"Tidak perlu mengantarku, Javas. Aku akan pulang naik taksi saja. Apa kata mas Zoni jika tahu bahwa atasanku mau mengantarku pulang? Bagaimana jika hubungan kita ketahuan?" Kalea tidak berhenti merengek agar Javas segera mengurungkan niat untuk mengantar dirinya.
Keduanya telah menuruni lantai menggunakan lift menuju lantai dasar. Javas berdecak sebal. Kurang setuju dengan pernyataan Kalea. "Memangnya kenapa? Kamu bisa mengatakan jika aku ada urusan dan kebetulan sejalan. Kan motor kamu sedang diperbaiki." Javas berucap lembut, mencoba memberi pengertian pada Kalea.
Ting.
Kalea urung menjawab saat pintu lift terbuka. Setelah keluar dari benda kotak canggih tersebut, keduanya berjalan menuju tempat dimana mobil Javas terparkir.
"Baiklah," jawab Kalea pada akhirnya hanya bisa pasrah.
Keduanya pun masuk ke mobil. Kalea menghela napasnya kasar lalu menoleh pada Javas. "Maaf, karena aku selalu merepotkan mu," ucap Kalea sendu.
Mendengar itu, Javas balas menatap Kalea. Merasa tidak terima jika Kalea menganggap dirinya merepotkan. "Apa yang kamu katakan barusan? Coba katakan sekali lagi?" Javas meminta dengan nada tegas dan serius.
Karena tidak paham dengan pertanyaan Javas yang terdengar tak suka, Kalea menurut dan kembali berucap. "Aku sudah banyak merepotkan kam—"
Cup.
Kalea melotot tajam ketika Javas tiba-tiba mengecup bibirnya. "Javas! Kamu—"
"Jangan katakan hal itu lagi. Jangan menganggap jika kamu merepotkan. Itu semua tidak benar. Apapun itu akan aku lakukan. Asalkan, kamu nyaman dan bahagia," ucap Javas sambil menatap Kalea lekat-lekat.
"Tetapi, aku kasihan padamu, Vas. Kamu itu tampan, mapan, kaya, masih single, bahkan perhatian. Namun, kenapa kamu justru memilihku? Aku tidak ada apa-apanya dari kamu. Aku hanya—"
"Sst! Berapa kali harus aku katakan padamu. Jangan pernah merasa rendah diri atau kamu akan berakhir direndahkan," sela Javas sebelum Kalea benar-benar menyelesaikan kalimatnya. Telunjuknya digunakan untuk menyentuh bibir yang selama ini sudah menjadi candunya.
Mata Kalea langsung berkaca-kaca. Sedetik kemudian, Kalea merasa pandangannya buram dan setitik air mata jatuh dari kedua sudut matanya. "Andai takdir mempertemukan kita lebih awal. Mungkin, kisah kita tidak akan seperti ini," ucap Kalea sesenggukan.
Javas langsung meraih tubuh rapuh itu ke dalam dekapan. Dia selalu merasa sakit setiap kali melihat air mata Kalea. "Semua sudah terjadi. Pasti ada sebab mengapa Tuhan mempertemukan kita di waktu yang kurang tepat. Tuhan pasti sudah menyusun rencana dan membentuk umat-Nya agar kuat. Jangan pikirkan kata 'Seandainya'. Apapun yang terjadi hari ini, pasti tidak akan lepas dari kisah yang lalu," ucapnya memberikan nasehat dan berusaha menenangkan.
Kalea balas memeluk Javas erat. Merasa bersyukur karena dicintai laki-laki sebaik Javas. "Terima kasih, Javas. Denganmu, aku merasa lebih baik," ucap Kalea bersyukur atas kejadian hari ini.
Javas mengangguk lalu mengecup kening Kalea lembut. "Kamu pulang terlebih dahulu ya? Takutnya, hal ini akan menjadi masalah untukmu. Kalau untukku, itu akan bagus. Namun, aku tidak akan siap ketika melihatmu datang dalam keadaan mata yang bengkak. Kita jalani apa adanya dahulu." Setelah berucap seperti itu, Javas melepas pelukan lalu tangannya bergerak menarik sabuk pengaman untuk Kalea pakai.
"Pakai sabuk pengaman terlebih dahulu, Sayang," ucapnya lembut.
Kalea terkekeh dengan sisa air matanya. Ngomong-ngomong, Kalea sangat senang ketika dipanggil sayang oleh Javas. Rasanya, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Belum lagi, pipinya yang terasa memanas dengan debaran jantung yang semakin menggila.
Saat wajah Javas tepat di hadapan seakan tidak berjarak, karena hidungnya telah menyentuh pipi Javas, pikiran Kalea seakan meminta Kalea untuk mencium pipi tersebut.
Kalea ragu dan malu hingga pemikiran tersebut hanya berhenti di kepala. Kalea tidak melakukannya.
Saat Javas menjauhkan diri, Kalea langsung menghembuskan napas lega. Tali yang mengekang di dada seakan telah lepas.
