DIBATALKAN

"Bagaimana?" Tanya Keano pada Angga yang sejak setengah jam lalu tiba di B&D Resto. Angga sedang bertukar pesan dengan Rossie sekarang, membahas rencana kejutan untuk Mama Sita malam ini.

Pesan balasan dari Rossie akhirnya masuk!

Tunggu!

Itu bukan pesan balasan melainkan pesan seseorang yang diteruskan oleh Rossie ke ponsel Angga.

[Rossie, kau sudah pulang kuliah? Papa sedang menyiapkan acara kejutan untuk mama di hotel. Bisakah kau sedikit membantu Papa untuk mengajak Mama ke hotel malam ini? Kah selalu pandai mencari alasan.]

"Apa?" Angga bergumam tak percaya setelah membaca pesan Papa Robert yang diteruskan oleh Rossie.

"Ada apa, Angga? Rossie sudah berhasil membujuk Aunty Sita?" Cecar Keano karena ekspresi wajah Angga yang mendadak berubah.

"Papa membuat acara kejutan untuk Mama juga," ujar Angga sembari menunjukkan pesan dari Rossie pada Keano.

"Bagaimana ini?" Gumam Angga lagi bingung. Tak berselang lama, ponsel Angga tiba-tiba berdering. Ada nama Papa Robert di layar ponsel.

"Halo, Pa!" Sambut Angga cepat.

"Angga! Kenapa kau membuat acara kejutan tanpa memberitahu Papa?"

"Angga pikir Papa akan membuat acara untuk Mama akhir pekan nanti," ujar Angga beralasan.

"Yang itu beda lagi!"

"Ck! Mana Angga tahu, Pa! Papa juga tidak mengabari Angga!" Sergah Angga tetap mencari pembenaran.

"Angga tadinya juga mau memberikan kejutan untuk Mama, karena sebelum-sebelumnya Papa selalu memberikan kejutan saat tengah malam," sergah Angga lagi.

"Kau itu yang biasa memberikan kejutan tengah malam untuk Mama!"

"Papa tadi malam ketiduran dan alarm juga tak berbunyi karena ponsel Papa mati."

"Pantas saja!" Decak Angga kemudian.

"Jadi sekarang jalan keluarnya bagaimana? Batalkan saja acara yang di B&D Resto dan kau datang kesini! Nanti kita beritahu Rossie agar mengajak Mama ke hotel saja."

Angga menyugar rambutnya beberapa kali setelah mendengar usulan Papa Robert. Pria itu lalu menatap pada Keano yang terlihat penasaran menunggu kepastian tentang acara malam ini.

"Angga! Jangan terlalu lama berpikir!"

"Bagaimana kalau kita membawa Mama ke B&D Resto dulu, Pa! Nanti setelah itu baru kita ke hotel dan kita bisa bermalam di hotel."

"Angga tidak enak pada Keano jika harus membatalkan acaranya. Persiapan yang dilakukan Keano sudah sangat maksimal!" Ucap Angga setengah berbisik, berharap Keano tak mendengar.

"Baiklah! Bagaimana baiknya. Yang penting nanti Mama tetap senang dengan acara kejutan malam ini!"

"Baiklah, Angga akan menghubungi Rossie dan memberitahukan kesepakatan kita ini, Pa!" Tukas Angga kemudian sebelum pria itu mengakhiri teleponnya pada Papa Robert. Angga menghela nafas sekali lagi.

"Bagaimana jadinya, Angga?" Tanya Keano yang sudah sangat penasaran.

"Aku dan Papa sudah sepakat kalau Mama akan terlebih dulu dibawa kesini untuk kejutan dariku. Lalu setelahnya kami sekeluarga akan ke hotel untuk acara kejutan dari Papa," terang Angga pada Keano yang langsung mengangguk.

"Aku akan menghubungi Rossie dulu dan menyuruhnya untuk mengajak Mama kesini," tukas Angga lagi seraya mengetikkan pesan untuk Rossie.

