ROSSIE KEMANA?

Fairel yang baru tiba di kediaman Hadinata, langsung bergegas turun dari mobil dengan penuh percaya diri, sembari membawa buket bunga mawar berwarna merah di tangannya. Fairel tentu saja masih ingat pada janjinya tempo hari pada Rossie untuk selalu membawakan gadis itu bunga mawar. Rose untuk Rossie!

Fairel sudah berdiri di depan pintu utama kediaman Hadinata, dan tangannya juga sudah siap menekan bel. Namun tiba-tiba pintu malah sudah dibuka dari dalam, sebelum Fairel menekan bel.

Wow!

Sepertinya Rossie memang sudah peka dan sudah tahu kalau Fairel akan datang membawakannya bunga. Makanya Rossie langsung sigap membukakan pintu, sebelum Fairel sempat menekan bel.

"Hai, Ros-" Faiel tak jadi menyapa Rossie, karena yang muncul di hadapannya memanglah bukan Rossie, melainkan gadis si tukang kue.

Hhhhh!

"Hai juga, Pak!" Sapa Beth membalas sapaan Fairel yang tak jadi tadi.

"Pak Pak! Aku bukan bapakmu!" Sungut Fairel seraya mendelik pada Beth yang malah tertawa tanpa dosa.

Sinting!

"Terima kasih sudah mengantar kuenya, Beth!" Ucap Mama Sita yang rupanya berada di belakang Beth.

"Sama-sama, Aunty! Beth pulang dulu!" Pamit Beth seraya mencium punggung tangan Mama Sita. Beth lalu keluar dan tangannya hendak mencomot bunga mawar yang dibawa oleh Fairel. Namun gagal karena kalah cepat dengan tangkisan Fairel.

"Apa?" Sungut Fairel galak.

"Bunganya bagus!" Puji Beth tanpa menghentikan langkahnya.

"Bukan untukmu!" Sahut Fairel seraya memeletkan lidahnya pada Beth.

Dasar gadis aneh!

"Iel!" Sapaan Mama Sita langsung membuat Fairel kembali bersikap normal.

Ah, si calon ibu mertua Fairel yang baik hati, tidak sombong dan sederhana!

"Selamat siang, Aunty!" Sapa Fairel seraya memasang senyuman lebar.

"Tumben datang kesini."

"Ayo masuk!" Ajak Mama Sita yang langsung mempersilahkan Fairel untuk masuk.

Ah, iya! Pasti Mama Sita juga sudah tahu tujuan Fairel datang. Dan sudah dipastikan kalau Rossie akan muncul tak lama lagi.

"Rossie masih istirahat, ya, Aunty?" Tanya Fairel selanjutnya yang langsung membuat Mama Sita mengernyit.

"Rossie belum pulang, Iel! Tadi katanya ada acara di luar bersama teman-temannya," ujar Mama Sita yang langsung membuat Fairel menganga dan tak jadi bahagia.

Rossie belum pulang!

Lalu gadis itu di mana?

"Yakin Rossie belum pulang, Aunty? Tidak coba diperiksa dulu kamarnya? Barangkali Rossie bersembunyi," cerocos Fairel yang langsung membuat Mama Sita tergelak.

"Rossie memang belum pulang, Iel!" Ucap Mama Sita akhirnya dengan wajah yakin, setelah wanita paruh baya tersebut berhenti tertawa.

"Itu bunganya untuk Rossie, ya?" Tebak Mama Sita selanjutnya pada bunga mawar yang dipegang terus oleh Fairel.

"Buat Aunty saja!" Ujar Fairel cepat, seraya mengangsurkan bunga tadi pada Mama Sita.

"Cantik sekali mawarnya," puji Mama Sita seraya tersenyum.

"Siapa yang datang, Sita?" Suara Papa Robert terdengar dari arah tangga, saat Mama Sita masih sibuk menghirup aroma bunga mawar yang diberikan oleh Fairel.

