LEBIH BESAR

Keano baru tiba di B&D Resto, saat pemuda itu melihat Azzalea bersama seorang pria bermasker. Senyuman lebar tampak merekah di bibir Azzalea, saat pria bermasker tadi memberikan bucket bunga mini pada sepupu Keano tersebut.

Ya, Azzalea adalah saudara kembar dari Azzaryan. Mereka berdua adalah anak-anak dari Aunty Thalia dan Uncle Daniel. Satu hal yang lucu adalah, Ryan yang merupakan sapaan akrab Azzaryan saat ini bekerja bersama Fairel di Halley Development. Sementara Lea yang merupakan sapaan akrab Azzalea, bekerja sebagai kepala koki di B&D Resto bersama Keano yang menempati posisi sebagai manager.

"Sssttt! Kok melamun?" Teguran Lea langsung membuyarkan lamunan Keano.

"Enggak!" Kilah Keano cepat.

"Mencurigakan!" Tuding Lea sebelum kemudian gadis itu mengendus bunga yang berada di tangannya.

"Itu tadi pacar kamu?" Tanya Keano kemudian merasa kepo. Setahu Keano, Lea memang punya seorang pacar dan kabarnya mereka akan segera bertunangan.

"Ya!"

"Namanya Rayyen," terang Lea sembari memamerkan sekali lagi buket bunga di tangannya pada Keano yang hanya membulatkan bibirnya.

"Ngomong-ngomong, kau sudah mengirimkan bunga atau coklat pada Rossie? Kau sedang pedekate pada putri mahkota di keluarga Hadinata itu, kan?" Tanya Lea kemudian yang langsung membuat Keano mengernyit bingung.

"Bunga? Coklat?"

"Ini hari valentine, Keano! Bagaimana bisa kau tidak tahu?" Geram Lea merasa gemas.

"Masa? Aku tidak tahu." Keano benar-benar berekspresi polos dan bingung sekarang karena ia memang tidak tahu kalau hari ini adalah hari valentine. Memangnya hari valentine diperongati setiap tanggal berapa? Hari ini tanggal berapa? Ini bulan Februari, kan?

Pantas saja sepanjang jalan ke B&D Resto tadi Keano melohat banyak orang berjualan bunga pink, merah, dan balon love love.

Hari ini valentine?

"Hadeeuuuh!" Lea menepuk keningnya sendiri dan sepertinya merasa pening dengan ketidaktahuan Keano.

"Aku boleh pinjam bungamu untuk aku berikan pada Rossie?" Tanya Keano kemudian yang langsung membuat Lea mendelik.

"No!"

"Beli saja bunga sendiri sana!"

"Sekalian beli coklat! Nanti aku bantu menghiasnya sebelum kau berikan pada Rossie!" Saran Lea yang langsung membuat Keano mengangguk.

"Baiklah! Aku akan beli sekarang!" Tukas Keano penuh semangat, sebelum kemudian pria itu menuju ke motornya lagi. Keano akan pergi ke toko terdekat untuk membeli bunga serta coklat untuk Rossie.

****

"Wow!" Reina yang baru keluar dari dalam kampus langsung menganga, saat melihat Fairel yang baru datang seraya membawa sebuah buket besar berisikan bunga dan coklat.

"Bang!" Panggil Reina yang langsung buru-buru menghampiri Fairel.

"Reina!"

"Rossie mana?" Tanya Fairel to the point.

"Masih ada kelas tadi."

"Ini buketnya buat Reina, ya, Bang?" Tanya Reina antusias.

"Untuk Rossie!" Jawab Fairel tegas.

"Kau minta sendiri saja pada Angga sana! Pacarmu kan Angga bukan aku!" Cerocos Fairel bersungut-sungut.

"Angga masih di luar kota," curhat Reina sambil merengut.

"Reina yang malang!" Cibir Fairel meledek.

"Reina minta coklatnya satu, Bang! Kan itu ada banyak!" Pinta Reina sembari berusaha mengambil cokelat dari dalam buket yang dibawa Fairel.

"No! Ini semua untuk Rossie!" Tolak Fairel tegas sembari menjauhkan buket raksasanya dari tangan Reina yang tak tahu tata krama.

"Tapi itu ada banyak, Bang! Rossie juga nggak bakal habis!"

"Reina minta satu!" Rengek Reina pantang menyerah.

"Tidak, Reina!"

"Iiihhh! Abang sama adik sendiri kenapa pelit, sih! Nanti celana abang jadi sempit, baru tahu rasa!" Sungut Reina mulai kesal. Fairel sontak tergelak mendengar sumpah serapah sang adik.

"Celana sempit ya tinggal beli baru!" Jawab Fairel sombong.

"Reina minta coklatnya, Bang!" Rengek Reina sekali lagi.

"Enggak ya enggak!"

