TIDAK JADI

"Bang Kean!" Panggil Rossie yang baru turun dari mobil, saat Keano hebdak pergi dengan motornya.

"Rossie!"

"Ditraktir teman lagi?" Tanya Keano sembari mematikan mesin motor, lalu turun dari kendaraan roda duanya tersebut.

"Enggak!" Jawab Rossie sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ngomong-ngomong, Bang Kean mau pergi, ya?" Tanya Rossie sedikit berbasa-basi.

"Iya. Tadi kebetulan Mami telepon dan memberitahu kalau Papi sudah mau pergi ke dokter untuk berobat-"

"Uncle Abi sakit?" Sergah Rossie terlohat khawatir.

"Semalam demam dan mengeluh sakit di beberapa bagian tubuhnya, tapi ya begitulah!" Keano mengendikkan kedua bahunya.

"Maksudnya?"

"Iya maksudnya, semalam itu Mami berinisiatif membawa Papi ke UGD biar ditangani. Tapi Papi menolak dan maunya minum obat saja. Kata papi setelah minum obat pasti sembuh," ujar Keano menjelaskan.

"Tapi nyatanya belum sembuh?" Tebak Rossie sok tahu.

"Demamnya sudah turun pagi tadi. Dan aku juga sudah menawarkan untuk mengantar ke rumah sakit. Tapi Papi masih tidak mau," jelas Keano lagi.

"Trus kata mami, siang ini tadi demam lagi dan badannya sakit-sakit lagi, makanya Mami membujuk Papi agar mau ke rumah sakit."

"Jam segini baru bisa dibujuk," kekeh Keano seraya menunjukkan arlojinya yang hampir menunjukkan pukul tiga sore.

"Uncle Abi trauma sama rumah sakit atau bagaimana, sih?" Tanya Rossie ikut terkekeh.

"Hanya takut disuntik kalau kata Mami," jawab Keano yang kembali terkekeh.

"Ya ampun! Kayak anak kecil," timpal Rossie seraya menahan tawa.

"Jadi, tadi kamu mau ngomong sesuatu?" Tanya Keano mengingatkan tujuan Rossie datang menemuinya.

"Eng.....gak!" Jawab Rossie sembari menggeleng dan sedikit ragu.

"Iya, enggak!" Ulang Rossie lagi kali ini dengan nada yakin.

"Rossie cuma mau take away makanan untuk Mama," ujar Rossie menyampaikan tujuannya.

"Oh!"

"Padahal bisa pesan via online," tukas Keano seraya terkekeh.

"Iya, sih! Tapi kebetulan tadi pas lewat. Jadi pilih mampir saja. Pak supir juga tudak keberatan," ujar Rossie menjelaskan pada Keano yang tetap terkekeh.

"Abang Kean katanya mau pulang dan mengantar Uncle Abi ke rumah sakit," ujar Rossie kemudian mengingatkan Keano.

"Iya, kau benar!" Keano segera memakai kembali helm-nya dan naik ke atas motor.

"Salam untuk Uncle Abi, ya, Bang! Semoga lekas sembuh dan pulih," ucap Rossie saat Keano menyalakan mesin motor.

"Ya!"

"Nanti aku sampaikan," jawab Keano sembari mengulas senyum. Keano masih menatap pada Rossie yang berulang kali memainkan tali tas selempangnya, saat percakapan Rossie dan kawannya tadi mendadak berkelebat di benak Keano.

"Bisma ganteng, ya?"

"Iya!"

"Nanti kita lanjut ke GOR Futsal, nonton Bisma."

Keano mematikan lagi mesin motornya, dan memanggil Rossie yang sudah berbalik dan hendak masuk ke B&D Resto.

"Rossie!"

"Iya, Bang!" Rossie menghentikan langkahnya dengan cepat, dan menoleh dengan cepat juga.

"Kau sudah...." Keano menjeda kalimatnya sejenak dan merasa bingung apa dirinya harus bertanya pada Rossie mengenai Bisma Bisma tadi.

Maksud Keano, kalau memang Rossie sudah punya pacar, Keano akan berhenti mengejar gadis itu lalu Keano juga akan memberitahu Fairel agar berhenti juga mengejar Rossie. Toh Rossie sudah punya pacar juga. Jadi kenapa Keano dan Fairel harus menjadi orang gila yang terus-terusan mengejar Rossie yang ternyata sudah memilih pria lain?

"Tidak ada yang mustahil, selama janur kuning belum melengkung!"

Kalimat Mami Anne ganti berkelebat di benak Keano.

"Bang! Tadi tanya apa?" Pertanyaan Rossie langsung membuyarkan lamunan Keano.

"Eh, iya!"

"Kamu sudah makan tadi?" Keano akhirnya mengganti pertanyaannya pada Rossie.

