Bab 12. Diabetes

Javas benar-benar menyediakan telinga untuk mendengar segala keluh kesal yang dirasakan Kalea. Laki-laki itu juga menyediakan bahu untuk Kalea bersandar.

Ya. Kalea telah menceritakan semua tentang masalah rumah tangganya. Walau tidak ada saran yang Javas berikan, setidaknya perasaan Kalea sedikit lebih baik. Kalea seperti mempunyai seseorang sebagai tempat keluh dan kesahnya.

"Terima kasih, Javas. Hatiku merasa lega ketika bisa bercerita semua yang mengganjal di hati," ucap Kalea dengan senyum yang terkembang. Matanya terlihat bengkak akibat terlalu lama menangis.

Javas mengangguk dan balas tersenyum. "Jangan memendamnya sendiri. Kamu bisa berbagi dengan ku."

"Boleh aku memberimu saran?" Javas kembali berucap.

Tentu saja Kalea mengangguk dengan antusias. Dia memang membutuhkan saran dari seseorang yang bisa melihat permasalahan ini dengan dua sudut pandang.

"Aku merasa, rumah tanggamu sudah tak lagi baik-baik saja. Apakah tidak ada keinginanmu untuk mengakhiri semuanya?" tanya Javas yang seketika merubah raut wajah Kalea menjadi murung.

Agar tidak membuat kesalahpahaman, Javas pun menyambung kalimatnya. "Maksudku, agar di antara kalian tidak lagi saling menyakiti. Namun, jika kamu tidak ingin mengakhiri, itu urusan kamu. Aku hanya memberi saran tentang apa yang aku ketahui."

Kalea menatap Javas serius. Banyak pertimbangan yang membuat Kalea enggan untuk bercerai. Selain takut, Kalea juga belum siap menghadapi sang Ayah yang mungkin saja bisa menghakimi Kalea.

Pasalnya, Kalea pernah bercerita tentang rumah tangganya bersama Zoni. Dia juga bercerita tentang kelakuan sang Ibu mertua dan adik ipar yang kurang baik padanya. Namun, bukan pembelaan yang Kalea dapat. Dia justru mendapat penghakiman seakan bercerita pada ayah dan ibunya adalah suatu kesalahan.

Lalu, jika tidak dengan keluarga, Kalea harus bercerita pada siapa? Zoni juga sama tak percayanya dengan ucapan Kalea. Teman? Sebenarnya ada satu teman Kalea. Hanya saja, Kalea tidak ingin merepotkan temannya yang juga sudah memiliki keluarga. Pasti banyak masalah yang dihadapi sang Teman dan Kalea tidak ingin menambahinya.

"Kalea?" panggil Javas lembut karena Kalea tak kunjung bersuara.

"Kalea!" panggilnya lagi sedikit keras agar Kalae Segera tersadar dari lamunannya.

"Hah? Kenapa?" tanya Kalea gelagapan.

Javas tersenyum tipis lalu mengacak rambut Kalea gemas. "Jangan pikirkan itu lagi. Kamu harus mencintai diri kamu terlebih dahulu sebelum ingin mencintai orang lain. Itu akan sangat penting bagi kehidupanmu nanti," ucap Javas kembali memberi saran.

Kalea terharu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Apa yang diucapkan Javas adalah benar. Mulai sekarang, Kalea harus belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

"Terima kasih, Javas."

"Sama-sama. Bagaimana jika hari ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat? Kamu ingin belajar mencintai diri sendiri kan?" Javas berucap lembut hingga ucapannya itu bagai hipnotis dan membuat Kalea seketika mengangguk.

"Boleh. Aku ingin belajar mencintai diri sendiri," jawab Kalea layaknya anak kecil yang patuh pada orang tua.

Javas terkekeh lalu mengacungkan jari jempolnya. "Bagus. Kamu harus mencintai diri kamu sendiri terlebih dahulu."

'Lalu setelahnya, kamu bisa mencintai ku. Semoga saja,' imbuh Javas yang tentunya hanya diucapkan dalam hati.

"Tetapi, apakah kamu tidak bekerja?" tanya Kalea merasa tidak enak.

Javas menggeleng. "Sudah ada Reza yang akan mengurus semua pekerjaan ku. Lagi pula, hari ini sudah terlalu siang. Aku malas untuk datang ke kantor," jawab Javas.

"Yah. Ini semua karena aku ya? Maaf karena sudah membuang waktumu yang begitu berharga." Kalea seketika merasa bersalah.

