Bab 7. Berubah dalam sekejap

Saat masuk dan langkah kakinya siap menuju meja resepsionis, tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya.

"Nona Kalea?"

Saat menoleh, Kalea bisa melihat sosok pria mengenakan seragam pengawal. Wajahnya tampak datar di tambah dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Iya? Saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Kalea dengan dahi yang mengernyit dalam. Seingatnya, Kalea tidak mengenal sosok laki-laki di hadapannya.

"Tuan Javas sudah menunggu Anda di ruangannya. Mari, saya antarkan ke ruangan beliau," ajak pria tadi yang membuat kepala Kalea berpikir keras tentang sebutan Tuan yang tersemat untuk Javas.

Ini Javas yang Kalea kenal bukan?

Mengapa laki-laki di depannya memanggilnya dengan Tuan?

"Nona? Apakah sudah selesai berpikirnya?" Ucapan itu membuat Kalea berjenggit kaget.

Setelah berhasil mengendalikan diri, Kalea mengangguk pelan. Hingga laki-laki di hadapannya kembali berucap. "Mari, ikuti saya!"

Tidak ada pilihan lain. Kalea melangkahkan kaki mengikuti pria tegap yang kini berjalan di depannya. Menaiki lift, keadaan di ruangan kotak itu terasa canggung bagi Kalea. Tidak hanya canggung, Kalea juga merasa takut karena pria di sampingnya tidak menunjukkan sebuah senyum semenjak tadi.

Kalea baru tersadar jika lantai yang mereka tuju mungkin lantai yang letaknya paling atas dari hotel tempat dimana Kalea berada. Melihat itu, Kalea semakin dibuat cemas.

'Bukankah kemarin Javas mengatakan bahwa ada pekerjaan sebagai cleaning service? Lalu, mengapa aku dibawa ke tempat setinggi ini?' tanya Kalea dalam hati.

Jantungnya sudah berdetak tidak menentu akibat rasa takut yang berlebihan.

Ting.

Lift berdenting menandakan keduanya telah sampai. Saat pintu lift terbuka, hal pertama yang Kalea lihat adalah ruangan luas yang begitu indah. Kalea jelas terpana untuk sesaat. Namun hanya sebentar karena suara pria di sampingnya berhasil membuyarkan.

"Mari, ikuti saya! Tuan sudah menunggu terlalu lama," tegas pria tadi yang kini masih berusaha menahan pintu agar tidak tertutup lagi.

Kalea mengangguk canggung lalu berjalan mengekor. Matanya tak henti-henti menatap sekeliling yang begitu mewah dan indah. Sebuah rooftop dengan banyaknya tanaman hias. Ada juga tanaman rambat yang mengelilingi salah satu spot yang di tengahnya terdapat meja dan kursi.

Entah lantai ini digunakan untuk apa. Mungkin saja untuk tamu yang ingin melakukan makan malam romantis.

"Kalea!"

Suara itu membuat Kalea menoleh dan mendapati Javas lengkap dengan wajah kesalnya. Kalea terkejut bukan main. Jadi, Tuan yang dimaksud pria tadi adalah Javas yang Kalea kenal? Berarti, Javas ...

"Javas," ucap Kalea lirih. Seperti tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja diketahuinya.

"Reza! Tinggalkan kami!" titah Javas pada pria yang sejak tadi menemani Kalea untuk bisa sampai di lantai tempat Kalea memijak.

Kalea melihat ke arah pria bernama Reza. Ada anggukan hormat dan patuh dari gerak-geriknya. Pikiran Kalea sudah tidak bisa mengelak lagi. Apakah Javas adalah pemilik hotel mewah ini? Ya Tuhan!

Sepeninggalan Reza, mata Kalea langsung tertuju pada Javas. Kalea memicing tidak percaya, merasa telah dibohongi oleh Javas.

"Kamu sudah berbohong padaku. Mengapa kamu mengatakan ingin mencarikan ku pekerjaan? Lalu, apa sekarang?" tanya Kalea tidak habis pikir.

Javas berdecak sebal dengan kedua lengan yang berkacak pinggang. "Kita bahas itu nanti. Salah siapa kamu tidak membalas pesanku sejak semalam," jawab Javas merajuk.

Kalea terperangah tak percaya. Apakah ini Javas yang Kalea kenal? Mengapa sikapnya begitu kekanak-kanakan? Kalea menggelengkan kepala.

"Maksudnya?" tanya Kalea heran.

Terdengar helaan napas berat dari Javas. "Lupakan. Yang terpenting sekarang, kamu sudah ada disini."

