" Ya Allah, beruntungnya aku jika punya menantu sepertinya. Lihatlah apa lagi kekurangan dari gadis ini. Tidak ada yang kurang sama sekali dia begitu sempurna. Sangat bohong jika ada istilah tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi anak ini begitu sempurna dan mungkin dia bukan manusia tetapi bidadari yang turun dari langit," batin Shofia yang begitu bergetar melihat ada manusia seperti Asyifa di muka bumi ini sampai dia tidak percaya dengan anak Dokter pribadinya itu.
" Mah," Shania tiba-tiba memanggil mamanya dan memasuki perpustakaan begitu saja.
" Hmmmm," Shofia hanya berdehem saja dan terus melihat data-data mengenai Asyifa lagi.
" Mama sedang apa?" tanya Shania yang berdiri di depan pintu.
" Sini, Shania ada yang mama tunjuk kin sama kamu," panggil Shofia dengan semangat yang membuat Shania heran dan langsung melangkahkan mendekati mamanya yang mana dia juga terlihat penasaran.
" Ada apa sih mah?" tanya Shania yang duduk di samping mamanya.
" Kamu lihat ini!" Shofia langsung menunjukkan foto-foto Asyifa membuat Shania heran dengan foto-foto yang di perlihatkan mamanya yang tidak mengerti apa maksud sang mama.
" Siapa ini ma?" tanya Shania dengan wajahnha yang mengkerut.
" Calon adik ipar kamu," ucap Shofia asal celetuk aja.
Shania mendengarnya semakin kaget, " Maksud mama apa?" tanya Shania dengan wajah herannya yang terpekik kaget
" Ini itu namanya Asyifa. Putri pertamanya Dokter Rendy. Jadi mama ingin menjodohkan Rafa dengannya. Jadi dia ini calon adik ipar kamu, calon menantu mama," ucap Shofia menjelaskan dengan percaya dirinya.
" Mama yakin?" tanya Shania ragu.
" Iya dong Shania, kamu lihat dia, dia itu cantik sekali. Wajahnya itu seperti bidadari dan dari wajah itu sudah bisa mama pastikan dia itu berhati malaikat dan lihatlah ini," Shofia menunjukkan data-data Asyifa.
" Asyifa hafis Al Qur'an saat 9 tahun dan sekarang usianya 20 tahun yang akan S-2 sebentar lagi dan kamu lihat ini. Prestasinya begitu banyak. Dia itu juga influenser dan lihatlah banyak sekali memenangkan penghargaan, dia wanita yang sempurna. Jadi mana mungkin mama meragukannya sebagai menantu mama. Kamu juga kalau punya anak yang dewasa pasti mau punya menantu seperti dia," Shofia dengan semangatnya menunjukkan semua keahlian Asyifa dan benar-benar mengagumi wanita cantik yang mempunyai sebidang prestasi itu.
" Zaman sekarang mana ada wanita seperti ini. Wanita moderan yang tidak hilang dari sariah islam. Zaman sekarang wanita sibuk dengan hobi-hobi menjadi model. Dan Asyifa dia memliki hobi yang unik, berkuda seperti istri rasul, memanah dan lihat banyak sekali prestasinya. Huhhhhh mama tidak tau jika Dokter Rendy punya anak seperti ini," lanjut Shofia yang tidak henti-hentinya mengagumi sosok Asyifa.
" Mama benar wanita ini memang sangat sempurna. Tapi mama yakin mau menjodohkannya dengan Rafa?" tanya Shania lagi yang mana dari wajahnya tidak yakin.
" Kenapa tidak. Apa ada alasan mama untuk tidak menjodohkannya? Apa ada alasannya untuk tidak menjadikan menantu sesempurna ini?" tanya Shofia kembali pada anaknya.
" Bukan begitu mah, masalahnya Asyifanya mau tidak sama Rafa. Mama sudah tau wanita ini begitu sempurna, memiliki ini, itu yang tidak di miliki orang lain dan Rafa hanya pria dingin yang agama mungkin lebih pahaman Asyifa dan Rafa juga laki-laki sibuk bekerja dan mana mungkin Asyifa yang seperti ini mau dengan sembarangan laki-laki. Dia juga pasti mencari imam yang baik untuk hidupnya melihat semua yang ada pada dirinya," ucap Shania yang tidak percaya dengan adiknya yang bisa bersatu dengan wanita yang 180 derajat berbeda darinya.