[Sudah berhasil membujuk Mama, Rossie? Aku dan Papa sudah berunding tadi di telepon dan kami sepakat kalau sebaiknya kau membawa Mama ke B&D Resto dulu, lalu nanti kita baru akan sama-sama berangkat ke hotel] -Abang Angga-

Pesan terkirim!

Tak berselang lama, pesan balasan dari Rossie sudah masuk. Ada beberapa pesan dan juga sebuah foto hidangan makan malam yang sudah tersaji di atas meja.

[Mama murung dan memutuskan tidak mau kemana-mana malam ini.] -Rossie-

[Mama juga sudah memasak makanan kesukaan Papa, Abang Angga, dan juga Rossie.] -Rossie-

[Sepertinya kejutan Papa dan Bang Angga benar-benar kacau malam ini karena Mama benar-benar tidak mau kemana-mana. Mama juga menyuruh Rossie untuk tak kelayapan lagi kemana-mana. Selesaikan semua kekacauan ini, Pria-pria Hadinata] -Rossie-

Angga membelalakkan mata setelah membaca pesan dari Rossie. Baru saja Angga hendak meneruskan pesan tersebut pada Papa Robert, namun ponsel pria itu malah berdering terlebih dahulu. Nama Papa Robert tertera di layar ponsel seperti sebelumnya.

"Angga!"

"Papa menerima pesan Rossie juga?" Tebak Angga to the point.

"Ya!"

"Sekarang bagaimana?"

"Angga juga tidak tahu, Pa! Sepertinya kita sudah salah langkah hari ini. Mama sudah terlanjur marah," tukas Angga seraya mengendikkan bahu.

"Papa memang pergi dari pagi tadi dan benar-benar tak menyangka jika mama kamu ingin kita berkumpul di rumah saja."

"Angga juga terlanjur bilang ke mama kalau Angga tudak bisa pulang hari ini karena tadinya Angga mau memberikan mama kejutan...." Angga menatap pada kue ulang tahun Mama Sita yang sudah terpajang di atas meja.

"Ini empat orang di atas kue maksudnya?" Tanya Keano pada Beth yang sedang memoles ulang kue untuk Mama Sita yang sempat rusak.

"Aunty Sita, Uncle Robert, Angga, lalu Rossie," jelas Beth.

"Aunty Sita pernah mengatakan kalau mungkin ini ulang tahunnya yang terakhir saat kedua anaknya masih berstatus lajang, karena kemungkinan, tahun depan Angga sudah menikah dengan Reina. Makanya aku sengaja menambahkan karakter mereka berempat di atas kuekarena kemungkinan tahun depan mereka sudah jadi berlima atau berenam malahan," kekeh Beth di sela-sela penjelasannya pada Keano.

"Apanya yang berlima atau berenam?" Tanya Angga yang baru datang.

"Anggota keluarga Hadinata!"

"Kau kemungkinan sudah menikah dengan Reina tahun depan kata Aunty Sita. Jadi sudah berlima."

"Atau kalau Rossie sudah bertemu jodohnya, bisa juga sudah jadi berenam," kekeh Beth lagi.

"Ini jodoh Rossie sudah disini!" Celetuk Keano penuh percaya diri yang langsung membuat Angga berdecak.

"Belum tentu juga Rossie akan memilihmu, Kean!"

"Angga! Kau ada ide?" Pertanyaan dari Papa Robert di ujung telepon dengan cepat membuyarkan lamunan Angga.

"Iya, Pa!" Jawab Angga tergagap.

"Kau ada ide? Kenapa malah diam?"

"Apa kita perlu menjemput Mama?"

"Tidak, Pa!" Sergah Angga cepat.

"Kita sebaiknya pulang saja ke rumah karena Mama sudah memasak makanan kesukaan kita semua, Pa!" Ucap Angga seraya menatap pada Keano yang langsung mengangguk.

