Kalea menjambak rambutnya frustasi. Hampir saja jantungnya copot karena Javas turun dari mobil dan justru memperkenalkan diri. Beruntung saat Zoni keluar, Javas telah pergi bersama mobil mewahnya.
Namun, Kalea masih teringat dengan ucapan ibu mertuanya saat tadi menghadangnya pulang.
"Lagi-lagi pulang terlalu malam? Bagaimana sih. Zoni sejak tadi kelaparan makanya kita ada disini," ucap bu Rosi lengkap dengan gaya angkuhnya.
Kalea hanya bisa menunduk. "Maaf, Bu. Pekerjaan ku sangat banyak hari ini," ucap Kalea mengalah.
"Halah. Alasan saja. Mbak Kalea paling juga habis keluyuran." Anabel ikut menanggapi.
"Kalea!"
Baru saja Anabel menutup mulut, suara berat itu membuat dua wanita di depannya memandang kagum pada sosok yang memanggil nama Kalea.
Huh. Kalea hanya bisa menghela napas kasar mengingat kejadian tadi. Tidak ingin membebani diri, Kalea bergegas masuk ke kamar mandi. Setengah jam kemudian, Kalea telah kembali dengan hanya mengenakan bathrobe.
Saat baru saja pintu terbuka, Kalea begitu terkejut ketika mendapati Anabella ternyata sedang memegangi krim siang malamnya. "Sedang apa kamu disini?" tanya Kalea tak suka.
Anabel menoleh dan tersenyum miring. "Darimana Mbak dapat uang untuk membeli krim mahal ini? Aku jelas tahu jika krim yang Mbak Kalea pakai bukanlah krim murahan," tanya Anabel yang kini sudah mengambil semua krim perawatan wajah Kalea dan memasukkannya ke paperbag kecil.
"Itu bukan urusan kamu! Taruh lagi! Semua itu milikku!" sentak Kalea lalu berusaha merebut paperbag tadi.
Karena tubuh Anabel lebih tinggi, Kalea sulit menggapainya. "Eits. Enak saja. Mbak tuh nggak cocok pakai skincare mahal. Jadi, ini semua untukku saja," ucap Anabel tertawa meremehkan.
Kalea menggeram kesal. Seenaknya saja Anabel mengambil semuanya. "Kembalikan! Semua ini milikku!" teriak Kalea menggema di seluruh ruangan. Sampai Zoni dan bu Rosi yang sedang berada di lantai bawah mendengar dan bergegas menuju sumber suara.
Anabel tampak terkejut dengan sikap Kalea yang tidak biasanya melawan. Kakinya mundur beberapa langkah kala mendapati Kalea menatapnya nyalang.
"Ke–kenapa harus ma–marah? Uang untuk membelinya bukan dari hasil jual diri bukan?" tanya Anabel masih saja merendahkan.
Merasa tidak tahan karena berulangkali direndahkan, Kalea mengayunkan tangannya dan menampar pipi Anabel cukup keras.
Plak.
"Aw! Mama!" pekik Anabel kesakitan sambil memegangi pipinya yang sudah memerah akibat tamparan keras tadi.
"Kalea! Apa yang kamu lakukan!" pekik suara dari arah pintu yang ternyata masih terbuka. Zoni dan bu Rosi muncul dari sana. Tanpa aba-aba, Zoni membalaskan tamparan sang Adik untuk Kalea.
Plak.
"Beraninya kamu menampar adikku!"
Kalea terpaku dengan posisi yang masih memiringkan kepala akibat tamparan keras suaminya. Rasanya perih tetapi tidak seperih hatinya saat ini.
"Kamu menamparku?" tanya Kalea lirih. Nada suaranya terdengar parau walau matanya belum mengeluarkan cairan bening.
"Itu pantas untukmu. Beraninya kamu menampar putriku!" Kini giliran bu Rosi yang bersuara.
Kalea mengepalkan kedua telapak tangannya dan menatap nyalang pada Anabel. "Dia sudah mengambil semua barang ku tanpa izin! Lalu, apakah salah jika aku marah?" tanya Kalea berteriak di depan wajah Anabel.
Anabel pura-pura menangis. "Mama, aku hanya meminta semua perlengkapan kecantikannya. Masa tidak boleh," ucapnya merengek.
"Bawa pulang saja, Bel. Sebaiknya kalian pulang saja. Aku akan urus istriku terlebih dahulu," ucap Zoni yang seketika membuat Kalea menatap tak percaya pada suaminya.
Hah? Apakah ini sebuah bentuk pembelaan terhadap ibu dan adiknya? Persetan dengan skincare yang saat ini sudah dibawa oleh Anabella. Kalea sudah tidak peduli karena saat ini, hatinya begitu sakit dan kecewa.
Sepeninggalan bu Rosi dan Anabella, Kalea menatap penuh luka pada sosok pria di hadapannya. Sudah terlalu banyak kesakitan yang Kalea alami karena suaminya.
"Darimana kamu mendapatkan semua itu?" tanya Zoni menatap Kalea serius.
"Aku bekerja! Wajar saja aku membelinya untuk merawat wajahku yang buruk rupa, banyak jerawat, dan kusam. Kamu harusnya sadar jika ucapanmu yang selalu merendahkan ku, membuatku tidak percaya diri. Maka dari itu aku melakukan perawatan agar tidak seorang pun bisa menghina bentuk wajahku. Namun, semua sudah berakhir. Lagi-lagi kamu yang menyebabkan aku—"
"Aaargh!" Kalea tidak ingin melanjutkan kalimatnya. Dia sangat kesal pada laki-laki di hadapannya.
