BUCIN

"Rossie belum sampai rumah, Aunty?" Tanya Fairel saat pria itu datang untuk mengantar buket raksasa untuk Rossie.

"Belum! Tadi bilangnya mampir dulu di kantor papanya," jelas Mama Sita yang hanya mampu membuat Fairel mendes*h kecewa. Gagal sudah rencana Fairel untuk pedekate pada Rossie!

"Ngomong-ngomong, ini buket besar sekali untuk siapa, Iel?" Tanya Mama Sita kemudian seraya menunjuk ke buket Fairel yang bagian atasnya sedikit koyak. Sepertinya buket raksasa memang bukan ide yang bagus untuk dibawa-bawa. Mungkin besok Fairel akan memberikan buket ukuran normal saja pada Rossie, tapi tentu saja yang lebih mewah dari milik Keano tadi.

"Untuk Rossie, Aunty! Iel boleh membawanya ke kamar Rossie?"

"Tadi Rossie yang meminta agar Iel mengantarkamnya ke rumah," jelas Fairel panjang lebar.

"Ya ampun, Rossie! Kenapa suka sekali merepotkan," gumam Mama Sita merasa tak enak hati.

"Iel sama sekali tak merasa direpotkan, Aunty!" Tukas Fairel cepat yang sedikit mendengar gumaman Mama Sita barusan.

"Maaf sekali, ya, Iel!" Ucap Mama Sita sekali lagi masih tak enak hati.

"Tidak masalah, Aunty! Iel akan mengantarnya ke kamar Rossie sekarang!" Izin Fairel sekali lagi.

"Iya, silahkan!" Mama Sita lalu mengantar Fairel menuju ke kamar Rossie. Tampak sekali kalau Fairel sedikit kepayahan saat membawa buket raksasa tersebut.

"Fiuuh!" Fairel akhirnya bisa bernafas lega, setelah pria itu meletakkan buket raksasa tadi di kamar Rossie.

"Sekali lagi terima kasih, Iel! Padahal ulang tahun Rossie juga masih beberapa bulan lagi. Tapi kau malah sudah memberikan hadiah sebesar ini," kekeh Mama Sita seraya menutup pintu kamar Rossie.

"Itu hadiah valentine, Aunty! Hari ini kan hari Valentine," ujar Fairel menjelaskan.

"Oh, begitu!"

"Aunty belum dapat bunga dan coklat dari Uncle Robert memang?" Tanya Fairel lagi kepo.

"Kalau itu tidak usah, Iel! Aunty sudah tua," tukas Mama Sita sedikit tersipu.

"Wah wah! Biasanya semakin tua malah semakin mesra, Aunty!"

"Itu Mom dan Dad di rumah, semakin tua juga malah semakin bucin akut," cerita Fairel yang sukses membuat Mama Sita kembali tergelak.

"Apa yang lucu, Ma? Kok tertawa?" Tanya Rossie yang rupanya sudah tiba di rumah, saat Fairel dan Mama Sita baru turun dari lantai dua.

"Aaaah, Rossie! Akhirnya kamu pulang juga," sambut Fairel lebay seraya menghampiri Rossie. Fairel tadinya mau memeluk Rossie, tapi kemunculan Papa Robert yang dadakan membuat Fairel mengurungkan niatnya.

Ya, ya, ya!

Kalau dipikir-pikir aneh juga kenapa Fairel harus takut pada Papa Robert sekarang. Padahal dulu waktu Fairel masih kecil, dirinya begitu akrab pada mantan sekretaris Dad Liam tersebut.

Tapi semenjak Papa Robert punya putri bernama Rossie yang secantik bidadari turun dari kahyangan, pria paruh baya itu memang mendadak nerubah garamg dan sedikit overprotektif pada sang putri.

"Sedang tidak ada pekerjaan, Iel? Kok sudah keluyuran kesini?" Tanya Papa Robert penuh selidik.

"Iel mengantar hadiah untuk Rossie, Rob " bukan Fairel, melainkan Mama Sita yang menjawab dan menjelaskan.

"Hadiah yang besar tadi, Bang Iel?" Tanya Rossie antusias.

"Iya! Sudah di kamarmu hadiahnya! Nanti coklatnya kamu habiskan, ya! Biar kamu semakin manis!" Jawab Fairel sembari tersenyum absurd. Tidak tahu juga maksud dari senyuman absurd Fairel itu apa.

"Nanti Rossie gendut, dong, Bang!" Kekeh Rossie sedikit tersipu.

"Terlalu banyak makan coklat juga tidak bagus," timpal Papa Robert mengingatkan sang putri.

