunia nyata. Mungkin saja Miranda tidak seperti itu. Itu kan hanya pekerjaannya saja," sahut Shania yang masih berpikir positif pada wanita yang tidak di sukai mamanya itu walau dia sendiri belum pernah bicara langsung.
" Cukup! jangan menyebut namanya lagi. Pokoknya tetap keputusan ada di tangan mama. Mama melakukan semua ini untuk menjaga nama baik keluarga kita bukan untuk kepentingan mama," tegas Shofia yang tidak ingin mendengar pendapat. Suami, anak dan menantunya. Karena keputusannya akan menjadi keputusan yang sudah bulat.
Mereka diam dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Ibu negara memang selalu benar dan mereka hanya menonton saja yang terjadi selanjutnya dan palingan nanti akan banyak keributan-keributan lagi.
***********
Setelah menemui keluarga calon suaminya. Lulu dan Asyifa kembali ke hotel. Yang mana Asyifa terlihat duduk di pinggir ranjang yang menyisir rambutnya yang sebahunya. Dan terlihat Lulu yang sedang menikmati makanan yang tadi mereka beli sebelum kembali ke hotel.
" Lalu apa kita akan pulang setelah ini?" tanya Asyifa sembari melanjutkan pekerjaannya.
" Belum Asyifa," jawab Lulu sambil mengunyah.
" Kita mau kemana lagi?" tanya Asyifa heran. Lulu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan terlihat berupa tiket.
" Tiket apa itu?" tanya Asyifa heran.
" Kapal pesiar," jawab Lulu dengan mengedipkan 1 matanya.
" Maksudnya!" tanya Asyifa heran.
" Banyak hal yang harus di bicarakan dengan keluarga mas Roni dan kita akan bertemu di kapal pesiar untuk beberapa hari yang kakak juga tidak tau tujuannya kemana," jawab Lulu.
" Harus di sana?" tanya Asyifa. Lulu mengangguk.
" Asyifa harus minta izin dulu sama ayah dan ibu," sahut Asyifa.
" Masalah izin sudah aman," sahut Lulu.
" Kok bisa?" tanya Asyifa heran.
" Karena Opa akan menyusul kita. Opa dan Tante Willo akan menyusul untuk membicarakan pernikahan kami. Karena tidak mungkin kita berdua yang menemui keluarga besar mereka," jawab Lulu.
" Kakak serius Opa dan Tante Willo mau kemari?" tanya Asyifa tidak percaya. Namun pasti dia begitu senang. Karena bertemu dengan keluarganya. Yang pasti di rindukannya.
" Benar, makanya besok kita langsung bertemu di kapal pesiar," sahut Lulu yang membenarkan informasi tersebut.
" Alhamdulillah kalau begitu, Asyifa senang bisa bertemu dengan Opa," sahut Asyifa dengan senangnya yang mengucap syukur bertemu dengan Opa Rudi dan Willo tantenya mama dari Lulu.
*******
Asyifa keluar hotel karena ada yang ingin di belinya. Sebelumnya tadi Asyifa menelpon opanya yang memastikan benar atau tidak opanya akan menyusul mereka dan ternyata benar. Opanya bahkan meminta sesuatu dari Asyifa. Di mana opanya yang meminta di belikan kue Favorite yang menjadi khas makanan Jerman.
Jadi Asyifa malam ini langsung membelinya. Karena besok pagi takut tidak sempat. Dengan memakai gamis pink yang di padu dengan mantel panjang selututnya berwarna coklat berbahan baldu dan pasti hijap penutup kepalanya. Cuaca di Jerman memang sangat dingin, makanya Asyifa harus memakai pakaian tebal saat keluar.
Untungnya toko kue yang di datangi Asyifa tidak jauh dari Hotel. Jadi Asyifa tidak perlu menaiki kendaraan. Karena toko kuenya ada di sebrang Hotel.
Ternyata hotel Asyifa sama dengan hotel keluarga Shofia. Dan Shofia juga yang keluar hotel yang sekarang berada di pinggir jalan yang ingin menyebrang jalan yang mana sangat kebetulan bersebelahan dengan Asyifa. Yang walaupun di sekitar Asyifa dan Shofia masih banyak beberapa orang yang ikut menyebrang.
Tiba-tiba Sofia, menoleh kearah Asyifa yang berdiri diam. Tidak tau kenapa Shofia begitu betah melihat wanita cantik berwajah manis dan teduh itu.
" Ya Allah gadis ini cantik sekali. Aku tidak percaya jika di negara Eropa seperti ini. Yang dominan orang bule dengan wanita-wanita seksi. Ternyata masih ada gadis seperti ini, sangat cantik dan masyallah pakainnya sungguh tertutup. Dia sangat pintar berpenampilan yang tidak perlu mengumbar aurat. Tetapi terlihat modis," batin Shofia yang mengagumi Asyifa. Wanita yang tidak di kenalnya. Tetapi sudah bisa menilai Asyifa.
Di detik berikutnya. Asyifa menoleh ke arah Shofia dan mata Shofia tidak hentinya menatap Asyifa yang menurutnya memiliki kecantikan yang luar biasa. Asyifa mengangguk dengan mengeluarkan senyum indahnya yang membuat Sofia bergetar. Pasti dia semakin mengagumi wanita yang tidak di kenalnya itu.
Lampu berjalan menyala. Membuat Asyifa langsung melangkah sama dengan yang lainnya yang akhirnya juga menyebrang. Shofia membuyarkan lamunannya dan ikut menyebrang yang mana dia hampir telat menyebrang.
" Huhhhhh, aku seperti melihat bidadari turun dari langit," batin Sofia.
Tujuan Shofia bukan ke toko kue. Namun melihat Asyifa yang kesana membuat kaki Shofia langsung melangkah ke sana. Ya tidak tau kenapa langkahnya harus kesana mengikuti Asyifa.
Asyifa yang sampai di toko kue. Memilih kue yang ingin di belinya untuk Opanya. Asyifa bahkan berbicara menggunakan bahasa Jerman dengan pelayan tokoh. Dan ternyata Shofia terus mengikutinya yang berada di sampingnya seolah pura-pura mencari-cari kue.
Asyifa sampai kembali menoleh ke arah Shofia dan Asyifa sedikit heran dengan tingkah Sofia yang sepertinya memperhatikan dirinya. Ya walau Asyifa merasa hanya kepedean saja. Tetapi memang apa adanya Shofia memperhatikannya.
Tetapi Asyifa tidak mempedulikannya dan melanjutkan melakukan pembayaran dan menerima kue yang sudah di belinya. Setelah itu Asyifa langsung ke luar dari toko tersebut dan Sofia masih terus melihat punggung Asyifa yang berjalan menyebrang jalan yang kembali ke Hotel.
" Ya ampun Gadis itu sungguh cantik. Andai saja keberuntungan berpihak padaku. Aku ingin sekali dia menjadi menantuku," batin Shofia dengan niatnya yang begitu besar untuk menjadikan Asyifa menantunya.
Baru bertemua Asyifa. Bahkan tidak mendengar suara Asyifa. Sofia sudah ingin menjadikannya sebagai menantu. Pertemuan pertama itu sangat berkesan untuk seorang Sofia yang memang seorang ibu yang ingin mencarikan jodoh untuk Refal putranya yang keras kepalanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
mi nya menjalani hub jgn d liat dr cover nya aja, sudah tau klgmu taat sama agama
2023-06-24
0