AJAKAN

"Halo!" Sambut Rossie setelah mengangkat telepon, tanpa sempat melihat nama kontak yang tertera di layar ponsel.

"Rossie!"

"Bagaimana kabarmu hari ini?"

Rossie sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga, lalu melihat ke layar yang kini bertuliskan Abang Fairel.

Oh, ya ampun!

Biasanya Rossie akan berpikir seribu kali untuk mengangkat telepon dari Fairel. Atau Keano!

Tapi Keano sangat jarang menelepon Rossie kecuali ada hal penting!

Tak seperti Fairel!

"Iya, Bang. Bagaimana?" Ucap Rossie akhirnya membalas sapaan Fairel tadi.

"Bagaimana kabarmu di malam yang indah ini?"

"Baik, Bang!" Rossie sedikit meringis dan garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Aku juga baik!"

"Kau sedang apa?"

"Sedang...." Rossie berpikir beberapa saat.

"Sedang belajar, Bang!" Jawab Rossie kemudian. Padahal sebenarnya Rossie baru selesai melakukan ritual mandi. Tapi sebaiknya memang Rossie tak perlu mengatakan yang itu atau nanti pembahasan Fairel malah akan kemana-mana.

"Oh, belajar!"

"Belajar soal bisnis dan ekonomi, ya! Kau bisa terjun langsung di Halley Development kalau kau mau, Ros! Dan aku sangat siap membantumu jika mengalami kesulitan."

"Skripsimu tentang apa? Mau aku bantu juga?"

"Nggak usah, Bang!" Tolak Rossie cepat seraya meringis.

"Benar tidak usah? Sudah ketemu judulnya? Aku bantu agar cepat selesai lalu kita bisa cepat nikah!"

"Uhuk uhuuk!" Rossie mendadak tersedak ludahnya sendiri saat Fairel mengatakan tentang menikah.

Rossie dan Fairel menikah?

Sepertinya tidak ada di daftar list hidup Rossie ke depannya!

"Loh! Kamu batuk, Ros?"

"Enggak, Bang!" Jawab Rossie cepat masih sambil batuk-batuk kecil.

Ya ampun!

Inilah alasan Rossie jarang mau mengangkat telepon dari Fairel. Pembahasannya pasti ngawur begini!

Pesan dari salah satu cucu di keluarga Halley itu saja juga jarang Rossie baca dan balas.

"Yakin enggak? Aku bawakan obat batuk sekarang, ya? Atau madu dan jeruk nipis? Kamu kalau batuk cocoknya minum apa?"

"Tidak usah, Bang! Rossie tidak batuk dan tadi hanya sedikit tersedak," jawab Rossie jujur.

"Oh, tersedak! Makanya lain kali hati-hati saat minum dan tak usah terlampau dalam saat memikirkanku!"

Ya ampun!

Rossie ingin melempar ponselnya keluar dari jendela sekarang.

Lama-lama rayuan Abang Fairel malah mirip rayuan Bisma resek!

Hhhh!

Hanya Keano yang masih normal sejauh ini dan sikapnya juga tak terlalu lebay.

Apalagi lesung pipi Keano yang selalu membuat Rossie terngiang-ngiang.

"Sweet sekali!" Gumam Rossie tanpa sadar memuji lesung pipi Keano.

"Apa, Rossie? Aku sweet? Terima kasih!"

Oh, astaga!

Sepertinya Rossie bergumam terlalu keras dan ada yang kegeeran sekarang.

"Jadi, Abang Iel tadi mau ngomong apa?" Tanya Rossie akhirnya mengembalikan topik pembicaraan sebelum melebar kemana-mana.

"Kau ada acara besok?"

"Besok?"

"Iya, besok siang menjelang sore lah."

"Besok kan weekend juga. Mustahil kau kuliah."

"Iya besok Rossie memang tak ada kuliah, Bang!"jawab Rossie jujur.

"Bagus! Besok kita ke acara pertunangan Lea, ya! Jadi dua sejoli!"

"Hah?" Rossie langsung mengerjap-ngerjap dengan ajakan to the point Fairel.

"Iya! Kenapa malah hah?"

"Mmm, Rossie pikir-pikir dulu, Bang!" Tukas Rossie beralasan. Walaupun sebenarnya Rossie tudak mau jika haris pergi bersama Fairel. Kalau bersama Keano masih mending.

"Kenapa harus dipikir-pikir? Apa Keano juga sudah menelepon dan mengajakmu juga?"

"Abang Kean belum menghubungi Rossie sama sekali malahan," jawab Rossie sembari meringis.

Bagaimana mau menghubungi, kalau beberapa jam yang lalu mereka sudah bertemu dan ngobrol banyak.

"Yasudah! Kamu pergi bareng aku saja berarti!"

"Besok Rossie kabari lagi, ya, Bang! Rossie sudah ada janji dengan teman Rossie soalnya," ujar Rossie akhirnya beralasan.

"Begitu, ya? Teman kamu namanya siapa dan nomor ponselnya berapa?"

"Mau apa, Bang?" Rossie mengernyit curiga.

"Mau menerornya agar tak jadi mengajakmu pergi!"

"Hah?" Rossie ternganga sekali lagi.

"Bercanda!" Terdengar kekehan Fairel dari ujung telepon. Rossie hanya bisa menghela nafas.

"Jadi, jawabanmu tentang ajakanku tadi masih besok?"

"Iya, Bang! Besok Rossie kabari lagi," janji Rossie akhirnya pada Fairel.

"Oke! Aku tunggu besok, Rossie!"

"Jangan begadang, ya! Bye!"

"Bye, Bang Iel!" Balas Rossie sebelum telepon terputus. Rossie menghela nafas, lalu menggosok-gosok rambutnya yang kini basah dengan handuk.

Besok Rossie akan beralasan apa kira-kira?

Entahlah!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!