Bab 18. Merepotkan

"Tidak perlu mengantarku, Javas. Aku akan pulang naik taksi saja. Apa kata mas Zoni jika tahu bahwa atasanku mau mengantarku pulang? Bagaimana jika hubungan kita ketahuan?" Kalea tidak berhenti merengek agar Javas segera mengurungkan niat untuk mengantar dirinya.

Keduanya telah menuruni lantai menggunakan lift menuju lantai dasar. Javas berdecak sebal. Kurang setuju dengan pernyataan Kalea. "Memangnya kenapa? Kamu bisa mengatakan jika aku ada urusan dan kebetulan sejalan. Kan motor kamu sedang diperbaiki." Javas berucap lembut, mencoba memberi pengertian pada Kalea.

Ting.

Kalea urung menjawab saat pintu lift terbuka. Setelah keluar dari benda kotak canggih tersebut, keduanya berjalan menuju tempat dimana mobil Javas terparkir.

"Baiklah," jawab Kalea pada akhirnya hanya bisa pasrah.

Keduanya pun masuk ke mobil. Kalea menghela napasnya kasar lalu menoleh pada Javas. "Maaf, karena aku selalu merepotkan mu," ucap Kalea sendu.

Mendengar itu, Javas balas menatap Kalea. Merasa tidak terima jika Kalea menganggap dirinya merepotkan. "Apa yang kamu katakan barusan? Coba katakan sekali lagi?" Javas meminta dengan nada tegas dan serius.

Karena tidak paham dengan pertanyaan Javas yang terdengar tak suka, Kalea menurut dan kembali berucap. "Aku sudah banyak merepotkan kam—"

Cup.

Kalea melotot tajam ketika Javas tiba-tiba mengecup bibirnya. "Javas! Kamu—"

"Jangan katakan hal itu lagi. Jangan menganggap jika kamu merepotkan. Itu semua tidak benar. Apapun itu akan aku lakukan. Asalkan, kamu nyaman dan bahagia," ucap Javas sambil menatap Kalea lekat-lekat.

"Tetapi, aku kasihan padamu, Vas. Kamu itu tampan, mapan, kaya, masih single, bahkan perhatian. Namun, kenapa kamu justru memilihku? Aku tidak ada apa-apanya dari kamu. Aku hanya—"

"Sst! Berapa kali harus aku katakan padamu. Jangan pernah merasa rendah diri atau kamu akan berakhir direndahkan," sela Javas sebelum Kalea benar-benar menyelesaikan kalimatnya. Telunjuknya digunakan untuk menyentuh bibir yang selama ini sudah menjadi candunya.

Mata Kalea langsung berkaca-kaca. Sedetik kemudian, Kalea merasa pandangannya buram dan setitik air mata jatuh dari kedua sudut matanya. "Andai takdir mempertemukan kita lebih awal. Mungkin, kisah kita tidak akan seperti ini," ucap Kalea sesenggukan.

Javas langsung meraih tubuh rapuh itu ke dalam dekapan. Dia selalu merasa sakit setiap kali melihat air mata Kalea. "Semua sudah terjadi. Pasti ada sebab mengapa Tuhan mempertemukan kita di waktu yang kurang tepat. Tuhan pasti sudah menyusun rencana dan membentuk umat-Nya agar kuat. Jangan pikirkan kata 'Seandainya'. Apapun yang terjadi hari ini, pasti tidak akan lepas dari kisah yang lalu," ucapnya memberikan nasehat dan berusaha menenangkan.

Kalea balas memeluk Javas erat. Merasa bersyukur karena dicintai laki-laki sebaik Javas. "Terima kasih, Javas. Denganmu, aku merasa lebih baik," ucap Kalea bersyukur atas kejadian hari ini.

Javas mengangguk lalu mengecup kening Kalea lembut. "Kamu pulang terlebih dahulu ya? Takutnya, hal ini akan menjadi masalah untukmu. Kalau untukku, itu akan bagus. Namun, aku tidak akan siap ketika melihatmu datang dalam keadaan mata yang bengkak. Kita jalani apa adanya dahulu." Setelah berucap seperti itu, Javas melepas pelukan lalu tangannya bergerak menarik sabuk pengaman untuk Kalea pakai.

"Pakai sabuk pengaman terlebih dahulu, Sayang," ucapnya lembut.

Kalea terkekeh dengan sisa air matanya. Ngomong-ngomong, Kalea sangat senang ketika dipanggil sayang oleh Javas. Rasanya, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Belum lagi, pipinya yang terasa memanas dengan debaran jantung yang semakin menggila.

Saat wajah Javas tepat di hadapan seakan tidak berjarak, karena hidungnya telah menyentuh pipi Javas, pikiran Kalea seakan meminta Kalea untuk mencium pipi tersebut.

Kalea ragu dan malu hingga pemikiran tersebut hanya berhenti di kepala. Kalea tidak melakukannya.

Saat Javas menjauhkan diri, Kalea langsung menghembuskan napas lega. Tali yang mengekang di dada seakan telah lepas.

