Ingin bekerja

Senua terdiam memandang Sarah. Papa yang menutupi wajahnya dengan koran, melipat lembaran koran di tangannya, lalu memandang Sarah dengan mata menyipit.

"Kenapa kamu mau kerja, Sarah?" tanya Mama lembut.

"Karena sekarang pengeluaran untuk Belle semakin besar, saya ingin bantu William mencari uang." Sontak William terpingkal geli mendengar jawaban Sarah. Pemuda itu sampai menepuk-nepuk kakinya sembari terbahak kencang.

"Memangnya kamu kira aku tidak bisa menafkahi kamu?" ledek William sombong. Ia masih menyisakan tawa gelinya di sela pertanyaannya.

Sarah tersenyum samar mendengar pertanyaan William. Memang itu yang menjadi tujuannya. Pria dengan harga diri yang tinggi seperti suami bonekanya ini, tak akan membiarkan seorang wanita memandangnya sebagai pria yang tak bisa diandalkan.

"Mm, Papa setuju," timpal Papa. Sontak Sarah dan William serempak terdiam dan menoleh ke arah Papa.

"Maksudnya Papa setuju apa?" William memicingkan matanya waspada.

"Sarah benar ingin bekerja?" tanya Papa mengacuhkan pertanyaan William sembari menyeruput kopinya santai.

"Be-benar."

"Pernah punya pengalaman bekerja sebelumnya?" Sarah merasakan tenggorokannya kering seketika. William memberikan peringataan dengan mata membesar.

"Belum," ucap Sarah ragu. Setidaknya ia tidak berbohong. Selama masih menjadi putri tunggal pengusaha, jemarinya tak mengenal kata bekerja. Untuk pekerjaan terakhir, tentunya tak bisa disebut sebagai pengalaman kerja karena ia belum praktek sama sekali.

"Dia bisa bantu kamu di kantor, Wil. Kamu bisa ajarkan dia cara mengatur keuangan perusahaan. Bukannya Bu Andien Head Finance di divisimu, sebentar lagi mau cuti melahirkan?"

"Iya, tapi bukan dia juga yang gantikan, Pa," sergah William tak setuju.

"Kenapa memangnya? Apa kamu lebih mempercayai orang lain dari pada istrimu sendiri?"

William menoleh ke arah Sarah yang duduk di sebelahnya. Ia hanya berani mengatakan dalam hati, kalau wanita yang di sampingnya ini jauh lebih berbahaya dari pada orang asing.

"Sarah tak perlu bekerja, aku sanggup menafkahinya. Soal karyawan baru sudah ada calonnya, Papa tak perlu pusing." William mempercepat sarapannya. Sejak kehadiran wanita itu dan bayinya, ia merasa banyak perubahan terjadi di dalam hidupnya. Parahnya perubahan itu merugikan dirinya.

"Bukan masalah kamu sanggup menafkahi atau tidak, Papa ingin agar semua orang di perusahaan kita tahu kalau berita di luar sana bohong. Ini waktunya kamu menunjukan pada mereka para pengkhianat di dalam kantor, bahwa kamu tidak berzinah di luar nikah dan menelantarkan anakmu serta ibunya," ujar Papa berapi-api.

William langsung meneguk segelar air dingin penuh mendengar tutur Papa perihal ia tidak pernah berzinah. Apa jadinya jika Papa tahu jika sudah menikahkan putra sulungnya, dengan seorang wanita penghibur.

"Pa, membuktikan kalau aku sudah menikah tidak harus dengan Sarah ikut bekerja di kantor, bisa saja aku pajang fotonya di meja kantor."

Papa menggeleng membuat William hampir putus asa. Ia lalu menoleh ke arah Mamanya dan menatap mengharapkan bantuan.

"Biasa bekerja lalu hanya tinggal di rumah, tentu membosankan ya Sarah. Mama bisa memahami, dulu terpaksa berhenti kerja dan menganggur itu tidak enak sekali." Mama rupanya tidak menangkap signal dari William. Ucapannya malah memihak keputusan Papanya.

"Sarah di rumah juga bukan menganggur, ada Belle yang harus diurus. Lagipula kalau Sarah bekerja, siapa yang mengurus Belle. Aku tidak mau orangtua dilimpahi tanggungjawab mengurus cucu." William melirik sinis pada Sarah.

"Aku bisa bawa Belle ke kantor, dia masih belum banyak bergerak. Aku rasa aman, lagipula jika kamu atasannya pasti ada kebijakan khusus untuk aku dan Belle."

Rasanya William ingin meremas kepala Sarah, dan mencabut senyum yang menghiasi bibir wanita itu.

"Jangan pura-pura lupa kalau ruanganmu ada kamar tidurnya, Wil. Papa tahu kamu tak ingin Sarah muncul di kantor karena takut, Brenda akan tahu kamu sudah menikah. Benar?" Papa menatapnya tajam.

"Aku dan dia sudah selesai," ujar William lirih.

