Hari berganti dan Javas sangat antusias menyambut kedatangan Kalea di pagi hari. Rutinitas tersebut selalu menjadi kegiatan yang Javas tunggu berulangkali.
"Kenapa Kalea belum juga sampai? Apa jangan-jangan suaminya menyakitinya lagi?" gumam Javas seketika merasa khawatir.
Namun, kekhawatirannya segera sirna saat mendengar pintu apartemennya dibuka. Javas pura-pura memejamkan mata dengan tubuh yang masih bergelung di bawah selimut.
Tidak berapa lama, pintu kamarnya terbuka. Saat Javas mencoba mengintip, bibirnya berkedut kala melihat penampilan Kalea yang terlihat cantik hari ini. Tidak sia-sia Javas mengajak Kalea ke salon agar tukang salon mau mengajarkan Kalea tata cara merias dan sebagainya.
Buktinya, kini Kalea telah menjelma menjadi perempuan yang sangat cantik. Senyum Javas seketika luntur ketika mengingat pasti akan lebih banyak saingan ketika Kalea berpenampilan cantik seperti itu.
Saat Kalea membuka gorden, Javas pura-pura menggeliat.
"Javas bangun! Ini sudah siang!" pinta Kalea masih sibuk membuka satu per satu gorden.
Javas menyipit, pura-pura baru saja terbangun. Huh. Javas ingin tertawa melihat kelakuan diri sendiri yang selayaknya anak ABG sedang di mabuk cinta.
Saat Kalea mendekat dan duduk di sisi ranjang, Javas bisa mencium aroma vanilla yang menyeruak. Tanpa ingin menunda, Javas langsung menarik lengan Kalea hingga perempuan itu berakhir merebah.
"Javas!" protesnya yang terdengar begitu merdu di telinga Javas.
"Iya, Sayang? Kenapa? Masih pagi jangan marah-marah." Setelah mengucapkan itu, Javas langsung memeluk Kalea layaknya guling empuk.
Kalea sempat memberontak namun tenaganya tetap kalah kuat dari Javas. Tidak ada pilihan selain pasrah dengan keadaan. Lagi pula, Kalea juga menikmatinya.
"Javas?" panggil Kalea lembut.
"Iya, Sayang?" jawab Javas lagi yang membuat Kalea tersipu.
"Semalam mas Zoni tidak pulang ke rumah. Katanya lembur gitu," beritahu Kalea yang membuat alis Javas bertaut heran.
"Apa urusannya denganku? Jangan bahas dia lagi," kesal Javas dengan bibir yang mengerucut kesal.
"Bukan itu maksudnya. Setelah aku pulang dari sini, ibunya mas Zoni datang. Dia mengatakan ingin menjodohkan mas Zoni dengan Wanita pilihannya," ungkap Kalea yang seketika membuat Javas merasa tertarik dengan pembahasan suami dari kekasih gelapnya itu.
"Lalu? Apakah mas Zoni-mu itu semalam sedang menemui wanita lain? Baguslah. Dengan begitu, kamu akan segera bercerai dengannya." Javas bertanya mengejek lalu mengasumsikan jawabannya sendiri.
"Aku tidak tahu," jawab Kalea singkat.
Mendengar itu, Javas segera menatap wajah Kalea. "Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir.
Kalea mengangguk. "Aku baik. Hanya saja, aku tidak bisa berpura-pura sedih. Bagaimana ini?" tanya Kalea polos yang membuat tawa Javas meledak.
Bisa-bisanya Kalea sedang memikirkan cara bagaimana caranya berpura-pura sedih. Kebanyakan dari manusia adalah berpura-pura bahagia.
"Kamu tidak perlu berpura-pura sedih. Tunjukkan saja ekspresi wajah seperti apa yang sedang hatimu rasakan. Jika tidak ingin terlihat bahagia atas hancurnya rumah tangga, kamu hanya perlu berekspresi datar atau biasa-biasa saja," saran Javas yang segera diangguki mengerti oleh Kalea.
"Baiklah. Kalau begitu bangunlah. Ini sudah terlalu siang," pinta Kalea dan Javas segera bangkit dari tidurnya.
"Jangan pergi. Tetaplah disini sampai aku selesai," titah Javas tidak terbantahkan.
"Javas! Aku harus masak."
"Tidak perlu. Kita akan makan di luar pagi ini. Jadi, tetaplah tunggu disini." Tidak ada pilihan lain. Kalea menurut dan duduk di sisi ranjang menunggu Javas menyelesaikan ritual mandinya.
Sekitar lima belas menit, pintu kamar mandi terbuka. Lalu, muncullah Javas hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggangnya.
Kalea menelan saliva saat matanya tak mampu beralih dari perut Javas yang sudah selayaknya roti sobek berjumlah enam. Javas yang paham dengan tatapan Kalea, sontak melemparkan candaan.
"Ingin menyentuhnya? Sentuh saja. Ini milikmu," tawarnya yang segera menyadarkan Kalea dari rasa terpesonanya.
