TIBA-TIBA DATANG

Rossie mengerjapkan mata, saat telinganya samar-samar mendengar dering ponsel miliknya. Rossie memeriksa jam di atas nakas terlebih dahulu, sebelum meraih ponselnya. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Siapa juga yang menelepon pagi-pagi begini?

"Halo!" Jawab Rossie dengan nada malas, tanpa melihat nama penelepon di layar ponsel.

"Rossie, kau sudah bangun?"

"Bang Angga?" Tanya Rossie memastikan. Rossie kemudian melihat sejenak ke layar ponselnya, dan benar saja. Itu adalah Abang Angga.

"Kau sudah bangun."

"Sudah, Bang! Ada apa?" Tanya Rossie lagi sembari mengucek kedua matanya yang masih terasa lengket.

"Kau ada kuliah hari ini?"

"Mmmmm." Rossie berpikir sejenak.

"Hanya sampai jam dua," jawab Rossie akhirnya setelah mengingat-ingat jadwal kuliahnya hari ini.

"Kau ingat hari ini hari apa, kan?"

"Hari Rabu," jawab Rossie cepat. Memangnya Abang Angga pikir Rossie lupa hari?

"Tanggal?"

"Tanggal?" Rossie balik bertanya sembari mengingat-ingat. Gadis itu lalu menyambar kalender duduk di atas nakas dan sontak berteriak.

"Astaga! Rossie lupa, Bang!"

"Ck! Tadi malam kau tidak memberi kejutan pada Mama berarti?"

"Abang memberi kejutan memang? Kenapa nggak bangunin Rossie?" Cecar Rossie menginterogasi sang abang.

"Aku kan masih di luar kota, Ros! Sore ini baru pulang. Harusnya kau yang mewakili."

"Ck!" Rossie langsung berdecak sembari mencibir.

"Sama saja berarti, Bang!" Dengkus Ros kemudian.

"Tapi aku kan ingat hari ini ulang tahun Mama. Dan aku juga sudah menyiapkan kejutan untuk Mama di B&D Resto."

"Benarkah? Kejutan apa?" Tanya Rossie penasaran.

"Entahlah! Aku menyerahkannya pada Keano karena aku sibuk. Nanti coba kau ke B&D Resto untuk mengecek persiapannya."

"Baiklah!" Jawab Rossie sedikit malas.

"Ngomong-ngomong, Papa juga sudah menyiapkan acara-"

"Papa bikinnya acara hari Sabtu. Tapi nggak tahu juga kalau semalam Papa sudah memberikan kejutan untuk mama."

"Hhhhh! Kenapa nggak ada yang bangunin Rossie, sih!" Gerutu Rossie lagi merasa kesal. Langsung terdengar kekehan Angga dari seberang telepon.

"Makanya lain kali pasang alarm!"

"Lupa," cicit Rossie sembari meringis.

"Kirain kasih tanda di kalender saja cukup. Ternyata jarang lihat kalender," kekeh Rossie lagi beralasan.

"Banyak alasan!"

"Lalu kapan abang pulang? Nggak kangen sama Rossie?" Tanya Rossie kemudian.

"Enggak! Aku kangennya sama Reina!"

"Ck! Bucin!" Cibir Rossie sedikit cemburu.

Cemburu karena Abang Angga yang selalu bucin pada Reina. Kadang saat sedang bersama Rossie juga yang dibahas Reina terus.

Hhh!

Apa orang jatuh cinta selalu begitu?

Rossie jadi ingin tahu rasanya jatuh cinta!

"Ros!"

"Iya, Bang! Bagaimana?" Jawab Rossie setelah teguran Angga membuyarkan lamunannya.

"Jangan lupa pesan Abang tadi, ya! Nanti pulang kuliah mampir ke B&D Resto!"

"Iya, Bang!" Jawab Rossie cepat.

"Baiklah! Abang mau berangkat kerja dulu-"

"Masih jam enam, Bang!" Sergah Rossie terheran-heran.

Meskipun Abang Angga workaholic, tapi masa iya jam enam pagi sudah mau berangkat kerja!