"Jauh-jauh sana sebelum kau merusak hadiahku!" Usir Fairel galak yang langsung membuat Reina mengerucutkan bibirnya.

"Abang jahat! Reina tidak akan mendukung usaha Abang untuk pedekate pada Rossie!" Ancam Reina kemudian.

"Lalu aku tak akan merestui hubunganmu bersama Angga! Mau apa kamu? Mau apa?" Fairel balik mengancam Reina yang kini sudah menghentak-hentakkan kakinya ke tanah.

"Tanpa restu dari Abang, kau dan Angga tidak akan bisa menikah," ledek Fairel kemudian.

"Gitu amat jadi Abang!" Gumam Reina kesal bersamaan dengan motor Keano yang sudah tiba di depan kampus.

"Ck! Si pengganggu datang lagi! Mau apa, sih?" Gerutu Fairel saat melihat kedatangan Keano.

"Sudah sampai duluan, Bang?" Sapa Keano berbasa-basi pada Fairel yang langsung berdecak.

"Ya! Aku datang duluan! Jadi sebaiknya kau pergi sana karena Rossie tidak akan mau pulang naik motor jelekmu itu!" Jawab Fairel seraya mencemooh motor Keano.

"Motor kinclong begitu abang bilang jelek! Mata abang buta apa bagaimana?" Komentar Reina yang langsung berhadiah delikan dari Fairel.

"Diam kau! Tidak usah ikut-ikutan! Pulang sana!" Usir Fairel pada sang adik

"Bagi dulu coklatnya satu, lalu Reina akan pulang!" Ujar Reina mengajukan syarat. Gadis itu bahkan sudah menengadahkan tangannya ke arah Fairel.

"Tidak! Berapa kali harus kubilang, kalau semua coklat dan bunga ini untuk Rossie!"

"Tidak ada jatah untukmu!" Tolak Fairel tegas masih sambil mendelik pada sang adik. Terang saja hal itu langsung membuat Reina merengut.

"Kau mau cokelat, Rei?" Tanya Keano yang langsung membuag Reina menatap ke arah sepupunya tersebut. Rupanya Keano sudah menyodorkan sebuah coklat berhiaskan pita pada Reina.

"Itu untukku, Kean?" Tanya Reina memastikan.

"Ya! Kebetulan tadi aku belinya kebanyakan dan masih ada sisa-"

"Yaiyalah ada sisa! Buket kamu kecil begitu!" Cibir Fairel membandingkan buket yang ia bawa dengan buket yang dibawa oleh Keano. Milik Keano memang terlihat simpel dan tak sebesar punya Fairel yang mungkin baru saja menghabiskan coklat satu toko.

"Makasih, Kean!" Ucap Reina yang langsung gercep mengambil coklat berpita dari tangan Keano.

"Mulai sekarang, aku akan mendukung usahamu untuk mendekati Rossie!" Tukas Reina kemudian mendeklarasikan dukungannya pada Keano.

"Rei, Rei, Rei!" Fairel langsung menyalak tajam.

"Kau adikku! Kenapa malah mendukung orang lain?" Teriak Fairel tak terima.

"Habisnya abang pelit! Reina minta coklatnya satu nggak dikasih," ujar Reina blak-blakan.

"Ck! Nanti abang belikan coklat untuk kamu! Tapi jangan mendukung Keano! Kah harus mendukung Abang!" Perintah Fairel dengan nada tegas.

"Ck! Suka-suka Reina mau dukung siapa! Abang kenapa maksa-maksa?" Sergah Reina berani.

"Oooh! Berani kamu, hah?"

"Baiklah, berati mulai detik ini abang tak akan merestui hubunganmu bersama Angga! Abang tak akan mengizinkan kamu menikah mendahului Abang! Kalau Abang belum menikah dengan Rossie, maka kau dan Angga juga tak boleh menikah!"

"Abang tidak mau dilangkahi sampai kapanpun!" Cerocos Fairel panjang lebat yang langsung membuat Reina menganga.

"Kok gitu! Kalau selamanya Rossie tidak mau sama Abang dan tidak jadi istri abang, masa iya Reina dan Angga juga tidak boleh menikah! Tidak adil!" Protes Reina merasa tak terima dengan perjanjian konyol Fairel tadi.

"Iya makanya kamu dukung Abang dan bantu Abang mendekati Rossie!" Tukas Fairel enteng.

"Ck! Baiklah! Reina mendukung abang!" Rengut Reina kemudian sembari mengembalika coklat yang tadi diberikan oleh Keano.

"Ambil saja, Rei!" Tukas Keano murah hati.

"Yang benar? Tapi aku mendukung Abang Iel, lho!" Reina sedikit berbasa-basi pada Keano.

"Tidak masalah! Toh jodoh tak akan lari kemana," jawab Keano penuh percaya diri.