"Tidak!" tolak Kalea dengan suara sedikit meninggi.
Javas tergelak. Dia berjalan mendekati Kalea dengan kondisi tubuh yang hanya ditutupi handuk. Dia sengaja ingin menggoda Kalea dan melihat reaksi seperti apa yang ditunjukkan perempuan yang dicintainya.
Javas menarik lengan Kalea agar berdiri dari duduknya. Kalea sempat melotot tajam hingga jemarinya berhasil menyentuh dada bidang miliknya.
"Javas!" protes Kalea yang tidak dihiraukan oleh Javas.
"Sudah aku katakan jangan marah-marah di pagi hari, Sayang." Javas berucap lembut sambil menarik pinggang Kalea posesif.
Mata Kalea kembali melotot waspada karena wajah Javas sangat dekat dengan wajahnya. "Jangan macam-macam di pagi hari, Javas," peringatnya yang membuat Javas tersenyum miring.
"Aku tidak akan macam-macam asal diberi penutup mulut. Caranya mudah, cium aku di sini," ucap Javas sambil menunjuk bibirnya sendiri.
Kalea memicing. Merasa bahwa Javas tengah ingin membodohinya. Kalea balas tersenyum miring lalu menjawab. "Baik. Sekarang tutup mata terlebih dahulu," pinta Kalea yang segera dilakukan oleh Javas.
Kalea terkikik geli lalu segera berjalan mengendap-endap keluar dari kamar. Meninggalkan Javas yang masih menunggu ciuman darinya.
Setelah berada di luar ruangan, Kalea terbahak renyah membayangkan wajah Javas yang mungkin saja akan kesal padanya. "Rasakan. Dasar pria mesyum!" ucap Kalea mensyukuri.
Sedangkan di tempat lain, Zoni sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Semalam dia tidak pulang karena banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
Sekitar pukul satu pagi, pekerjaan baru selesai. Kondisi tubuhnya sudah sangat lelah dan matanya sangat mengantuk. Karena perjalanan menuju rumah masih memerlukan dua puluh menit lagi, Zoni memutuskan untuk tidur di rumah orangtuanya. Ya. Jarak kantor dan rumah orang tuanya lebih dekat.
"Sarapan dulu, Zon. Ibu lihat, kamu sangat kurus. Apa istrimu itu tidak merawat mu dengan baik?" Bu Rosi berucap ketus saat sang Suami sudah duduk di kursi makannya.
Sengaja agar sang Suami ikut menjelekkan nama Kalea. Ini adalah hal yang sangat menyenangkan untuk bu Rosi karena bisa menyingkirkan menantu buruk rupanya.
"Benar begitu, Zon? Kenapa masih dipertahankan istri seperti itu sih? Heran, Ayah. Kamu itu tampan. Tidak seharusnya mengemis cinta pada wanita seperti Kalea." Bukannya menengahi, Pak Yudi justru ikut campur urusan rumah tangga sang Anak.
Zoni hanya menghela napas. Apa yang dituduhkan oleh mama dan papanya tidak sepenuhnya benar. Kalea justru mengurusnya dengan sangat baik. Hanya saja, Zoni kadang kurang kesadaran akan hal tersebut.
"Tidak, Pa, Ma. Itu semua tidak benar. Kalea mengurusku dengan baik," jawab Zoni yang entah mengapa hari itu merasa tidak terima.
"Sudahlah, Zon. Lebih baik kamu ceraikan dia. Vanes sudah menunggu kamu menjadi duda loh. Masih ingat Vanes kan? Mantan pacar kamu? Kemarin Mama bertemu dia di toko perhiasan. Dia sangat cantik sekarang." Bu Rosi mulai memprovokasi pikiran Zoni.
"Nanti Zoni pikirkan, Ma. Saat ini, Zoni ingin fokus bekerja karena lima bulan lagi akan ada kenaikan jabatan. Zoni berharap, ini akan menjadi kesempatan Zoni berkarir lebih baik lagi," jawab Zoni yang seketika membuat semua orang yang berada di meja makan tersenyum berbinar.
Tentu saja ini akan sangat membahagiakan. Zoni bisa memberi uang yang banyak pada mereka. Begitulah pemikiran satu keluarga tersebut.
"Kalau begitu, fokuslah dulu pada karirmu. Itu lebih penting untuk masa depan." Bu Rosi berucap sok bijak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...jangan lupa kasih dukungannya ya....
...komen yang banyak biar aku semakin semangat 🥰...
...aku kasih visual Javas dan Kalea di sini ya👇...
Javas Kanagara
Kalea Annasya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Alanna Th
jngn smp kalea hamil, thor. biarkn kalea bahagia brsm javas 🤔😘💗👍
2023-08-25
1
Aisyah Nabila
Maa syaa Allah kalea cantik bngt🥰
2023-08-21
0
Aas Azah
thor itu kalea dibilang jelek,jerawatan dan buruk rupa dari mananya 😱,orang cantik nya kebangetan gitu 😘
2023-03-02
1