"Lalu acara-"

"Papa batalkan saja acara di hotel. Angga juga akan membatalkan acara di B&D Resto!"

"Kita harus pulang sekarang, Pa!" Ucap Angga dengan nada tegas.

"Baiklah kalau menurutmu begitu!"

Telepon dari Papa Robert sudah terputus. Angga lalu menatap pada Keano yang malah tersenyum.

"Kean-"

"Aku paham!" Sergah Keano cepat.

"Sebaiknya acara kejutan memang diadakan di rumah saja, Angga!" Pendapat Keano lagi.

"Tadinya aku dan Papa sama-sama berpikir untuk membuat acara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi malah jadi kacau begini," decak Angga merutuki dirinya sendiri.

"Tidak apa!"

"Kau masih tetap bisa berpura-pura menjadi paket untuk Mama Sita nanti sembari membawa kue," ujar Keano memberikan sebuah ide cemerlang.

"Kau yang akan membawa paketnya?" Tanya Angga menyambung ide Keano.

"Papa Robert saja sepertinya! Tapi aku tetap akan ikut ke rumah nanti dan memastikan acara kejutan untuk Mama Sita berjalan lancar," tukas Keano yang langsung membuat Angga mengangguk setuju.

"Seharusnya kau membuka event organizer juga, Kean! Idemu untuk acara-acara selalu cemerlang," ujar Angga memberikan saran pada Keano sembari menepuk punggung pemuda tersebut.

"Nisa aku pikirkan, Calon Abang Ipar!" Sahut Keano cepat yang langsung membuat Angga berdecak.

"Rossie masih kuliah!"

"Aku akan menunggu!" Sergah Keano cepat.

"Terserah saja! Sainganmu Iel si keras kepala!" Tukas Angga mengingatkan.

"Asal kau mendukungku penuh, aku yakin kalau aku yang akan memenangkan hati Rossie!" Ucap Keano penuh percaya diri.

"Aku netral dan tak mendukung siapa-siapa. Karena bagaimanapun, Iel juga adalah calon abang iparku," ujar Angga yang langsung membuat Keano garuk-garuk kepala.

"Calon abang ipar tapi mau jadi adik ipar juga?"

"Memang paling benar Rossie untukku saja agar tidak ada kebingungan status nantinya antara kau dan Iel," tutur Keano panjang lebar yang sontak membuat Angga terkekeh. Saat itulah, Lea tiba-tiba datang menghambur dua pria yang sedang tergelak bersama tersebut.

"Ehem! Jadi acaranya mau dimulai jam berapa, Pka Manager?" Tanya Lea sembari menunjukkan arlojinya pada Keano.

"Acaranya tidak jadi diadakan disini, Lea-'

"Apa?" Lea langsung menyalak hebat.

"Aku akan pulang dan untuk makanan yang aku pesan, tolong dibungkus saja untuk dibagikan pada panti asuhan atau siapapun yang membutuhkan," tukas Angga yang langsung membuat Lea berubah geram.

"Kalau memang ujung-ujungnya hanya membungkus makanan, asistenmu juga bisa meng-handle-nya!"

"Kenapa juga tak bilang dari tadi dan menbuat aku harus lembur, buang-buang waktu!" Gerutu Lea lagi sembari berjalan ke arah dapur, meninggalkan Keano dan juga Angga yang sama-sama mengernyit.

"Maaf atas sikap Lea. Mungkin dia sedang PMS," ucap Keano yang langsung membuat Angga mengangguk mengerti.

"Reina juga kerap begitu kakau sedang PMS," cerita Angga sembari terkekeh.

"Semoga Rossie tak begitu-"

"Semua wanita pasti begitu, Bung! Mereka satu spesies!" Sergah Angga menegaskan pada Keano yang langsung meringis.

"Baiklah, aku paham!" Sahut Keano cepat.

"Sebaiknya kita bergegas ke rumahmu sekarang!" Ujar Keano kemudian sekaligus mengingatkan Angga.