Javas mulai melajukan mobil menuju rumah Kalea. Sepanjang perjalanan, Kalea mendengarkan celotehan Javas yang bercerita tentang lagu kesukaannya. Kalea hanya tersenyum menanggapi. Lagu favorit Javas, kebanyakan adalah lagu melow.

"Aku ada satu lagu yang selalu aku putar ketika kamu sudah pulang. Judulnya Selalu Rindu. Kamu harus coba putar nanti," ucap Javas yang membuat bibir Kalea tidak berhenti berkedut. Menyenangkan ketika mendengarkan Javas bercerita panjang lebar.

"Oh ya? Nanti aku akan coba putar. Sepertinya bagus," jawab Kalea menjadi penasaran.

Tidak terasa, keduanya telah sampai di depan pekarangan rumah Kalea. Javas menatap Kalea yang saat ini sedang menatapnya dengan senyum memuja.

"Sudah sampai, Sayang," bisik Javas yang membuat Kalea seketika berjenggit kaget lalu gelagapan sendiri.

Kalea menoleh ke arah sekitar dan Javas tidak bohong. "Javas! Kenapa baru mengatakannya?" protes Kalea lalu segera membereskan barangnya.

Terdengar kekehan renyah dari Javas. "Salah sendiri menatapku tak berkedip. Terpesona kan, kamu?" tebak Javas percaya diri dan Kalea membenarkannya dalam hati.

Pipi Kalea langsung memanas karena sudah tertangkap basah. "Aku pulang. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut!" ucap Kalea gugup lalu segera keluar dari mobil dan berlari kecil memasuki rumah.

Javas terbahak renyah melihat tingkah Kalea yang begitu menggemaskan. "Kalea ... Kalea. Lama-lama aku bisa gila karena mu," gumam Javas sambil memandang punggung Kalea yang kini tampak kecil karena sudah jauh jaraknya.

Namun, senyum yang baru saja terbit mendadak luntur ketika melihat sosok dua wanita yang sedang menghadang Kalea. Javas bisa menebak jika dua wanita itu adalah ibu mertua dan adik ipar Kalea.

Seperti terjadi perdebatan tetapi, Javas tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Melihat Kalea yang hanya mampu menunduk, Javas mengepalkan kedua tangannya.

"Angkat kepala mu, Kalea. Jangan takut jika ada yang merendahkan mu," gumam Javas seakan menyemangati Kalea lewat telepati.

Namun, Kalea tak kunjung mengangkat kepala hingga membuat Javas menoleh ke belakang mobil, mencoba mencari sesuatu. Pilihan Javas jatuh pada kantong kresek berisi tisu kering dan tisu basah. Javas baru ingat jika Kalea telah lupa membawa barang belanjaan miliknya.

Tidak ingin menunggu lebih lama, Javas mengambil kantong kresek tersebut lalu turun dari mobil dan langsung memanggil nama Kalea.

"Kalea!"

Kalea tampak diam dan tidak menoleh. Sedangkan dua wanita tadi, tampak terkejut dan menatap Javas heran.

"Siapa dia?" tanya salah satu wanita yang mungkin usianya masih muda.

"Kalea? Barang belanjaan mu tertinggal di mobil," ucap Javas sambil menyodorkan satu kantong kresek.

"Dia siapa, Mbak? Tampan sekali," tanya Anabella sambil menatap Javas penuh puja.

Mengabaikan pertanyaan Anabel, Kalea membungkuk di hadapan Javas layaknya bawahan pada atasannya. "Terima kasih, Tuan. Hari ini saya telah banyak merepotkan Tuan Muda," ucap Kalea formal.

"Oh, jadi dia atasan kamu, Kalea?" ucap Bu Rosi antusias dan mendadak bersikap lembut.

Javas menatap datar pada dua wanita tersebut lalu berkata. "Benar. Motor Kalea rusak dan kebetulan saya ada urusan di daerah sini. Sekalian saya antar dia," jawab Javas dingin dan datar.

Kalea hanya diam mematung. Terlalu tegang dengan situasi yang bisa membuat kondisi jantungnya seperti akan copot.

"Oh, terima kasih banyak, Tuan Muda. Menantu saya ini memang suka sekali ceroboh. Sangat berbeda dengan anak saya, Anabel. Dia sangat teliti dengan sekitar," ucap Bu Rosi lembut lalu berucap seakan mempromosikan anak perempuannya.

Kalea mendadak jengah dengan tingkah ibu mertuanya. Beruntung, Javas tidak menanggapi. Pria itu berpamitan pada Kalea dan tidak pada bu Rosi dan Anabel.

"Saya pamit dulu, Kalea. Jangan lupa besok datang tepat waktu."

Terpopuler

Comments

Aas Azah

Aas Azah

iyuh..dasar penjilat, mertua kyk gitu mh serasa pengen getok papanya pake sapu🤭gedek bngt deh suwer😂

2023-03-02

0

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

come on be strong Kalea..jgn mau dianggap Hina lag oleh mertua lucnutmu itu..benar yg dikatakan oleh Javas..angkat kepalamu dan hadapi mereka dg kekuatanmu...

2023-02-18

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Tetap semangat ya thor dan jaga kesehatan biar updatenya lancar 💪😉,klo bisa ksi crazy update

2023-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!