MERAH

Keano segera menyusul Fairel yang sudah meletakkan kue ulang tahun Mama Sita di meja kue.

"Jangan ditaruh disitu dulu, Bang Iel! Acaranya masih nanti malam," ujar Keano seraya mengambil lagi kue yang baru saja diletakkan oleh Fairel.

"Lalu mau kau bawa kemana kuenya?" Tanya Fairel yang stdah langsung memicing penuh curiga.

"Akan aku amankan di ruanganku. Kebetulan ada lemari pendingin juga di sana," jelas Keano.

"Sebentar, sebentar!" Fairel sudah mencegat langkah Keano.

"Kau sengaja, kan?" Tuding Fairel kemudian.

"Sengaja apa maksudnya?" Tanya Keano tak paham.

"Kau mau menyembunyikan kie itu di ruanganmu, lalu nanti setelah acara dimulai kau baru akan membawanya keluar, seolah kau yang sudah memesan kue itu untuk Aunty Sita!"

"Jangan kau kira aku tidak tahu rencana licikmu, Kean!" Tuding Fairel lagi yang sudah ganti mendelik pada Keano.

"Aku tidak bermaksud begitu, Bang!" Sanggah Keano cepat.

"Aku mau mengamankan kue ini karena acara memang belum dimulai dan aku khawatir kuenya akan dicolek-colek oleh pengunjung resto!" Beber Keani lagi mengungkapkan alasannya.

"Tinggal kau tutup saja resto ini apa susahnya? Apa perlu aku yang menutupnya?"

"Ini resto Opa, kan? Jadi aku juga punya hak atas resto ini! Aku cucu Opa Dev!" Fairel menepuk dadanya dengan sombong, lalu segera menghampiri beberapa pengunjung resto yang masih menikmati makanan mereka.

"Bang Iel! Jangan konyol!" Keano cepat-cepat meletakkan kue Aunty Sita ke atas meja kue, lalu mengejar Fairel yang sepertinya hendak mengusir para pengunjung resto.

Gila!

"Tuan dan Nyonya! Resto akan segera-"

"Bang Iel!" Keano sudah debgan ceoat membungkam mulut Fairel dan menarik sepupunya itu agar menjauh dari tamu.

"Lepaskan aku!" Sentak Fairel galak seraya melepaskan tangan Keano yang membelap mulutnya.

"Jangan bertingkah konyol makanya, Bang! Pengunjung resto masih menikmati hidangan dan Abang malah mau mengusirnya!" Omel Keano panjang lebar.

"Nanti jam lima resto baru akan tutup! Semua tamu sudah tahu!" Sergah Keano lagi yang hanya membuat Fairel berdecak.

"Iya, aku juga tahu!"

"Tidak usah nge-gas begitu!" Gerutu Fairel seraya merapikan kemejanya.

"Aku akan mengajak Rossie mencari hadiah untuk Aunty Sita dulu kalau begitu!" Ujar Fairel kemudian seraya mengedarkan pandangannya ke dalam resto dan mencari keberadaan Rossie yang yadi berada di dekat pintu masuk.

Tapi sudah tidak ada!

Lalu Rossie kemana?

"Rossie!" Panggil Fairel sedikit kalang kabut.

"Rossie kau kemana?" Fairel buru-buru menuju ke pintu utama resto untuk mencari Rossie yang mungkin sudah dibawa kabur oleh tukang kue menyebalkan bernama Beth tadi.

"Rossie!"

"Rossie! Kau mau kemana?" Teriak Fairel saat ia akhirnya keluar dari B&D Resto, namun mobil yang membawa Rossie malah juga sudah melaju pergi.

Sial!

"Rossie sudah pulang, Pak! Karena semua persiapan untuk acara ulang tahun Aunty Sita sudah selesai," ucap Beth memberitahu Fairel yang masih berdiri di halaman parkir karena gagal mengejar mobil Rossie.

Sial!

"Aku tidak bertanya padamu!" Delik Fairel pada Beth yang langsung mengendikkan kedua bahunya.

"Aku juga hanya memberitahu," tukas Beth sebelum melaju pergi meninggalkan Fairel yang kini berkacak pinggang.

Jadi, Fairel harus mencari sendiri hadiah untuk Aunty Sita sekarang?

Tapi Fairel akan memberikan apa untuk calon mertuanya itu?

Keano memberikan apa memang?

Hadiah Fairel pokoknya harus lebih besar dari punya Keano!

****

"Itu tadi Pak Fairel memanggil Nona Rossie," ucap sopir saat mobil yang ditumpangi oleh Rossie baru saja meninggalkan B&D Resto.

Rossie lalu menoleh ke arah belakang, dimana ada Fairel yang memang sedang berdiri di halaman parkir sembari berkacak pinggang.

