Bab 17. Seorang perusak

Matahari tampak menyingsing tepat di atas kepala. Sampai-sampai panasnya terasa nyata dan bisa saja merusak kulit manusia. Javas keluar dari mobil mewahnya disusul Reza, sang asisten.

Siang ini Javas diminta sang Mama untuk makan siang bersama. Entah dengan tujuan apa, Javas hanya berharap mamanya tidak lagi membahas tentang pernikahan dan mengaitkan dengan usianya yang sudah berkepala tiga.

"Selamat siang, Ma," sapa Javas lalu memeluk sang Mama yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah menginjak setengah abad.

"Akhirnya kamu datang juga. Hari ini Mama sudah memasak banyak makanan untukmu. Sebentar lagi Kesha pasti pulang," ucap mama Javas sambil membalas pelukan sang Putra tercinta.

Kesha merupakan adik dari Javas yang usianya terpaut sepuluh tahun dari laki-laki tersebut. Saat ini, Kesha sudah berusia dua puluh tahun dan sedang menjalankan studi di sebuah universitas ternama.

"Aku pulang," ucap suara dari arah pintu yang membuat ibu dan putranya menoleh ke arah sumber suara. Tak terkecuali Reza, dia juga mengikuti ke arah dimana sumber suara berada.

"Kak Javas sudah sampai?" tanya Kesha lalu memeluk sang Kakak tercinta.

"Reza! Kamu ikut makan saja ya? Belum makan siang pasti kan?" tanya bu Belinda, yang tidak lain adalah ibu dari Javas.

Reza memang dekat dengan keluarga Javas karena pria berdarah Jawa itu selalu ikut kemanapun sang Tuan pergi. Bu Belinda sempat mengira jika Javas tidak beres dan menyukai sosok Reza. Namun, baik Javas maupun Reza segera membantahnya. Tuduhan seperti itu tidaklah benar. Hubungan di antara keduanya hanya sebatas partner kerja.

"Iya. Kamu makan disini saja. Lumayan, bisa menghemat pengeluaran ku siang ini," ucap Javas tersenyum puas.

Reza mencebikkan bibirnya kesal. Sejak kapan sang Tuannya itu perhitungan? "Baik. Saya akan ikut makan disini," jawab Reza pada akhirnya mengangguk patuh.

Acara makan siang pun terjadi. Tidak ada yang berbicara saat prosesi makan itu terjadi. Di keluarga Javas, makan sambil berbicara adalah sesuatu yang dilarang. Hal itu dilakukan turun-temurun hingga sampai pada Javas dan Kesha.

Dua puluh menit yang berlalu, hanya terdengar denting sendok yang beradu dengan piring. Hingga semua telah meletakkan peralatan makan, Javas baru berani bertanya.

"Mama tidak ada niat terselubung kan?" tanya Javas langsung pada intinya.

Hal itu membuat bu Belinda terkekeh kecil. Putranya itu memang pandai membaca pikirannya. "Tidak. Mama justru mempunyai niat baik untuk masa depanmu. Berhubung usia kamu satu bulan lagi genap tiga puluh tahun, Mama ada kenalan gadis—"

"Mama!" kejar Javas buru-buru karena tahu kemana arah pembicaraan sang Ibu.

Bu Belinda hanya bisa menghela napas lelah. Puteranya itu seperti betah sekali hidup melajang. Beliau tentu tidak akan rela jika Javas menjadi perjaka tua seumur hidup.

"Mama itu berbicara realistis, Javas. Kamu butuh pendamping di masa tua. Kamu butuh anak-anak untuk mewarnai hari tuamu kelak. Mama seperti ini ya karena peduli denganmu. Jika kamu tidak bisa mencarinya sendiri, Mama akan bantu cari. Yang pasti, Mama tidak akan salah pilih," jelas Bu Belinda panjang lebar. Nada lembut dan keibuan itu berhasil membuat Javas luluh.

"Mama tenang saja. Aku sudah memiliki calon sendiri." Pengakuan Javas tersebut tentu langsung membuat raut wajah semua orang yang berada di meja makan terkejut. Namun, tidak dengan Reza. Dia sudah tahu siapa sosok yang saat ini tengah mengisi hati sang Tuan.

"Siapa orangnya? Bawa dia kesini menghadap Mama. Bagaimanapun, Mama harus mengenalnya lebih dulu," ucap bu Belinda terdengar antusias.

Javas tersenyum lebar. "Nanti. Ketika sudah tiba saatnya, Aku akan bawa dia menemui Mama. Aku yakin, Mama akan langsung suka dengan pilihan Javas," ucapnya lembut yang semakin membuat ibu dari dua anak itu penasaran.