Javas mulai melajukan mobil menuju rumah Kalea. Sepanjang perjalanan, Kalea mendengarkan celotehan Javas yang bercerita tentang lagu kesukaannya. Kalea hanya tersenyum menanggapi. Lagu favorit Javas, kebanyakan adalah lagu melow.
"Aku ada satu lagu yang selalu aku putar ketika kamu sudah pulang. Judulnya Selalu Rindu. Kamu harus coba putar nanti," ucap Javas yang membuat bibir Kalea tidak berhenti berkedut. Menyenangkan ketika mendengarkan Javas bercerita panjang lebar.
"Oh ya? Nanti aku akan coba putar. Sepertinya bagus," jawab Kalea menjadi penasaran.
Tidak terasa, keduanya telah sampai di depan pekarangan rumah Kalea. Javas menatap Kalea yang saat ini sedang menatapnya dengan senyum memuja.
"Sudah sampai, Sayang," bisik Javas yang membuat Kalea seketika berjenggit kaget lalu gelagapan sendiri.
Kalea menoleh ke arah sekitar dan Javas tidak bohong. "Javas! Kenapa baru mengatakannya?" protes Kalea lalu segera membereskan barangnya.
Terdengar kekehan renyah dari Javas. "Salah sendiri menatapku tak berkedip. Terpesona kan, kamu?" tebak Javas percaya diri dan Kalea membenarkannya dalam hati.
Pipi Kalea langsung memanas karena sudah tertangkap basah. "Aku pulang. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut!" ucap Kalea gugup lalu segera keluar dari mobil dan berlari kecil memasuki rumah.
Javas terbahak renyah melihat tingkah Kalea yang begitu menggemaskan. "Kalea ... Kalea. Lama-lama aku bisa gila karena mu," gumam Javas sambil memandang punggung Kalea yang kini tampak kecil karena sudah jauh jaraknya.
Namun, senyum yang baru saja terbit mendadak luntur ketika melihat sosok dua wanita yang sedang menghadang Kalea. Javas bisa menebak jika dua wanita itu adalah ibu mertua dan adik ipar Kalea.
Seperti terjadi perdebatan tetapi, Javas tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Melihat Kalea yang hanya mampu menunduk, Javas mengepalkan kedua tangannya.
"Angkat kepala mu, Kalea. Jangan takut jika ada yang merendahkan mu," gumam Javas seakan menyemangati Kalea lewat telepati.
Namun, Kalea tak kunjung mengangkat kepala hingga membuat Javas menoleh ke belakang mobil, mencoba mencari sesuatu. Pilihan Javas jatuh pada kantong kresek berisi tisu kering dan tisu basah. Javas baru ingat jika Kalea telah lupa membawa barang belanjaan miliknya.
Tidak ingin menunggu lebih lama, Javas mengambil kantong kresek tersebut lalu turun dari mobil dan langsung memanggil nama Kalea.
"Kalea!"
Kalea tampak diam dan tidak menoleh. Sedangkan dua wanita tadi, tampak terkejut dan menatap Javas heran.
"Siapa dia?" tanya salah satu wanita yang mungkin usianya masih muda.
"Kalea? Barang belanjaan mu tertinggal di mobil," ucap Javas sambil menyodorkan satu kantong kresek.
"Dia siapa, Mbak? Tampan sekali," tanya Anabella sambil menatap Javas penuh puja.
Mengabaikan pertanyaan Anabel, Kalea membungkuk di hadapan Javas layaknya bawahan pada atasannya. "Terima kasih, Tuan. Hari ini saya telah banyak merepotkan Tuan Muda," ucap Kalea formal.
"Oh, jadi dia atasan kamu, Kalea?" ucap Bu Rosi antusias dan mendadak bersikap lembut.
Javas menatap datar pada dua wanita tersebut lalu berkata. "Benar. Motor Kalea rusak dan kebetulan saya ada urusan di daerah sini. Sekalian saya antar dia," jawab Javas dingin dan datar.
Kalea hanya diam mematung. Terlalu tegang dengan situasi yang bisa membuat kondisi jantungnya seperti akan copot.
"Oh, terima kasih banyak, Tuan Muda. Menantu saya ini memang suka sekali ceroboh. Sangat berbeda dengan anak saya, Anabel. Dia sangat teliti dengan sekitar," ucap Bu Rosi lembut lalu berucap seakan mempromosikan anak perempuannya.
Kalea mendadak jengah dengan tingkah ibu mertuanya. Beruntung, Javas tidak menanggapi. Pria itu berpamitan pada Kalea dan tidak pada bu Rosi dan Anabel.
"Saya pamit dulu, Kalea. Jangan lupa besok datang tepat waktu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Aas Azah
iyuh..dasar penjilat, mertua kyk gitu mh serasa pengen getok papanya pake sapu🤭gedek bngt deh suwer😂
2023-03-02
0
Erni Kusumawati
come on be strong Kalea..jgn mau dianggap Hina lag oleh mertua lucnutmu itu..benar yg dikatakan oleh Javas..angkat kepalamu dan hadapi mereka dg kekuatanmu...
2023-02-18
0
Hasrie Bakrie
Tetap semangat ya thor dan jaga kesehatan biar updatenya lancar 💪😉,klo bisa ksi crazy update
2023-02-18
1