"Biar saja, Pak!" Tukas Rossie kemudian seraya menyalakan ponselnya.

"Tidak mau putar balik, Non? Barangkali Pak Fairel mau mengatakan hal penting," tanya pak sopir lagi.

"Tidak!" Jawab Rossie tegas.

"Kita langsung pulang saja!" Ujar Rossie lagi sebelum gadis itu kembali fokus ke ponselnya.

"Baik, Nona!"

Mobil lalu melaju membelah jalanan yang belum terlalu padat, menuju ke kediaman Hadinata.

Rossie yang duduk di jok belakang, menempelkan ponselnya di telinga, dan sedang berusaha menghubungi Abang Angga yang ponselnya tak aktif.

"Apa Abang Angga sedang dalam perjalanan pulang, ya?" Gumam Rossie bertanya pada dirinya sendiri. Rossie lalu hendak menghubungi Reina, saat mendadak ada panggilan masuk dari Mama Sita.

"Halo, Ma!" Sambut Rossie cepat.

"Kamu sudah pulang kuliah belum, Rossie? Kok tumben belum sampai rumah?"

"Ini Rossie masih di jalan, Ma!" Jawab Rossie seraya meringis.

"Oh, yaudah! Langsung pulang dan tidak usah kelayapan, ya!"

"Iya, Ma!" Jawab Rossie patuh sebelum telepon terputus.

Baru saja Rossie melesakkan ponselnya ke dalam tas, benda persegi itu malah sudah berdering lagi.

"Ck" Rossie berdecak lalu mengambil ponselnya lagi dan melihat siapa yang menelepon. Ada nama Keano yang tertera di layar ponsel.

Ada apa lagi?

Cucu di keluarga Halley itu mau berbasa-basi pada Rossie lagi?

Sedikit malas, namun akhirnya Rossie tetap mengangkat telepon dari Keano.

"Halo, Bang Kean!"

"Ada apa?" Tanya Rossie to the point.

"Rossie, kau punya kontak pribadi Beth?" Suara Keano terdengar panik di ujung telepon.

Ada apa sebenarnya?

"Ada memang, Bang? Apa ada masalah?" Tanya Rossie penasaran.

"Kau belum membuka pesanku? Kue untuk Aunty Sita."

"Hah?"

Rossie buru-buru membuka pesan dari Keano di ponselnya. Ada foto kue Mama Sita yang tadi begitu cantik, tapi sekarang sudah bopeng di beberapa sisi seperti habis ditowel seseorang.

"Bang! Kok bisa begitu?" Tanya Rossie cepat kembali berbicara di telepon pada Keano.

"Tadi ada anak dari pengunjung resto yang mentowelnya. Aku tadi mau membawanya ke ruanganku sebenarnya, tapi lupa."

"Maaf."

"Kau ada kontaknya Beth, kan? Lea tidak bisa membenarkannya."

"Baiklah, Rossie akan menghubungi Beth," tukas Rossie sebelum akhirnya gadus itu meminta sopir untuk putar balik ke B&D Resto lagi. Rossie juga segera menghubungi ponsel Beth dan menyuruh sahabatnya itu untuk kembali ke B&D Resto.

****

"Sudah!" Lapor Beth setelah selesai memperbaiki kue untuk Aunty Sita.

Keano dan Rossie langsung menarik nafas lega bersamaan.

"Syukurlah," gumam Rossie bersamaan dengan ponsel gadis itu yang berdering nyaring. Mama Sita lagi yang menelepon!

"Ha-"

"Rossie! Kamu main kemana lagi? Kan mama sudah menyuruhmu untuk langsung pulang!"

"Iya, ini Rossie masih di perjalanan, Ma!" Jawab Rossie berdusta.

"Jangan bohong! Kata sopir kamu di B&D Resto sekarang! Ngapain?"

"Makan," jawab Rossie seraya meringis.

"Mama juga sudah masak, Ros!"

"Rossie ada janji sama teman Rossie, Ma!" Ujar Rossie lagi beralasan.

"Laki-laki? Keano?"

"Sama Beth!" Sergah Rossie cepat seraya menarik Beth agar mendekat ke arahnya, lalu Rossie meletakkan ponselnya di telinga Beth.

"Halo, Aunty Sita!"

"Happy-" Rossie cepat-cepat membungkam mulut Beth yang nyaris keceplosan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Mama Sita.

"Beth!"

"Iya, Aunty! Ini Beth!" Jawab Beth.

"Kau sedang di B&D Resto bersama Rossie?"

"Iya, Aunty! Kebetulan Rossie sedang...."

Beth menjeda sejenak kalimatnya dan berusaha membaca gerakan bibir Rossie yang membisikinya sesuatu.