"Siapa namanya? Lalu, berapa lama Mama harus menunggunya? Mama tidak ingin terlalu lama." Bu Belinda Kini mengeluarkan jurus jitu yaitu mode merajuk pada sang Putra.

"Segera, Ma. Doakan saja agar Javas bisa melewati rintangannya."

Mendengar itu, dahi Kesha sontak mengernyit heran. Memangnya rintangan apa yang harus di hadapi sang Kakak?

"Jangan katakan jika Kakak menyukai istri orang?" tebak Kesha yang seketika membuat Javas bungkam. Susah payah Javas menelan salivanya sendiri karena sang Adik memang sangat cerdas dalam hal yang menyangkut pekerjaan detektif.

Melihat keterdiaman sang putra, bu Belinda bertanya sekali lagi untuk memastikan bahwa apa yang dituduhkan Kesha tidaklah benar. "Jawab, Javas. Kamu tidak perlu takut jika perempuan yang kamu cintai masih melajang," desaknya yang semakin membuat Javas seperti kehilangan kata-katanya.

"Kalian akan tahu nanti. Aku belum bisa menjawabnya." Javas tampak gugup kala mengucapkannya.

Bu Belinda memijat pelipisnya yang mendadak pening. Raut wajah Javas tentu sudah bisa ditebak. "Kamu tidak bisa berbohong dengan Mama, Javas. Mama tahu jika tuduhan adikmu itu sesuatu hal yang benar." Beliau mulai mengasumsikan sendiri karena Javas tak kunjung membuat klarifikasi.

"Bang Reza? Abang pasti tahu bagaimana keseharian kak Javas kan? Katakan dengan jujur pada kami!" titah Kesha tegas yang sayangnya, malah terlihat sangat menggemaskan di mata Reza.

"Apa-apaan sih. Reza tidak tahu apa-apa tentangku. Dia hanya bekerja di kantor," cegah Javas berharap jika Reza tidak membongkar rahasianya. Jika sampai itu terjadi, jangan harap Reza akan keluar dari rumah ini dalam keadaan utuh.

Huh! Kesal sekali menjadi pihak tersangka. batin Javas sebal.

"Katakan Reza! Kamu tidak perlu takut pada Javas." Kini giliran bu Belinda yang mendesak Reza untuk berbicara jujur.

Reza tampak tenang. Dia bahkan sempat untuk mengulas senyum. "Maaf, Nyonya. Tetapi, saya tidak tahu apa-apa. Setiap hari saya menghabiskan waktu di perusahaan bersama Tuan. Di luar itu, saya tidak tahu-menahu," jawab Reza yang membuat Javas bisa bernapas lega.

Bagus! Besok aku kasih kamu bonus! batin Javas merasa menang.

"Reza tidak tahu apa-apa, Ma. Dia sangat fokus bekerja mengurus pekerjaan. Dia tidak punya waktu untuk mengurusi kehidupan asmaraku. Karena, kehidupan asmaranya juga tidak berbeda jauh dariku. Jomblo berkualitas," ucap Javas jumawa.

Mendengar pengakuan itu, Kesha dan bu Belinda sontak memutar bola matanya jengah. Bu Belinda sedikit sangsi jika banyak laporan yang mengatakan jika Javas sangatlah dingin dan suka bicara irit saat di kantor.

Buktinya, sikap Javas sangat pecicilan dan percaya diri tingkat tinggi.

"Baiklah. Awas saja jika sampai apa yang dituduhkan Kesha benar. Mama tidak akan segan untuk menghukum mu. Jangan membuat ulah dengan merebut istri orang seperti yang ada di film-film yang Mama tonton. Mama tidak tahu bagaimana sedihnya papa di atas sana saat mengetahui jika putra kebanggaannya menjadi seorang perusak," ucap bu Belinda panjang lebar.

Javas hanya bisa terpaku di tempat mendengar setiap kalimat yang meluncur dari mulut mamanya.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

umumny sang bunda tdk zuka anaknya pcrn sm janda. maunya prwn brkwalitas. pdhl bnyk yg ngakuny prwn trnyata sdh bnyk dcelup oom"! 😱😫🤮

2023-08-25

0

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

Javas pebinor berkualitas mom Belinda..tenang saja..justru Javas pebinor penyelamat kesehatan mental seorang istri yg sdg mempunyai kondisi fisik dan jiwa tdk baik akibat tekanan dr mertua dan suami lucnutnya

2023-02-17

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!