Bab 4. Mencari pekerjaan

Pagi kembali menjelang. Setelah semalaman suntuk memikirkan hinaan dari keluarga suaminya, Kalea bertekad untuk mencari pekerjaan. Dia tidak ingin dihina terus-menerus. Apalagi, Kalea akan semakin sakit hati jika fisiknya yang dihina.

Rasanya sudah cukup Kalea diperlakukan buruk. Dia harus mulai berani memerangi keburukan agar kebaikan tidak selalu tertindas.

Setelah selesai mandi, Kalea segera mencari baju yang layak. Beruntung, semalam ada beberapa baju yang dipindah ke kamarnya saat ini. Jadi, Kalea tidak perlu mengunjungi kamar suaminya.

Oh iya. Kalea juga sudah memasak untuk sarapan. Setelah dihina kemarin oleh Zoni, Kalea akan mulai membuat list jadwal paginya seperti bangun, cuci muka, masak, mandi, lalu sarapan.

Kalea tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti tubuhnya yang masih bau bawang saat sarapan bersama suaminya. Setelah selesai bersiap, Kalea turun ke lantai dasar menuju ruang makan.

Belum ada Zoni di sana. Jadi, Kalea sempatkan untuk menyiapkan nasi goreng buatannya ke piring suaminya. Setelah itu, Kalea duduk di kursi menunggu Zoni tiba.

"Tumben kamu rapi pagi ini," ucap suara yang tidak lain adalah suara Zoni.

Kalea mendongak dan tersenyum tipis. "Aku mau mencari pekerjaan hari ini," jawab Kalea lembut.

Zoni tampak mencebikkan bibirnya. "Baguslah. Dengan begitu, kamu tidak selalu mengandalkan uang dariku. Aku juga tidak akan meminta uang milikmu. Gunakan saja untuk perawatan wajahmu yang penuh jerawat itu."

Kalea tersenyum masam. Entah itu sebuah perhatian atau hanya sebuah penghakiman. Namun, Kalea tetap mengangguk sambil mengulas senyum. "Pasti, Mas."

Kalea melihat suaminya itu mengambil posisi duduk yang bersebrangan. "Oh iya. Besok kan aku gajian. Karena ibu memiliki hutang dengan teman arisan, terpaksa besok kamu hanya aku kasih satu juta. Yang dua juta aku kasih ibu dan dua juta lagi untukku," jelas Zoni yang membuat Kalea seketika terdiam.

Ini adalah kali kedua ibu mertuanya mendapatkan jatah lebih banyak darinya. "Bukannya bulan kemarin ibu juga mendapat lebih banyak jatah ya, Mas? Kenapa sekarang lagi?" tanya Kalea masih mempertahankan nada lembutnya.

"Itu bukan urusan kamu! Ibuku tetap nomor satu!" tegas Zoni sekali lagi dan Kalea sudah tidak bisa membantah lagi. Selalu saja menjadi pihak yang lemah ketika Zoni sudah memutuskan.

Tanpa banyak kata, Kalea segera memakan sarapan. Zoni meninggalkan meja lebih dulu tanpa berpamitan dengan Kalea. Ada sesak yang berusaha Kalea tahan, ada kecewa yang coba Kalea tenangkan. Matanya hanya bisa menatap nanar punggung sang Suami yang semakin menjauh.

"Kita suami istri tetapi jarak di antara kita sudah terlalu jauh, Mas. Kamu sulit sekali untuk ku gapai," gumam Kalea dengan denyutan nyeri di dadanya.

Tidak ingin larut dalam hubungan yang tidak jelas ini, Kalea bergegas keluar rumah setelah sebelumnya mengunci terlebih dahulu. Kalea ingat bahwa hari ini ada janji temu dengan Javas.

Entah mengapa kata hatinya mengatakan bilas Kalea harus menemui Javas terlebih dahulu. Padahal, hubungan pertemuannya baru saja terjalin kemarin.

Memilih berjalan kaki, lima belas menit kemudian Kalea sampai di taman. Di bergegas menuju pohon Ketapang dimana di bawah pohon tersebut sudah menjadi tempat favoritnya.

Baru saja duduk bersila di bawah pohon tersebut, suara berat terdengar yang tidak lain adalah milik Javas. "Sudah lama menunggu?" tanyanya lembut.

Kalea mendongak lalu tersenyum kala melihat Javas berdiri di sampingnya. "Baru saja," jawab Kalea lalu menepuk sisi kosong di sebelahnya.