"Rossie sedang mentraktir Beth," ujar Beth melanjutkan jawabannya.

"Begitu, ya?"

"Iya, Aunty!"

"Baiklah, Beth! Tolong kau bilang pada Rossie agar cepat pulang setelah selesai makan, ya!"

"Siap, Aunty!" Pungkas Beth bersamaan dengan telepon yang terputus. Beth segera mengembalikan ponsel Rossie.

"Terima kasih, Beth!"

"Sama-sama! Aku langsung balik, ya!"

"Kuenya jangan ditowel-towel lagi!" Pesan Beth seraya terkekeh yang langsung diikuti oleh kekehan dari Rossie dan Keano. Beth kemudian keluar dari ruangan Keano dan kini hanya tinggal Keano bersama Rossie.

"Maaf soal tadi, Ros-"

"Tidak apa-apa, Bang!" Sergah Rossie cepat seraya mengulas senyum.

"Toh kuenya juga sudah dibenarkan oleh Beth," tambah Rossie lagi. Keano langsung manggut-manggut.

"Sampai acara nanti malam, kuenya akan aman disini," ujar Keano lagi yang langsung membiat Rossie tertawa kecil.

"Kecuali Abang Kean mencomot dan memakannya!" Celetuk Rossie yang langsung membuat Keano geleng-geleng.

"Aku kurang suka kue dengan banyak krim begini," ujar Keano membuat pengakuan.

"Lalu sukanya kue yang bagaimana?" Tanya Rossie penasaran.

"Naked cake kalau kata Mami," ujar Keano seraya terkekeh yang sontak membuat Rossie menganga dan membulatkan bola matanya dengan lucu.

"Naked?"

"Maksudnya, kuenya tidak memakai krim begini, Rossie!" Jelas Keano yang tangannya sudah mencubit pipi Rossie, saking gemasnya Keano dengan ekspresi lucu Rossie.

"Auuww! Sakit, Bang!" Keluh Rossie sembari mengusap-usap pipinya.

"Sakit?"

"Aduh! Maaf, ya!" Keano ikut mengusap-usap pipi Rossie yang sontak langsung membuat kedua pipi Rossie bersemu merah.

"Sakit sekali, ya? Kok pipi kamu merah?" Keano masih mengusap lembut pipi Rossie.

"Tangan Abang yang bikin pipi Rossie merah," cicit Rossie sembari menundukkan wajahnya.

"Hah?" Keano mengernyit, lalu membungkuk dan menatap dari bawah, wajah Rossie yang masih tertunduk.

"Abang!" Rossie refleks menampik wajah Keano yang mengintipnya, dan tak tahu kenapa wajah Rossie malah terasa memanas sekarang.

"Rossie mau pulang," ujar Rossie akhirnya seraya membenarkan letak tas selempangnya.

"Aku antar!" Tawar Keano cepat.

"Kan Rossie bawa sopir, Bang!" Sergah Rossie yang langsung membuat Keano menepuk keningnya sendiri.

"Lupa!" Gumam Keano.

"Rossie pulang, ya, Bang!" Pamit Rossie sekali lagi. Gadis itu sudah mengayunkan langkahnya ke arah pintu.

"Rossie!" Panggil Keano tiba-tiba saat Rossie sudah meraih gagang pintu.

"Ya?" Rossie menoleh dan mengernyit pada Keano.

"Sudah mencari hadiah untuk Ma-"

"Maksudku untuk Aunty Sita," tanya Keano berbasa-basi.

"Belum," jawab Rossie ragu.

Keano lalu melirik arloji di tangannya.

"Ayo kita cari dulu hadiah untuk Aunty Sita!" Ajak Keano berinisiatif.

"Apa keburu, Bang?" Tanya Rossie ragu.

"Kamu mau memberi hadiah apa? Kita cari yang dekat-dekat saja," ujar Keano memberikan solusi.

"Rossie juga masih bingung." Rossie menggaruk kepalamya yang tak gatal.

"Aunty Sita sedang suka dengan sesuatu belakangan ini? Tas? Sepatu?" Cecar Keano mengulik. Rossie langsung tampak berpikir dan sepertinya sedang mengingat-ingat.

"Buku!" Jawab Rossie kemudian

"Mama suka membaca buku-buku inspiratif belakangan ini," tukas Rossie lagi.

"Ada toko buku tak jauh dari sini. Ayo kita ke sana barangkali ada yang cocok untuk Aunty Sita!" Ajak Keano yang langsung membuat Rossie mengangguk.

"Ayo!"

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MENANG SELANGKAH KEAN DRI IEL, HIKMAH KUE DI TOEL2..

2023-05-25

0

Bagja

Bagja

sepertinya rossie lbh cocok sama keanu ya??

2023-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!