Kapal pesiar.
Pagi yang indah kembali tiba. Asyifa dan Lulu di jemput supir dan langsung di antarkan ke kapal pesiar. Mereka memang berlibur untuk beberapa hari di kapal pesiar. Kebetulan Roni calon suami Lulu memang bekerja di kapal pesiar.
Makanya sekalian mereka liburan dan juga membicarakan pernikahan Lulu yang pasti di hadiri Opa dan Willo yang kabarnya Willo dan Opa Rudi sudah berada di kapal pesiar.
Setelah Lulu dan Asyifa sampai. Mereka langsung di antarkan salah satu petugas, mengantarkan masuk kedalam. Asyifa dan Lulu tampak mencari-cari seseorang di mana kepala mereka melihat di sekitar arah dan mata Asyifa langsung berhenti pada sosok Pria tua yang sudah beruban dan sosok seoranh wanita yang memakai pakaian muslimah yang tak lain adalah Willo tante Asyifa. Kakak dari Rania.
" Opa!" Panggil Asyifa dengan suaranya yang kencang dan Asyifa langsung berlari dan memeluk opanya yang melepas rasa rindu. Lulu hanya tersenyum sama dengan Willo dan Lulu pun melangkah mendekati mama dan juga opanya.
Lulu langsung memeluk mamanya yang juga sangat di rindukan sama-sama berpelukan erat. Seperti Asyifa dan opa Rudi.
" Asyifa kangen banget sama Opa," ucap Asyifa.
" Sama sayang Opa juga kangen sama cucu Opa yang cantik ini," sahut Opa yang sudah melepas pelukan itu dan tangan keriputnya memegang ke-2 pipi Asyifa lalu mencium kening Asyifa.
" Asyifa apa kabar?" tanya Opa.
" Alhamdulillah baik, seperti yang Opa lihat, Asyifa baik tanpa ada kekurangan sedikitpun," ucap Asyifa dengan wajah ceriahnya.
" Alhamdulillah kalau begitu. Opa senang banget bisa ketemu Asyifa," sahut Opa.
" Jadi Lulu bagaimana. Apa Opa tidak kangen sama Lulu," sahut Lulu yang sudah melepas pelukannya dari mamanya dan wajahnya terlihat manyun nya yang menunjukkan kecemburuannya pada Opa Rudi yang sejak tadi hanya memeluk Asyifa.
Opa tersenyum dan langsung beralih pada Lulu yang mulai cemburu. Memluknya erat sama seperti Asyifa yang juga di rindukannya. Dan Asyifa berpindah pada Willo tantenya yang juga dirindukannya.
" Pasti Opa kangen sama cucu Opa yang cerewet ini," ucap Opa memeluk erat Lulu.
" Lulu juga kengen sama Opa yang baik ini," sahut Lulu.
" Asyifa juga kengen sama Tante," sahut Asyifa.
" Tante juga sayang," sahut Willo yang tidak kalah merindukan keponakannya itu.
Mereka semuanya saling melepas rindu dengan wajah kebahagian masing-masing.
" Ini kue yang Opa minta!" ucap Asyifa memberikan paper bag yang sejak tadi di pegangnya.
" Makasih Asyifa. Hmmmm, ini yang Opa kejar kalau ke Jerman," ucap Opa.
" Isssss, Opa jadi hanya karena kue saja, bukan karena merindukan cucunya," sahut Asyifa dengan wajahnya cemberut.
" Opa hanya bercanda Asyifa. Opa pasti datang untuk beberapa hal. Makasih ya Asyifa untuk kuenya," ucap Opa mengusap kepala cucunya itu.
" Sama-sama Opa," sahut Asyifa dengan tersenyum lebar.
" Ya sudah mah, ayo kita cari kamar dan kebetulan keluarga Roni juga ada di sini dan mereka juga sudah menunggu kita," sahut Lulu.
" Iya Lulu," sahut Willo yang mengangguk dan mereka ber-4 pun akhirnya melanjutkan langkah dengan tangan Asyifa yang menggenggam tangan kanan kakeknya dan Lulu menggenggam tangan kiri kakeknya.
**********
Ternyata bukan hanya Asyifa yang ada di kapal pesiar tersebut ada juga Miranda di sana dan bahkan tidak jauh dari tempat Asyifa dan keluarganya yang melepas rindu. Di mana Miranda yang memakai dress mini sepahanya tanpa lengan, dress ketat berwarna merah yang bahkan terlihat belahan dadanya yang sedang menelpon.
" Aku menunggumu Rafa di sini," ucap Miranda dengan manja menelpon kekasihnya.
