Tatapan Debby kini terlihat begitu nyalang pada satu keluarga yang kini menghampiri mereka. Kekecewaan juga kebencian terasa begitu menyesak kan bagi Debby. Senyuman palsu yang kini mereka tampilkan untuk Debby terasa begitu menyesak kan. Seolah ia tengah di hina dengan senyuman itu. Atau malah sebuah penjilatan karena kini ia tengah bersama dengan seorang pebisnis terkenal yang kekayaan nya tak perlu lagi untuk di ragukan.
“Debby kemana saja kau? Papa mencarimu kemana-mana,” ucap Pater yang kini langsung memeluk Debby saat melihat keberadaan anaknya itu.
Debby hanya diam, sama sekali tidak terkejut. Bahkan kini ia menganggap jika ayahnya hanya melakukan pencitraan di depan Eric. Rasa kecewa dan sakit hatinya pada sang ayah membuat Debby tak bisa lagi untuk mempercayai ayah nya itu.
Kini yang tersisa hanya lah kemarahan, kekecewaan, juga kebencian. Tanpa Debby tahu jika ayah nya itu benar-benar mencari nya. Eric yang mengetahui semua nya hanya diam saja. Ia ingin mengambil kesempatan dari kemarahan dan kekecewaan Debby untuk kepentingannya sendiri. Ia tahu ada dendam yang Debby simpan untuk dua wanita di depannya itu.
Debby bahkan sama sekali tidak ingin untuk membalas pelukan ayahnya itu. Rasa kecewa dan rasa bersalah jelas terlihat pada Pater saat anaknya itu tak mau untuk membalas pelukannya. Akhirnya Pater melepaskan pelukannya.
“Debby, Mama sangat merindukanmu. Kau menghilang begitu saja,” ucap Linda yang kini hanya membuat Debby memutar bola matanya malas mendengar ucapan wanita tersebut yang menurutnya hanya sebuah gonggongan anjing. Omong kosong yang diucapkan tanpa makna.
“Benar Debby, kami mencarimu kemana-mana. Kau tahu Papa sampai kewalahan mencari mu,” ucap Laura yang terdengar begitu memalukan untuk Debby. Bahkan ingin sekali rasanya Debby untuk menutup mulut wanita itu karena menurutnya dapat merusak gendang telinga nya.
“Kalian tak perlu khawatir. Selama ini Debby tinggal bersama ku,” ucap Eric yang langsung menarik Debby dalam rangkulannya. Eric kini merangkul pinggang Debby dengan begitu posesifnya.
“Tuan, Eric terima kasih telah menjaga anak ku. Setelah ini kami akan membawa nya pulang,” ucap Pater dengan senyumannya tulus nya. Mendengar ucapan ayahnya itu kini Debby malah semakin mendekatkan tubuhnya dalam pelukan Eric.
Tidak, ia tak ingin lagi untuk kembali dalam sangat iblis itu. Jika diminta memilih lebih baik ia tetap tinggal bersama Eric. Meskipun laki-laki itu sangat menyebalkan dan setan penunggu kamar nya begitu usil namun setidaknya Eric tidak pernah memperlakukannya dengan kasar dan membuat nya menangis.
“Tidak perlu Tuan Pater. Kami akan segera menikah, jadi lebih baik dia tinggal bersama ku. Aku akan menjaganya dengan baik. Dan tentu aku tak akan menyakitinya,” ucap Eric yang penuh penekanan di akhir kata nya.
Pater yang mendengar hal tersebut bahkan tampak terkejut. Eric seolah memperjelas jika istri dan anaknya itu suka menyakiti Debby. Juga dirinya yang pernah menyakiti Debby.
“Tapi Tuan, Anda dan Debby belum menikah,” ucap Laura dengan senyumannya.
“Bukankah hal itu sudah biasa terjadi di negara kita ini? Bahkan memiliki anak juga tinggal bersama saat belum menikah bukan masalah di negara ini,” ucap Eric begitu tajam juga datar. Tatapannya kini bahkan begitu dingin, menyatakan ketidak sukaannya atas ucapan Laura.
“Satu minggu lagi, aku dan Debby akan datang ke kediaman kalian untuk menentukan pernikah,” ucap Eric yang langsung membuat Debby menoleh ke arah Eric dengan membelalakkan matanya.
