Pilihan Hati Rossie

Pilihan Hati Rossie

PERSAINGAN

"Hai, Rossie! Sudah pulang?"

Rossie langsung menghentikan langkahnya, saat gadis itu mendengar sapaan dari Keano yang entah sudah sejak kapan berada di depan kampusnya.

"Hai, Bang Kean!" Jawab Rossie sambil sedikit meringis.

"Sudah pulang?" Tanya Keano sekali lagi.

Padahal jelas-jelas kalau Rossie sudah keluar dari kampus dan menenteng tasnya. Lalu kenapa masih haris bertanya apa Rossie udah pulang atau belum.

Tentu saja sudah!

"I....ya!" Rossie baru menyelesaikan jawabannya, saat mendadak ada sebuah mobil yang berhenti dengan asal di dekat Rossie dan Keano. Dua orang itu langsung kompak mengernyit, terkebih saat melohat siapa yang keluar dari pintu pengemudi.

"Terlambat lima menit!" Seru Fairel dengan raut wajah absurd yang langsung membuat Keano memutar bola mata dan Rossie yang merasa bingung harus berekspresi bagaimana.

Entah apa sebenarnya masalah dua pria ini hingga mereka selalu rajin datang ke kampus dengan dalih ingin menjemput Rossie.

Padahal Rossie sudah dijemput juga oleh sopir Papa Robert!

Dasar dua pria aneh!

"Hanya lima menit karena tadi macet, Rossie! Aku senang kau sabar menungguku," tukas Fairel lagi sembari menghampiri Rossie.

"Menunggu? Memangnya kita mau kemana, Bang?" Tanya Rossie bingung.

"Pulang ke rumah kamu tentu saja, Rossie!"

"Atau kalau kau mau jalan-jalan dulu-"

"Memangnya kau tidak ada pekerjaan di kantor, Bang? Kenapa mau mengajak Rossie jalan-jalan?" Sela Keano memotong kalimat tanpa jeda dari Fairel. Terang saja, hal itu langsung membuat Fairel menatap sengit pada Keano.

"Diam kau!!' Fairel menuding galak ke arah Keano yang malah balik melempar tatapan penuh ejekan dari Keano.

Ya, dua sepupu dari keluarga Halley tersebut memang tak pernah akur sejak dari jaman kuda gigit besi sampai kuda gigit rumput.

"Aku sedang bicara pada Rossie, jadi sebaiknya kau diam, Keano Halley Abian!" Hardik Fairel lagi tetap dengan nada galak.

Dasar galak!

"Baiklah!" Keano mengangkat kedua tangannya sembari mengendikkan bahu, lalu pemuda itu tak berkomentar apa-apa lagi.

"Jadi, Rossie..." Fairel kembali melunakkan nada bicaranya.

"Tadi sampai dimana?" Tanya Fairel lagi yang mendadak blank setelah kalimatnya tadi disela oleh Keano.

"Sampai terlambat lima menit," jawab Rossie diiringi kekehan dari Keano.

"Terlambat lima menit?" Fairel mengernyit sekaligus mengingat-ingat.

"Kalau terlambat satu bulan berarti positif, Bang!" Seloroh Keano yang rupanya tak benar-benar diam.

Ck!

Sepupu Fairel itu memang menyebalkan!

Sebelas dua belas dengan Aunty Anne kalau kata Dad Liam!

"Kita sampai dimana tadi, Rossie?" Fairel kembali bertanya pada Rossie.

"Belum sampai kemana-mana, Bang Iel! Kita masih di depan kampus," jawab Rossie yang langsung membuat Keano tertawa terbahak-bahak. Sementara Fairel tentu saha langsung mendengus berulang-ulang karena sekarang dirinya malah terlihat seperti orang bodoh di depan Rossie.

"Diam kau!" Hardik Fairel sekali lagi pada Keano sembari mendelik-delik.

"Iya, aku diam!" Jawab Keano cengengesan. Pria itu lalu turun dari motornya dan meraih helm yang ia bawa, selain helm yang melekat di kepalanya.

