ULANG TAHUN MAMA

Mobil Papa Robert dan juga mobil Angga tiba bersamaan di kediaman Hadinata. Suasana rumah sudah sepi dan pintu depan juga tertutup, saat Papa Robert turun dari mobil.

Angga juga turun dari mobilnya selang beberapa detik, disusul oleh Keano yang langsung dengan sigap membuka bagasi belakang mobil Angga dan mengeluarkan box yang lumayan besar dari dalam sana.

"Kau membawa apa, Angga?" Tanya Papa Robert penuh selidik seraya menghampiri sang putra. Papa Robert sendiri sudah membawa sebuah buket bunga mawar kesukaan Mama Sita di tangannya.

"Kejutan untuk Mama, Pa!"

"Nanti Kean-"

"Sebaiknya Uncle Robert saja yang pura-pura membawa kotak berisi dirimu Angga!" Sergah Keano cepat memotong kalimat Angga.

"Iya, maksudku juga begitu," ujar Angga cepat.

"Jadi maksudnya, kau akan bersembunyi di dalam box itu?" Tanya Papa Robert yang langsung paham dengan rencana Angga. Sementara Keano malah sudah sigap membawa box tadi ke teras rumah, tepat di depan pintu, bersama sebuah kantong hitam yang lumayan besar, yang entah berisi apa. Sepertinya manager di B&D Resto itu niat sekali membantu Angga mempersiapkan kejutan untuk Mama Sita.

"Iya, Pa!"

"Mama tahunya Angga belum bisa pulang hari ini. Jadi nanti Papa pura-pura saja membawa hadiah besar untuk Mama,dan saat Mama membukanya...." Angga menuturkan rencana cemerlangmya pada Papa Robert yang langsung mengangguk.

"Mamamu akan langsung terkejut!" Ujar Papa Robert menyambung penjelasan Angga tadi.

"Iya, seperti itu!"

"Angga akan mengambil kue untuk Mama dulu," tukas Angga kemudian seraya kembali ke mobil untuk mengambil kue.

"Sudah siap, Angga!" Bisik Keano pada Angga yang sudah menuju ke teras swmbari membawa kue Mama Sita. Keano segera membantu Angga masuk ke dalam box, dan juga beberapa balon.

"Kau yakin bisa bernafas di dalam, jika boxnya ditutup?" Tanya Papa Robert khawatir, saat Keano hebdak menutup box berwarna cokelat tersebut.

"Bisa, Pa! Tidak usah khawatir!" Jawab Angga yakin.

"Aku tutup boxnya sekarang!"

"Nanti Uncle Robert yang menekan bel, ya!" Ujar Keano menjelaskan skenario yang akan mereka lakukan sebentar lagi.

"Lalu kau?" Tanya Papa Robert pada Keano.

"Kean akan bersembunyi saja dulu, Uncle! Nanti Kean menyusul," jawab Keano sebelum kemudian pemuda itu meninggalkan teras.

Papa Robert lalu menekan bel pintu depan, dan menunggu ada seseorang yang membuka pintu.

Semoga Mama Sita sendiri yang membuka pintu!

Ting tong!

Papa Robert menekan sekali lagi bel rumahnya sendiri. Sedikit ambigu memang, tapi namanya juga memberikan kejutan. Nanti kalau Papa Robert langsung masuk seperti biasa, bukan kejutan lagi namanya.

Pintu akhirnya dibuka dari dalam, setelah beberapa menit. Namun bukan Mama Sita atau Rossie yang membuka pintu melainkan seorang maid.

Ya ampun!

"Tuan Robert!"

"Selama malam, Tuan!" Sapa maid seraya menunduk sopan.

"Malam!"

"Nyonya kemana?" Tanya Papa Robert to the point.

"Sudah istirahat di kamar, Tuan! Tadi setelah makan malam langsung masuk ke kamar," ujar maid menjelaskan.

"Rossie juga?" Tanya Papa Robert lagi.

