Episode 8 Pulang.

1 Minggu kemudian.

Rania sedang menyiapkan sarapan di pagi hari seperti biasanya. Maklum anak dan suaminya tidak mau makan. Kalau bukan masakan dari tangannya. Jadi Rania memang harus menyiapkan semuanya. Begitulah menjadi ibu yang selalu di idolakan memang itu lah resikonya.

Tingnong, tinnong.

Suara bel rumah berbunyi membuat Rania menghentikan pekerjaannya.

" Siapa pagi-pagi begini datang bertamu," gumamnya dengan heran. Rania pun langsung meninggalkan meja makan dan langsung menuju pintu untuk melihat siapa yang datang bertamu.

" Sebentar," sahut Rania yang buru-buru membuka pintu. Karena bel terus saja berbunyi dan akhirnya Rania membuka 2 daun pintu yang tinggi itu.

" Assalamualaikum ibu!" sapa Asyifa dengan wajah senyum cerianya yang sudah berdiri di depan pintu yang membuat Rania begitu shock yang ternyata melihat putri cantiknya.

" Asyifa," pekik Rania yang tampak kaget sampai napasnya harus naik turun yang tidak percaya putri sulungnya berdiri di depannya. Asyifa mengangguk-angguk dan langsung mencium punggung tangan ibunya dan memeluk ibunya dengan erat.

" Kamu ini benar-benar pulang. Kenapa tidak bilang-bilang sama ibu?" ucap Rania memeluk erat melepas rindu.

" Asyifa ingin kasih Supraise untuk ibu," sahut Asyifa yang tidak kalah memeluk erat ibunya.

" Ya Supraise kamu berhasil, ibu sangat terkejut," sahut Rania yang sudah melepas pelukannya dan mengatur napasnya dengan putrinya yang tidak henti-hentinya mengeluarkan senyum itu.

Rania begitu merindukan Asyifa sampai terus melihati Asyifa dari bawah sampai atas.

" Kamu ini membuat ibu terkejut," ucap Rania dengan wajah cemberutnya.

" Maafkan Asyifa ibu," ucap Asyifa merasa bersalah. Rania mengangguk-angguk dan memegang ke-2 pipi putrinya itu lalu mencium lembut keningnya.

" Ibu sangat merindukan kamu," ucap Rania yang baru bisa tersenyum.

" Sama Asyifa juga merindukan ibu," sahut Asyifa.

" Ya sudah, sekarang ayo kita masuk," ajak Rania. Asyifa mengangguk dan memasuki rumah dengan menggenggam tangan ibunya dan sebelah tangannya menyeret kopernya.

" Sayang! Sayang!" panggil Rania di ruang tengah.

" Lihat siapa yang datang," sahut Rania yang berteriak, sehingga yang di panggilnya sayang itu akhirnya keluar juga yang tak lain suaminya.

" Ada apa sayang, pagi-pagi sudah berteriak," sahut Rendy yang menuruni anak tangga. Langkahnya terhenti ketika melihat di bawah sana putri cantiknya yang ada di sana yang di sebelah bidadari siapa lagi kalau bukan istrinya.

" Ayah," sahut Asyifa. Rendy tersenyum dan melanjutkan langkahnya. Asyifa langsung memeluk ayahnya.

" Kamu sudah pulang?" tanya Rendy begitu merindukan putrinya itu.

" Iya ayah, maaf Asyifa tidak mengabari ayah dan ibu. Asyifa hanya ingin membuat kejutan. Jangan marah ayah," sahut Asyifa.

" Tidak apa-apa Asyifa. Ayah tidak marah," sahut Rendy.

" Tetap aja ibu masih kaget," sahut Rania. Rendy melepas pelukan dari putrinya itu.

" Berati Supraise Asyifa berhasil buktinya ibu kaget," sahut Rendy.

" Iya deh," sahut Rania yang membuat Asyifa tertawa kecil.

" Kamu apa kabar Asyifa. Apa selama di sana baik-baik saja?" tanya Rendy.

" Alhamdulillah ayah, semuanya baik-baik saja," sahut Asyifa dengan tersenyum.

" Alhamdulillah kalau begitu," sahut Rendy.

" Oh, iya di mana Azka?" tanya Asyifa yang mengingat asik satu-satunya itu.

