HADIAH APA?

"Ada undangan malam ini," ucap Ryan seraya meletakkan sebuah undangan di atas meja Fairel.

"Undangan apa?" Tanya Fairel yang langsung membuka undangan tersebut. Fairel kemudian berdecak.

"Kau harus datang! Meskipun acaranya tak penting, tapi sang tuan rumah adalah klien penting kita!"

"Uncle Liam akan marah jika kau mangkir!" Bisik Ryan memperingatkan Fairel.

"Tapi aku sibuk malam ini, Ryan! Tidak bisakah kau saja yang datang?" Ujar Fairel membuat kesepakatan.

"Aku sudah mewakili Halley Development ke acara minggu lalu! Sekarang giliranmu!" Sergah Ryan menolak kesepakatan yang diajukan Fairel.

"Ck! Kan tidak apa-apa kau datang lagi! Ajaklah Nona agar kalian semakin mesra dan akrab!" Fairel mulai bercerocos untuk membujuk Ryan.

"Aku dan Nona sudah mesra."

"Kau saja yang pergi bersama Rossie sana! Katanya sudah jadian!" Sergah Ryan yang malah balik menyuruh Fairel sambil sedikit menyindir.

Katanya sudah jadian!

Sialan memang sepupu Fairel ini!

"Mamanya Rossie-"

"Maksudku, calon mama mertuaku sedang ulang tahun hari ini dan aku harus datang ke pesta kejutannya malam nanti demi menunjukkan baktiku sebagai calon menantu yang baik, Ryan!"

"Jadi aku mohon dengan sangat...." Wajah Fairel sudah berubah melas sekarang dan kedua tangan pria itu juga sudah merengkuh pundak Ryan yang langsung memasang ekspresi wajah aneh.

"Tolong, Ryan!"

"Gantikan aku!" Pinta Fairel dengan raut yang malah terlihat menggelikan.

"Menggantikanmu menghadiri pesta kejutan Aunty Sita? Baiklah!" Jawab Ryan cepat yang langsung membuat Fairel menyalak.

"Bukaaaan!"

"Menggantikanku ke acara klien!"

"Undangan tadi!" Fairel sudah berkata sambil berapi-api.

"Ck!" Ryan berdecak dan memaksa untuk melepaskan rengkuhan tangan Fairel.

"Ya!" Pinta Fairel lagi seraya memasang puppy eye.

"Please, Ryan!" Bujuk Fairel lagi.

"Ck!" Ryan berdecak sekali lagi dan Fairel mulai kesal sekarang.

"Ryan, tolong aku!!" Teriak Fairel akhirnya mulai hilang kendali.

"Aku pikir-pikir dulu,'" jawab Ryan yang tentu saja langsung membuat Fairel menyalak untuk kesekian kalinya.

"Ryan Azzaryan Andreas!!!" Geram Fairel geregetan.

"Kau sedang meminta tolong, Bung! Jaga sikapmu atau aku tak akan menolongmu," ancam Ryan yang malah semakin membuat Fairel naik pitam.

"Baiklah!"

"Kau tak usah menggantikanku, jadi aku juga tak usah datang malam ini!"

"Acara ini tak penting!" Fairel yang emosi, segera merem*s undangan yang tadi diberikan oleh Ryan. Tak cukup sampai disitu, Fairel juga menggigit undangan tadi, melemparkannya ke lantai, lalu menginjak-injaknya dengan penuh emosi.

"Aku tidak akan datang!"

"Acara bodoh!" Maki Fairel kesal.

"Aku akan ke acara yang lebih penting-"

Pintu ruang kerja Fairel tiba-tiba sudah menjeblak terbuka. Ada Dad Liam yang berdiri di ambang pintu.

"Ada kekacauan apa ini?" Tanya Dad Liam menyelidik. Fairel buru-buru menggeser undangan yang sudah tak jelas rupanya tadi ke kolong meja, memakai kakinya.

"Tidak ada apa-apa, Dad! Iel hanya sedang melepaskan energi yang berlebih," jawab Fairel sok diplomatis yang tentu saja langsung membuat Ryan menahan tawa.

"Ryan, kau sudah memberikan undangan tadi pada Fairel?" Tanya Dad Liam selanjutnya pada Ryan.

"Sudah, Uncle!"

"Dan Iel juga sudah menghancurkan undangannya," lanjut Ryan melapor, yang sontak langsung membuat Fairel mendelik ke arahnya.

"Apa maksudnya menghancurkan?" Dad Liam menatap penuh selidik pada Fairel, sebelum kemudian pria paruh baya itu menghampiri sang putra.

"Dimana undangannya, Iel?" Tanya Dad Liam tegas.