"Makan siang? Sudah, Bang! Kan tadi bareng teman-teman," jawab Rossie yang langsung membuat Keano salah tingkah.

"Iya, juga, ya!" Keano menggaruk kepalanya yang tak gatal. Tapi Keano lupa kalau dirinya masih mengenakan helm. Jadilah Keano sekarang malah menggaruk helmnya yang plontos.

"Bang Kean sendiri sudah makan?" Rossie balik menanyai Keano yang masih salah tingkah.

"Sudah!" Jawab Keano cepat.

"Yang belum, makan sama kamu," sambung Keano lagi namun hanya bergumam.

"Apa, Bang?" Tanya Rossie yang tak terlalu jelas mendengar gumaman Keano.

"Tidak apa-apa!" Jawab Keano cepat. Keano lalu menyalakan motornya kembali.

"Aku pulang dulu, ya!" Pamit Keano kemudian.

"Iya, Bang! Hati-hati!" Pesan Rossie sembari mengulas senyum.

Motor Keano sudah melaju meninggalkan B&D Resto, dan Rossie terus menatap pada motor Keano yang akhirnya berbaur bersama kendaraan lain di jalanan yang padat.

"Ugh! Payah!" Gerutu Rossie merutuki dirinya sendiri. Rossie lalu hendak masuk ke B&D Resto, saat mendadak ponselnya berdering.

"Halo, Ma!" Sambut Rossie cepat karena yang menelepon adalah Mama Sita.

"Ros, kamu sudah pulang kuliah?"

"I-iya, Ma! Sudah!"

"Ini Rossie baru keluar dari kampus," jawab Rossie cepat seraya berbalik, lalu masuk ke dalam mobil.

"Ya sudah! Langsung pulang dan jangan kelayapan, ya!"

"Iya, Ma!" Pungkas Rossie sebelum kemudian gadis itu neninta sang supir untuk mengantarnya pulang saja. Rossie tak jadi take away makanan dari B&D Resto karena tadi tujuan Rossie datang kemari memang untuk bicara pada Keano. Namun Rossie malah mendadak hilang keberanian dan merasa canggung.

Ck! Payah memang!

****

Rossie baru turun dari mobil, saat seorang security menghampirinya, dan memberikan satu buket bunga mawar pada Rossie.

"Tadi ada kurir yang mengantarnya, Nona!"

"Baru saja, sebelum Nona Rossie tiba," lapor Security yang langsung membuat Rossie mengangguk.

"Terima kasih, Pak!" Ucap Rossie sembari mengendus aroma harum dari bunga mawar tersebut. Ada sebuah surat yang tersemat di dalam buket.

"Lihat kebunku penuh dengan bunga, lihat dirimu aku berbunga-bunga." -FH-

Rossie langsung mengul*m senyum sembari geleng-geleng kepala setelah membaca gombalan receh dari seseorang berinisial FH.

Fairel Halley!

Siapa lagi, memang?

"Apa aku pindah haluan dan minta Abang Iel saja yang pura-pura jadi pacarku, ya?" Gumam Rossie masih sambil menimang-nimang buket di tangannya.

"Tapi tadi sudah terlanjur bilang ke Karen dan Bisma kalau pacarku itu Keano. Masa iya sudah berubah kurang dari dua puluh empat jam."

"Ketahuan kalau aku bohong!" Rossie bermonolog sendiri sembari mendaratkan bokongnya di kursi teras. Gadis itu lalu mencium aroma harum dari bunga mawar di tangannya.

"Rossie! Sudah pulang? Kok duduk disini?" Cecar Mama Sita yang sudah menghampiri Rossie.

"Capek, Ma!" Jawab Rossie beralasan.

"Itu..." Mama Sita mengendikkan dagunya ke arah bunga di tangan Rossie.

"Bunga mawar. Mama mau?" Rossie menyodorkan bunga mawar pemberian Fairel pada Mama Sita, setelah gadis itu mengambil kartu berisi puisi gombalan Fairel tadi. Rossie mer*mas kartu tadi, lalu melemparkannya ke tempat sampah yang ada di teras.

"Ini kamu beli? Atau seseorang yang memberikan? Tadi seperti ada kartunya," cecar Mama Sita bertanya-tanya.

"Dikasih oleh seseorang."

"Tapi buat Mama saja," jawab Rossie cepat sembari bangkit dari duduknya.

"Fairel atau Keano?" Tanya Mama Sita lagi yang langsung membuat Rossie yang hendak masuk ke rumah, jadi mengurungkan niatnya. Gadis itu lalu menoleh ke arah sang mama.

"Rossie mau fokus kerjain skripsi dulu, Ma!" Jawab Rossie tegas, sebelum lanjut mengayunkan langkahnya ke dalam rumah.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

makin menarik nih bund

2023-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!