" Aku sedang mengantar orang tuaku ke Bandara. Mereka pulang hari ini ke Indonesia," jawab Rafa.
" Iya sayang aku tau. Makanya aku menunggumu tetap di sini. Kamu harus datang ya. Kita harus liburan bersama di sini. Kamu harus meluangkan waktumu untuk aku," ucap Miranda dengan manjanya.
" Aku tidak bisa Miranda. Setelah ini aku banyak pekerjaan. Dan aku saja mencari alasan yang tepat pada mama. Agar tidak kembali ke Indonesia ikut bersama mereka hari ini. Karena aku benar-benar ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan. Jadi mana mungkin aku malah liburan bersamamu. Pekerjaan ku nisa terbengkalai," tegas Rafa dengan suara dinginnya.
" Rafa aku sudah menyusul mu ke Jerman, produser ku sedang merayakan ulang tahun di sini. Jadi ayolah kamu harus kemari. Mana mungkin aku sendirian. Teman-teman kerjaku juga punya pasangan. Masa iya kamu tega membiarkan aku sendirian dan hanya melihat mereka saja, jadi ayolah sebentar saja," bujuk Miranda.
" Aku tidak bisa Miranda," sahut Rafa.
" Rafa ayolah. Kamu jangan tega padaku. Kamu harus menemaniku. Jadi jangan membiarkan ku sendirian di sini. Kamu harus datang Rafa," ucap Miranda dengan manja membujuk Rafa.
" Miranda, seharusnya kita membicarakan masalah kemarin. Seharusnya kamu tidak mengambil keputusan dengan mudah yang main pergi saja tanpa menyelesaikannya masalah yang ada. Kamu tau tidak apa yang di katakan mama kemarin karena kamu tidak datang menghadiri acara makan malam itu. Kita itu seharusnya bertemu dan berbicara serius untuk masalah ini. Bukan malah mendahulukan pesta yang seharusnya tidak kamu ikuti," tegas Rafa dengan volume suaranya yang naik yang tampaknya mulai kesal dengan kekasihnya yang tidak pernah mendengarkannya dan membuatnya menjadi pusing sendirian.
" Ya sudah sayang kamu jangan marah-marah. Kita akan bicara di sini. Aku juga ada pekerjaan dan sekalian kita membicarakan apa yang ingin kamu bicarakan, jangan marah-marah seperti itu," sahut Miranda yang tidak mau kalah dan paling males berdebat dengan Rafa.
" Aku tidak bisa kesana!" tegas Rafa yang masih tetap menolak
" Sayang!" rengek Miranda, " kalau kamu tidak datang bagaimana kita mau bicara hah, ayolah kamu harus mengerti sayang sebentar saja," bujuk Miranda yang terus mengeluarkan suara manjanya.
" Aku tidak bisa berjanji. Aku akan menyiapkan pekerjaanku yang paling penting dan untuk kesana aku tidak bisa berjanji apa-apa yang mungkin kita akan membahas masalah kita saat di Indonesia nanti," tegas Rafa.
" Baiklah sayang. Tetapi aku berharap pekerjaan kamu cepat selesai dan menyempatkan waktu untuk menemuiku. Menemaniku di sini. Agar aku tidak kesepian dan tidak seperti obat nyamuk, dengan pasangan-pasangan yang lainnya," ucap Miranda yang suaranya semakin manja.
" Hmmm," Rafa yang tampak kesal. Hanya menjawab dengan deheman dan langsung menutup telepon.
Miranda menurunkan handphonenya dari telinganya dan melihat layar handphone tersebut.
" Apa dia marah. Memang apa lagi yang di katakan mamanya. Kenapa sih mamanya tidak mengerti dengan diriku. Aku bilang mamanya kuno tidak. Tetapi inilah kenyataannya yang terakhirnya aku juga yang pusingnya," batin Miranda dengan menggedikkan bahunya.
Refal mungkin serius dalam hubungannya dengan Miranda. Tetapi Miranda masih menggemari dunia modelingnya dan jika menikah buru-buru pasti takut karirnya hancur. Karena kalau sudah menikah pasti lain ceritanya yang belum tentu Rafa mengijinkannya tetap menjalani dunianya. Apa lagi mengingat keluarga Rafayang sedikit kuno.
Walaupun Rafa bisa memenuhi material yang di butuhkan Miranda bahkan berlipat-lipat. Namun bukan soal materi. Mungkin Miranda menyukai pekerjaannya bukan kerena uang. Tetapi karena hobinya sebagai modeling yang sejak kecil menjadi cita-citanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
berarti refalnya yg salah menjalin hubungan dg miranda
2023-06-24
0