" Aku di sini," sahut Aska yang datang tiba-tiba membuat mata tertuju padanya. " Aku pikir kakak sudah melupakanku. Makanya aku diam saja. Tidak taunya. Ternyata aku masih di cari," sahut Azka.

" Mana mungkin kakak melupakanmu," sahut Asyifa yang menghampiri adiknya itu dan langsung memeluknya dengan erat.

" Kau bertambah tampan," puji Asyifa melepas pelukan dengan mengacak-acak rambut adiknya itu yang mana adiknya lebih tinggi sedikit darinya dan mungkin pertumbuhan Azka akan semakin berkembang dan pasti lebih tinggi lagi dari sang kakak kedepannya. Dan Azka pasti lebih cocok menjadi kakak Asyifa.

" Benarkah aku semakin tampan?" tanya Azka.

" Iya Azka lihatlah, kamu itu semakin tampan," jawab Asyifa apa adanya.

" Karena kakakku tidak pernah berbohong. Jadi aku mempercayai apa yang kakak ku katakan," sahut Azka yang kupingnya langsung kembang ketika mendapat pujian. Rendy dan Rania saling melihat dan tersenyum sembari geleng-geleng kepala.

" Kau ini," geram Asyifa yang lagi-lagi mengacak rambut adiknya itu.

" Kakak berantakan, ketampanan ku bisa berkurang," ucap Azka kesal.

" Iya-iya kakak tau. Sekarang katakan pada kakak. Apa seorang Azka yang merasa tampan ini pasti menjadi play boy di sekolahnya?" tanya Asyifa dengan meyipitkan matanya mencurigai adiknya itu.

" Itu rahasia," sahut Azka dengan mengedipkan 1 matanya.

" Kau ini benar-benar," geram Asyifa yang kembali mengacak rambut adiknya. Azka pasti komplen lagi dengan kebiasaan kakaknya itu.

" Sudah-sudah, jangan bertengkar. Ayo kita sarapan dulu. Tadi ibu sudah menyiapkan sarapan special dan ternyata Asyifa datang. Jadi ini rezeki Asyifa," sahut Rania.

" Kebetulan Asyifa lapar dan Asyifa juga merindukan masakan ibu," sahut Asyifa dengan semangatnya.

" Ya sudah ayo sarapan dulu!" ajak Rendy. Asyifa mengangguk, begitu juga dengan Azka yang mana mereka langsung menuju meja makan.

Rendy menarik kursi dan mempersilahkan istrinya untuk duduk. Melihat hal manis yang di lakukan ayahnya membuat Asyifa terus tersenyum. Sang ayah memang tidak pernah berubah. Selalu tau cara membahagiakan istrinya dan Asyifa pasti sering menyaksikan itu. Itu juga salah satu membuat keinginannya untuk menikah muda.

Asyifa yang sudah duduk hanya menatap kagum ke-2 orang tuanya yang mana sekarang ibunya menyiapkan nasi untuk ayahnya. Di tengah lamunannya tiba-tiba terdapat Minuman rasa Strawberry di sampingnya membuat matanya berbinar dan langsung menoleh ke arah yang memberinya. Siapa lagi kalau bukan adiknya yang tampan itu.

" For my sister," ucap Aska begitu manis, Membuat senyum Asyifa semakin mengembang.

" Thank you," sahut Asyifa dengan bahagianya. Dan Aska mengangguk yang langsung duduk di samping kakaknya.

" Kamu itu tau aja apa yang kakak sukai. Makasih ya Azka tampan," sahut Asyifa lagi yang tidak kalah mengucapkan terima kasih lagi.

" Sama-sama kakak," sahut Azka, " sekarang kakak minum!" Parintah Azka. Asyifa mengangguk dan langsung meminum minuman yang di sukainya itu.

Rania dan Rendy kembali tersenyum melihat ke-2 anaknya yang dari dulu selalu akrab, dan saling menyayangi. Memang Azka dan Asyifa begitu manis dan pasti semua itu pasti karena didikan dari ke-2 orang tuanya yang tidak pernah gagal.

" Ayo nak kita sarapan!" Rania juga menyendokkan nasi goreng ke piring sang anak. Asyifa tersenyum dan menikmati lagi-lagi apa yang di sajikan ibunya kepadanya.

*********

Asyifa yang kembali ke Jakarta yang mengejutkan keluarganya. Lain dengan Shofia yang sedang duduk ruang perpustakaan yang mana terlihat Shofia begitu serius melihat lembaran kertas dan terdapat foto salah satu wanita di di atas mejanya yang mana ternyata foto Asyifa.

