"Assalamualaikum!" sapa Asyifa mengucapkan salam.
" Walaikum salam," sahut Opa dan yang lainya yang duduk di ruang tamu yang kelihatan sibuk mengerjakan sesuatu.
" Asyifa baru sampai?" tanya Willo.
" Benar Tante," jawab Asyifa yang menyalam satu persatu orang yang ada di sana. Dari Opanya, tantenya dan Lulu sendiri yang juga ada di sana.
" Ibu sama ayah tidak ikut?" tanya Opa.
" Nanti menyusul Opa, menunggu Azka pulang sekolah," jawab Asyifa.
" Hmmm begitu rupanya," sahut Opa.
" Oh iya ini Asyifa bawakan kue favorite Opa, dan beberapa cemilan," ucap Asifa yang memberikan pada Opanya.
" Cucu Opa ini memang paling pengertian," sahut Opa dengan mengusap-usap kepala Asyifa. Willo dan Lulu hanya tersenyum dan Opa langsung membuka cake yang di berikan cucunya yang membuat Opa tersenyum lebar.
" Ini juga Opa. Tadi pas di depan ada yang memberikannya. Katanya dari Tante Shofia rekannya ayah," ucap Asyifa yang mengingat yang satunya lagi.
" Oh iya apa ini?" tanya Opa heran dan mengambilnya langsung meletakkan di atas meja dan bahkan langsung membukanya.
" Ternyata sama," ucap Opa yang heran dan Asyifa sebenarnya sudah menebak. Karena logo pembelian di tempat yang sama. Tetapi tidak tau kalau isinya juga sama.
" Hmmm, kebetulan sekali. Dia tau saja kesukaan Asyifa dan Opa itu seperti apa," sahut Lulu.
" Tetapi siapa Tante Shofia?" tanya Asyifa.
" Pasien ayah kamu Asyifa. Mungkin ini hadiah karena besok akan datang ke acara pernikahan Lulu," ucap Opa.
Karena memang biasanya tradisi pesta di rumah siapa yang di undang ke acara pernikahan sebelum acara ha. Akan banyak bingkisan datang berupa makanan ringan dan lainnya yang ringan-ringan saja. Tetapi bukan untuk hadiah untuk sang pengantin. Melainkan untuk keluarga. Jadi Shofia sudah jelas datang karena sudah mengirim bingkisan terlebih dahulu.
" Hmmm, begitu rupanya," sahut Asyifa yang tidak banyak tanya lagi.
" Ya sudah ini kamu makan," Willo langsung memotong sedikit dan memberikan pada Asyifa.
" Makasih Tante," sahut Asyifa mengambilnya dan langsung duduk di samping Lulu.
" Bagaimana perasaan kak Lulu. Apa dek-dekan?" tanya Asyifa.
" Huhhhh, tidak bisa di gambarkan Asyifa perasaan kakak seperti apa. Sangat dek-dekan," jawab Lulu.
" Memang kata orang-orang kalau mau menikah itu seperti itu. Pasti dek-dekan. Besok pasti lebih dek-dekan lagi," ucap Asyifa.
" Asyifa benar Lulu. Jadi Lulu harus tenang dan bismillah semuanya akan di lancarkan," sahut Willo.
" Amin," sahut Lulu yang hanya berusaha untuk tenang.
" Hmmm oh iya Tante kak Dedi di mana?" tanya Asyifa yang tidak melihat sepupunya yang satu lagi.
" Biasa Asyifa lagi main di luar," jawab Lulu.
" Balapan maksudnya?" tebak Asyifa.
" Apa lagi. Tante selalu saja takut dengan hobi anak itu sangat berbahaya," sahut Willo jika sudah membicarakan putra pertamanya pasti dia akan cemas.
" Insyaallah Tante kak Dedi akan di lindungi dan tidak akan terjadi apa-apa padanya. Kita berdoa saja yang terbaik dan semoga saja kak Dedi bisa menjadi pembalap kelas dunia," sahut Asyifa dengan bijaknya bicara.
