Bab 11. Nyaman

Zoni menatap rumahnya yang tampak sepi. Tidak ada suara Kalea yang sedang mencuci piring atau sedang mencuci perabotan yang baru saja dipakai untuk masak. Keadaan rumah tampak rapi seakan jarang tersentuh oleh sang pemiliknya.

Harusnya Zoni senang karena tidak ada suara berisik Kalea dalam ruangan. Anehnya, Zoni cukup terganggu dengan rutinitas yang hampir satu Minggu ini tidak lagi ada. Rindu. Mungkin kata itu yang mewakili.

Harusnya Zoni tidak perlu lagi merasa seperti itu bukan? Apalagi merasa seperti ada yang hilang. Tidak ingin memikirkannya, Zoni segera menuju ruang makan dan melakukan sarapan. Dia bisa terlambat jika terus memikirkan istri buruk rupanya.

Saat membuka tudung saji, hanya ada satu piring nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya. Zoni menghela napas kasar dan memilih menutup makanan kembali. Selera makannya mendadak hilang.

"Lebih baik aku sarapan di kantor saja," gumam Zoni lalu bergegas keluar dari rumah setelah sebelumnya mengunci pintu.

Dengan perasaan yang buruk, Zoni mencoba fokus menyetir. Kepalanya terasa pusing saat semalaman suntuk tidak bisa tertidur. Oleh karena itu, tadi pagi Zoni marah-marah saat Kalea membangunkannya.

"Kenapa aku harus terganggu dengan tangis Kalea saat ada mama ya? Biasanya juga aku tidak pernah menganggapnya sebagai masalah," gumam Zoni bertanya dan cukup frustasi.

Saat mobilnya berhenti di lampu merah, ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk. Barangkali penting, Zoni mencari keberadaan ponsel yang ada di tas kerja. Nama Mama terpampang disana.

Zoni menghembuskan napas pelan lalu menggeser layar hingga telepon terhubung.

"Halo, Ma."

"Apa? Transfer lagi? Memangnya, uang mama kemana yang baru aku kasih? Kenapa mama tidak meminta ke Papa sih?" Untuk pertama kalinya Zoni merasa kesal dengan tingkah laku sang Mama.

Tanpa menunggu jawaban dari mamanya, Zoni segera menutup telepon dan melempar ponsel ke samping jok kemudi. Pagi hari yang indah nyatanya hanya jadi wacana.

Sedangkan di tempat lain, Kalea tengah menyiapkan sarapan untuk sang Tuan yang tidak lain adalah Javas. Kalea merasa heran sendiri. Hubungannya dengan Javas seperti seorang teman. Tidak ada tindakan layaknya Tuan dan pelayan. 'Javas memang orang yang baik.' Kalea bergumam dalam hati.

"Pasti sedang memikirkan aku ya?" tebak suara dari arah belakang Kalea.

Hal itu tentu membuat Kalea berjenggit kaget. Bagaimana bisa Javas mengetahui jika kepalanya sedang berpikir tentang Javas.

"Sepertinya kamu terlalu percaya diri," jawab Kalea sambil menggelengkan kepala.

Kalea berjalan mendekat dengan satu botol jus yang baru saja dibuatnya. "Ini. Aku membuatkan jus alpukat sesuai pesanan, Tuan," ucap Kalea sedikit membungkuk. Berniat melempar candaan pada Javas dan itu berhasil.

Wajah Javas mendadak tak suka. Kalea tentu tak mampu lagi menahan tawanya. Dia mulai terbahak kala melihat wajah Javas semakin konyol saja.

"Kenapa? Kenapa ekspresimu seperti itu?" tanya Kalea dengan tawa yang masih tersisa.

Javas tersenyum lalu menggeleng. "Kamu terlihat cantik saat tertawa dan aku suka," jawab Javas yang seketika membuat Kalea kehilangan senyum.

Sudah lama sekali Kalea tidak mendengar kata pujian keluar dari mulut sang Suami dan kini, Kalea justru mendengar dari mulut laki-laki lain. Bolehkah Kalea tersipu?

"Kenapa raut wajahmu seperti itu? Apa ada yang salah dari ucapan ku?" tanya Javas merasa bersalah.

Kalea menunduk sebentar dan kembali mendongak. Dia berusaha mengulas senyum walau terlihat dipaksakan.

"Tidak ada. Aku hanya merasa asing dengan kalimat pujian," jawab Kalea lalu kembali mengalihkan perhatian pada cucian di depannya.

Pikiran Kalea seakan langsung memutar kejadian dimana Zoni selalu mengatainya jelek, jerawatan, dan bermuka kusam. Tidak ada satu pun kalimat pujian yang diucapkan sang Suami saat bersamanya.

Bahkan, Kalea ingat jelas jika tadi pagi Zoni sempat berbicara dengan nada meninggi saat berusaha membangun sang Suami. Mengingat itu, air mata seketika membendung di pelupuk mata lalu menetes deras membasahi pipinya.

Kalea seperti kehilangan kepercayaan diri setelah apa yang dilakukan Zoni. Bahkan, di saat orang lain memujinya cantik, bukan senang yang Kalea rasa. Dia justru beranggapan, bahwa orang tersebut sedang menghina dirinya.

Bisa dibilang, Kalea seperti krisis akan percaya diri.

Kalea seperti merasakan ada pergerakan di belakang tubuhnya. Lalu, disusul suara berat namun sangat lembut.

"Apa terjadi sesuatu dengan rumah tanggamu?" tanya Javas lembut.

Kalea bergeming di tempat hingga suara Javas kembali terdengar. "Kamu bisa bercerita padaku. Dengan senang hati aku akan menyiapkan telinga untuk mendengar semua keluh kesahmu. Jangan dipendam, Lea. Itu tidak akan baik untuk kesehatan mentalmu."

Setelah Javas berucap demikian, Kalea seperti merasakan telapak tangan besar yang menepuk lembut bahunya. "Jangan dipendam sendiri."

Tanpa diminta atau dibuat-buat, Kalea pun menangis dengan air mata yang tumpah-ruah. Dia terharu karena ternyata, masih ada yang peduli dengan perasaan Kalea.

Tangisnya semakin menjadi kala merasakan tangan besar yang memeluk pinggangnya dari belakang. Ada rasa nyaman yang menyusup di relung kalbu saat tangan kokoh itu mendekapnya erat.

Entah itu karena apa, Kalea hanya ingin menikmati waktu ini. Waktu yang bisa membuat Kalea menumpahkan segala keluh kesahnya.

Tanpa Kalea sadari, kejadian itu menjadi awal dari perubahan hidupnya.

Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!