Bab 13. Remuk

Tepat pukul enam sore, Kalea telah memarkir motornya di garasi. Sudah ada mobil milik suaminya di dalamnya. Itu berarti, Zoni sudah pulang dari bekerja. Sebelum masuk, Kalea mematut diri di kaca spion untuk memastikan bahwa penampilannya masih seperti semula.

Kalea tersenyum dan dalam hati mengucapkan kalimat terima kasih pada Javas yang telah membantunya merubah penampilan. Kalea merasa, wajahnya saat ini terlihat lebih bersinar dari biasanya.

Memang, belum terlalu signifikan perubahannya. Tetapi, perawatan tadi siang telah berhasil menghilangkan kulit kusam dan bekas jerawat.

Rambutnya juga sudah mendapatkan perawatan yang baik, yaitu di potong sebahu dan diberi vitamin rambut. Jadi, Penampilan Kalea saat ini cukup berbeda dan tentunya terlihat lebih fresh.

Ceklek. Kalea membuka pintu rumah dan ternyata, Zoni sedang duduk di sofa ruang tengah. Entah menunggunya atau memang sengaja ingin duduk bersantai di sana.

"Malam, Mas," sapa Kalea lalu kakinya berbelok menuju tangga. Tidak ada keinginan untuk duduk bersama Zoni atau sekedar menyalami tangannya. Kalea cukup sadar diri jika Zoni mungkin saja masih marah.

Namun, suara Zoni berhasil menghentikan langkah Kalea. "Kalea," panggil Zoni lembut. Tidak seperti biasanya yang kasar dan ketus.

Kalea memutar kepala dan berucap. "Ada apa? Apa kamu butuh sesuatu, Mas?" Kalea bertanya sesuai dengan kebiasaan Zoni yang akan memanggil Kalea jika sedang membutuhkan sesuatu.

Zoni tampak salah tingkah. "Itu benar kamu kan?" tanyanya gugup dan Kalea langsung mengangguk.

"Iya. Kenapa memangnya, Mas? Ini aku, Kalea," jawab Kalea tersenyum tipis.

Zoni berjalan mendekat. Saat sudah sampai di hadapan Kalea, Zoni berdehem pelan. "Ehem. Hari ini kamu tampil berbeda," ucapnya terlihat gugup.

Kalea tersenyum. "Aku baru potong rambut. Kalau begitu, aku mandi dulu ya, Mas," pamit Kalea tersenyum manis.

Tanpa diduga, Zoni mengekor dari belakang hingga membuat Kalea terpaksa menghentikan langkah dan menyempatkan menoleh.

"Apa kamu butuh sesuatu, Mas?" tanya Kalea dengan alis yang bertaut.

Zoni tersenyum lalu menggeleng. "Aku hanya ingin ikut ke kamar. Tidak apa-apa kan?" tanya Zoni yang nada bicaranya terdengar sangat lembut.

Kernyitan di dahi Kalea semakin dalam. Dia merasa aneh dengan sikap sang Suami yang mendadak baik juga lembut. "Kamu ... Sehat kan, Mas?" tanya Kalea heran.

Zoni tampak mengerjapkan matanya beberapa kali. Kepalanya mengangguk yakin. "Aku sehat. Apa ada yang salah denganku?" Kini Zoni balik bertanya.

Kalea menggeleng lalu segera melanjutkan niat menuju kamar. Saat kakinya sudah sampai di depan pintu kamar utama, Kalea tiba-tiba merasakan pergelangan tangannya digenggam.

Walau sempat terkesiap, Kalea segera menguasai diri. "Ada apa sih, Mas? Jika butuh sesuatu katakan saja. Aku akan mandi terlebih dahulu lalu ingin menjemur pakaian." Kalea berucap panjang lebar.

Zoni menatap Kalea lekat. Harusnya, Kalea merasa senang karena ditatap dengan lekat seperti itu. Namun, hati Kalea seakan tidak lagi menerima perlakuan tersebut.

"Sudah lama kita tidak melakukannya. Bolehkah aku memintanya malam ini?" tanya Zoni terdengar sangat lembut.

Kalea terdiam dengan pikiran yang kini mulai berperang. Kalea sudah bisa menebak apa yang akan terjadi jika sampai menyetujui keinginan sang Suami. Namun, Kalea tidak sanggup menolak karena hal tersebut memang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi seorang istri.