"Cih! Jodoh tak lari kemana! Jodohnya Rossie itu aku! Jadi kau tak usah ngaku-ngaku!" Fairel menuding pada Keano yang masih tersenyum penuh percaya diri.

"Selalu ada kesempatan sebelum janur kuning melengkung, Bang! Keano juga akan berjuang agar Rossie jadi jodohnya Keano!" Tukas Keano lagi tetap percaya diri.

"Berjuang pakai buket kecil begitu? Rossie mana mau?" Cibir Fairel sekali lagi.

"Mau apa?" Tanya Rossie yang tiba-tiba sudah muncul.

"Hai, Rossie! Sudah selesai kelasnya?" Sapa Keano yang langsung berbasa-basi pada Rossie.

"Iya sudah, Bang!"

"Bang Kean mau jemput Rossie lagi?" Rossie balik berbasa-basi pada Keano.

"Tidak! Dia mau menjemput Reina!" Bukan Keano, melainkan Fairel yang langsung menjawab dengan lantang.

"Oh." Rossie membulatkan bibirnya, lalu ganti menoleh pada Fairel.

"Wow! Buket yang Bang Iel bawa besar sekali!" Puji Rossie setelah melihat buket raksasa Fairel.

"Ini buat kamu, Rossie!" Ucap Fairel yang langsung membuat Rossie menganga.

"Tapi ini besar sekali! Rossie mana bisa bawa, Bang?" Ujar Rossie dengan raut bingung.

"Bawa yang ini saja kalau begitu, Ros! Ini kan kecil dan ringan," tukas Keano yang langsung mencari kesempatan. Pria itu sudah menyodorkan buket sinpelnya pada Rossie.

"Nah, kalau yang ini Rossie bisa bawa," jawab Rossie seraya tersenyum sumringah.

"Terima kasih, Abang Kean!" Ucap Rossie seraya tersenyum pada Keano. Tentu saja hal itu langsung membuat Fairel kebakaran jenggot, meskipun sebenarnya pria itu sama sekali tak memelihara jenggot.

"Buketnya aku bawakan ke rumah kamu, Ross! Tidak usah menerima buket jelek Keano itu!" Sergah Fairel sambil kembali menyodorkan buket raksasanya pada Rossie.

"Oh, yaudah! Abang Iel antar saja ke rumah kalau begitu. Kebetulan Rossie juga sudah mau pulang-"

"Aku antar!" Ujar Fairel dan Keano berbarengan. Dia sepupu itu langsung melempar delikan tajam satu sama lain.

"Aku yang akan mengantar Rossie, Kean! Rossie tak akan mau panas-panasan naik motor kamu!" Sungut Fairel mendelik pada Keano.

"Cuacanya sedang mendung, Bang! Jadi Rossie tak akan kepanasan!"

"Lagipula, mobil abang pasti juga penuh jika harus membawa buket raksasa itu. Lalu Rossie mau abang suruh naik dimana? Di kap depan?" Cerocos Keano yang langsung membuat Reina dan Rossie tergelak.

"Ck! Buketnya akan aku taruh di atap mobil!" Jawab Fairel bersungut. Lagipula, kenapa juga Fairel tadi membawa mobil dua pintunya untuk menjemput Rossie! Seharusnya Fairel membawa mobil pick up saja atau mobil truk sekalian!

"Sudah jangan bertengkar, Abang-abang! Rossie sudah memutuskan akan pulang bersama siapa!" Seru Rossie berisaha melerai perdebatan Fairel dan Keano.

"Mau pulang berasama siapa?" Tanya Fairel dan Keano kompak bak paduan suara.

"Bersama Pak supir!" Jawab Rossie sembari menunjuk ke arah sopir Papa Robert yang baru datang. Keano dan Fairel sontak menganga bersamaan.

"Rossie pulang dulu, Bang Kean dan Bang Iel!"

"Dan terima kasih buket coklatnya!" Ucap Rossie seraya nengacung-acungkan buket dari Keano.

"Lah! Trus buket dari aku kamu tolak begitu?" Protes Fairel merasa tak terima karena buket raksasanya yang malah dicueki oleh Rossie.

"Rossie terima juga, Bang! Tapi tolong abang antar ke rumah, ya! Rossie tidak bisa bawa soalnya," tukas Rossie beralasan sebelum gadis itu masuk ke mobil. Tak berselang lama, mobil Rossie sudah melaju pergi.

"Tolong diantar ke rumah, Bang!" Celetuk Keano meledek Fairel yang kini tampak bersungut-sungut.

Dasar sialan!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NASIB LO IEL.. 😂😂😂😂😂

2023-05-25

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TU PSTI AZZALEA BRSAMA SI PENIPU, RAYYEN ALIAS SURYANTO

2023-05-25

0

Reni Kurniasih

Reni Kurniasih

hehehehe....

2023-02-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!