"Iya, Tuan! Nona Rossie juga sudah istirahat di kamarnya."

"Kau panggil Nyonya sekarang!" Perintah Papa Robert selanjutnya.

"Baik, Tuan!" Maid mengangguk patuh, lalu segera menuju ke kamar Mama Sita. Sementara Papa Robert yang masih khawatir soal Angga yang kini berada di dalam box, kembali memeriksa putranya tersebut.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Papa Robert memastikan.

"Iya, Pa! Apa mama sudah keluar?" Angga balik bertanya.

"Baru dipanggil maid," jawab Papa Robert bersamaan dengan terdengarnya suara derap langkah yang mendekat ke arah Papa Robert dan Angga. Buru-buru Papa Robert menutup lagi box kejutan.

"Sudah pulang? Kenapa tidak langsung masuk, ganti baju-"

"Happy Birthday, Sayang!" Ucap Papa Robert memotong cerocosan Mama Sita, sembari menyodorkan buket bunga di tangannya pada sang istri tercinta. Namun Mama Sita hanya bereaksi datar, dan kini wanita paruh baya tersebut malah justru melupat tangannya di depan dada.

"Oh, aku salah sepertinya!" Gumam Papa Robert yang langsung ganti bersimpuh di depan Mama Sita, lalu menyodorkan lagi buket bunga mawar tadi.

"Selamat ulang tahun, Istriku Tercinta! Ibu dari anak-anakku," ucap Papa Robert dengan ekspresi sok romantis. Namun Mama Sita tetap berekspresi datar sembari bersedekap. Hingga akhirnya terdengar tepuk tangan dari Rossie yang rupanya sudah turun dari lantai bawah.

"Yeay! Happy birthday, Mama!" Ucap Rossie seraya menghampiri kedua orangtuanya. Mama Sita akhirnya menghela nafas, lalu menerima buket bunga yang tadi disodorkan oleh Papa Robert.

"Terima kasih," ucap Mama Sita yang langsung membuat Papa Robert bersorak senang, lalu memeluk istrinya itu dengan erat.

"Maaf aku pulang terlambat hari ini!" Ucap Papa Robert penuh rasa bersalah.

"Aku maafkan, karena kau tidak lupa hari ulang tahunku," jawab Mama Sita seraya terkekeh.

"Tentu saja aku tak lupa! Aku selalu mengingatnya." Papa Robert sudah menggemggam erat tangan Mama Sita, lalu mengecup kedua tangan istrinya tersebut.

"I love you!" Ucap Papa Robert kemudian, seraya mendekatkan bibirnya ke bibir Mama Sita. Namun saat bibir pasangan paruh baya itu baru bersentuhan, langsung terdengar deheman dari Rossie.

"Ehem!"

"Astaga!" Mama Sita buru-buru mendorong dada Papa Robert dan pipi mama kandung Rossie itu seketika bersemu merah.

"Rossie akan menutup mata, Ma!" Lanjutkan saja!" Kikik Rossie seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Papa Robert sudah mengambil ancang-ancang untuk mencium Mama Sita lagi, namun malah bibirnya ditampik cepat oleh Mama Sita.

"Nanti saja!" Ujar Mama Sita tetap dengan wajah yang bersemu. Papa Robert akhirnya hanya berdecak dan ganti merangkul Mama Sita.

"Sudah, Pa?" Tanya Rossie yang masih menutupi wajahnya dengan tangan.

"Sudah, Ros!" Jawab Mama Sita dan Papa Robert serempak. Rossie lalu membuka telapak tangannya bersamaan dengan suara bersin dari box yang berada di depan pintu.

"Hatchi!!"

"Siapa yang bersin?" Tanya Mama Sita seraya keluar ke teras. Netra wanita paruh baya itu langsung tertumbuk ke box besar di samping pintu.

"Apa itu hadiah untuk Mama, Pa?" Tanya Rossie yang sudah ikut-ikutan memeriksa box tadi.