Kalea masih takut bila diajak berhubungan suami-istri karena dia dibuat trauma dengan perlakuan kasar Zoni saat di atas ranjang. Bukan nikmat yang Kalea dapat. Melainkan rasa perih dan denyutan nyeri di inti tubuhnya.

Kalea ingin membuka mulut. Namun, hal itu urung saat tiba-tiba Zoni meraup bibirnya dengan kasar dan menuntut. Kalea sampai tidak bisa mengimbangi ciuman itu dan tidak bisa menikmatinya.

"Hmmph." Kalea seperti kehabisan napas karena Zoni tidak sedikit pun memberi Kalea jeda untuk meraup oksigen.

Bug! Bug! Bug!

Kalea memukul kencang dada sang Suami agar segera melepas ciuman dan itu memang berhasil. Namun, hal itu hanya sebentar karena kini Zoni telah mengangkat tubuh Kalea menuju kamar utama.

Kalea ingin memberontak. Namun, Kalea takut dosa saat menolak ajakan sang Suami.

Hingga Zoni merebahkan tubuh Kalea di atas ranjang sedangkan dirinya mulai melepas semua kain yang melekat di tubuhnya.

Tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu, Zoni langsung memasuki inti tubuh Kalea sampai rintihan kesakitan terdengar dari bibir Kalea. Sakit, perih, dan seperti merasakan luka robek.

Kalea menatap langit-langit kamar yang tampak buram karena kini matanya telah berembun. Saat Kalea memejamkan mata, air yang membendung di pelupuk mata pun menetes.

Kalea berteriak kesakitan namun sama sekali tidak dihiraukan oleh Zoni. Hingga beberapa menit berlalu, Zoni seperti telah sampai pada puncak lalu tubuhnya ambruk ke samping tubuh Kalea.

Dada Kalea semakin sesak kala melihat suaminya itu langsung berbaring dengan posisi memunggunginya. Tidak ada ucapan terima kasih atau sekedar kecup sayang seperti pasangan kebanyakan.

Kalea segera membekap mulutnya agar isakan tangisnya tidak terdengar. Air matanya seperti enggan untuk berhenti membasahi sang Pipi.

Tidak berapa lama, Kalea bisa mendengar dengkuran halus yang menandakan jika suaminya telah tertidur.

Kalea menghela napas pelan untuk menghilangkan sesak di dada. Tubuhnya terasa remuk-redam karena baru saja digempur tanpa perasaan.

Fisik dan psikis-nya mungkin sudah tidak berbentuk akibat sudah terlalu hancur.

Mengabaikan sakit yang mendera, Kalea memunguti pakaian yang berserakan di lantai lalu memakainya asal. Setelah itu, Kalea keluar dari kamar menuju kamar sebelah untuk menenangkan traumanya yang kini kembali menghampiri.

Kalea sangat takut bila Zoni telah mengajaknya berhubungan badan. Bohong jika orang lain mengatakan kegiatan tersebut menyenangkan. Pada kenyataannya, Kalea selalu merasa kesakitan.

Saat sudah sampai di kamar mandi, Kalea menatap pantulan dirinya di cermin. Rambut yang sudah acak-acakan dengan seluruh lehernya di penuhi tanda merah. Kalea merasa tubuhnya begitu menjijikkan.

Lagi-lagi Kalea membekap mulutnya agar isakannya tidak terdengar. Selalu seperti itu. Kalea harus menangis sendiri, secara diam-diam, di tempat yang tersembunyi, agar selalu terlihat baik-baik saja.

Kini, Kalea merasa lelah selalu menunjukkan wajah bahagianya. Malam ini, wajah itu luntur dan besok Kalea harus membentuk topengnya lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Jangan lupa kasih like, komen, vote dan hadiah semampu kalian🥰...

...dukungan sekecil apapun akan sangat membantu....

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

sngt miris nasib wnt yg dprks swaminya sendiri. walaupun aq gk zuka n mnolak brhbngn dg swami krn bkn enak mlh sakit, tp swami gk prnh smp mmprks. mlh sdh -/+ plhn thn tdk mnyentuhq 😱😜😰😥

2023-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!