"Puas kamu sudah membuat ku hidup menderita?" tanya Kalea berteriak.
Zoni merasa tersentil dengan ucapan Kalea. Ada sesal yang mengisi relung hatinya. "Maafkan aku," ucap Zoni hanya dua kata seperti yang sudah-sudah.
Kalea tertawa sinis. "Kamu pikir, dengan meminta maaf bisa mengembalikan semuanya? Mengembalikan hati yang setiap hari kamu lukai? Mengembalikan masa mudaku yang aku habiskan hanya untuk berbakti padamu? Mengembalikan skincare yang aku beli kredit dari hasil jerih payahku? Kamu tidak bisa mengembalikan semuanya!" ucap Kalea menggebu-gebu. Dadanya sudah naik turun menahan amarah yang siap akan meluap.
Kalea menghembuskan napasnya kasar. Kesal sekali rasanya. Namun, saat Kalea bisa meluapkan kekesalan pada sang Suami, perasaannya sedikit membaik.
Zoni hanya diam menatap nanar Kalea yang hari ini tampil berani. Tidak seperti Kalea yang dulu selalu menunduk lalu menurut dengan apa yang dikatakan dirinya.
"Kamu pikir enak jadi aku? Kamu pikir aku bahagia selalu direndahkan oleh ibu dan adikmu, sedangkan kamu tidak pernah sekalipun membelaku. Atau, kamu sudah lupa jika aku istrimu? Kenapa kita tidak berpisah saja. Bukankah kamu jijik padaku?" tanya Kalea bertubi-tubi.
Mendengar kalimat terakhir yang Kalea ucapkan, Zoni mendadak tak suka. Memang benar jika selama ini mulutnya selalu mengatakan jijik ketika melihat Kalea. Namun, hatinya tetap tertuju pada Kalea.
"Jawab! Kenapa hanya diam!" sentak Kalea sambil mengguncang tubuh Zoni.
Air mata Kalea luruh seketika. "Aku juga ingin tampil cantik seperti dulu sebelum hidup denganmu. Aku ingin dihargai keberadaannya. Aku ingin dicintai seperti dulu," racau Kalea yang suaranya tak lagi menggebu-gebu.
Kalea sesenggukan. Mengapa susah sekali ingin hidup bahagia. Zoni yang merasa tidak tega, langsung membawa tubuh Kalea dalam pelukan. Melihat Kalea barusan membuat Zoni tersadar jika apa yang selama ini dilakukan telah melukai istrinya.
Kalea tidak memberontak saat Zoni membawa tubuhnya dalam pelukan. Dia juga tidak membalas pelukan itu. Pelukan yang rasanya sudah tak sehangat dan senyaman dulu.
Entah. Mungkin karena saat ini sudah pelukan yang lebih nyaman, yaitu pelukan Javas.
"Apa aku sudah banyak melukai mu?" tanya Zoni sambil merenggangkan jarak. Kalea membuang muka. Enggan menatap mata yang saat ini sedang tertuju ke arahnya.
"Sudahlah, Mas. Aku lelah sekali hari ini. Sebaiknya kamu tidur," ucap Kalea lalu melepaskan diri dari pelukan Zoni.
Namun, Kalea tidak berhasil saat Zoni justru menariknya menjadi semakin dekat dan membuatnya kurang nyaman.
Zoni membelai pipi Kalea yang lebih mulus dari biasanya. Dia baru menyadari jika Kalea kini berubah cantik tidak seperti biasanya. Mungkinkah karena memakai krim yang direbut oleh Anabel?
"Maafkan aku. Aku menyesal telah melakukan hal itu. Bisakah kita memulai kembali semuanya?" tanya Zoni yang seketika membuat perasaan Kalea menjadi bimbang.
Memulai kembali tentunya akan membuat Kalea hidup lebih lama dengan Zoni. Dan Kalea tidak terlalu percaya jika Zoni benar-benar ingin berubah.
Zoni mendekatkan wajah demi memupus jarak. Tangannya masih memegang pipi Kalea sambil memberikan elusan lembut disana. Di saat seperti ini, Kalea justru mengingat wajah Javas.
Kalea paham apa yang akan dilakukan Zoni padanya. Sehingga, Kalea memilih menjauh dan melepaskan diri. "Jangan sentuh aku dulu, Mas. Aku masih trauma dengan sentuhan kasar mu."
Zoni tampak kecewa lalu mengusap wajahnya kasar. "Maaf. Tidurlah. Aku akan pergi tidur juga," ucap Zoni bersikap lembut.
Tidak ada kemarahan yang ditunjukkan Zoni seperti biasanya. Dan hal itu justru membuat Kalea tidak suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Modish Line
good answer Kalea👍👍👍👍
2023-05-10
0
Hasrie Bakrie
Kalea jgn mudah terpedaya ma Zoni mending pisah aja,biar hidupmu lbh berwarna. Thor klo bisa ya crazy update ya biar aq gk penasaran
2023-02-18
2
Erni Kusumawati
jangan lemah Kalea dg setuhan suami lucnutmu itu...segeralah ambil keputusan sblm jiwamu benar2 sakit dan susah sembuh...
2023-02-18
1