"Iel!" Gumam Papa Robert setelah tahu siapa tamu Mama Sita.

"Tidak ke kantor? Bolos?" Cecar Papa Robert menatap tajam pada Fairel.

"Sedang tidak ada pekerjaan, Uncle!" Jawab Fairel seraya meringis.

"Kau memberikan semua pekerjaan pada Ryan, hah? Makanya tak ada pekerjaan," tebak Papa Robert yang langsung membuat Fairel tertawa kecil.

"Tepat sekali!"

Papa Robert langsung geleng-geleng kepala dan menatap ke arah sang istri yang sedang merapikan buket bunga mawar di tangannya.

"Itu bunga dari siapa?" Tanya Papa Robert selanjutnya pada Mama Sita.

"Fairel!" Jawab mama Sita.

"Sengaja Iel bawakan untuk Aunty Sita, karena Iel tahu kalau Aunty Sita suka pada bunga mawar, Uncle!" Ujar Iel menimpali jawaban Mama Sita.

Papa Robert lalu bersedekap dan mengambil bunga tadi dari tangan Mama Sita.

"Sudah jangan dicium-cium!"

"Kenapa, sih, Rob?" Mama Sita langsung menatap tak mengerti pada sang suami yang sudah memanggil salah satu maid.

"Bawa pergi bunga itu dan-"

"Taruh di kanar, ya!" Tukas Mama Sita motong kalimat Papa Robert.

"Tidak! Jangan ditaruh dikamar!" Sergah Papa Robert cepat.

"Alu alergi bunga!" Papa Robert berbisik-bisik pada Mama Sita.

"Sejak kapan?"

"Sejak kau mendapatkan bunga dari Iel!" Papa Robert masih berbisik.

"Aku juga bisa jika hanya membelikan bunga seperti tadi!" Sambung Papa Robert lagi dengan suara yang lebih keras seolah sedang memberitahu Fairel.

"Jangan konyol, Rob! Masa iya kau cemburu pada Iel?" Mama Sita menatap tak mengerti pada sang suami yang langsung lantang menjawab,

"Iya!"

"Uncle cemburu pada Iel?" Sergah Fairel menyela sekaligus bertanya.

"Kau membawakan istriku bunga mawar warna merah! Tentu saja aku cemburu." Uncle Robert menuding ke arah Fairel yang malah langsung tergelak.

"Robert!" Aunty Sita berdecak dan sepertinya sudah tak habis pikir.

"Kau sebenarnya sedang mendekati Rossie atau ingin merebut istriku?" Cecar Papa Robert kemudian pada Fairel.

"Mendekati Rossie sambil mengambil hati Aunty Sita juga, Uncle!"

"Iel juga akan mendekati dan merayu Uncle kalau perlu, agar Uncle dan Aunty secepatnya mengangkat Iel menjadi menantu!" Jawab Fairel blak-blakan dan penuh percaya diri.

"Jujur sekali!" Cibir Papa Robert yang langsung membuat Fairel tertawa kecil.

"Nanti Iel bawakan hadiah juga untuk Uncle, ya!"

"Uncle Rob mau apa?" Tanya Fairel penuh semangat.

"Mau kau pergi dari rumah ini sekarang!" Jawab Papa Robert tegas.

"Ini masih jam kantor!" Papa Robert ganti menunjukkan arlojinya pada Fairel.

"Dan Dad-mu akan mengomel kalau mengetahui kau kelayapan saat jam kerja! Kau mau Dad-mu terkena hipertensi karena terlalu banyak mengomel?" Cecar Papa Robert kemudian yang langsung membuat Fairel menggeleng.

Tak berselang lama, ponsel Fairel juga berdering.

"Lihat! Itu pasti Dad-mu yang menelepon!" Papa Robert menunjuk ke qrah ponsel yang baru dikeluarkan Fairel dari saku kemejanya.