"Kau benar!"

"Ayo!"

****

Fairel menatap sekali lagi pada arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sebelum kemudian pria itu menghela nafas dengan sedikit frustasi. Sejujurnya, Fairel sudah benar-benar bosan dengan obrolan para kolega di depannya. Pikiran Fairel terus saja tertuju ke B&D Resto sejak tadi dan sejuta pertanyaan juga terus memenuhi kepala Fairel.

Apa acaranya sudah dimulai?

Apa Rossie sudah datang di B&D Resto?

Apa Rossie mencari Fairel?

Baiklah, pertanyaan yang terakhir sepertinya tak perlu Fairel tanyakan karena jawabannya sudah pasti Rossie sedang menunggu Fairel datang sekarang! Fairel harus mencari cara untuk meninggalkan obrolan membosankan ini!

"Bagaimana menurut pendapatku, Fairel Halley?" Tanya seorang pria berambut putih yang merupakan pemilik salah satu perusahaan yang menjadi kolega dari Halley Development.

"Menurut saya, ide yang anda cetuskan tadi sungguh luar biasa, Pak!"

"Halley Development akan mendukung penuh!" Jawab Fairel dengan ekspresi sedikit lebay.

Ya, meskipun pikiran Fairel tadi sesang melayang-layang bersama Rossie, namun telonga Fairel selalu menjalankan fungsinya dengan baik dan benar, sehingga Fairel tetap bisa nyambung saat dimintai pendapat.

Kalau Keano yang di posisi Fairel sekarang, pasti pria itu sudah kalang kabut tak bisa menjawab. Payah memang sepupu Fairel itu!

"Ngomong-ngomong, saya harus ke toilet dulu, Bapak-bapak!"

"Saya permisi," pamit Fairel kemudian yang akhirnya punya kesempatan untuk melarikan diri dari acara membosankan ini.

Ya, setidaknya Fairel sudah datang dan setor wajah pada tuan rumah. Jadi Dad Liam tak akan punya alasan untuk memarahi Fairel lagi nanti.

"Calon mama mertua, Iel datang!" Gumam Fairel sebelum pria itu melajukan mobilnya menuju ke B&D Resto.

****

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, Fairel akhirnya tiba di B&D Resto. Pria itu menatap bangga pada hadiahnya untuk Mama Sita, sebelum turun dari mobil.

"Keano hanya memberikan buku, dan aku memberikan tas branded untuk Aunty Sita!"

"Sudah pasti Aunty Sita akan memilih aku sebagai menantu!" Ucap Fairel dengan nada sombong, sembari menepuk dadanya sendiri. Pria itu lalu melepaskan sabuk pengaman, dan membawa hadiahnya turun dari mobil. Namun suasana di B&D Resto malah terlihat sepi sekarang.

Apa Fairel terlambat datang dan acaranya sudah bubar?

Tapi sepertinya mustahil karena sekarang baru jam delapan malam!

Fairel akhirnya tetap melangkah menuju ke pintu utama B&D Resto. Pria itu segera mendorong pintu kaca di depannya tersebut, dan yang Fairel dapati hanya ruangan yang sepi. Tak ada siapapun di dalam resto, termasuk Rossie maupun Aunty Sita.

"Apa acaranya belum mulai?" Tanya Fairel pada dirinya sendiri.

Tak berselang lama, Lea keluar dari arah dapur dan membuat Fairel sedikit terkejut. Namun Fairel langsung dengan cepat menghampiri sepupunya tersebut.

"Kau sedang apa disini?" Tanya Lea menatap heran pada Fairel.

"Acara untuk Aunty Sita belum mulai?" Tanya Fairel to the point yang langsung membuat Lea melepas topi kokinya sembari menghela nafas.

"Acara dibatalkan dan dialihkan ke tempat lain," jawab Lea kemudian yang langsung membuat Fairel berteriak lebay.

"Apa??"

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

lanjut thor

2023-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!