" Hafis quraan saat usia 9 tahun, selesai S1 usia 19 tahun dan sekarang mau wisuda S2 dan usianya baru 20 tahun," ucap shofia yang ternyata mencari tau anak dari Dokter Rendy.

Dan betapa terkejutnya Shofia yang ternyata anak dari Dokter tersebut begitu luar biasa yang mana sudahlah cantik dan prestasinya begitu banyak. Yang membuatnya terkagum-kagum sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Tsamara Asyifa
2 Episode 2 Insiden.
3 Episode 3 Rencana perjodohan
4 Episode 4 Pertemuan dengan calon mennatu
5 Episode 5 Kapal Pesiar
6 Episode 6 Rencana untuk jadi menantu.
7 Episode 7 Doa dan melihat.
8 Episode 8 Pulang.
9 Episode 9 Penegasan Shofia.
10 Episode 10 Sudah melamar Asyifa
11 Episode 11
12 Episode 12 Debat
13 Episode 13 tidak sengaja.
14 Episode 14 bertemu pertama kali
15 Episode 15 Keputusan.
16 Episode 16 Keras kepala.
17 Episode 17 Lamaran
18 Episode 18 Sah
19 Episode 19
20 Episode 20 Apa ini pernikahan.
21 Episode 21 bertukar pikiran
22 Episode 22 Iblis.
23 Episode 24 Penekanan.
24 Episode 24
25 episode 25 tiket
26 Episode 27 Meminta maaf.
27 Episode 27 perjalanan.
28 Episode 28
29 Episode 29 Melihat dalam perasaan
30 Episode 30 Sangat terkejut.
31 Episode 31 Tidak percaya
32 Episode 32
33 Bab 32 tidak bisa berkutik.
34 Bab 34
35 Bab 35 Akhirnya.
36 Episode 36
37 Bab 37
38 Episode 38 Makan malam yang tidak terduga.
39 Episode 39 Kata-kata pedas
40 Episode 40 Hal aneh.
41 Episode 41.
42 Episode 43
43 Episode 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Episode 48
49 Bab. 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episodenya 57
58 Bab 58.
59 Episode 59.
60 Bab 60
61 Episode 42
62 Episode 61.
63 Bab 63
64 Episode 67
65 Episode 68
66 Episode 66
67 Bab 67
68 Episode 68
69 Episode 69.
70 Episode 70
71 Episode 71.
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Bab 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Bab 78
79 Episode 79
80 Episode 79.
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Episode 89
86 Episode 88
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Bab 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 97
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Bab 106
108 Episode 108
109 Bab 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Bab 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Bab 118
120 Bab 120
121 Episode 121
122 Episode
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Bab 127
128 Bab 128.
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 234
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Bab 135
138 Episode 138
139 Bab 138
140 Episode.
141 Draft
142 Episode
143 Episode.
144 Episode.
145 Episode.
146 Episode.
147 Episode
148 Episode.
149 Episode.
150 Episode.
151 Episode
152 Episode.
153 Episode.
154 Episode
155 Bab
156 Episode.
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159.
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163.
164 Episode 164
165 Episode 165.
166 Episode 165
167 Episode 167
168 Episode 169
169 Episode 169
170 Episode 171
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174.
175 Episode 176
176 Episode 177
177 Episode 178
178 Episode 178.
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Bab 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 85
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189.
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 94
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 episode 198
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
204 Episode 204
205 Bab 205
206 Episode 206
207 Episode 207
208 Episode 208
209 Episode 209
210 Episode 210.
211 Episode 212
212 Episode 213
213 Episode 213
214 Episode 214
215 Episode 215
216 Episode 216
217 Episode 217.
218 Bab 218
219 Episode 219
220 Episode 221.
221 Episode 221
222 Episode 222
223 Bab 223
224 Episode 223
225 Episode 225
226 Episode 226
227 Episode 227
228 Episode 228
229 Episode 229
230 Episode 230
231 Episode 231
232 Episode 232
233 Episode 233
234 Episode 234
235 Episode 235
236 Episode 235
237 Episode 237
238 Episode 238
239 Episode 239
240 Bab 240
241 Episode 241
242 Bab 242
243 Episode 243
244 Episode 244
245 Episode 245
246 Episode 246
247 Episode 247
248 Episode 248
249 Episode 249
250 Episode 250
251 Episode 251
252 Episode 252
253 Episode 253
254 Episode 254
255 Episode 255
256 Episode terakhir.
257 Episode terakhir.
258 Episode terakhir.
259 Pengumuman
Episodes