Memang apa alasan Keano membawa dua helm saat bepergian? Padahal kepala pemuda itu kan hanya satu. Lalu kenapa dia butuh dua helm? Membingungkan sekali!

"Ayo pulang, Rossie!" Ajak Keano selanjutnya seraya memakaikan helm serepnya pada Rossie.

"Hei, hei, hei! Jangan lancang, Adik sepupu!" Gertak Fairel yang langsung serta merta melepaskan helm dari kepala Rossie.

"Aduh, aduh!"

"Pelan-pelan, Bang!" Keluh Rossie karena Fairel yang sedikit kasar saat menarik helm dari kepala Rossie. Rambut Rossie jadi berantakan tak karuan sekarang.

"Jangan kasar, Bang!" Keano ikut-ikutan menggertak Fairel.

"Aku sudah pelan-pelan! Helm-mu itu saja yang sebenarnya kekecilan untuk dipakai Rossie!" Sergah Fairel mencari pembenaran. Tangan Fairel juga langsung sigap merapikan rambut Rossie yang berantakan.

"Tidak apa-apa, kan? Pusing, ya? Aku antar ke rumah sakit, mau?" Cecar Fairel bertubi-tubi yang hanya dijawab Rossie dengan satu gelengan kepala.

"Hanya kaget sedikit karena tadi Abang Iel narik helm-nya tiba-tiba," jawab Rossie sedikit merengut.

"Baiklah, maaf!"

"Helm itu memang menyebalkan!" Ujar Fairel yang sudah dengan cepat mengambil helm dari tangan Keano, lalu membantingnya ke atas aspal.

Dasar sinting!

"Kenapa helm Kean dibanting, Bang?" Protes Keano yang langsung dengan cepat memungut helmnya.

"Helm jelek saja!" Sungut Fairel kesal.

"Lagipula, Rossie juga tak akan memakainya, karena Rossie akan pulang bersamaku!" Klaim Fairel kemudian dengan nada sombong.

"Naik mobil! Bukan naik motor jelekmu itu!" Sergah Fairel lagi mendelik-delik pada Keano. Sepertinya perseteruan dua sepupu itu sudah semakin menjadi!

"Emmmm maaf, Bang Iel! Tapi Rossie sudah dijemput sejak tadi," tukas Rossie seraya menunjuk ke arah mobil Mercedes Benz warna hitam yang sejak tadi terparkir tak jauh dari mereka bertiga.

"Papa Robert yang menjemputmu?" Tanya Fairel kepo.

"Bukan! Tapi supir papa," jelas Rossie.

"Tapi aku sangat bisa mengantarmu Rossie," sergah Fairel cepat seraya menghalangi langkah Rossie yang hendak menuju ke arah mobil jemputan.

"Aku juga bisa mengantarmu, Rossie!" Timpal Keano yang langsung membuat Fairel kembali mendengus.

"Jangan ikut-ikutan!" Gertak Fairel galak.

"Aku juga sedang berusaha mendekati Rossie, Bang! Kan kita bersaing secara sehat," ujar Keano mencari pembenaran. Fairel kembali mendengus.

"Jadi, Ross-" Kalimat Fairel langsung terhenti saat pria itu tak lagi mendapati Rossie di dekatnya maupun di dekat Keano.

Lalu Rossie hilang kemana?

"Rossie!"

"Ross-"

"Rossie pulang duluan, Bang Iel!" Seru Rossie yang rupanya sudah berada di samping mobil yang tadi menjemputnya. Rossie melambaikan tangan ke arah Fairel dan Keano.

"Rossie pulang dulu, Bang Kean!" Pamit Rossie juga pada Keano.

"Bye! Hati-hati!" Seru Keano yang balik melambaikan tangan pada Rossie.

"Rossie hanya pamit kepadaku, Kean! Tidak usah geer!" Desis Fairel yang juga sudah ikut-ikutan melambaikan tangan pada Rossie. Padahal Rossie juga sudah masuk ke dalam mobil dan mungkin tak menyadari lambaian tangan Fairel.

"Jelas-jelas Rossie tadi memanggil abang Iel dan juga Kean, Bang!" Sergah Keano sembari geleng-geleng kepala. Sementara mobil Rossie sudah melaju pergi.