"Lagipula, kenapa mendadak hari ini semua orang memberikanmu coklat? Tadi Keano, sekarang Fairel," decak Papa Robert tak mengerti.

"Ini hari Valentine, Uncle! Hari kasih sayang!" Ujar Fairel menjelaskan pada Papa Robert.

"Papa ini sok polos. Padahal papa juga tahu dan tadi sudah membelikan hadiah untuk Mama-"

"Rossie!!" Papa Robert langsung menggeram pada sang putri yang sepertinya keceplosan.

"Eh! Maaf, Rossie keceplosan, Pa!" Ringis Rossie sembari membungkam mulutnya sendiri.

"Wah wah! Ternyata Uncle Robert romantis dan bucin juga, ya!" Kekeh Fairel yang langsung membuat Papa Robert berdecak sekali lagi.

"Masih lebih bucin Dad-mu itu!" Tukas Papa Robert kemudian membawa-bawa Dad Liam yang memang bucin akut pada Mom Yumi.

"Jadi, Uncle membeli hadiah apa untuk Aunty? Iel jadi penasaran," tanya Fairel merasa kepo.

"Hadiah spesial yang pasti," jawab Papa Robert penuh percaya diri.

"Dan kau tak perlu tahu!" Tuding Papa Robert lagi yang hanya membuat Fairel terkekeh.

Disaat bersamaan, tiba-tiba terdengar dering ponsel Fairel yang begitu nyaring. Fairel yang hendak mengeluarkan ponselnya dari saku, malah tak sengaja menggeser tombol angkat.

"Sial!" Umpat Fairel bersamaan dengan suara keras yang mendadak terdengar. Sepertinya tombol loudspeaker juga tak sengaja tersentuh tadi oleh tangan Fairel.

"Iel!! Kau dimana?"

Papa Robert refleks menahan tawa karena ia sangat hafal suara siapa yang berteriak tersebut.

"Iya, Dad! Iel sedang ada urusan," jawab Fairel tergagap sambil secepat kilat mematikan tombol loudspeaker.

"Cepat kembali ke kantor dan jangan meninggalkan tanggung jawab seenak jidatmu!"

"Iya, Dad! Iya! Iel ke kantor sebentar lagi!",

"Bye!" Fairel langsung menutup telepon dari Dad Liam sebelum Dad kandung Fairel itu kembali menyalak.

Papa Robert langsung geleng-geleng kepala dengan kelakuan Fairel yang kini hanya meringis tanpa dosa.

"Sebaiknya kau cepat kembali ke kantor sebelum Dad-mu terkena hipertensi karena marah-marah, Iel!" Nasehat Papa Robert sedikit menyindir.

"Siap, Uncle! Ini Iel juga sudah mau ke kantor. Kan tadi kesini cuma mau mengantar hadiah untuk Rossie," tukas Fairel yang masih saja bisa beralasan.

"Terima kasih hadiahnya, Bang Iel! Tapi lain kali ngasih coklatnya satu saja, ya! Rossie nggak habis kalau banyak-banyak," ujar Rossie sambil sedikit berpesan pada Fairel yang kini sudah ganti tersenyum sok manis tapi malah absurd.

"Kan bisa dibagi ke maid dan security kalau tidak habis, Rossie," Fairel hebdak mencubit gemas pipi Rossie, tapi sekali lagi delikan Papa Robert membuat Fairel mengurungkan niatnya.

"Hehe!" Fairel ganti mengacak rambut Rossie dan deheman Papa Robert tetap terdengar.

"Iel pulang dulu, Aunty, Uncle!" Fairel akhirnya berpamitan pada mama Sita dan Papa Robert.

"Hati-hati mengemudi, Iel!" Pesan Mama Sita.

"Siap, Aunty!"

"Hadiah Uncle untuk Aunty jadinya apa-"

"Iel!" Papa Robert menggeram sekaligus mendelik pada Fairel yang langsung meringis.

"Dad-mu akan membakar Halley Development sebentar lagi jika kau tak bergegas!"

"Siap, Uncle! Iel pergi sekarang!"

"Bye, Rossie!" Fairel melambaikan tangan dengan lebay pada Rossie, sebelum pria itu keluar dari kediaman Hadinata dan langsung masuk ke mobilnya dengan langkah pecicilan. Tak berselang lama, mobil Fairel sudah melaju keluar dari gerbang kediaman Hadinata.

Dasar Fairel!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Neni marheningsih

Neni marheningsih

novel dad Liam sama Yumi judulnya apa ya thor

2023-08-03

0

Reni Kurniasih

Reni Kurniasih

akhirnya

2023-02-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!