Updated 259 Episodes

1
Episode 1 Tsamara Asyifa
2
Episode 2 Insiden.
3
Episode 3 Rencana perjodohan
4
Episode 4 Pertemuan dengan calon mennatu
5
Episode 5 Kapal Pesiar
6
Episode 6 Rencana untuk jadi menantu.
7
Episode 7 Doa dan melihat.
8
Episode 8 Pulang.
9
Episode 9 Penegasan Shofia.
10
Episode 10 Sudah melamar Asyifa
11
Episode 11
12
Episode 12 Debat
13
Episode 13 tidak sengaja.
14
Episode 14 bertemu pertama kali
15
Episode 15 Keputusan.
16
Episode 16 Keras kepala.
17
Episode 17 Lamaran
18
Episode 18 Sah
19
Episode 19
20
Episode 20 Apa ini pernikahan.
21
Episode 21 bertukar pikiran
22
Episode 22 Iblis.
23
Episode 24 Penekanan.
24
Episode 24
25
episode 25 tiket
26
Episode 27 Meminta maaf.
27
Episode 27 perjalanan.
28
Episode 28
29
Episode 29 Melihat dalam perasaan
30
Episode 30 Sangat terkejut.
31
Episode 31 Tidak percaya
32
Episode 32
33
Bab 32 tidak bisa berkutik.
34
Bab 34
35
Bab 35 Akhirnya.
36
Episode 36
37
Bab 37
38
Episode 38 Makan malam yang tidak terduga.
39
Episode 39 Kata-kata pedas
40
Episode 40 Hal aneh.
41
Episode 41.
42
Episode 43
43
Episode 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Episode 48
49
Bab. 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episodenya 57
58
Bab 58.
59
Episode 59.
60
Bab 60
61
Episode 42
62
Episode 61.
63
Bab 63
64
Episode 67
65
Episode 68
66
Episode 66
67
Bab 67
68
Episode 68
69
Episode 69.
70
Episode 70
71
Episode 71.
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Bab 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Bab 78
79
Episode 79
80
Episode 79.
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Episode 89
86
Episode 88
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Bab 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 97
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Bab 106
108
Episode 108
109
Bab 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Bab 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Bab 118
120
Bab 120
121
Episode 121
122
Episode
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Bab 127
128
Bab 128.
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 234
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Bab 135
138
Episode 138
139
Bab 138
140
Episode.
141
Draft
142
Episode
143
Episode.
144
Episode.
145
Episode.
146
Episode.
147
Episode
148
Episode.
149
Episode.
150
Episode.
151
Episode
152
Episode.
153
Episode.
154
Episode
155
Bab
156
Episode.
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159.
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163.
164
Episode 164
165
Episode 165.
166
Episode 165
167
Episode 167
168
Episode 169
169
Episode 169
170
Episode 171
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174.
175
Episode 176
176
Episode 177
177
Episode 178
178
Episode 178.
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Bab 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 85
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189.
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 94
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
episode 198
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203
204
Episode 204
205
Bab 205
206
Episode 206
207
Episode 207
208
Episode 208
209
Episode 209
210
Episode 210.
211
Episode 212
212
Episode 213
213
Episode 213
214
Episode 214
215
Episode 215
216
Episode 216
217
Episode 217.
218
Bab 218
219
Episode 219
220
Episode 221.
221
Episode 221
222
Episode 222
223
Bab 223
224
Episode 223
225
Episode 225
226
Episode 226
227
Episode 227
228
Episode 228
229
Episode 229
230
Episode 230
231
Episode 231
232
Episode 232
233
Episode 233
234
Episode 234
235
Episode 235
236
Episode 235
237
Episode 237
238
Episode 238
239
Episode 239
240
Bab 240
241
Episode 241
242
Bab 242
243
Episode 243
244
Episode 244
245
Episode 245
246
Episode 246
247
Episode 247
248
Episode 248
249
Episode 249
250
Episode 250
251
Episode 251
252
Episode 252
253
Episode 253
254
Episode 254
255
Episode 255
256
Episode terakhir.
257
Episode terakhir.
258
Episode terakhir.
259
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!