"Disini sudah jam tujuh! Dan aku harus menyelesaikan semua kepentinganku agar nanti bisa pulang cepat merayakan ulang tahun Mama!"

"Oh!" Rossie membulatkan bibirnya dan mencoba memahami saja. Toh bukan Rossie yang harus berangkat kerja pagi-pagi buta!

"Abang tutup dulu teleponnya. Bye!"

"Bye, Bang Angga!" Pungkas Rossie bersamaan dengan telepon yang sudah terputus. Rossie mengendikkan bahu, lalu kembali berbaring dan menarik selimut. Tidur lagi satu jam masih bisa sepertinya."

Namun saat Rossie baru memejamkan matanya, ponsel gadis itu berdering, menandakan ada pesan masuk.

[Kelas pertama jam tujuh, Rossie! Jangan telat!]

"What?" Pekik Rossie yang buru-buru menyibak selimutnya, lalu berlari ke kamar mandi.

Kenapa semua orang suka memulai aktifitas pagi-pagi, sih?

****

"Tapi kau baru saja pulang! Kenapa sudah mau pergi lagi!"

Keano yang baru keluar dari ruangannya di B&D Resto, saat samar-samar pria itu mendengar suara Lea yang sedang merengek. Segera Keano mengarahkan pandangannya ke meja dimana Lea sedang duduk bersama seorang pria bermasker.

"Lea!" Panggil Keano sedikit memberikan kode pada sepupunya tersebut. Keano memang ada perlu dengan Lea yang merupakan kepala koki di B&D Resto.

"Sebentar!" Jawab Lea balik memberikan kode pada Keano. Sedangkan pria yang duduk bersama Lea, hanya melirik sekilas pada Keano dan sepertinya tak ada niat untuk menyapa Keano.

Ck! Sombong sekali pacar Lea itu!

Keano akhirnya memilih untuk duduk di sebuah meja yang kosong, lalu pria itu mengeluarkan ponselnya. Balasan pesan dari Reina rupanya sudah masuk ke ponsel Keano.

[Hari ini kelas Rossie selesai jam dua tadi. Maaf baru balas, tadi aku sibuk] -Reina-

Keano langsung melirik arlojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore.

Terlambat sudah!

Keano akhirnya hanya berdecak, bersamaan dengan Lea yang sudah menghampirinya. Sedangkan pacar Lea tadi sudah tak terlihat batang hidungnya.

Eh, tapi sejak tadi pria itu memang mengenakan masker. Jadi batang hidungnya juga sudah tak terlihat!

"Ada apa?" Tanya Lea to the point pada Keano.

"Hidangan untuk acara sore ini sudah siap?" Tanya Keano memastikan.

"Yang untuk acara ulang tahun, sudah semua!" Jawab Lea cepat.

"Hanya tinggal menunggu kue ulang tahunnya, karena katamu Angga sudah memesannya di tempat terpisah," imbuh Lea lagi.

"Iya, untuk kuenya nanti akan diantar jam empat," tukas Keano bersamaan dengan sapaan seseorang yang sudah menghampiri Keano dan Lea.

"Abang Kean!"

Keano dan Lea kompak menoleh pada seorang gadis yang mengenakan kaus longgar warna lilac dan sebuah cekana jeans, serta tas yang menyilang di depan dada.

"Rossie!" Gumam Keano merasa kaget karena Rossie yang tiba-tiba sudah muncul di B&D Resto

Angin apa gerangan yang membawa Rossie kemari?

Apa ini yang dimaksud dengan suratan jodoh yang kemarin dikatakan oleh Oma Belle?

"Pweeet! Ada angin apa Rossie tiba-tiba datang kemari dan menemuimu? Kau sengaja menyuruhnya?" Lea berbisik-bisik pada Keano sembaro memicing curiga.

"Tidak!" Sanggah Keano cepat.

"Abang Kean masih sibuk, ya?" Tanya Rossie kemudian karena melohat Keano yang sibuk berbisik-bisik bersama Lea.