" Aminkan aja lah," sahut Lulu yang tidak yakin.
" Sudah-sudah jangan membahas masalah itu lagi. Sekarang kita makan kuenya ini," sahut Opa.
" Asyifa sudah duluan tadi," sahut Asyifa dengan tersenyum yang lain juga tertawa dan mereka sambil mengobrol sambil bekerja dan sambil makan.
************
Hari pernikahan.
Akhirnya hari pernikahan Lulu dan Roni di adakan juga. Hari pernikahan yang di adakan di rumah Lulu yang acaranya tidak terlalu mewah dan hanya sederhana saja. Hanya mengundang rekan-rekan dan juga kerabat-kerabat yang terdekat saja.
Mobil sudah terparkir di tempatnya dengan rapi di depan rumah yang mana tamu-tamu sudah mulai berdatangan yang memasuki rumah.
Ternyata keluarga besar Xander Madison juga menghadiri acara tersebut yang mana mereka keluar dari 2 mobil. Di mobil pertama yang di setiri Rafa ada Zee, mama dan papanya dan di mobil ke-2 ada Shania suaminya dan anaknya Aqeela.
Mereka semua menunjukkan wajah yang penuh keceriaan dan hanya wajah Rafa saja yang dingin dan tidak ada senyum-senyumnya sama sekali wajah yang terlihat di tekuk dan pasti sangat terpaksa datang ke acara tersebut. Karena adanya itikat lain yang tak lain pertemuannya dengan wanita yang akan di jodohkan kepadanya.
" Ayo kita masuk!" ajak Sofia yang terlebih dahulu masuk.
Rendy dan Rania yang menyapa tamu sedari tadi melihat keluarga Bu Shofia.
" Sayang itu keluarga Bu Shofia!" tunjuk Rendy melihat ke arah pintu.
" Ya sudah mari kita sapa," sahut Rania.
Rendy mengangguk dan akhirnya menghampiri keluarga Shofia yang memasuki rumah yang sudah di hias dengan indah ya namanya juga acara pernikahan dan bahkan di suguhkan dengan suara lantunan bacaan Alquran yang begitu indah. Suara wanita yang sangat teduh dan menyejukkan hati.
" Assalamualaikum Bu Shofia!" sapa Rendy.
" Walaikum salam Dokter Rendy," sahut Shofia serentak dengan keluarganya. Mereka terlihat bersalaman sesuai dengan muhrim masing-masing dan Rafa pun dengan sopan menyalam Rendy dan juga Rania.
" Dokter Rendy ini putra saya. Namnya Rafa," ucap Sofia dengan semangatnya mengenalkan Rafa untuk pertama kalinya kepada Rendy.
" Om," Safa Rafa.
" Apa kabar Rafa?" tanya Rendy.
" Baik Om," sahut Rafa yang sebisanya bersikap ramah karena sejak tadi di mobil dari rumahnya sampai tiba di lokasi mamanya terus memberinya pesan untuk bersikap baik.
" Ya ampun ini Aqeela sudah besar sekali," ucap Rania yang gemes dengan anak dari Shania.
Aqeela hanya tertawa gemes saja,
" Iya Tante Alhamdulillah perkembangannya sangat cepat," ucap Shania.
" Alhamdulillah kalau begitu, Aqeela cantik sekali,"puji Rania.
" Makasih Tante," sahut Aqeela.
" Hmmm, putri Dokter di mana?" tanya Shofi tidak sabaran bertemu calon menantunya itu.
" Hmmm, lagi mengaji Bu Shofia," jawab Rania.
" Apa yang bersuara indah itu adalah dia?" tebak Xander.
" Jangan berlebihan pak Xander. Suara putri kami biasa saja," sahut Rendy yang selalu rendah hati.