"Dari Ryan, Uncle!" Lapor Fairel sembari menunjukkan layar ponselnya pada Papa Robert yang sudah ganti bersedekap. Fairel lalu mengangkat telepon Ryan, setelah terlebih dahulu minta izin pada Papa Robert dan Mama Sita.

"Halo!"

"Kau dimana? Tadi katanya hanya pergi sebentar?"

"Iya, ini baru sebentar!" Sergah Fairel cepat.

"Apanya sebentar! Sudah hampir dua jam!"

"Dad sudah kembali memang?" Tanya Fairel memastikan. Tadi Dad Liam memang sedang tidak di kantor, makanya Fairel bisa kelayapan dengan alibi menjemput Rossie.

"Belum! Tapi ada meeting penting tiga puluh menit lagi!"

"Cepat kembali atau aku akan lapor-"

"Aku ke kantor sekarang!" Sergah Fairel yang langsung menyalak pada Ryan. Fairel juga langsung menutup telepon tanpa berbasa-basi pada sepupunya tersebut.

"Menyebalkan!" Gerutu Fairel kemudian.

Fairel akhirnya berpamitan pada Mama Sita dan Papa Robert sekaligus meninggalkan kediaman Hadinata. Sepertinya Fairel sedang sial hari ini karena dirinya yang sama sekali tak bisa bertemu Rossie, padahal sudah ke kampus dan ke rumahnya juga.

Hhhh!

Apa Fairel perlu memasang CCTV di setiap sudut kota, agar ia bisa tahu Rossie sedang dimana dan sedang apa?

****

"Kau sudah dapat undangan pertunangan Lea?" Tanya Keano saat Rossie sudah masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk pulang. Hari juga sudah beranjak sore dan sepertinya Keano dan Rossie tadi keasyikan mengobrol.

"Undangan?" Rossie berpikir sejenak, lalu menggeleng.

"Tapi Papa dan Mama sepertinya dapat, Bang!" Ujar Rossie kemudian.

"Kau akan datang bersama Papa dan Mama berarti?" Tanya Keano lagi memastikan.

"Entahlah, Rossie masih belum tahu..." Rossie menatap lekat wajah Keano.

"Abang mau mengajak Rossie juga?" Tanya Rossie tiba-tiba, sebelum kemudian gadis itu membungkam bibirnya sendiri.

"Aku tidak memaksa sebenarnya, karena mungkin nanti Bang Iel juga akan mengajakmu datang ke acara."

"Tapi kalau saranku, sih! Lebih baik kau datang bersama kedua orang tuamu saja kalau memang kau ingin datang," ujar Keano lagi memberikan saran bijak untuk Rossie.

"Abang cemburu kalau Rossie datang bersama Bang Iel?" Tanya Rossie kemudian yang langsung membuat Lea tertawa renyah dan tak langsung menjawab. Pria itu lalu mendekatkan wajahnya ke arah Rossie sebelum menjawab,

"Iya!"

"Aku kan pacarmu," bisik Keano yang sontak langsung membuat Rossie sedikit salah tingkah.

"Yang itu..."

"Hanya bercanda!" Keano mengusap puncak kepala Rossie sebelum kemudian pria itu tertawa kecil. Rossie menatap sejenak pada Keano dan masih sedikit salah tingkah.

"Sudah sore, sebaiknya kau cepat pulang agar Aunty Sita tidak khawatir," ujar Keano lagi yang langsung membiat Rossie mengangguk.

"Iya, Bang! Rossie pulang dulu," pamit Rossie bersamaan dengan Keano yang sudah menutup pintu mobil Rossie. Rossie lalu melambaikan tangan pada Keano, bersamaan dengan mobilnya yang sudah melaju meninggalkan B&D Resto.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KEANO SANTAI DN GK GRASAK GRUSUK KYAK IEL.. TPI KEANO JG HRS GERCEP, JGN PASIVE, JGN TRLALU NGGK NGGK, HRS JUJUR.

2023-05-25

0

Bagja

Bagja

lbh seneng rossie sama keanu, lbh dewasa bahkan bijak

2023-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!