"Tidak, Rossie! Aku tidak sibuk!" Jawab Keano cepat sedikit salah tingkah.

"Aku akan melapor pada-"

"Lea!" Sela Keano sembari mendelik pada Lea.

"Kalian harus bersaing secara sehat, Bung! Jangan main curang!" Lea menuding sekaligus memperingatkan Keano.

"Tapi aku tidak curang dan aku tidak menyuruh Rossie datang kemari!" Keano mulai hilang kontrol hingga nada suara pria itu terdengar lumayan keras dan Rossie jadi sangat bisa mendengarnya.

"Emmmm, sebenarnya Rossie kesini karena disuruh oleh Abang Angga. Apa ada masalah?" Tanya Rossie bingung sembari menatap bergantian pada Keano dan Lea.

"Kau dengar sendiri, kan?" Desis Jeano sedikit geregetan pada Lea yang hanya mengendikkan bahu.

"Abang Angga menyuruh Rossie mengecek persiapan untuk acara kejutan ulang tahun mama," tukas Rossie lagi menyampaikan maksud kedatangannya ke B&D Resto.

"Oh, jadi itu ulang tahun Aunty Sita!" Celetuk Lea tiba-tiba seraya menahan tawa.

"Iya, Kak-" Rossie berusaha mengingat-ingat nama Lea.

"Lea!" Ucap Lea sembari menunjukkan bordiran namanya di seragam koki yang ia kenakan.

"Iya, Kak Lea! Maaf, Rossie lupa," ringis Rossie kemudian.

"Baiklah, sebaiknya aku ke dapur dan mengecek persiapan hidangan untuk acara nanti," ujar Lea kemudian seraya bangkit berdiri. Sepupu Keano itu lalu segera menyuruh Rossie untuk ganti duduk di kursi yang tadi ia duduki.

"Jangan lupa untuk mengecek stok bahan di gudang, Lea!" Pesan Keano pada Lea yang sudah berjalan ke arah dapur.

"Siap, Pak Keano!" Jawab Lea sedikit lebay, sebelum kemudian gadis itu menghilang ke dalam dapur restoran.

"Kak Lea bisa jadi koki begitu dulu sekolah koki, ya, Bang?" Tanya Rossie yang sepertinya merasa kagum dengan pekerjaan Lea.

"Ya! Lea dulu sekolah koki di Aussie."

"Kau mau sekolah koki juga agar bisa jadi koki?" Tanya Keano sedikit menggoda Rossie yang langsung menggeleng.

"Rossie tidak suka memasak, Bang!" Jawab Rossie jujur.

"Oh."

"Tidak masalah! Nanti setelah kita menikah biar aku yang memasak," gumam Keano yang langsung membuat Rossie membulatkan kedua matanya.

"Apa, Bang? Menikah?"

Keano sontak terkekeh dan Rossie masih berekspresi bingung.

"Siapa yang mau menikah?" Tanya Rossie lagi.

"Nanti, Rossie! Kalau kita berjodoh!" Jawab Keano sok diplomatis.

"Oh!" Rossie langsung membulatkan bibirnya dan sepertinya tak terlalu memikirkan tentang bualan Keano barusan.

"Jadi ngomong-ngomong, kau tadi kesini karena-"

"Di suruh Abang Angga!" Jawab Rossie cepat sebelum kalimat Keano selesai.

"Angga kemana memang?" Tanya Keano yang sebenarnya juga sudah tahu kalau Angga ada di luar kota. Angga sudah menelepon Keano tadi.

Tapi Keano tetap bertanya pada Rossie, karena ia suka berbasa-basi pada gadis di depannya ini.

"Abang Angga di luar kota dan mungkin baru akan pulang sore nanti saat avmcara dimulai."

"Memangnya Abang Angga belum memberitahu Bang Kean?"

Keano langsung menggeleng penuh dusta.

"Belum!"

"Mungkin Abang Angga sibuk," gumam Rossie menerka-nerka.

"Tapi tak apa! Toh kau sudah mewakili Angga untuk mengecek persiapan," tukas Keano kemudian seraya bangkit dari duduknya.