"Ayo ikut denganku!" ajak Javas sambil menarik pergelangan tangan Kalea agar mengikuti langkahnya.

Mendapat sentuhan fisik seperti itu tentu membuat Kalea menjadi salah tingkah dan menatap pergelangan tangannya sendiri.

"Ayo!" ulang Javas karena Kalea tak kunjung melangkahkan kaki.

"Mau kemana? Bukankah kamu sudah berjanji untuk memberiku sebuah pekerjaan? Lalu, mengapa aku harus berada disini?" protes Kalea kesal.

Javas berdecak. "Ck. Makanya ikut kalau kamu ingin bekerja," geram Javas gemas sendiri.

"Kemana?" rengek Kalea takut-takut. Pasalnya, Javas menarik lengannya untuk berjalan ke sebuah ruangan yang mungkin saja begitu luas pada bagian dalamnya.

Javas tersenyum miring. Paham akan pikiran Kalea. "Menurut kamu?" Javas justru balik bertanya hingga membuat mata Kalea melotot kesal.

"Javas. Jangan bercanda. Aku kesini untuk mencari pekerjaan halal," geram Kalea sambil berusaha melepas pergelangan tangannya.

Mata Javas mengerjap. Matanya menatap Kalea yang tampak ketakutan. "Jangan bilang kamu sedang memikirkan hal yang tidak-tidak?" tebak Javas dengan senyum angkuhnya.

Kalea salah tingkah. Apakah raut wajahnya mudah sekali ditebak? Melihat itu, Javas pun tergelak renyah.

"Kalea ... Kalea. Aku tahu apa yang saat ini ada dalam pikiranmu," ucap Javas setelah tawanya reda.

"Memangnya apa?" tanya Kalea sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Javas berdehem lalu merubah raut wajahnya kembali cool. "Ikut aku. Akan aku tunjukkan pekerjaanmu. Ini bukan pekerjaan seperti yang ada dalam isi kepalamu. Tetapi ...."

Kalea menatap waspada kala merasakan tubuh Javas semakin mendekat padanya. Lalu, Kalea bisa merasakan kepala Javas yang melewati samping wajahnya dan terdengar suara bisikan Javas. "Tetapi jika kamu menginginkannya, aku akan siap sedia."

Sontak saja hal itu membuat Kalea kesal da berujung menginjak kaki berbalut sepatu pantofel milik Javas.

"Argh!" pekik Javas kesakitan.

"Rasakan! Dasar mesum!" kesal Kalea lalu melipat lengan di depan di dada.

"Sakit sekali, Kal. Kamu kuat sekali sih," gerutu Javas sambil berusaha melepas sepatu pantofel miliknya.

Melihat itu, perasaan Kalea terserang rasa bersalah. Belum lagi, Kalea bisa melihat jari jempol Javas yang memerah mungkin akibat injakan dari sepatunya.

"Sakit sekali ya? Maafkan aku," sesal Kalea yang kini mulai berjongkok mengikuti Javas yang kini sedang mengelus sayang jempol kakinya.

Kalea menatap Javas yang kini tampak meringis menahan sakit. Namun, Kalea justru gagal fokus pada wajah Javas yang masih saja terlihat tampan. Dari jarak sedekat ini, Kalea bisa melihat garis hidung Javas yang tinggi. Alisnya yang tebal dengan bulu mata yang lentik. Garis rahangnya begitu tegas dengan ditumbuhi bulu-bulu halus yang mungkin lupa dicukur tadi pagi.

Entah mengapa, Kalea bisa langsung nyaman berada di dekat Javas. Bahkan jika Kalea tidak menahan mulutnya, bisa-bisa Kalea akan bercerita tentang rumah tangganya. Senyaman itu berada di dekat sosok laki-laki tampan di hadapannya.

"Kenapa? Mulai terpesona dengan ketampanan ku?" tanya Javas percaya diri. Bahkan, alisnya sudah bergerak naik dan turun dengan sombongnya.

Kalea mengerucutkan bibirnya kesal. "Mana ada? Yang benar saja aku terpesona. Aku sudah memiliki suami." Entah mengapa, justru kalimat itu yang keluar dari mulut Kalea.

Mendengar kata suami disebut, raut wajah Javas berubah datar lalu berdiri dan kembali memakai sepatunya. Matanya menatap tajam dan penuh intimidasi pada Kalea.

"Ikut aku jika kamu ingin benar-benar bekerja."

Kalea melongo tidak percaya. Kenapa mood Javas berubah dalam sekejap?

Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!