"Ryan belum memberikan-"

"Ada di kolong meja Iel, Uncle!" Fairel dan Ryan menjawab bersamaan dan langsung terdengar dengkusan dari Fairel. Pria itu kemudian memungut undangan yang tadi ia aniaya dengan penuh emosi, lalu menunjukkannya pada Dad Liam.

"Ryan yang nanti akan datang, Dad!" Ucap Fairel dengan raut tanpa dosa.

"Aku tidak bisa datang, jika undangannya sudah koyak begitu, Iel!" Sergah Ryan beralasan.

"Lalu kenapa kau tidak mencegahku merusak undangan-"

"Sudah cukup, Iel!" Bentak Dad Liam memotong desisan Fairel pada Ryan. Pria paruh baya itu lalu memijit pelipisnya sendiri berulang kali.

"Itu acara klien penting kita, Iel! Makanya Dad menyuruh kau yang datang malam ini!" Ucap Dad Liam menatap tajam pada Fairel yang langsung meringis.

"Tapi Iel ada acara yang lebih penting malam ini, Dad! Kenapa tidak menyuruh Ryan-" Fairel menunjuk ke arah dimana tadi Ryan berdiri.

Tapi sekarang pria itu sudah tak ada disana dan sepertinya baru saja kabur diam-diam. Dasar tidak sopan!

"Dad mau kau yang datang! Bukan Ryan!"

"Lagipula, Ryan sudah sering menghadiri acara-acara perusahaan. Kau itu yang jarang menampakkan diri!" tukas Dad Liam dengan nada tegas.

"Iel kurang suka dengan acara-acara pesta, Dad!" Ujar Fairel tetap beralasan.

"Memang acara pentingmu malam ini apa? Mengejar-ngejar Rossie?" Cecar Dad Liam selanjutnya.

"Lebih penting dari itu, Dad! Liam akan menghadiri acara ulang tahun Aunty Sita," jawab Fairel penuh semangat.

"Acara ulang tahun Aunty Sita baru akan digelar akhir pekan nanti-"

"Tapi Aunty Sita ulang tahunnya hari ini, Dad! Angga dan Rossie memberikan kejutannya hari ini di B&D Resto. Jadi Iel harus ada disana untuk menunjukkan-"

"Menunjukkan wajahmu di depan Rossie?" Dad Liam balik memotong kalimat Fairel.

"Mencari perhatian Rossie agar dia tertarik padamu?" Cibir Dad Liam selanjutnya.

"Lagipula, yang memberi kejutan kan Angga dan Rossie! Kenapa kau harus ikut-ikutan? Apa acaranya akan batal hanya karena kau tidak datang?" Cecar Dad Liam lagi merasa geregetan pada sang putra.

"Tapi Keano juga disana, Dad! Jadi kenapa Iel tidak boleh ada disana juga?" Rengut Fairel kembali beralasan.

"Keano disana karena Keano memang manager di B&D Resto!"

"Iel juga mau jadi manager di B&D Resto kalau begitu!" Sergah Fairel kemudian dengan penuh emosi. Dad Liam kembali harus memijit pelipisnya.

"Jangan kekanakan, Iel!"

"Sekarang begini. Jika memang Rossie adalah jodohmu, mau kamu datang atau tidak ke acara Aunty Sita malam ini, pasti akan tetap ada jalan untuk kau dekat dengan Rossie!"

"Jadi tak perlu khawatir kau akan kalah saing dari Keano!" Ujar Dad Liam panjang lebar menasehati sang putra.

"Bersaing secara sehat! Jodoh tak akan kemana!" Imbuh Dad Liam lagi.

"Ini juga sudah bersaing sehat, Dad! Iel dan Keano sudah tak musuhan," cicit Fairel.

"Bagus!"

"Kau akan datang ke acara perusahaan malam ini berarti! Nanti ambil undangan cadangannya di ruangan Dad!" Titah Dad Liam kemudian.

"Kenapa bukan Dad dan Mom saja yang datang?" Sergah Fairel mencetuskan sebuah ide.

"Dad menyuruhmu! Kenapa kau malah balik menyuruh Dad?" Delik Dad Liam sembari mendelik pada Fairel yang langsung meringis.

"Iya mungkin saja Dad dan Mom mau berpacaran malam ini." Fairel membentuk tanda kutip dengan kedua telunjuknya.

"Kau datang ke acara malam ini dan jangan beralasan lagi!"

"Titik!" Pungkas Dad Liam tegas sebelum kemudian pria paruh baya itu keluar dari ruang kerja Fairel.