"Ayo aku tunjukkan dekorasinya," ajak Keano kemudian seraya membimbing Rossie agar bangkit berdiri. Rossie lalu mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan mencari-cari dekorasi yang dimaksud oleh Keano. Tapi tidak ada!

"Acaranya nanti dimana?" Tanya Rossie akhirnya karena tak menemukan dekorasi apapun.

"Disini, Rossie!"

"Hanya saja, dekorasinya memang masih kami tutup karena masih banyak pengunjung tadi. Tapi nanti tepat jam loma resto sudah tutup dan tak akan lagi pengunjung dari luar."

"Area akan disterilkan untuk acara kejutan ulang tahun Aunty Sita!" Jelas Keano panjang lebar yang langsung membuat Rossie mengangguk. Keano lalu menyibak sedikit kain hitam yang menutupi dekorasi dan menunjukkannya pada Rossie.

"Wow!" Decak Rossie kagum.

"Bagaimana menurutmu? Ada yang kurang?" tanya Keano meminta pendapat Rossie.

"Sudah sempurna," puji Rossie seraya mengangguk. Rossie lalu memngambil beberapa foto dekorasi untuk ia laporkan pada Angga.

"Kuenya nanti diantar jam empat," ujar Keano lagi menunjuk ke tempat kue yang masih kosong.

"Kue dari toko Beth, kan?" Tanya Rossie memastikan.

"A....ku lupa." Keano meringis.

"Angga yang memesannya-"

"Iya, kue dari toko Beth!" Tukas Rossie cepat. Sepertinya toko kue Beth itu adalah langganan keluarga Hadinata.

"Semuanya sudah beres." Rossie memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Rossie akan langsung pa-" Kalimat Rossie belum selesai, saat terdengar gerutuan dari seseorang di pintu masuk restoran.

"Kau lagi! Kenapa aku selalu bertemu dengan kau yang menyebalkan itu?"

"Abang Iel marah-marah pada siapa?" Tanya Rossie yang langsung mengenali suara Fairel yang sepertinya sedang mengomeli seseorang. Sedangkan Keano langsung menggerutu dalam hati karena ia benar-benar tak menyangka kalau Fairel akan muncul disini juga.

Lagipula, bagaimana ceritanya sepupu Keano itu bisa tahu kalau Rossie sedang ada di B&D Resto? Fairel punya mata-mata?

"Saya juga tidak mau bertemu anda yang galak itu, Pak!" Jawab seorang gadis berperawakan mungil dan berwajah manis yang membawa kotak kue di tangannya.

"Lalu kenapa kau disini kalau tidak mau bertemu denganku, hah?" Omel Fairel lagi.

"Saya mengantar kue pesanan!" Tukas gadis mungil tadi sembari menunjukkan kotak kue di tangannya pada Fairel.

"Kue A-"

"Beth! Kau sudah datang?" Rossie buru-buru menghampiri Fairel dan gadus yang ia panggil Beth tadi.

"Hai, Ros! Aku mengantar kue untuk Aunty Sita," ujar Beth sembari mengangsurkan kotak kue tadi pada Rossie. Namun Fairel sudah dengan cepat mengambilnya.

"Biar aku saja yang bawa, Rossie! Kuenya berat," ujar Fairel yang raut wajahnya sudah berubah manis dan absurd.

"Awas pelan-pelan, Pak!" Sergah Beth memperingatkan Fairel.

"Aku bukan bapakmu!" Desis Fairel kembali galak.

"Pergi sana! Hush! Hush!" Usir Fairel kemudian pada Beth, sebelum kemudian pria itu melenggang ke dalam Resto seraya membawa kue Mama Sita. Fairel bahkan memasang wajah sombong, saat pria itu melewati Keano.

"Awas! Kue untuk calon mertuaku mau lewat!" Ucap Fairel sombong yang langsung membuat Keano mencibir

"Calon mertuaku maksudnya?" Gumam Keano bermonolog sendiri.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

wah jgn2 nanti yg jd jodohnya fairel si beth itu ya bund?

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!