"Iya!" Jawab Papa Robert bersamaan dengan suara bersin yang kembali terdengar.

"Kau membawa hadiah apa, Rob? Kenapa ada suara bersin?" Mama Sita yang sudah sangat penasaran segera membuka penutup box, dan saat itulah, balon-balon langsung beterbangan dari dalam box.

"Happy Birthday, Ma!" Ucap Angga yang juga langsung keluar dari box dengan wajah yang sedikit belepot krim kue.

"Angga!" Mama Sita menatap tak percaya pada sang putra yang kini malah tergelak sembari menyodorkan kue yang bentuknya sudah tak karuan.

"Maaf, kuenya-"

"Hatchi!!" Angga kembali bersin dan Rossie sontak tergelak.

"Sepertinya Angga alergi dengan aroma di dalam box," ujar Angga beralasan.

Rossie yang tadi tergelak, sudah mengambilkan tisu untuk membersihkan krim kue yang ada di wajah Angga.

"Jadi, kalian berdua memang sengaja bersekongkol?" Tanya Mama Sita menatap bergantian pada Papa Robert dan juga Angga.

"Membohongi Mama?" Cecar Mama Sita lagi.

"Kami hanya ingin memberi kejutan, Ma! Jangan marah, oke!" Jawab Angga seraya mendekap mama Sita dan mencium pipi mama kandungnya tersebut. Saat itulah, Papa Robert yang merasa cemburu langsung buru-buru memisahkan Angga dan Mama Sita.

"Sudah cukup!" Papa Robert menuding pada Angga.

"Papa cemburu," kikik Rossie meledek sang papa.

"Papa mau makan masakan mama!" Ucap Papa Robert kemudian seraya merangkul Mama Sita dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Kini hanya tinggal Angga dan Rossie di teras.

"Kejutan yang luar biasa, Bang!" Puji Rossie seraya memeluk sang abang.

"Kean! Keluarlah!" Panggil Angga kemudian yang sedikit membuat Rossie kaget.

"Abang Kean ikut kesini?"

"Iya! Kean yang punya ide kejutan cemerlang ini," jawab Angga bersamaan dengan Keano yang akhirnya menampakkan diri.

"Hai, Rossie!" Sapa Keano seraya tersenyun manis pada Rossie yang balas tersenyum juga.

"Abang akan mandi dan ganti baju dulu, Ros! Kau ajak Keano masuk!" Titah Angga seraya masuk ke dalam rumah meninggalkan Keano yang masih berbasa-basi pada Rossie.

"Ayo masuk, Bang! Tadi sudah makan belum?" Ajak Rossie yang balas berbasa-basi pada Keano.

"Kebetulan belum, karena tadi sibuk mempersiapkan kejutan Angga di Resto yang ternyata malah tidak jadi," jawab Keano seraya terkekeh. Rossie ikut terkekeh.

"Yaudah! Ato masuk dan makan di dalam! Tadi mama masak banyak," ajak Rossie kemudian yang langsung membuat Keano mengangguk. Rossie dan Keano lalu masuk ke dalam kediaman Hadinata dan keduanya langsung menuju ke ruamg makan.

"Keano! Datang kesini juga?" Tanya Mama Sita saat melihat Keano yang baru datang bersama Rossie.

"Keano yang membantu Angga menyiapkan kejutan untuk Mama tadi," jelas Papa Robert di sela-sela mengunyah makanan. Papa Robert terlihat lahap memakan masakan Mama Sita.

Ah, nanti kalau Keano dan Rossie juga sudah menikah, Keano juga pasti akan lahap memakan masakan Rossie. Apapun masakan gadis itu!

Keano akan menghabiskan dan tak mencelanya.

"Bang! Kok melamun?" Teguran Rossie langsung menyentak lamunan Keano tentang dirinya yang sudah jadi suami Rossie.

Astaga!