"Baguslah. Wanita penjilat itu tak pantas untukmu, Wil. Ini sudah kesekian kalinya kamu mengatakan kalau hubunganmu dan dia sudah berakhir, tapi berkali-kali juga kamu luluh dan membiarkan dia kembali menyetir seluruh kehidupanmu. Papa harap dengan kamu sudah mempunyai istri dan anak, kamu dapat lebih bijaksana dan dewasa."

William tertunduk tak berani menatap langsung mata Papanya, karena apa yang dikatakan semuanya benar. Brenda adalah kekasih William, sekaligus sekretaris wakil direksi perusahaannya.

William sangat mencintai Brenda, bahkan bisa dibilang mabuk kepayang. Apapun keinginan Brenda, William selalu berusaha mengabulkannya. Namun sayangnya, ia cinta terlalu buta sehingga tak dapat melihat kalau Brenda hanya memanfaatkan dirinya yang sebagai anak dari pemilik perusahaan.

Tak sekali atau dua kali ia mendapati dengan mata kepala sendiri kalau Brenda telah mengkhianatinya. Namun dengan rayuan yang meluncur dari bibir merah Brenda, lagi-lagi William bertekuk lutut.

Puncaknya malam sebelum bertemu Sarah di tempat hiburan malam, William mendapati Brenda ada di dalam kamar dengan seorang pria keturunan bule. Mungkin jika Brenda bertelut di bawah kakinya dan memohon ampun, William akan memaafkannya sekali lagi. Namun apa yang keluar dari mulut wanita itu, membuatnya hilang akal dan berakhir di pelukan wanita malam.

William teringat lagi malam itu, ia menerima pesan dari nomer yang tak dikenal mengatakan kalau Brenda sedang bersama seorang pria. Pesan itu lengkap dengan nama hotel dan nomer kamar.

William segera memacu mobilnya ke alamat yang tertulis, sembari terus menghubungi kekasihnya. Sesampainya di depan kamar yang di duga ada Brenda di dalamnya, William mengetuk keras pintu itu.

"Siapaaa?" Suara berat berteriak dari dalam. Lalu tak lama pintu itu terbuka. Pria berbadan besar dengan banyak rambut di dada, menatapnya penuh selidik.

"Apa Brenda ada di dalam?" William mengepalkan tangannya melihat pria itu hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggulnya.

"Bren, ada yang mencarimu," panggil pria itu dengan mata masih tertuju pada William.

"Sia---. Owh, Babe ngapain kamu kemari?" Tak seperti yang lainnya ketika di grebek, Brenda dengan santainya menyapa William. Wanita yang masih resmi menjadi kekasihnya itu, hanya mengenakan kaos tanktop dan hotpants yang ketat.

"Ayo pulang." William menarik tangan Brenda keluar dari kamar. Sementara pria yang bersamanya hanya melihat tak acuh.

"Tunggu sebentar, Wil. Aku masih belum selesai di sini. Kamu pulanglah duluan." Brenda berkata dengan lembut.

"Apa maksudmu belum selesai? Kamu tidur dengannya?" William berseru sembari menunjuk wajah pria itu.

"Oww, come on, Wil. Jangan lugu deh kamu. Aku wanita dewasa yang normal, wajar menginginkan kehangatan dan sentuhan lembut dari seorang pria. Lagipula aku dan dia hanya berteman, tidak ada perasaan apapun." Brenda mengerling ke arah pria bercambang itu.

"Kamu kekasihku, Brenda! Tak bisakah kamu menjaga sedikit perasaanku?" ucap William penuh emosi.

"Ya, Willi aku kekasihmu, tapi aku mengira kamu sudah mengenalku sebelum kita menjalin hubungan yang serius. Beginilah kehidupanku, Wil. Kamu tidak bisa memberikan kehangatan di ranjang seperti dia. Tapi jangan khawatir, hatiku hanya untuk kamu." Perkataan menyakitkan Brenda masih ditutup dengan kalimat yang manis.

"Aku bisa. Aku bisa memberikan apa yang kamu mau. Percintaan panas seperti yang sering kamu ceritakan padaku? Aku mampu, Brenda!"

Brenda tertawa kecil lalu mengusap dada William untuk menenangkan pria itu. Di matanya, William tak lebih dari bocah kemarin sore yang baru mengenal arti cinta dan naf su.

"Tak perlu dipaksakan. Aku menerimamu apa adanya." Brenda tersenyum manis, tapi dalam hatinya ia tertawa, karena William selalu gugup dan gemetar tiap kali mereka akan bercinta dan diakhiri dengan kegagalan.

...❤️🤍...

Terpopuler

Comments

TikaPermata

TikaPermata

Manis si, tapi ... nyelekiitt😂😂😂👍

2023-04-04

0

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

Makasih banyak Kakak Aveei, sukses selalu untuk Kakak🙏

2023-03-19

2

Red Velvet

Red Velvet

William benar2 lelaki langka😂 tipe2 lelaki setia ini😁

2023-03-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!