"Huuuuu! Jadi gagal menjemput Rossie!" Gerutu Fairel kesal.

"Besok usaha lagi, Bang!" Ujar Keano memberikan saran dan masukan.

"Usaha, tapi kau terus saja menjadi sainganku dan menghalangiku!" Jawab Fairel tetap dengan nada kesal.

"Kan aku juga sedang usaha, Bang!" Sergah Keano yang langsung membuat Fairel ingin muntah.

"Usahanya jauh-jauh sana!" Usir Fairel galak.

"Abang saja yang jauh-jauh! Rossie untuk Keano saja! Abang yang tua ngalah!" Cerocos Keano berani.

"Kau itu yang lebih tua dari aku! Sok-sokan mengatakan aku tua! Padahal jelas-jelas kau itu yang lahir duluan ketimbang aku!"

"Jadi kau yang lebih tua!!"

"Dasar tua teriak tua!" Omel Fairel panjang lebar yang hanya membuat Keano terkekeh. Keano lalu naik ke atas motornya.

"Mau balik ke resto, Bang!" Pamit Keano sembari menyalakan mesin motor.

"Aku juga mau balik ke-"

"Abang Iel!" Seruan Reina yang juga baru keluar dari kampus membuat Fairel tak jadi melanjutkan kalimatnya.

Ya, Reina dan Rossie memang kuliah di kampus yang sama, meskipun mereka beda jurusan.

"Abang mau jemput Reina?" Tanya Reina to the point.

"Tidak! Aku mau menjemput Rossie!" Jaeab Fairel ketus.

"Lalu Rossie mana? Itu Kean mau menjemput Rossie juga?" Cecar Reina menatap bergantian pada Keano dan Fairel.

"Rossie sudah pulang bersama sopirnya, Rei! Jadi sekarang aku juga mau pulang," jelas Keano sekaligus berpamitan.

Reina sontak tergelak mendengar jawaban Keano, dan jangan tanya bagaimana ekspresi wajah Fairel sekarang.

Kecut, kusut, ditekuk, dan tampak merana sekali.

"Yasudah, tak usah sedih, Bang! Ayo pulang bersama Reina saja!" Ajak Reina sembari menepuk punggung Fairel.

"Grrrrr! Kau pulang saja sendiri! Abang mau ke kantor!" Jawab Fairel menolak ajakan Rossie barusan. Fairel lalu langsung masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Reina.

"Bang Iel! Antar Reina pulang dulu!" Rengek Reina sembari mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil Fairel.

"Tidak bisa! Aku ada meeting penting!" Jawab Fairel lantang sembari mengibaskan tangannya ke arah Reina.

"Ck! Abang tega!" Cebik Reina seraya menghentakkan satu kakinya

"Bye!" Pamit Fairel sekali lagi dengan ekspresi lebay, sebelum kemudian pria itu memacu mobilnya dan meninggalkan area kampus.

"Ayo aku antar pulang, Rei!" Ajak Keano pada Reina yang tampak kebingungan karena ditinggal oleh sang abang.

"Baiklah!" Jawab Reina senang. Wanita itu langsung naik ke jok belakang motor Keano.

Ya, ya, ya!

Keano memang sepupu Reina yang paling pengertian!

.

.

.

Hai, ketemu di karya ke-44

Timing disini jauh sebelum Reina kerja di kantor Angga, ya!

Terima kasih yang masih setia mengikuti karya-karya receh othor 💜💜

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JDI DI NOVEL INI REINA MSH KULIAH, BLM KERJA DI KANTOR HADINATA GROUP..

2023-05-25

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEBENARNYA LBH TUA KEAN, KRN KEAN LBH DLU LAHIR SRI FAIREL, BRHUBUNG IEL ANAK LIAM, SDGKN KEAN ANAK ANNE YG NOTABENE ADIK LIAM, JDI KEAN TTP PANGGIL IEL ABANG

2023-05-25

0

keke global

keke global

knp aku baru tau ada novel ini.... bintang gmn bun lanjut doooonk

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!