"Ayo duduk, Kean! Kok malah melamun." Mama Sita membalik piring di depan Keano sembari terkekeh. Wanita paruh baya itu lalu mengisi piring Keano dengan nasi.

"Oh iya, Aunty! Selamat ulang tahun!" Ucao Keano yang mendadak ingat dengan hadiah kecilnya untuk Mama Sita.

"Terima kasih!" Ucap Mama Sita yang langsung menerima hadiah dari Keano dengan penuh antusias.

"Ayo makan!" Titah Mama Sita kemudian yang langsung membuat Keano mengangguk dan mentuapkan makanan dari piringnya ke dalam mulut. Keano lalu manggut-manggut dan memuju masakan Mama Sita yang lezat.

"Kau tidak makan?" Tanya Keano setelah menyadari Rossie yang sejak tadi duduk di sebelahnya tapi tidak ikut makan.

"Aku sudah makan tadi, Bang!" Jawab Rossie sembari meraih satu buah jeruk. Namun alih-alih mengupasnya, Rossie malah membelah jeruk itu menjadi dua.

"Ck! Kenapa begitu makannya?" Komentar Keano yang langsung meraih jeruk dari tangan Rossie, lalu mengupas jeruk tersebut dan sekalian membersihkan kulit arinya, sebelum menyodorkannya kembali pada Rossie.

"Rossie! Kenapa tidak kau kupas sendiri jeruknya?" Decak Mama Sita yang hanya membuat Rossie meringis.

"Tidak apa-apa, Aunty! Mungkin Rossie takut kuku-kuku cantiknya rusak," kekeh Keano seraya menunjuk ke kuku Rossie yang berhiaskan cat kuku warna-warni.

"Terima kasih, Bang Kean!" Ucap Rossie seraya menerima jeruk yang sudah selesai dikupas semua oleh Keano.

"Sama-sama!" Jawab Keano sebelum kemudian pemuda itu lanjut melahap makanan di piringnya hingga tandas tak tersisa.

****

"Apa??"

Lea langsung menggosok-gosok telinganya yang terasa berdenging karena teriakn Fairel barusan.

Lebay sekali sepupu Lea itu!

"Acaranya dialihkan kemana?" Tanya Fairel kemudian pada Lea yang masih menggosok-gosok telinganya.

"Dialihkan kemana, Lea?" Tanya Fairel lagi sebelum Lea sempat menjawab.

"Mana aku tahu! Kau pikir aku EO di acara ulang tahun Aunty Sita!" Jawab Lea yang langsung menyalak pada Fairel. Padahal bertanya baik-baik bisa, kenapa juga Fairel harus bertanya keras-keras dan diulang-ulang begitu.

"Tapi kau kepala koki di restoran ini! Jadi seharusnya kau tahu?" Fairel hendak merengkuh pundak Lea, namun sepupunya itu malah sudah menghindar dengan cepat.

"Aku tidak tahu!"

"Dan aku mau pulang sekarang!" Jawab Lea galak sembari mengayunkan langkahnya dan meninggalkan Fairel.

"Lea!" Panggil Fairel kesal dan Lea hanya acuh. Gadis itu terus saja melenggang pergi, lalu keluar dari B&D Resto.

Ck! Dasar Lea menyebalkan!

Fairel akhirnya mengeluarkan ponselnya, setelah pria itu menyugar rambutnya beberapa kali. Fairel langsung menghubungi nomor Keano, sang sepupu yang ternyata main curang karena tak memberitahu Fairel kalau acara ulang tahun Aunty Sita dialohkan ke tempat lain. Memang benar-benar Keano menyebalkan! Pria itu sebelas dua belas juga dengan Lea! Pantas saja Keano dan Lea bisa jadi rekan kerja yang solid di B&D Resto!

"Halo, Bang!" Setelah menunggu hampir satu dekade, akhirnya telepon Fairel diangkat juga oleh Keano.

Tadi Keano pasti sedang sibuk merayu Rossie! Makanya sepupu Fairel itu tak kunjung mengangkat teleponnya.