Ya Shania bukan meragukan Asyifa sebagai calon adik iparnya. Justru meragukan Rafa yang merasa adiknya tidak pantas dengan wanita seperti Asyifa.
Mendengarnya Shofia tampak diam yang sepertinya begitu setuju dengan perkataan putrinya. Dia memang terlalu pede untuk Asyifa menjadi menantunya. Masalahnya Dokter Rendy mau tidak Rafa menjadi menantunya.
" Shania benar kan ma. Orang seperti Asyifa sudah jelas dari keluarga seperti apa. Kita juga mengenal Dokter Rendy seperti apa. Dan pasti Dokter Rendy dan istrinya tidak mau sembarangan menantu pada anaknya. Dia juga ingin anaknya bahagia dan pasti akan mensortir banyak Pria yang jelas tidak seperti Rafa," sahut Shania menjelaskan pada mamanya.
" Mama sih belum apa-apa sudah percaya diri sekali," sahut Shania geleng-geleng.
" Tidak Shania kamu salah. Mama yakin Asyifa akan menjadi jodoh Rafa," sahut Shofia dengan yakinnya. Bahkan apa yang di katakan Shania barusan tidak masuk kedalam pikirannya dan tidak berpengaruh dengan rencananya.
" Bagaimana bisa mama seyakin itu. Mungkin aja dia juga sudah punya calon suami," sahut Shania.
" Dia tidak memiliki calon suami. Karena anak ini tidak berpacaran dan Dokter Rendy sendiri yang mengatakannya dan mama akan membicarakan masalah serius ini pada Dokter Rendy," ucap Shofia yang tidak mau mengundur-ngundur waktu.
" Mama yakin," sahut Shania yang begitu ragu.
" Iya mama yakin," sahut Shofia.
" Tetapi ma. Bagaimana dengan Rafa apa dia setuju semua ini," sahut Shania.
" Dia memang tidak akan setuju. Tetapi mama yang akan membuatnya setuju, jadi jangan khawatir," sahut Shofia dengan keyakinannya yang penuh.
" Asyifa akan menjadi menantuku," ucapnya tersenyum lebar yang terlihat terobsesi dengan Asyifa dan menginginkan putranya bersanding dengan gadis tersebut.
" Huhhhh, paling akan ada keributan lagi," batin Shania yang sudah tau ujung-ujungnya Rafa mana mungkin mau di jodoh-jodihkan apa lagi dengan wanita yang seperti itu. Wanita yang tertup sangat berbeda jauh dengan Miranda yang seksi dan hot.
**********
Asyifa berada di kamarnya yang sedang bersandar pada kepala ranjang dengan ke-2 kakinya di luruskan ke depan yang ada leptop di pahanya.
tok-tok-tok-tok.
Pintu kamarnya yang terbuka membuat Asyifa melihat ke arah pintu dan melihat ibunya yang membawakan segelas susu.
" Masuk ibu!" sahut Asyifa. Rania pun memasuki kamar itu dan langsung duduk di samping putrinya yang memberikan putrinya segelas susu yang sengaja di buatkannya.
" Makasih ibu," sahut Asyifa yang langsung meminumnya dan langsung habis.
" Kamu sedang apa sayang?" tanya Rania.
" Ini lagi membaca bimbingan pernikahan," jawab Asyifa. Rania sampai mengkerutkan dahinya dengan jawaban putrinya sampai dia melihat ke layar laptop dan memang benar apa adanya Asyifa membaca bimbingan pernikahan.
" Lulu yang mau menikah. Kenapa jadi kamu yang baca bimbingan pernikahannya?" tanya Rania heran.
" Tidak apa-apa ibu. Hanya belajar dari sekarang aja," sahut Asyifa dengan tersenyum. Rania melihat anaknya itu lumayan lama.
" Apa Asyifa ingin menikah?" tanya Rania yang naluri hati seorang ibu pasti paham apa yang di inginkan putrinya.