"Ck! Menyebalkan!" Gerutu Fairel seraya meraih ponselnya di atas meja. Fairel lalu menghubungi Keano.

"Halo, Bang Iel!"

"Hmmm! Acara ulang tahun Aunty Sita jam berapa?" Tanya Fairel to the point.

"Bang Iel mau datang juga?"

"Tidak! Aku mau menghancurkannya!" Jawab Fairel emosi. Langsung terdengar kekehan Keano dari ujung telepon.

Menyebalkan memang sepupu Fairel itu!

Sebelas dua belas dengan Ryan!

Atau jangan-jangan Ryan sudah mengalihkan dukungannya pada Keano? Makanya Ryan menolak menggantikan Fairel ke acara perusahaan malam ini!

Kalau hal itu benar, Fairel akan menendang bokong Ryan!

"Bang!"

"Iya, aku disini!" Jawab Fairel galak."

"Dan aku akan datang malam ini karena Aunty Sita adalah calon mertuaku!" Ucap Fairel lagi seolah sedang memberitahu Keano.

"Jangan mentang-mentang acaranya di B&D Resto, lalu kau bisa pedekate penuh pada Rossie! Aku juga punya kesempatan yang sama!"

"Iya, Bang! Iya!"

"Tapi ngomong-ngomong Aunty Sita adalah calon mertuaku, kan? Calon mertua Kean-"

"Calon mertuaku!"

"Ku!"

"Aku! Fairel Reandra Halley!" Tegas Fairel bersungut-sungut.

"Baiklah, calon mertuaku!"

"Ck!" Fairel langsung mendengus sekaligus berdecak.

"Ngomong-ngomong, kau memberikan kado apa untuk Aunty Sita?" Tanya Fairel selanjutnya.

"Rahasia, Bang!"

"Ck! Berhentilah main rahasia-rahasiaan! Kita harus bersaing secara sehat kata Oma! Jadi katakan apa kadomu agar kita bisa bersaing secara sehat!' Cerocos Fairel panjang lebar.

"Apa maksudnya, Bang?"

"Maksudnya adalah kita harus memberikan kado yang berbeda untuk Aunty Sita, agar nanti Aunty Sita tidak bingung memilih siapa diantara kita yang layak menjadi menantunya. Kan tidak lucu kalau kita memberikan jadi yang sama lalu Aunty Sita suka dua-duanya atau tidak suka dua-duanya!" Jelas Fairel panjang lebar.

"Oh, begitu!"

"Baiklah! Kean hanya membelikan buku untuk Aunty Sita."

"Hanya buku? Apa kau semiskin itu sampai hanya membelikan buku untuk mengambil hati Aunty Sita? Payah!" Cibir Fairel pada sang sepupu.

"Iya, mau bagaimana lagi! Kean bingung."

"Kenapa tak membelikan tas branded atau perhiasan?" Cecar Fairel lagi. Jangan sampai Keano berdusta perihal hadiahnya untuk Aunty Sita!

"Abang saja yang membelikan! Uang Bang Iel kan banyak!"

"Cih! Kau merendah sekali, Bung! Jangan kau pikir aku tidak tahu gajimu sebagai manager di B&D Resto! Menangnya Uncle Abi menyuruhmu kerja rodi dan yak memberikan gaji?" Cibir Fairel lagi yang sontak membuat Keano tergelak di ujung telepon.

"Tapi tetap gajiku tak sebesar gaji Abang Iel sebagai Tuan Direktur!"

"Mau bertukar posisi? Kau bisa jadi Tuan Direktur juga kalau mau," tawar Fairel cepat sembari memuji dirinya sendiri.

Langkah yang bagus, Iel!

Kalau Keano mau bertukar jabatan, Fairel akan punya kesempatan untuk dekat dengan Rossie saat nanti keluarga Hadinata membuat acara di B&D Resto, karena Fairel akan menggantikan Keano sebagai manager di B&D Resto!

"Emmmm, sepertinya aku tidak akan kompeten, Bang! Lagipula, aku sudah nyaman dengan pekerjaan yang sekarang."

"Payah!" Cibir Fairel sedikit kesal.

Gagal sudah impian Fairel untuk jadi manager di B&D Resto!

"Abang mau bicara apa lagi? Aku harus mengecek beberapa persiapan-".

"Tidak ada! Tutup saja teleponnya!" Jawab Fairel galak sembari menutup teleponnya pada Keano. Pria itu lalu memutar-mutar kursinya sembari memikirkan kado yang sekiranya cocok untuk mengambil hati Aunty Sita.

"Baiklah! Aku ada ide!" Cetus Fairel kemudian yang akhirnya mendapatkan ide cemerlang.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

lanjut bund

2023-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!