" Jadi benar anak Tante Rania dan om Rendy itu sesempurna itu makanya mama sampai antusias sekali menjodohkan dengan kak Rafa. Aku jadi penasaran siapa wanita itu," batin Zee yang begitu penasaran. Dia juga baru takjub mendengar suara indah Asyifa membaca lantunan sura Al-Qur'an.
" Biar saya panggilkan sebentar ya," ucap Rania.
Shofia mengangguk dan Rafa wajahnya terlihat gusar yang pasti tidak nyaman berada di tempat itu. Ya menurutnya pertemuan itu sangat konyol. Perjodohan yang tidak penting sama sekali.
Rania pun memanggil putrinya dengan mengusap bahu putrinya yang sejak tadi mengaji dan Asyifa mengakhiri kajiannya.
Asyifa berdiri mengikuti sang mama. Asyifa sangat cantik menggunakan gamis biru muda dengan pasmina senada dengan pakaiannya yang menutup auratnya dan berjalan di belakang mamanya yang mengikuti mamanya kemana mengajaknya.
Setibanya di tempat orang-orang tersebut. Asyifa mendadak gugup dan menjaga pandangannya dari yang bukan mukhirmnya. Shofia sudah pangling melihat cantiknya Asyifa seperti bidadari dan Shania atau Zee yang seorang wanita saja harus mengagumi kecantikan Asyifa.
" Asyifa ayo nak salam pada Tante Shofia dan keluarganya," ucap Rania lembut.
" Iya ibu," jawab Asyifa.
" Salam kenal Tante saya Asyifa," ucap Asyifa dengan suara lembut mencium punggung tangan Shofia.
" Kamu cantik sekali nak," puji Sofia.
" Jangan berlebihan Tante," sahut Asyifa yang rendah hati.
" Salam kenal Om," Asyifa juga mencium punggung tangan Xander.
" Iya Asyifa om senang bisa bertemu dengan kamu. Ternyata istri Om tidak salah pilih," sahut Xander yang harus mengakui istrinya tidak salah pilih mengenai menantu.
Asyifa juga berkenalan dengan Zee dan juga Shania untuk Ardi dan Rafa calon suaminya dia hanya menyatukan ke-2 tangannya untuk berkenalan.
Rafa sejak tadi melihat Asyifa yang merasa wanita itu tidak asing baginya dan tidak tau juga apakah Rafa mengagumi kecantikan Asyifa juga.
" Rafa ini Asyifa yang mama katakan kepada kamu yang mama lamar untuk menjadi istri kamu," ucap Shofia memperjelas.
Asyifa baru mengetahui bahwa itu lah calon suaminya. Namanya terdengar indah yang membuat jantung Asyifa berdetak tidak biasanya saat pertama kali bertemu dengan calon suaminya.
Peerasaan yang tidak pernah ada tiba-tiba saja ada. Namun Asyifa menutupi perasaan gugupnya dengan tersenyum dan kembali mengalihkan pandangannya karena bukan muhrim menatap mata lawan jenisnya.
" Cantik bukan Rafa," goda Xander. Rafa hanya diam yang berekspresi datar saja.
" Ya memang sangat cantik pantesan mama begitu ngegas dengan menjodohkan kak Rafa kepadanya, sangat sempurna," batin Zee yang juga mengagumi Asyifa.
" Jelas wanita seperti ini bukan tipeku. Lagian mama apa-apaan sih bisa-bisanya menjodohkan ku dengan wanita yang 180 derajat berbeda denganku, sok manis dan sejak tadi menunduk saja. Apa dia pikir aku ada di bawah," batin Rafa.
" Hmmm, kalau begitu mari masuk, kita nikmati hidangan yang ada," sahut Rendy.
" Iya Dokter," jawab Bu Shofia.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
awas aku klo sampe dirimu bucin Rafa q getok kepalamu
2023-06-24
0
Hasanah Ana
ntar kamu juga bucin rafa
2023-06-03
0
SakhaRafif
sok iyes km fa... bilang aja klw asyifa tu cantik. jgn jual mahal kena karma nanti alias bucin akut
2023-02-10
1