"Kau dimana?" Tanya Fairel to the point.

"Di rumah."

"Di rumah siapa? Jawab yang lengkap dan jangan bertele-tele! Lagipula, kenapa kau juga tak memberitahuku kalau acara ulang tahun untuk Aunty Sita dialihkan ke tempat lain dan tak jadi di B&D Resto!"

"Aku kan jadi kecele! Sudah datang ke B&D Resto tapi tidak ada siapa-siapa!" Omel Fairel panjang lebar nyaris tanpa jeda. Fairel sedang kesal pada Keano!

"Aku pikir Bang Iel tak jadi datang." Terdengar kikikan dari Keano di ujung telepon. Dasar sepupu kurang ajar!

"Jadi kau di rumah siapa sekarang?" Fairel mengulangi pertanyaannya.

"Di rumah calon mertuaku, Bang!"

"Calon mertuaku!" Sergah Fairel cepat.

"Iya! Calon mertuaku!"

"Ck!" Fairel langsung berdecak, dan pria itu bergegas kembali ke mobilnya.

"Calon mertua Fairel Reandra Halley! Kau tidak usah mengaku-ngaku!" Cerocos Fairel dengan nada galak. Kembali terdengar kekehan dari Keano di ujung telepon.

Dasar sinting!

"Acaranya sudah mulai?" Tanya Fairel lagi setelah pria itu menutup pintu mobil dan memakai sabuk pengaman.

"Sudah selesai malahan, Bang!"

"Sialan! Jangan bercanda, Kean!" Bentak Fairel dengan nada bicara yang sudah naik tujuh oktaf.

"Aku tidak bercanda! Aku sudah mau pulang ini!"

"Bagus! Silahkan pulang, lalu aku akan ganti kesana untuk merayu Rossie-ku!"

"Aku yakin kalau kau tadi pasti tak berhasil merayu Rossie!" Fairel tertawa terbahak-bahak seolah sedang mengejek Keano.

"Kean!" Panggil Fairel lagi setelah pria itu berhenti tertawa.

"Iya, Bang!"

"Bang Iel jadi kesini?"

"Tentu saja jadi! Aku akan membawakan hadiah...." Fairel menjeda kalimatnya sejenak, lalu melongok ke jok di sampingnya mencari-cari hadiah untuk Aunty Sita.

Tidak ada!

Apa Fairel meletakkannya di jok belakang? Di bagasi? Tapi sepertinya mustahil karena Fairel tadi tidak membuka bagasi belakang.

Fairel yang tadi sudah meninggalkan B&D Resto, akhirnya berhenti sejenak di tepi jalan, lalu segera memeriksa jok bagian belakang untuk memastikan kalau hadiahnya tidak tertinggal di dalam B&D Resto.

"Kenapa tidak ada?" Gerutu Fairel setelah mencari-cari hadiah untuk Aunty Sita, namun tak menemukannya.

"Apanya yang tidak ada, Bang?" Suara Keano kembali terdengar. Fairel sampaj lupa kalau Keano rupanya masih tersambung di telepon.

"Hadiah untuk Aunty Sita!"

"Sial! Aku meninggalkannya di B&D Resto!" Umpat Fairel kesal sebelum akhirnya pria itu memutuskan untuk putar balik dan kembali ke B&D Resto.

"Bang Iel jadi ke rumah Rossie?"

"Tentu saja jadi! Aku akan tiba di sana sepuluh menit lagi setelah aku mengambil hadiah untuk Aunty Sita!"

"Bye!" Pungkas Fairel berapi-api sebelum kemudian pria itu mengakhiri teleponnya pada Keano. Fairel bergegas kembali ke B&D Resto untuk mengambil hadiah Aunty Sita.

Kenapa juga Fairel tadi bisa lupa dengan hadiah yang ia letakkan di atas meja!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

ada2 aja fairel ya. wkwkwk

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!