"Sepertinya, hari ini kamu lebih bahagia. Apakah bertemu denganku membuatmu bahagia?" tanya Javas dengan percaya dirinya.

Kalea sontak tergelak renyah. "Bisa jadi. Seumur hidup, bisa di hitung berapa temanku dulu. Sekarang, aku sudah tak lagi memiliki teman," jawab Kalea yang wajahnya mendadak sendu.

Javas mengangguk-anggukan kepala. "Tenang saja. Aku bersedia menjadi temanmu saat ini," jawab Javas yang membuat senyum Kalea terukir.

"Oh iya. Apakah kamu tidak bekerja? Mengapa di pagi hari seperti ini, kamu justru berjalan-jalan?" tanya Kalea penasaran.

Javas menatap Kalea dengan pandangan yang lembut juga senyum tipisnya yang terukir. "Aku pengangguran," jawabnya yang membuat Kalea percaya saja.

"Oh. Berarti kita sama." Kalea berucap bungah. Javas hampir saja meledakkan tawa. Namun, Javas ingat dirinya hanya berbohong pada Kalea.

Seorang wanita yang sejak lima bulan terakhir hanya bisa Javas lihat dari jarak jauh. Dia perempuan kedua yang berhasil mengetuk pintu hatinya setelah sang Mama.

Terlalu pusing menanggapi sang Mama yang suka bertanya kapan Javas menikah, membuat dia melarikan diri ke taman ini. Taman dimana untuk pertama kalinya Javas melihat Kalea.

Namun setiap kali Javas melihat Kalea, perempuan itu selalu murung dan pandangannya kosong. Saat Kalea tidak datang beberapa hari ke taman, Javas merasa kehilangan.

Jadilah saat Kalea kembali datang dengan kondisi yang sama, yaitu murung dan melamun, Javas berani untuk memperkenalkan diri.

"Apa kabar hari ini?" celetuk Javas yang membuat Kalea kembali tersenyum.

"Aku rasa buruk. Tetapi, bukankah setiap hari kita harus bersyukur?" jawab Kalea mendadak melankolis.

Javas mengangguk membenarkan. "Benar. Tetapi, kita bisa merubah hal buruk tersebut loh. Bersyukur itu tidak selalu kita menerima apa yang terjadi pada diri sedangkan kita saja belum berusaha. Misalkan, aku bersyukur karena pengangguran. Tapi, aku tidak bisa terlalu mensyukuri. Jadilah aku memilih mencari pekerjaan," jelas Javas panjang lebar yang membuat alis Kalea justru bertaut.

Melihat itu, Javas kembali bersuara untuk kembali menjelaskan. "Kita memang harus selalu bersyukur setiap saat. Tetapi, kita juga harus berusaha untuk hidup lebih baik lagi dan jangan menjadikan rasa syukur itu membuat kita malas. Bersyukurlah dan berusaha lebih baik lagi."

Setelah itu, Kalea baru memahami inti dari ucapan Javas barusan. "Baiklah. Jadi, apakah kamu mempunyai lowongan pekerjaan? Aku rasa, aku butuh sebuah pekerjaan. Apapun itu akan aku lakukan. Karena aku hanya lulusan SMP, tidak mungkin aku berangan menjadi pekerja kantoran dengan jabatan tinggi. Jadi cleaning service juga tidak masalah," ucap Kalea dengan raut memelas.

Javas mengerjapkan beberapa kali. "Ada. Aku ada lowongan pekerjaan jika kamu memang bersungguh-sungguh ingin bekerja. Tetapi hanya pekerjaan cleaning service di sebuah hotel," ucap Javas menyambut dengan baik.

Mata Kalea tampak berbinar. "Benarkah? Apa yang harus aku persiapkan untuk melamar pekerjaan di hotel tersebut? Apakah kamu bisa membantuku? Aku sangat membutuhkannya," tanya Kalea bertubi-tubi yang membuat Javas merasa gemas sendiri.

Tangannya bergerak untuk mengacak rambut Kalea lembut. "Kamu hanya perlu modal rajin, ulet, dan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Tidak perlu menunjukkan ijazah dan lain sebagainya," jawab Javas tersenyum begitu manis.

Sangat berbeda dengan kondisi tubuh Kalea yang saat ini justru mematung akibat perlakuan manis dari Javas. 'Seandainya mas Zoni semanis ini padaku,' batin Kalea masih sempat-sempatnya memikirkan sang Suami.

Terpopuler

Comments

Aisyah Nabila

Aisyah Nabila

ayo kalea semangat🌹

2023-08-21

2

Modish Line

Modish Line

awal YG bagus Kalea👍

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!