Asyifa bahkan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan ibunya, " Asyifa ingin melaksanakan sunah rasul. Lagian pernikahan itu bukankah ibadah terpanjang dan terlama," ucap Asyifa yang memang benar-benar serius ingin menikah di usia muda.
" Apa Asyifa sudah punya calon suami?" tanya Rania pasti menanggapi serius kata-kata putrinya.
" Tidak ada ibu. Bukankah jodoh itu pasti datang. Dan Allah sudah menentukan siapa jodoh kita dan juga sudah di pertemukan dengan Asyifa. Asyifa akan melaksanakan pernikahan itu. Supaya Asyifa sama seperti ibu dan ayah merasakan indahnya pernikahan dan beribadah sama-sama sampai kakek nenek, sampai menuju Jannah nanti," ucap Asyifa yang bicara dengan bijak.
Rania memegang tangan putrinya itu dengan menggenggamnya " Asyifa pernikahan itu tidak seindah yang kamu lihat. Kamu hanya melihat saja. Karena ibu orang yang beruntung memiliki ayahmu dan tidak semua orang bisa seperti ayah," ucap Rania memberi pencerahan pada putrinya.
Dia tau Asyifa adalah wanita yang selalu berpikiran positif dan selalu menganggap semua orang baik. Rania tidak mau anaknya asal menikah saja yang nantinya pernikahan impian yang di impikan anaknya tidak sesuai harapan.
" Tetapi bukannya ibu mengatakan pada Asyifa. Jika kita menjadi orang baik. Maka orang baik juga akan ada di sekeliling kita. Termasuk hal ini. Niat Asyifa ingin menikah dan pasti Allah akan memberikan jodoh yang terbaik untuk Asyifa. Pria baik sama seperti ayah yang penyayang dan tidak pernah marah," ucap Asyifa yang sudah saling bertatap muka dengan ibunya. Bicaranya Asyifa begitu lancar dan sangat rapi.
" Jadi Asyifa benar-benar ingin menikah di usia muda?" tanya Rania memastikan sekali lagi pada putrinya itu.
" Iya ibu," jawab Asyifa dengan penuh keyakinannya.
" Jadi siapapun yang tiba-tiba melamar Asyifa. Asyifa akan menerimanya?" tanya Rania. Asyifa menganggukkan kepalanya.
" Jangan asal terima sayang, kamu juga harus tau bibit, bobotnya. Karena seperti yang kamu katakan menikah itu ibadah dan kamu dengannya membangun keluarga untuk ibadah yang artinya kamu harus menikah dengan Pria yang bisa mengajak kamu untuk beribadah," ucap Rania memberikan masukan pada istrinya.
" Asyifa mengerti ibu. Kan ibu sama ayah pasti akan menyelidiki hal itu," sahut Asyifa yang tetap melibatkan ke-2 orang tuanya untuk suaminya nanti.
" Baiklah sayang ibu akan berdoa terus semoga saja Asyifa segera mendapatkan jodoh yang terbaik dari Allah yang membawa Asyifa ke jalan menuju surga," ucap Rania dengan penuh doa dan harapan pada putrinya.
" Aminnnnn ibu," sahut Asyifa dengan ke-2 tangannya yang mengadahkan ke atas.
" Ya sudah ini sudah malam, sebaiknya kamu istirahat," ucap Rania.
" Baik ibu," sahut Asyifa tersenyum yang langsung mematikan laptopnya. Bahkan Rania membantu Asyifa merebahkan dirinya, menyelimutinya dan mencium kening Asyifa.
" Mimpi yang indah," ucap Rania.
Asyifa mengangguk tersenyum dengan perlahan memejamkan matanya. Rania berdiri masih menatap Asyifa.
" Aku tau apa yang di inginkan putriku. Aku hanya berharap semoga saja putriku bisa berjodoh dengan orang yang baik," batin Rania dengan menatap wajah Asyifa sebentar. Lalu Rania langsung keluar dari kamar itu. Rania memang masih saja menganggap jika Asyifa itu masih kecil. Jadi wajar kalau mau tidur selalu ikut ambil alih. Bahkan mereka akan saling berbicara dulu sebelum tidur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
sudah d klaim duluan jd menantu
2023-06-24
0