Javas sedikit terkesiap jika Kalea menganggap dirinya bagai beban. Javas mengerti, ternyata kepercayaan diri Kalea memang sangat krisis. Rasa tidak enakan dan takut merepotkan, seperti sudah menyatu pada diri Kalea.

"Tidak perlu merasa seperti itu. Kamu itu berharga. Oleh karena itu, aku menyediakan waktu untukmu. Jangan anggap dirimu tidak berarti." Javas kembali berucap untuk memberikan kepercayaan diri pada Kalea.

...................

Di sebuah pusat perbelanjaan di ibu kota, Kalea dan Javas kini berada. Kalea tidak menyangka jika Javas turut membantu dirinya untuk memperbaiki diri.

Pasalnya, Javas membawa Kalea ke sebuah salon kecantikan di sebuah mall. Semua orang tahu, jika salon tersebut biasa dikunjungi oleh kaum jetset.

Kalea sampai ragu apakah Javas benar-benar bisa membayar jika Kalea melakukan perawatan disini?

"Masuklah. Daripada kamu selalu dihina jelek dan banyak jerawat. Kamu harus berubah menjadi lebih baik lagi dari segi fisik maupun sikap. Jadilah wanita yang tidak mudah ditindas mulai hari ini," ucap Javas memberikan segenap semangat.

Mendengar itu, ada semangat yang berkobar di diri Kalea. Tanpa ragu lagi, Kalea mengangguk menyetujui. "Baik. Aku akan berubah mulai hari ini. Berapapun biayanya, boleh kan jika aku berhutang terlebih dahulu padamu? Aku berjanji akan membayarnya dengan cara menyicil," tekad Kalea lalu langsung menuju kursi dimana salah satu pramuniaga telah menunggu.

Javas tersenyum lebar. Merasa bahagia atas semangat baru yang di miliki Kalea.

Entah sudah berapa lama Javas menunggu, sampai semua pekerjaan mengecek berkas yang dikirim Reza telah selesai. Javas meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku dan menatap salah satu pintu yang masih setia tertutup rapat.

"Apakah belum selesai?" gumam Javas bertanya.

Baru saja Javas berucap, pintu ruangan itu pun terbuka dan seorang pramuniaga yang melayani Kalea muncul lebih dulu. "Nona Kalea telah selesai, Tuan," ucap pramuniaga itu.

Javas mengangguk paham dan beranjak dari sofa tempat dimana dia duduk. "Dimana Kalea?" tanya Javas menatap pada belakang pramuniaga yang ternyata, tidak ada siapa-siapa.

"Nona Kalea. Tuan Javas telah menunggu Anda. Tidak perlu merasa malu karena Nona sangat cantik." Sang Pramuniaga menginterupsi Kalea untuk segera menampakkan diri.

Dan ketika Kalea menampakkan diri, Javas tidak melihat siapa pun lagi disana. Hanya ada Kalea yang kini jadi objek fokusnya. Javas sampai harus berkedip beberapa kali agar segera menguasai diri.

"Javas? Apakah aku terlihat buruk sampai kamu melihat ku seperti itu? Jika aku bertambah jelek, aku akan—"

Javas segera memegang pergelangan tangan Kalea saat perempuan itu berniat untuk masuk lagi ke dalam ruangan. Kalea menunduk malu. Merasa tidak percaya diri dengan penampilannya yang baru.

"Angkat kepalamu. Nanti mahkotamu jatuh jika terus menunduk. Kamu tahu kan apa yang akan terjadi jika mahkota itu jatuh?" ucap Javas sangat lembut.

Kalea mendongak dan kembali mengangkat kepala. Bibirnya menyunggingkan senyum lalu mengangguk. "Mahkota itu akan terinjak dan menjadi barang yang tidak berharga."

Javas ikut tersenyum lalu dengan gerakan refleks, dia menautkan jemarinya dengan jemari Kalea. "Kamu cantik sejak dulu. Jadi, jangan pernah menjudge diri sendiri lagi."

Ucapan itu sangat manis sampai-sampai Kalea bisa terkena penyakit diabetes dadakan. Kalea mengulum senyum dan berkata. "Terimakasih." Seiring dengan degupan jantung yang memompa dua kali lipat lebih cepat.

Debaran yang begitu menyenangkan namun memberikan rasa resah dan gelisah secara bersamaan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...jangan lupa dukungannya ya🥰...

Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!