“Eric, kau serius?” tanya Debby dengan tatapan tak percayanya. Ia pikir ini hanya lah sandiwara, menikah dengan laki-laki yang baru dikenalnya selama beberapa minggu ini tentu tidak ada dalam list hidup Debby.
“Tentu saja sayang, apa kau keberatan?” tanya Eric pada Debby yang kini hanya menggelengkan kepalanya. Tidak, disini ia tak akan keberatan karena ia ingin memberitahu Laura jika ia memiliki Eric. Namun saat di rumah nanti, jelas ia akan mengamuk pada Eric yang mengatakan dan memutuskan hal sebesar ini begitu saja.
“Sayang, kau di sini. Aku mencarimu,” suara tersebut membuat atensi mereka teralihkan.
Seorang laki-laki kini menghampiri Laura dan merangkul pinggang wanita itu. Tatapan Debby kini terlihat begitu sendu menatap laki-laki yang begitu dicintainya itu kini bahkan tak mengenalnya.
“Ya, aku sedang berbincang dengan adik ku. Kau tahu aku sudah lama tak bertemu dengannya,” ucap Laura dengan senyumannya yang sontak membuat laki-laki yang tak lain adalah Luis itu menoleh ke arah Debby juga Eric yang kini merangkulnya.
“Tuan Eric?!” sapa Luis dengan senyumannya saat melihat keberadaan Eric dan mengabaikan keberadaan Debby. Hati Debby rasanya begitu sakit melihat semua itu. Namun Eric seolah memberikan kekuatan dengan memeluknya begitu erat.
Luis mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Eric. Eric membalas jabatan tangan itu dengan wajah datar nya.
“Anda dan Debby?” tanya Luis dengan menaikkan sebelah alisnya melihat adik tunangannya yang tengah bersama Eric.
“Ya, kami sudah bertunangan. Dan berencana menikah dalam waktu dekat ini,” ucap Eric yang sontak membuat Luis terkejut mendengarnya namun akhirnya ia mengulas senyuman nya.
“Wow selamat Tuan, tak menyangka kita akan menjadi keluarga,” ucap Luis yang membuat Eric hanya tersenyum miring. Keluarga? Jelas Eric tak akan mengakui mereka sebagai keluarganya. Apa lagi laki-laki yang baru saja mengatakan hal tersebut adalah mantan kekasih Debby yang sering kali membuat nya cemburu dulu.
“Eric, aku lelah. Bisakah kita pulang lebih dulu?” tanya Debby yang akhirnya membuka suara nya setelah sedari tadi ia hanya diam saja.
“Tentu saja, ayo pergi,” ucap Eric yang sebenarnya juga sudah begitu muak berada di tempat itu.
Ia ingin untuk segera pergi saja dari sana. Dengan begitu posesif Eric merangkul Debby untuk segera pergi dari sana.
“Begitu memuakkan dan menjijikkan,” dengus Debby setelah berjalan menjauh dari sana. Eric yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum begitu tipis mendengar ucapan Debby.
“Harusnya kau katakan saat berada di sana tadi,” ucap Eric yang membuat Debby kini menoleh ke arah Eric dengan tatapan tajamnya.
“Diam kau, aku marah pada mu yang berkata omong kosong tadi,” ucap Debby dengan kekesalannya yang kini malah membuat Eric menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Debby.
“Omong kosong?” tanya Eric bingung.
Debby kii menghentikan langkah nya lalu menoleh ke arah Eric dengan tatapan seriusnya.
“Ya, omong kosong. Untuk apa kau mengatakan jika kita akan menikah? Bertunangan? Bagaimana jika orang tau kita tak melakukannya?” tanya Debby dengan tatapan menyelidiknya pada Eric yang kini memutar bola matanya malas.
“Aku mengatakan sebuah fakta. Aku bahkan sudah mengirim mahar ke rumah mu. Lagi pula kau harusnya berterima kasih pada ku karena sudah mengeluarkan mu dari kesulitan di dalam,” ucap Eric yang kini malah membuat Debby membeku mendengar ucapan Eric.
“Apa yang kau katakan Eric?” tanya Debby tak percaya.
“Kita akan menikah.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments